MAKALAH
DIKSI (PILIHAN) KATA
Disusun Sebagai Tugas Kelompok
Mata Kuliah bahasa
indonesia
Dosen Pengampu: KMS. Masud Ali, M.Pd
Disusun
Oleh Kelompok 3:
Ardi Prabowo (1532100087)
Amirul Mukminin (1532100084)
Bagus Pamungkas (1532100092)
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN FATAH
PALEMBANG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji hanya milik Allah azza wajal, shalawat seiring
salam semoga selalu tercurah kepada Nabi akhir zaman yakni Muhammad Saw.
Keluarga, sahabat dan seluruh umatnya yang setia dan istiqomah berada di atas
ajarannya hingga hari kiamat.
Penulis sangat bersyukur karena berkat rahmat dan karuniaNyalah
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Diksi (Pilihan) Kata”.
Penyusunan makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah Bahasa
Indonesia Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negri Raden
Fatah Palembang. Dalam penyusunan makalah ini penulis sangat menyadari masih
banyak kekurangan dan kesalahan sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Bahasa
Indonesia yang telah memberikan materi perkuliahan serta arahannya,
mudah-mudahan Allah SWT. Membalas atas semua bantuan yang telah diberikan
dengan tulus dan ikhlas. Penulis berharap makalah ini berguna bagi kita semua
amin. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Akhirul kalam,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Palembang, 26
Oktober 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Harus diakui saat ini orang sering mengesampingkan pentingnya
penggunaan bahasa, terutama dalam tata cara pemilihan kata
atau diksi. Kita pun sering mengalami kesalahan. Hal itu terjadi karena kita
tidak mengetahui pentingnya menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Penggunaan diksi sangat penting agar terciptanya komunikasi yang efektif. Hal
itu agar terciptanya komunikasi yang efektif dan efisien dan untuk menghindari
kesalah pahaman saat berkomunikasi. Manusia merupakan makhluk sosial sehingga
kita tidak dapat terlepas dariberkomunikasi dengan sesama dalam setiap
aktivitas kehidupan. Tetapi tidak jarang pula ketika sedang berkomunikasi
lawan komunikasi saat berkomunikasi
mengalami kesulitan menangkap informasi, hal ini terjadi karena kata yang
digunakan kurang tepat ataupun rancu sehingga menimbulkan kesalahpahaman.
Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu
keberhasilan dalam berkomunikasi. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal
pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut
terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan. Pemilihan kata tidak hanya
digunakan dalam berkomunikasi namun juga digunakan dalam bahasa tulis
(jurnalistik). Dalam bahasa tulis pilihan kata (diksi) mempengaruhi
pembaca mengerti atau tidak dengan kata-kata yang kita pilih.
Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu dilakukan untuk meminimalisir
kesalahan yang terjadi saat berkomunikasi.
1)
Apa pengertian diksi dan ungkapan idiomatik?
2)
Apa prinsip-prinsip diksi kata?
3)
Bagaimana pemilihan kata?
1)
Hanya membahas tentang diksi dan ungkapan
ideomatik
2)
Hanya membahas tentang prinsip-prinsip diksi
kata
3)
Hanya membahas tentang Bagaimana pemilihan kata
BAB II
PEMBAHASAN
1)
Pengertian Diksi (Pilihan) Kata
Pilihan kata merupakan satu unsur
yang sangat penting dalam karangan mengarang dan dalam tutur setiap hari (Jos
Daniel Parera, 1984: 66). Pilihan kata adalah hasil dari proses atau tindakan
memilih kata yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat Mustakim, 1994: 41).[1]
Dari kegiatan berbahasa, pilihan
kata merupakan aspek yang sangat penting karena pilihan kata yang tidak
tepat selain menyebabkan
ketidakefektifan bahasa yang digunakan, juga dapat mengganggu kejelasan
informasi yang disampaikan. Kecuali itu kesalahfahaman informasi dan rusaknya
situasai komunikasai juga tidak janrang disebabkan oleh penggunan pilihan kata
yang tidak tepat.
Sebagai contoh, kita dapat memperhatikan ungkapan-ungkapan
berikut.
1)
Diam!
2)
Tutup mulutmu!
3)
Saya harap anda tenang.
4)
Jangan berisik!
5)
Dapatkah anda tenang sebentar
Ungkapan-ungkapan tersebut pada
dasarnya mengandung informasin yang sama, tapi dinyatakan dengan pilihan kata
yang berbeda-beda, perbedaan pilihan kata itu dapat menimbulkan kesan dan efek
komunikasi yang berbeda pula. Kesan dan efek itulah yang perlu dijaga dalam
berkomunikasi jika kita tidak ingin situasi pembicaraan menjadi rusak.
