Jumat, 01 Januari 2016

makalah (Flsft) aliran filsafat pragmatisme, kritisisme, fenomenologi, dan hermeunetik

MAKALAH
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PRAGMATISME, KRITISISME, FENOMENOLOGI, DAN HERMikENEUTIK

Disusun sebagai tugas
mata kuliah filsafat umum
Dosen Pembimbing: Syarnubi, M.Pd.I

Disusun oleh:
Ardi Prabowo (1532100087)
Delva Amelia Futri (1532100097)
Aidil Hasbi (15322100077)


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
FAKULTAS TARBIYAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN AJARAN 2015-2016

Kata Pengantar


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji hanya milik Allah azza wajal, shalawat seiring salam semoga selalu tercurah kepada Nabi akhir zaman yakni Muhammad Saw. Keluarga, sahabat dan seluruh umatnya yang setia dan istiqomah berada di atas ajarannya hingga hari kiamat.
Penulis sangat bersyukur karena berkat rahmat dan karuniaNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah  ini dengan judul “Aliran-Aliran Filsafat Pragmatisme, Kritisisme, Fenomenologi, Dan Hermeneutik.”

Penyusunan makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah Filsafat Umum Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negri Raden Fatah Palembang. Dalam penyusunan makalah ini penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah  Filsafat Umum yang telah memberikan materi perkuliahan serta arahannya, mudah-mudahan Allah SWT. Membalas atas semua bantuan yang telah diberikan dengan tulus dan  ikhlas. Penulis berharap makalah ini berguna bagi kita semua amin. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Akhirul kalam,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Palembang, 08 Desember 2015

Penulis


Daftar Isi






BAB I

PENDAHULUAN


            Filsafat dapat dikatakan sebagai bapak segala ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan sebagaimana sekarang ini lahir dari filsafat dengan berbagai corak dan metode yang digunakan. Setiap filsuf berbeda-beda dalam mereka berfilsafat sehingga melahirkan berbagai ilmu pengetahuan. Sebagaimana dalam makalah ini dikemukakan beberapa aliran dengan kekhususan metode dari masing-masing aliran dalam filsafat seperti, Pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan akibat-akibat yang bermanfaat secara praktis.  
            Kemudian aliran lain dengan metodenya seperti Kritisisme, ini bisa dikatakan aliran yang memadukan atau mendamaikan rasionalisme dan empirisme. Baik rasionalisme maupun empirisme. Fenomenologi berasal dari kata fenomen yang artinya gejala, yaitu suatu hal yang tidak nyata. Kebalikanya kenyataan juga dapat diartikan sebagai ungkapan kejadian yang dapat diamati lewat indra. Dan juga Hermeneutika, ini merupakan satu di anatara beberapa teori yang menawarkan pendekatan baru dalam ilmu – ilmu sosial.



BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian filsafat

1.      Arti Etimologi

Kata filsafat berasal dari kata Yunani filosofia, yang berasal dari kata kerja filosofein yang berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari kata Yunani philosophis yang sophia yang berarti kearifan. Dari kata tersebut lahirlah kata inggris philosophy yang biasanya terjemahkan sebagai “cintaa kearifan” Zaman filsafat modern telah dimulai. Secara historis, zaman modern dimulai sejak adanya krisis zaman pertengahan selama dua abad (abad ke-14 dan ke-15), yang di tandai dengan munculnya gerakan Renaissance. Renaissance berarti kelahiran kembali, yang mengacu kepada gerakan keagamaan dan kemasyarakatan.[1]
Aliran yang menjadi pendahuluan ajaran filsafat modern ini didasarkan pada suatu kesadaran atas yang individual dan yang konkret.
Bermula dari yang mengetengahkan via moderna (jalan modern) dan via antiqua (jalan kuno). Akibatnya, manusia didewa-dewakan, manusia tidak lagi memusatkan pikiran kepada Tuhan dan surga. Akibatnya, terjadi perkembangan ilmu pengetahuan secara pesat dan membuahkan sesuatu yang mengagumkan. Di sisi lain, nilai filsafat merosot karena dianggap ketinggalan zaman.[2]
Dalam era filsafat modern, yang kemudian dilanjutkan dengan era filsafat abad ke-20, muncullah berbagai aliran pemikiran, diantaranya: Pagmatisme, Kritisisme, Fenomenologi, dan Hermeneutik.

