MAKALAH
ALIRAN-ALIRAN
FILSAFAT PRAGMATISME, KRITISISME, FENOMENOLOGI, DAN HERMikENEUTIK
Disusun sebagai
tugas
mata kuliah filsafat
umum
Dosen Pembimbing: Syarnubi, M.Pd.I
Disusun oleh:
Ardi Prabowo
(1532100087)
Delva Amelia
Futri (1532100097)
Aidil Hasbi
(15322100077)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
FAKULTAS TARBIYAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN
AJARAN 2015-2016
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Wr.
Wb.
Segala puji hanya milik Allah azza
wajal, shalawat seiring salam semoga selalu tercurah kepada Nabi akhir zaman
yakni Muhammad Saw. Keluarga, sahabat dan seluruh umatnya yang setia dan
istiqomah berada di atas ajarannya hingga hari kiamat.
Penulis sangat bersyukur karena berkat rahmat dan
karuniaNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Aliran-Aliran Filsafat Pragmatisme, Kritisisme,
Fenomenologi, Dan Hermeneutik.”
Penyusunan makalah ini sebagai tugas
dari mata kuliah Filsafat Umum Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas
Islam Negri Raden Fatah Palembang. Dalam penyusunan makalah ini penulis sangat
menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan sehingga penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Filsafat Umum yang telah
memberikan materi perkuliahan serta arahannya, mudah-mudahan Allah SWT.
Membalas atas semua bantuan yang telah diberikan dengan tulus dan ikhlas. Penulis berharap makalah ini berguna
bagi kita semua amin. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Akhirul kalam,
Wassalamu’alaikum Wr.
Wb.
Palembang,
08 Desember 2015
Penulis
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
Filsafat
dapat dikatakan sebagai bapak segala ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan
sebagaimana sekarang ini lahir dari filsafat dengan berbagai corak dan metode
yang digunakan. Setiap filsuf berbeda-beda dalam mereka berfilsafat sehingga
melahirkan berbagai ilmu pengetahuan. Sebagaimana dalam makalah ini dikemukakan
beberapa aliran dengan kekhususan metode dari masing-masing aliran dalam
filsafat seperti, Pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang
benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan
akibat-akibat yang bermanfaat secara praktis.
Kemudian
aliran lain dengan metodenya seperti Kritisisme, ini bisa dikatakan aliran yang
memadukan atau mendamaikan rasionalisme dan empirisme. Baik rasionalisme maupun
empirisme. Fenomenologi berasal dari kata fenomen yang artinya gejala, yaitu
suatu hal yang tidak nyata. Kebalikanya kenyataan juga dapat diartikan sebagai
ungkapan kejadian yang dapat diamati lewat indra. Dan juga Hermeneutika, ini
merupakan satu di anatara beberapa teori yang menawarkan pendekatan baru dalam
ilmu – ilmu sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian filsafat
1.
Arti Etimologi
Kata
filsafat berasal dari kata Yunani filosofia,
yang berasal dari kata kerja filosofein
yang berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari kata
Yunani philosophis yang sophia yang berarti kearifan. Dari kata
tersebut lahirlah kata inggris philosophy
yang biasanya terjemahkan sebagai “cintaa kearifan” Zaman filsafat modern telah
dimulai. Secara historis, zaman modern dimulai sejak adanya krisis zaman
pertengahan selama dua abad (abad ke-14 dan ke-15), yang di tandai dengan
munculnya gerakan Renaissance. Renaissance berarti kelahiran kembali, yang
mengacu kepada gerakan keagamaan dan kemasyarakatan.[1]
Aliran
yang menjadi pendahuluan ajaran filsafat modern ini didasarkan pada suatu
kesadaran atas yang individual dan yang konkret.
Bermula dari yang mengetengahkan via moderna (jalan modern) dan via antiqua (jalan kuno). Akibatnya,
manusia didewa-dewakan, manusia tidak lagi memusatkan pikiran kepada Tuhan dan
surga. Akibatnya, terjadi perkembangan ilmu pengetahuan secara pesat dan
membuahkan sesuatu yang mengagumkan. Di sisi lain, nilai filsafat merosot
karena dianggap ketinggalan zaman.[2]
Dalam
era filsafat modern, yang kemudian dilanjutkan dengan era filsafat abad ke-20,
muncullah berbagai aliran pemikiran, diantaranya: Pagmatisme, Kritisisme,
Fenomenologi, dan Hermeneutik.
B.
Aliran-aliran Filsafat
1.