Kenyataan tersebut mengisyaratkan bahwa masalah pilihan kata hendaknya
benar-benar diperhatikan oleh para pemakai bahasa agar bahasa yang digunakan
menjadi efektif dan mudah dipahami sebagaimana yang kita maksudkan.
2)
Pengertian Ungkapan Idiomatik
Idiom adalah sebuah ungkapan yang
artinya tidak secara langsung dapat dijabarkan. Contonhnya :
a.
Gulung tikar = bangkrut
b.
Muka tembok = tidak tau malu
c.
Adu domba = membuat fitnah
Ungkapan idiomatik adalah konstruksi yang khas
pada suatu bahasa yang salah satu unsurnya tidak dapat diganti atau
dihilangkan. ungkapan idiomatik adalah kata-kata yang mempunyai sifat idiom
yang tidak terkena kaidah ekonomi bahasa. Ungkapan idiomatik merupakan ungkapan
yang terdiri atas dua atau tiga kata yang dapat memperkuat diksi di dalam
tulisan.
Ungkapan Idiomatik Kelompok kata yang muncul bersama sebagai frasa. Namun terdapat
2 kesalahan pada ungkapan ini, yaitu :
a. Kesalahan pemakaian gabungan kata dan kata
(mana, dimana, daripada).
Contoh :
- Mari kita dengarkan
sambutan yang mana akan disampaikan oleh Pak RT.
- Demikian tadi sambutan Pak RT dimana
Beliau telah menghimbau kita untuk bergotong royong.
b.
Kesalahan pemakaian gabungan kata
dengan, di dan ke.
Contoh :
- Sampaikan salam saya dengan Biyan.
- Mari kita tanyakan langsung dengan dokter
ahlinya.
Menurut Jon Daniel Parera bahwa
pilhan kata berhubungan erat dengan maslah kaidah sintaksis bahasa, kaidah
makna bahasa, kaidah hubungan sosial bahasa, dan kaidah karang mengarang.
Kaidah-kaidah ini saling mendukung sehingga karangan atau tutur kata berbobot
dan bernilai. Ini merupakan idaman kita semua, pilihan kata tersebut harus
sesuai dengan kaidah umum, kaidah makna, sosial kebahasaan, dan ragam
pemakaian.[2]
4)
Diksi sesuai Kaidah Umum
Diksi sesuai kaidah umum; tepat,
seksama, dan lazim.
Tepat maksudnya pemilihan dan
penempatan kata sesuai dengan kelompok kata tersebut. Seksama maksudnya makna
kata benar sesuai denagn apa yang hendak dikatakan. Unsur ini berhubungan pula
dengan kaidah makna. Seksama di sini
lebih ditekankan pada unsur sintaksisnya. Lazim berarti kata itu sudah menjadi
milik bahasa Indonesia.
5)
Diksi sesuai Kaidah Makna
Perbedaan makna sebuah kata bisa
bertumpang tindih. Makna kata bahasa Indonesia bisa mengalami pelbagai macam
hubungan dengan pengalaman, sejarah, tujuan, dan perasaan bahasa yang
bersangkutan. Untuk tidak membuat kesalahan dalam diksi kita perlu mengetahui
makna dasar sebuah kata. Kita telah epakat bahwa penentuan makna dasar sebuah
kata kita serahkan kepada leksikograf (penulis kamus) dan kita percaya kepada
kamus sebagai penyimpan dan perekam makna dasar sebuah bahasa. . Makna dasar
itu disebut denotasi. Dan makna yang lain kita golonhgkan dalam makna konotasi.
6)
Diksi sesuai dengan Lingkungan
Pemilihan suatu kata harus sesuai
dengan lingkungan pemakai. Dengan membedakan lingkungan itu, pilihan kata yang
kita lakukan akan lebih tepat. Lingkungan itu dapat kita lihat berdasarkan;
tingkat sosial, daerah atau geografi yang mengakibatkan terjadinya dialek;
formal atau nonformal. Dan lain-lain.
7)
Diksi sesuai Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah sebuah warna
bahasa yang dihasilkan penulis atau pengarang. Ragam Bahasa juga ikut serta
dalam menentukan ketepatan makna. Ragam Bahasa dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa bagian, yaitu:
a)
Ragam Bahasa Kurun Waktu Penggunaan
Berdasarkan kurun
waktu Ragam Bahasa ada dua, yaitu Ragam Bahasa lama dan Ragam Bahasa Baru.,
Ragam Bahasa lama digunakan seperti pada karya sastra lama contonya kisah panji
dan lain-lain. Ragam Bahasa Indonesia baru digunakan sekitar zaman pergerakan
atau kebangkitan hingga kini.
b)
Ragam Bahasa Berdasarkan Daerah
Pemakaian Ragam ini
seperti ragam bahasa jawa, sunda, dan lain-lain.