B.     Aliran-aliran Filsafat

1.      Pragmatisme

Pragmatisme berasal dari kata pragma yang artinya guna. Pragma berasal dari kat Yunani. Maka pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan akibat-akibat yang bermanfaat secara praktis.
Misalnya, berbagai pengalaman pribadi tentang kebenaran mistik, asalkan dapat membawa kepraktisan dan bermanfaat. Artinya, segala sesuatu dapat diterima asalkan bermanfaat bagi kehidupan. Tokoh utama aliran pragmatisme adalah William James dan John Dewey di Amerika serikat. Di samping itu, di Inggris ada FC. Schiller, Charles S. Pierce, dan Goerge Herbert Mead[3].
   Metode yang dikembangkan oleh John Dewey memberikan langkah-langkah sebagai berikut :
            a) identifikasi masalah;
            b) formulasi hipotesis;
            c) mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data;
            d) formulasi kesimpulan;
            e) verifikasi apakah hipotesis ditolak, diterima, atau dimodifikasi.[4]
Dalam perkembangannya, aliran pragmatisme mengalami perbedaan kesimpulan. Ada tiga patokan yang disetujui oleh aliran pragmatisme ini, yaitu:
1)  menolak segala intelektualisme,
2)  absolutisme, dan
3)  meremehkan logika formal.[5]
   Memperkenalkan ide-idenya tentang pragmatisme kepaada dunia. Ia ahli dalam bidang seni, psikologi, anatomi, fisiologi, dan filsafat.[6]
   Pemikiran filsafatnya lahir karena dalam sepanjang hidupnya mengalami konflik antara pandangan ilmu pengetahuan dengan pandangan agama. Ia beranggapan, bahwa masalah kebenaran tentang asal/tujuan dan hakikat bagi orang Amerika terlalu teoretis. Ia  menginginkan hasil-hasil yang konkret.
   Kaitannya dengan agama, apabila ide-ide agama dapat memperkaya kehidupan, ide-ide tersebut benar.


Tabel Hubungan Antara Aliran-aliran Filsafat
No
Aliran-Aliran
Kelebihan Dan Kekuranagn
1
Pragmatisme
Membawa kemajuan yang pasat bagi oilmu pengetahuan maupun teknologi. Kelemahannya menciptakan pola pikir masyarakat yang mterialis

2.      Kritisisme

                   Immanuel kant memulai falsafatinya dengan menyelidiki batas-batas kemampua  rasio sebagai sumber pengetahuan manusia.[7] Aliran ini muncul abad ke-18. Suatu zaman baru di mana seorang ahli pikir yang cerdas mencoba menyelesaikan pertentangan antara rasionalisme dengan empirisme. Zaman baru ini disebut zaman pencerahan (Aufklarung). Zaman pencerahan ini muncul di mana manusia lahir dalam keadaan belum dewasa (dalam pemikiran filsafatnya). Akan tetapi, setelah Kant mengadakan penyelidikan( kritik) terhadap peran pengetahuan akal. Setelah itu, manusia terasa bebas dari otoritas yang datangnya dari luar manusia, demi kemajuan/peradaban manusia.
   Sebagai latar belakangnya, manusia melihat adanya kemajuan ilmu pengetahuan (ilmu pasti, biologi filsafat dan sejarah) telah mencapai hasil yang menggembirakan. Disisi lain, jalannya filsafat tersendat-sendat. Untuk itu diperlukan upaya agar filsafat dapat berkembamg sejajar dengan ilmu pengetahuan alam. Isaac Newton (1642-1727) memberikan dasar-dasar berpikir dengan induksi, yaitu pemikiran yang berttik tolak pada gejala-gejala dan mengembalikan kepada dasar-dasar yang sifatnya umum. Untuk itu dibutuhkan analisis.
   Kritisisme ini bisa dikatakan aliran yang memadukan atau mendamaikan rasionalisme dan empirisme. Baik rasionalisme maupun empirisme keduanya berat sebelah. Ciri-ciri kritisisme dapat disimpulkan dalam tiga hal, yaitu sebagai berikut:
a)      meganggap objek pengenalan itu berpusat pada subjek dan bukan pada objek,
b)      menegaskan keterbatasan kemampuan rasio manusia untuk mengetahuirealitas atau hakikat sesuatu, rasio hanyalah mampu menjangkau gejalanya atau fenomenanya saja, dan
c)      menjelaskan bahwa pengenalan manusia atas sesuatu itu diperoleh atas perpaduan antara peranan unsur aspriori serta berupa ruang dan waktu dan peranan aposteriori.[8]
Gerakan ini dimulai di Inggris, kemudian ke Prancis, dan selanjutnya menyebar keseluruh Eropa, terutama ke Jerman. Di Jerman pertentangan dengan rasionalisme dengan impirisme semakin berlanjut. Masing-masing berebut otonomi. Kemudian timbul masalah, siapa yang sebenarnya dikatakam sebagai sumber pengetahuan ? Apakah pengetahuan yang benar itu lewat rasio atau empiri?
Seorang ahli fikir mencoba menyelesaikan persoalan diatas. Pada awalnya, Kant mengikuti rasionalisme, tetapi kemudian terpengaruh oleh empirisme ( Hume). Walaupun demikian, Kant tidak begitu mudah menerimanya karena iya menggetahui bahwa empirisme terkandung skep - tisisme. Untuk itu, ia tetap mengakui kebenaran ilmu, dan dengan akal manusia akan dapat mencapai kebenaran.[9]
Akhirnya, Kant mengakui peranan akal dan keharusan empiri, kemudian dicobanya mengadakan sintesis. Walaupun semua pengetahuan bersumber pada akal (Rasionalisme), tetapi adanya pengertian timbul dari benda ( Empirisme). Ibarat burung terbang harus mempunyai sayap (Rasio)  dan udara (Empiri)
Jadi, metode berfikirnya disebut metode kritis. Walaupun ia mendasarkan diri pada nilai yang tinggi dari akal, tetapi ia tidak mengingkari adanya persoalan-persoalan yang melampui akal. Sehingga akal mengenal batas-batasnya,. Karena itu aspek irrasionalitas dari kehidupan dapat diterima kenyataanya