Pragmatisme
Pragmatisme berasal dari kata
pragma yang artinya guna. Pragma berasal dari kat Yunani. Maka pragmatisme
adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar adalah apa saja yang
membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan akibat-akibat yang bermanfaat
secara praktis.
Misalnya, berbagai pengalaman
pribadi tentang kebenaran mistik, asalkan dapat membawa kepraktisan dan
bermanfaat. Artinya, segala sesuatu dapat diterima asalkan bermanfaat bagi
kehidupan. Tokoh utama aliran pragmatisme adalah William James dan John Dewey
di Amerika serikat. Di samping itu, di Inggris ada FC. Schiller, Charles S.
Pierce, dan Goerge Herbert Mead[3].
Metode yang dikembangkan oleh John Dewey memberikan langkah-langkah
sebagai berikut :
a)
identifikasi masalah;
b)
formulasi hipotesis;
c)
mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data;
d)
formulasi kesimpulan;
e)
verifikasi apakah hipotesis ditolak, diterima, atau dimodifikasi.[4]
Dalam perkembangannya, aliran
pragmatisme mengalami perbedaan kesimpulan. Ada tiga patokan yang disetujui
oleh aliran pragmatisme ini, yaitu:
1) menolak segala
intelektualisme,
2) absolutisme, dan
3) meremehkan logika
formal.[5]
Memperkenalkan ide-idenya tentang pragmatisme kepaada dunia. Ia ahli
dalam bidang seni, psikologi, anatomi, fisiologi, dan filsafat.[6]
Pemikiran filsafatnya lahir karena dalam sepanjang hidupnya mengalami
konflik antara pandangan ilmu pengetahuan dengan pandangan agama. Ia
beranggapan, bahwa masalah kebenaran tentang asal/tujuan dan hakikat bagi orang
Amerika terlalu teoretis. Ia menginginkan
hasil-hasil yang konkret.
Kaitannya dengan agama, apabila ide-ide agama dapat memperkaya
kehidupan, ide-ide tersebut benar.
Tabel Hubungan Antara Aliran-aliran
Filsafat
No
|
Aliran-Aliran
|
Kelebihan Dan
Kekuranagn
|
1
|
Pragmatisme
|
Membawa kemajuan yang pasat bagi oilmu pengetahuan
maupun teknologi. Kelemahannya menciptakan pola pikir masyarakat yang
mterialis
|
2.
Kritisisme
Immanuel
kant memulai falsafatinya dengan menyelidiki batas-batas kemampua rasio sebagai sumber pengetahuan manusia.[7]
Aliran ini muncul abad ke-18. Suatu zaman baru di mana seorang ahli pikir yang
cerdas mencoba menyelesaikan pertentangan antara rasionalisme dengan empirisme.
Zaman baru ini disebut zaman pencerahan (Aufklarung). Zaman pencerahan ini
muncul di mana manusia lahir dalam keadaan belum dewasa (dalam pemikiran filsafatnya).
Akan tetapi, setelah Kant mengadakan penyelidikan( kritik) terhadap peran
pengetahuan akal. Setelah itu, manusia terasa bebas dari otoritas yang
datangnya dari luar manusia, demi kemajuan/peradaban manusia.
Sebagai latar belakangnya, manusia melihat adanya kemajuan ilmu
pengetahuan (ilmu pasti, biologi filsafat dan sejarah) telah mencapai hasil
yang menggembirakan. Disisi lain, jalannya filsafat tersendat-sendat. Untuk itu
diperlukan upaya agar filsafat dapat berkembamg sejajar dengan ilmu pengetahuan
alam. Isaac Newton (1642-1727) memberikan dasar-dasar berpikir dengan induksi,
yaitu pemikiran yang berttik tolak pada gejala-gejala dan mengembalikan kepada
dasar-dasar yang sifatnya umum. Untuk itu dibutuhkan analisis.
Kritisisme ini bisa dikatakan aliran yang memadukan atau mendamaikan
rasionalisme dan empirisme. Baik rasionalisme maupun empirisme keduanya berat
sebelah. Ciri-ciri kritisisme dapat disimpulkan dalam tiga hal, yaitu sebagai
berikut:
a)
meganggap objek pengenalan itu
berpusat pada subjek dan bukan pada objek,
b)
menegaskan keterbatasan kemampuan
rasio manusia untuk mengetahuirealitas atau hakikat sesuatu, rasio hanyalah
mampu menjangkau gejalanya atau fenomenanya saja, dan
c)
menjelaskan bahwa pengenalan
manusia atas sesuatu itu diperoleh atas perpaduan antara peranan unsur aspriori serta berupa ruang dan waktu
dan peranan aposteriori.[8]
Gerakan ini dimulai di Inggris,
kemudian ke Prancis, dan selanjutnya menyebar keseluruh Eropa, terutama ke
Jerman. Di Jerman pertentangan dengan rasionalisme dengan impirisme semakin
berlanjut. Masing-masing berebut otonomi. Kemudian timbul masalah, siapa yang
sebenarnya dikatakam sebagai sumber pengetahuan ? Apakah pengetahuan yang benar
itu lewat rasio atau empiri?