Pengungkapan gagasan, pikiran,
perasaan secara tepat dalam berbahasa baik lisan maupun tulisan hendaknya dapat
mamanuhi bebrapa kriteria dalam pemilihan kata. Kriteria itu adalah sebagai
berikut:
1)
Ketepatan
Ketepatan dalam pemilihan kata
berkaitan dengan kemampuan miliha kata yang dapat mengungkapkan gagasan secara
tepat dan gagasan itu dapat diterima secara tepat pula oleh penmbaca atau
pendengarnya (Mustakim 1994, Hlm. 42).[3]
Ketepatan pilihan kata dapat dicapai
jika pemakai bahasa mampu memahami perbedaan kata-kata yang bermakna denotatif
dan konotatif serta kata-kata yang bersinonim.
2)
Kecermatan
Kecermatan dalam pemilihan kata
berkaitan dengan kemampuan memilih kata yang memang benar-benar diperlukan
untuk mengungkapkan gagasan tertentu. Pemakai bahasa harus mampu memahami
secara cermat kata-kat yang mubazir atau kata-kata yang kehadirannya dalam
konteks tertentu tidak diperlukan. Sehubungan dengan masalah itu, perlu
dipahami penyebab timbulnya kemubaziran suatu kata, yaitu:
a)
Penggunaan makna jamak ganda
Contoh: kata “para guru-guru”,
saharusnya cukup dengan kata “para guru/ guru-guru”.
b)
Penggunaan kata yang mempunyai kemiripan makna
atau fungsi secara berganda
Contoh: kata “agar supaya”, “adalah
merupakan”. Kedua contoh kata ini mempunyai kemiripan makna dan kesamaan
fungsi, yaitu sebagai ungkapan penghubung. Jadi dalam penggunaannya di dalam
kalimat cukup meggunakan salah satu dari kata tersebut.
c)
Penggunaan kesalingan secara berganda
Makna kesalingan adalah makna yang
menyatakan berbalasan. Jadi, pelaku tindakan setidaknya-tidaknya ada dua orang
atau lebih.
Contoh: mereka
berjalan bergandengan
Makna kesalingan selain dapat
diungkapkan dengan imbuhan ber-...-an, seperti pada contoh diatas dapat pula
diungkapkan dengan menambahkan kata saling pada kata kerjanya. Maka, contoh
kata diatas menjadi “mereka berjalan saling gandeng”.
d)
Konteks kalimatnya
Contoh: pertemuan kemarin membahas tentang masalah disiplin pegawai
Kalimat tersebut hendaknya
dicermatkan menjadi “pertemuan kemarin membahas masalah disiplin pegawai”.
3)
Keserasian
Keserasian dalam pemilihan kata
berkaitan dengan kemampuan menggunakan kata-kata yang sesuai dengan konteks
pemakaiannya. Konteks pemakaian bahasa yang dimaksud adalah yang berkaitan erat
dengan faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasaan. Faktor kebahasaaan adalah
hubungan makna antar kata yang satu dengan kata yang lain dan kelaziman
penggunaan kata-kata tertentu. Sedangkan faktor nonkebahasaan adalah situasi
pembicaraan, lawan bicara, dan sarana bicara.
Situasi bicara dalam hal ini
menyangkut situasi resmi atau tidak
resmi. Dalam situasi resmi tentu harus menggunakan bahasa atau pemiliham
kata yang mencerminkan keresmiannya itu.
Lawan bicara yang dimaksud adalah
siapa lawan bicara, bagaimana kadudukan/status sosialnya, dan seberapa dekat
anata pembicara dan lawan bicara
Sarana bicara yang dimaksud adalah
sarana bicara lisan atau tulis. Dalam bahasa lisan informasi yang disampaikan
dapat diperjelasa dengan intonasi, gerakan anggota tubuh, atau situasi
pembicaraannya. Sarana bicara tulis dapat diperjelas dengan penggunaan tanda
baca yang lengkap atau semacamnya.
BAB III
PENUTUP
Diksi adalah pilihan kata yang
tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga
diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Idiomatik adalah sebuah
ungkapan yang artinya tidak secara langsung dapat dijabarkan
Prinsip diksi harus sesuai dengan
kaidah umum, kaidah makna, sosial kebahasaan, dan ragam pemakaian.
Kriteria pemilihan kata yaitu mencakup ketepatan, kecermatan, dan
keserasian.
DAFTAR PUSTAKA
Ø
Nurlaeli. 2007. Bahas Indonesia, palembang: IAIN Raden Fatah Press
Ø http://ulumilmi.blogspot.co.id
Ø http://coretanwnh.blogspot.co.id