Tabel Hubungan Antara Aliran-aliran Filsafat
No
Aliran-Aliran
Kelebihan Dan Kekuranagn
1
kritisisme
Dapat menemukan kebenaran yang sempurna. Kekurangannya tidak menerima kebenaran yang hanya copy-paste/salinan.

3.      Fenomenologi

                   Dan yang lebih penting dalam fisafat fenomenologi yang kritis. Pemikiraan yang demkian besar pengaruhnya di Eropa dan Amerika antara tahun 1920 hingga tahun 1945 dalam bidang ilmu pengetahuan positif. Tokohnya: Edmund Husserl (1839-1939), dan pengikutnya Max Scheler (1874-1928). Edmund Huserl (1839-1939) lahir di Wina. Ia belajar ilmu alam, ilmu falak, ilmu matematika, kemudian filsafat. Akhirnya menjadi di Halle.[10]
                   Pemikirannya, bahwa objek/benda harus diberi kesempatan untuk berbicara, yaitu dengan cara deskriptif fenomenologis yang didukung oleh metode deduktif. Tujuannya adalah untuk melihat hakikat gejala-gejala secara intuitif. Sedangkan metode deduktif artinnya menghayalkan gejala-gejala dalam berbagai macam yang berbeda. Sehingga akan terlihat batas invariable dalam situasi yang berbeda-beda. Sehingga akan muncul unsur yang tidak berubah-ubah yaitu hakikat. Inilah yang dicarinnya dalam metode fariasi eidetis.


Tabel Hubungan Antara Aliran-aliran Filsafat
No
Aliran-Aliran
Kelebihan Dan Kekuranagn
1
Fenomenologi
Suatu penganut agama memahami dan mencari hakikat agama lain. Kekurangannya fenomenologi terperangkap dalam konsep paradigma

4.      Hermeneutika

                   Hermeneutika merupakan satu di antara beberapa teori yang menawarkan pendekatan baru dalam ilmu – ilmu sosial .pemikiran hermeneutika sosial ini dikembangkan oleh Friederich Schleiermacher (1768 – 1834), Wilhelm Dilthey (1833 – 1911), Gadamer (1900- ), dan lain –lain. Di tangan mereka , pemikiran hermeneutika yang ada pada awalnya sebagai teori memahami tekstulis atau kitab suci, kemudian mendapat perluasan objek, yaitu ‘teks’ kehidupan sosial. Hal ini mereka maksudkan untuk melakukan terobosan metodologi baru dalam ilmu – ilmu sosial atas hegemoni paradigmapositivisme.
                   Sebelum lebih jauh melihat pemikiran hermeneutika sosial, ada baiknya diuraikan sekilas pengertian hermeneutika dan perkembangannya. Istilah hermenetika berasal dari kataYunani :hermeneuein artinya “tafsiran”. Dalam tradisi Yunani kuna kata hermeneueindipakai dalam tiga makna, yaitu mengatakan (to say), menjelaskan (to explain), dan menerjemahkan (to translate).
                   Pada umumnya bahwa dalam masyarakat Yunani tidak terdapat suatu agama tertentu, tapi mereka percaya pada Tuhan dalam bentuk mitologi. Sebenarnya dalam mitologi Yunani terdapat dewa-dewi yang dikepalai oleh Dewa Zeus dan Maia yang mempunyai anak bernama Hermes. Hermes dipercayai sebagai utusan para dewa untuk menjelaskan pesan-pesan para dewa di langit. Dari nama Hermes inilah konsep hermeneutic kemudian digunakan.