Seorang
ahli fikir mencoba menyelesaikan persoalan diatas. Pada awalnya, Kant mengikuti
rasionalisme, tetapi kemudian terpengaruh oleh empirisme ( Hume). Walaupun
demikian, Kant tidak begitu mudah menerimanya karena iya menggetahui bahwa
empirisme terkandung skep - tisisme. Untuk itu, ia tetap mengakui kebenaran
ilmu, dan dengan akal manusia akan dapat mencapai kebenaran.[9]
Akhirnya,
Kant mengakui peranan akal dan keharusan empiri, kemudian dicobanya mengadakan
sintesis. Walaupun semua pengetahuan bersumber pada akal (Rasionalisme), tetapi
adanya pengertian timbul dari benda ( Empirisme). Ibarat burung terbang harus
mempunyai sayap (Rasio) dan udara
(Empiri)
Jadi,
metode berfikirnya disebut metode kritis. Walaupun ia mendasarkan diri pada
nilai yang tinggi dari akal, tetapi ia tidak mengingkari adanya
persoalan-persoalan yang melampui akal. Sehingga akal mengenal batas-batasnya,.
Karena itu aspek irrasionalitas dari kehidupan dapat diterima kenyataanya
Tabel Hubungan Antara Aliran-aliran
Filsafat
No
|
Aliran-Aliran
|
Kelebihan Dan
Kekuranagn
|
1
|
kritisisme
|
Dapat menemukan kebenaran yang sempurna. Kekurangannya
tidak menerima kebenaran yang hanya copy-paste/salinan.
|
3. Fenomenologi
Dan
yang lebih penting dalam fisafat fenomenologi yang kritis. Pemikiraan yang
demkian besar pengaruhnya di Eropa dan Amerika antara tahun 1920 hingga tahun
1945 dalam bidang ilmu pengetahuan positif. Tokohnya: Edmund Husserl
(1839-1939), dan pengikutnya Max Scheler (1874-1928). Edmund Huserl (1839-1939)
lahir di Wina. Ia belajar ilmu alam, ilmu falak, ilmu matematika, kemudian
filsafat. Akhirnya menjadi di Halle.[10]
Pemikirannya,
bahwa objek/benda harus diberi kesempatan untuk berbicara, yaitu dengan cara
deskriptif fenomenologis yang didukung oleh metode deduktif. Tujuannya adalah
untuk melihat hakikat gejala-gejala secara intuitif. Sedangkan metode deduktif
artinnya menghayalkan gejala-gejala dalam berbagai macam yang berbeda. Sehingga
akan terlihat batas invariable dalam
situasi yang berbeda-beda. Sehingga akan muncul unsur yang tidak berubah-ubah
yaitu hakikat. Inilah yang dicarinnya dalam metode fariasi eidetis.
Tabel Hubungan Antara Aliran-aliran
Filsafat
No
|
Aliran-Aliran
|
Kelebihan Dan
Kekuranagn
|
1
|
Fenomenologi
|
Suatu penganut agama memahami dan mencari hakikat agama
lain. Kekurangannya fenomenologi terperangkap dalam konsep paradigma
|
4. Hermeneutika
Hermeneutika
merupakan satu di antara beberapa teori yang menawarkan pendekatan baru dalam
ilmu – ilmu sosial .pemikiran hermeneutika sosial ini dikembangkan oleh
Friederich Schleiermacher (1768 – 1834), Wilhelm Dilthey (1833 – 1911), Gadamer
(1900- ), dan lain –lain. Di tangan mereka , pemikiran hermeneutika yang ada
pada awalnya sebagai teori memahami tekstulis atau kitab suci, kemudian
mendapat perluasan objek, yaitu ‘teks’ kehidupan sosial. Hal ini mereka
maksudkan untuk melakukan terobosan metodologi baru dalam ilmu – ilmu sosial
atas hegemoni paradigmapositivisme.
