Selasa, 20 Oktober 2015

EYD

                                                    Makalah B. Indonesia, kelompok 1 (EYD)



MAKALAH
EJAAN YANG DISEMPURNAKAN


Disusun Sebagai Tugas Kelompok
Mata Kuliah Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu: KMS. Masud Ali, M.Pd





Disusun Oleh Kelompok 1:

Aby Syarifunnahar (1532100071)
Berenda Permata Sari (1532100093)
Alvin Maulana (1532100082)
Citra Sari Riski (1532100095)

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN AJARAN 2015/2016

KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji hanya milik Allah azza wajal, shalawat seiring salam semoga selalu tercurah kepada Nabi akhir zaman yakni Muhammad Saw. Keluarga, sahabat dan seluruh umatnya yang setia dan istiqomah berada di atas ajarannya hingga hari kiamat.
Penulis sangat bersyukur karena berkat rahmat dan karuniaNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ejaan yang disempurnakan”.
Penyusunan makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negri Raden Fatah Palembang. Dalam penyusunan makalah ini penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan materi perkuliahan serta arahannya, mudah-mudahan Allah SWT. Membalas atas semua bantuan yang telah diberikan dengan tulus dan ikhlas. Penulis berharap makalah ini berguna bagi kita semua amin. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Akhirul kalam,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Palembang, 13 Oktober  2015

Penulis



DAFTAR ISI


BAB I

PENDAHULUAN

Ejaan yang disempurnakan merupakan sumber ajaran Bahasa Indonesia, yang setiap orang harus mempelajari ajaran-ajaran yang terdapat didalamnya karena sifatnya yang demikian juga merupakan keharusan bagi setiap orang mempelajari ejaan yang benar karena untuk kesempurnaan dalam berbahasa Indonesia.
Berbeda dengan yang lainnya seluruh ejaan ini dipastikan berasal dari Bahasa Indonesia yang tidak diragukan lagi bahkan ada pula yang terkait dengan bacaannya tersebut yaitu cara-caranya yang benar dengan bimbingan pembelajaran ejaan yang disempurnakan tersebut. Ejaan yang disempurnakan bukanlah sebuah hiasan, namun menepati posisi yang penting dalam kajian Bahasa.
 Untuk itu pengertian yang jernih mengenai eksistensi ejaan, oleh karna itu pemakalah ingin membuat makalah dengan judul “Ejaan Yang Disempurnakan”.
1.         Bagaimana Ejaan Yang Disempurnakan ?
1.         Hanya membahas tentang Ejaan Yang Disempurnakan



BAB II

PEMBAHASAN

Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri dari huruf  A,B,C,D,E,F,G,H,I,J,K,L,M,N,O,P,Q,R,S,T,U,V,W,X,Y,Z.
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf  a, e, i, o, u .
contoh :
A         : api
E          : elang
I           : itu
U         : ulang
O         : orang
Huruf  yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, oi.
Contoh : Malaikat
 Saudara
 Boikot
Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan.
Contoh: khusus
Ngilu
Nyata
Syarat
Huruf capital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Contoh : Dia Membaca Buku
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Contoh : Saya belum pernah membaca buku Negara kerta Gama karangan  Mpu prapanca.
Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku , bab , bagian bab, daftar isi , daftar table, daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran.
Contoh: Judul                 : HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
Bab                   : BAB 1 PENDAHULUAN
Bagian Bab       : 1.1 Latar Belakang masalah
1.2 Tujuan
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu-kesatuan. contoh : Buku itu sangat menarik.
Kata imbuhan ( awalan, sisipan, akhiran) ditulis rangkai dengan bentuk dasarnya.
Contoh: Berjalan
Lukisan
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung diantara unsur-unsurnya.
Contoh: Anak-anak , Hati-hati, Kupu-kupu
Unsur-unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis terpisah.
Contoh : kambing hitam, Meja tulis, Orang tua
Pemenggalan kata pada dasar sebagai berikut . Jika ditengah kata ada huruf vocal yang berurutan diantara kedua huruf vocal itu.  
Contoh : bu-ah, ma-in, ni-at, sa-at
Kata depan di, ke , dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikuti nya, kecuali didalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada.

Contoh : Bermalam sajalah di sini
Cincin itu terbuat dari emas
Partikel –lah, dan –kah  ditulis serangkai dengan kata yang mendahului nya.
Contoh : Bacalah buku itu baik-baik
Singkatan ialah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
Singkatan nama orang , nama gelar, sapaan , jabatan , atau diikuti dengan tanda titik di belakang tiap-tiap singkatan itu.
Contoh : S.E.               : Sarjana Ekonomi
S.kom            :Sarjana komunikasi
Bpk.              :Bapak
Bilangan dapat dinyatakan dengan angka atau kata . angka dipakai sebagai bilangan atau nomor. Didalam tulisan lazim digunakan angka arab atau angka romawi.
Contoh: Angka arab                : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
Angka romawi          : I, II, III, IV, V, VI, VII , VIII , IX, X
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.


Contoh : Buku ini boleh kaubaca
Bukuku , bukumu , dan bukunya tersimpan di perpustakaan
Kata si  dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh : Surat itu dikembalikan kepada si  pengirim
Toko itu memberikan hadiah kepada si pembeli
Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh : Ayahku tinggal di Solo.
Biarlah mereka duduk di sana.
Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Contoh : Saya membeli kertas, pena, dan tinta
Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk setara.
Contoh : hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku-buku yang baru dibeli ayahnya
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti rangkaian atau pemerian.
Contoh : Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga : kursi, meja, dan lemari
Tanda hubung menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris.
Contoh : Anak-anak
Berulang-ulang

Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang member penjelasan di luar bangun utama kalimat
Contoh: Kemerdekaan itu-hak segala bangsa- harus di pertahankan
Tanda Tanya dipakai pada akhir kalimat Tanya.
Contoh : Kapan dia berangkat?
Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan , ataupun emosi yang kuat.
Contoh:  Alangkah indahnya taman laut ini!
Tanda ellipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Contoh : Kalau begitu …. Marilah kita laksanakan.
Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Contoh : Pasal 36 UUD 1945 menyatakan, “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”
Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain.
Contoh :  Terpandai  ‘paling’pandai
Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan
Contoh : Anak itu tidak memiliki KTP ( Kartu Tanda Penduduk).
Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain.
Contoh : Sang Sapurba men[d]engar suara gemerisik
Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau tahun ajaran.
Contoh : No. 7 / PK/ 2008
Jalan Kramat III / 10
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun
Contoh : Dia ‘kan sudah kusurati ( ‘kan : bukan)
 



DAFTAR PUSTAKA


Ø Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2010. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan Dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah, Bandung: YRAMA WIDYA