Hermes diyakini oleh Manichaeisme sebagai Nabi. Dalam mitologi Yunani, Hermes yang diyakini sebagai anak dewa Zeus dan Maia bertugas menyampaikan dan menginterpretasikan pesan-pesan dewa di gunung Olympus ke dalam bahasa yang dipahami manusia. Hermes yang dikenal oleh orang Arab sebagai Idris as, disebut Enoch oleh orang Yahudi.  Baik Idris as, Hermes, Thoth, dan Enoch adalah merupakan orang yang sama. Sebagai turunan dari simbol dewa, hermeneutika berarti suatu ilmu yang mencoba menggambarkan bagaimana sebuah kata atau suatu kejadian pada waktu dan budaya yang lalu dapat dimengerti dan menjadi bermakna secara eksistensial dalam situasi sekarang. Dengan kata lain ,hermeneutika merupakan teori pengoperasian pemahaman dalam hubungannya dengan interpretasi terhadap sebuah teks.  Kata hermeneutika yang diambil dari peran Hermes adalah sebuah ilmu dan seni menginterpretasikan sebuah teks.
                   Dalam perkembangannya, hermeneutika terdapat beberapa pembahasan. Josep Bleicher membagi pembahasan hermeneutika menjadi tiga, yaitu hermeneutika sebagai sebuah metodologi, hermeneutika sebagai filsafat, dan hermeneutika sebagai kritik.
                   Sementara Richard E. Palmer menggambarkan perkembangan pemikiran hermeneutika menjadi enam pembahasan, yaitu hermeneutika sebagai teori penafsiran kitab suci, hermeneutika sebagai metode filologi, hermeneutika sebagai pemahaman linguistic, hermeneutika sebagai pondasi dari ilmu sosial – budaya (geisteswissenschaft), heremeneutika sebagai fenomenologi dasein, dan hermeneutika sebagai sistem interpretasi. Melihat luas dan kompleksnya pembahasan hermeneutika, pada kesempatan ini hanya akan dikaji sebagiannya saja, terutama kaitanya sebagai pendekatan dalam ilmu sosial – budaya.
Tabel Hubungan Antara Aliran-aliran Filsafat
No
Aliran-Aliran
Kelebihan Dan Kekuranagn
1
Hermeunetika
Memeberikan suatu pengetahuan yang jelas dan falid. Kekurangannya pengetahuan yang didapat terbatas.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

                   Pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan akibat-akibat yang bermanfaat secara praktis. Kritisisme ini bisa dikatakan aliran yang memadukan atau mendamaikan rasionalisme dan empirisme. Baik rasionalisme maupun empirisme. Fenomenologi berasal dari kata fenomen yang artinya gejala, yaitu suatu hal yang tidak nyata. Kebalikanya kenyataan juga dapat diartikan sebagai ungkapan kejadian yang dapat diamati lewat indra. Hermeneutika merupakan satu di anatara beberapa teori yang menawarkan pendekatan baru dalam ilmu – ilmu sosial.


DAFTAR PUSTAKA

Ø  Achmadi, Asmoro.2013. filsafat umum, Jakarta: Rajawali Pers
Ø  http://evendimuhtar.blogspot.co.id
Ø  Susanto. 2014.  filsafat ilmu, Jakarta: PT Bumi Aksara
Ø  Abdul Hakim, Atang dan Beni Ahmad Saebani. 2008.  Filsafat Umum, Bandung: Pustaka Setia




                [1] Asmoro Achmadi, filsafat umum, (Jakarta:Rajawali Pers, 2013),  hlm. 113
                [2] Ibid., hlm. 144
                [3] Susanto, filsafat ilmu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014). Hlm. 41
                [4] Susanto, Op.Cit., hlm. 53
                [5] Asmoro Achmadi, filsafat umum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 125
                [6] Susanto, Loc.Cit.
                [7] Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani. Filsafat Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 282
                [8] Susanto, filsafat ilmu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), hlm. 39
                [9] Asmoro Achmadi, filsafat umum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 119
                [10] http://evendimuhtar.blogspot.co.id /2013/09/ hermeneutika.html, 07/12/2015,pukul, 19:09

Tidak ada komentar:

Posting Komentar