Sebelum lebih jauh melihat pemikiran
hermeneutika sosial, ada baiknya diuraikan sekilas pengertian hermeneutika dan
perkembangannya. Istilah hermenetika berasal dari kataYunani :hermeneuein artinya “tafsiran”. Dalam
tradisi Yunani kuna kata hermeneueindipakai
dalam tiga makna, yaitu mengatakan (to say), menjelaskan (to explain),
dan menerjemahkan (to translate).
Pada umumnya bahwa dalam masyarakat
Yunani tidak terdapat suatu agama tertentu, tapi mereka percaya pada Tuhan
dalam bentuk mitologi. Sebenarnya dalam mitologi Yunani terdapat dewa-dewi yang
dikepalai oleh Dewa Zeus dan Maia yang mempunyai anak bernama Hermes. Hermes
dipercayai sebagai utusan para dewa untuk menjelaskan pesan-pesan para dewa di
langit. Dari nama Hermes inilah konsep hermeneutic
kemudian digunakan.
Hermes diyakini oleh
Manichaeisme sebagai Nabi. Dalam mitologi Yunani, Hermes yang diyakini sebagai
anak dewa Zeus dan Maia bertugas menyampaikan dan menginterpretasikan
pesan-pesan dewa di gunung Olympus ke dalam bahasa yang dipahami manusia.
Hermes yang dikenal oleh orang Arab sebagai Idris as, disebut Enoch oleh orang
Yahudi. Baik Idris as, Hermes, Thoth,
dan Enoch adalah merupakan orang yang sama. Sebagai turunan dari simbol dewa,
hermeneutika berarti suatu ilmu yang mencoba menggambarkan bagaimana sebuah
kata atau suatu kejadian pada waktu dan budaya yang lalu dapat dimengerti dan
menjadi bermakna secara eksistensial dalam situasi sekarang. Dengan kata lain
,hermeneutika merupakan teori pengoperasian pemahaman dalam hubungannya dengan
interpretasi terhadap sebuah teks. Kata
hermeneutika yang diambil dari peran Hermes adalah sebuah ilmu dan seni
menginterpretasikan sebuah teks.
Dalam perkembangannya,
hermeneutika terdapat beberapa pembahasan. Josep Bleicher membagi pembahasan
hermeneutika menjadi tiga, yaitu hermeneutika sebagai sebuah metodologi,
hermeneutika sebagai filsafat, dan hermeneutika sebagai kritik.
Sementara Richard E. Palmer
menggambarkan perkembangan pemikiran hermeneutika menjadi enam pembahasan,
yaitu hermeneutika sebagai teori penafsiran kitab suci, hermeneutika sebagai
metode filologi, hermeneutika sebagai pemahaman linguistic, hermeneutika sebagai
pondasi dari ilmu sosial – budaya (geisteswissenschaft),
heremeneutika sebagai fenomenologi dasein,
dan hermeneutika sebagai sistem interpretasi. Melihat luas dan kompleksnya
pembahasan hermeneutika, pada kesempatan ini hanya akan dikaji sebagiannya
saja, terutama kaitanya sebagai pendekatan dalam ilmu sosial – budaya.
Tabel Hubungan Antara Aliran-aliran
Filsafat
No
|
Aliran-Aliran
|
Kelebihan Dan
Kekuranagn
|
1
|
Hermeunetika
|
Memeberikan suatu pengetahuan yang jelas dan falid.
Kekurangannya pengetahuan yang didapat terbatas.
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pragmatisme adalah suatu aliran yang
mengajarkan bahwa yang benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai
yang benar dengan akibat-akibat yang bermanfaat secara praktis. Kritisisme ini
bisa dikatakan aliran yang memadukan atau mendamaikan rasionalisme dan
empirisme. Baik rasionalisme maupun empirisme. Fenomenologi berasal dari kata
fenomen yang artinya gejala, yaitu suatu hal yang tidak nyata. Kebalikanya
kenyataan juga dapat diartikan sebagai ungkapan kejadian yang dapat diamati
lewat indra. Hermeneutika merupakan satu di anatara beberapa teori yang
menawarkan pendekatan baru dalam ilmu – ilmu sosial.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Achmadi,
Asmoro.2013. filsafat umum, Jakarta:
Rajawali Pers
Ø http://evendimuhtar.blogspot.co.id
Ø Susanto. 2014. filsafat ilmu, Jakarta: PT Bumi Aksara
Ø Abdul Hakim, Atang dan Beni Ahmad Saebani. 2008. Filsafat Umum, Bandung: Pustaka Setia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar