MAKALAH
RENAISSANCE DAN HUMANISME AWAL PERKEMBANGAN
FILSAFAT MODERN
Makalah Ini Kami Susun Untuk
Memenuhi
Mata Kuliah Filsafat Umum
DOSEN PENGAMPU:
SYARNUBI, M.Pd.I
DISUSUN OLEH :
Adi Febi Hidayat (1532100074)
Choirul Mukmin (1532100094)
Dhea Amelya (1532100104)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
TA 2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
wr. br
Puji
syukur kami ucapakan kepada Allah SWT. Yang telah memberi rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat mempersembahkan makalah materi filsafat umum yang berjudul Ranaissance dan Humanisme: Awal perkembangan
Filsafat Modern. Dan kami ucapkan juga terima kasih kepada dosen filsafat
umum yaitu Syarnubi, M.Pd.I yang telah memberi kesempatan kepada kelompok kami
untuk mempersembahkan makalah kami ini.
Materi makalah ini disusun secara
singkat. Kami tidak bisa mungkin memberikan keseluruhan karena begitu luasnya
materi kajian materi kami tersebut. Untuk itu penjelasan tersendiri hendaknya
dapat ditambahkan oleh bapak dosen pengampu bidang studi ini.
Kami juga mohon maaf atas kekurangan
makalah kami ini karna itulah kami sangat mengharapkan saran kritiknya atas
kekurangan makalah kami ini untuk dalam gunakan agar lebih baik lagi
Waalaikumsalam
wr. wb
Palembang,
November 2015
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................ 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN............................................................................................................... 4
1.
Latar Belakang.......................................................................................................... 4
2.
Rumusan Masalah..................................................................................................... 4
3.
Tujuan ...................................................................................................................... 4
BAB II............................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN............................................................................................................ 5
FILSAFAT PADA ABAD MODERN......................................................................... 5
1.
Renaissance............................................................................................................... 5
2.
Sejarah Humanisme.................................................................................................. 7
3.
Puncak Humanisme Renissans................................................................................. 10
4.
Sikap Gereja Terhaap Humanisme Renaissans........................................................ 15
BAB III............................................................................................................................... 16
PENUTUP........................................................................................................................... 16
1.
Kesimpulan.............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Makalah ini membicarakan filsafat yang disiapkan untuk pelajar
filsafat tingkat pemula. Pada bagian ini diperkenalkan lebih dulu apa itu
filsafat, apa yang mendorong timbulnya filsafat, macam pengetahuan manusia,
faidah mempelajari filsafat, cara mempelajari filsafat, objek penelitian
filsafat, dan terakhir struktur filsafat serta beberapa pembahasan dalam
filsafat. Semua topik itu juga bertujuan memperkenalkan filsafat itu
sesungguhnya. Uraian ini diusahakan sesingkat mungkin, tetapi kalau mungkin
sejelas-jelasnya.
Pengantar kepada
filsafat ini dianggap perlu diberkan karena pengetahuan filsafat memang
memerlukan pengantar. Tidak berbeda dengan pengetahuan hukum yang memerlukan
ilmu hukum, ilmu pendidikan yang memerlukan pengantar ilmu pendidikan, dan
seterusnya. Di dalam pengantar setiap jenis pengetahuan biasanya diuraikan
sekurang-kurangnya definsi pengetahuan itu, objek pembahasannya, metode
penelitiannya, dan struktur pengetahuan tersebut. Hal ini diberikan semua dalam
pengantar kepada filsafat ini.
2.
Rumusan Masalah
-
Apa pengertian
Renaissance?
-
Bagaimana
Perkembangan Renaissance di Italia?
-
Pengertian dan
sejarah perkembangan humanisme Humanisme?
3.
Tujuan
-
Untuk
mengetahui apa pengertian Renaissance?
-
Untuk
mengetahui Bagaimana Perkembangan Renaissance di Italia?
-
Untuk mengetahui pengertian dan sejarah
perkembangan humanisme?
BAB II
PEMBAHASAN
FILSAFAT PADA
ABAD MODERN
Zaman modern
dimulai sejak adanya krisis zaman pertengahan selama selama dua abad (abad k-14
dan ke-15), yang di tandai dengan munculnya gerakan Renaissance. Renaisance
berarti kelahiran kembali, yang mengacu kepada gerakan keagamaan dan
kemasyarakatan yang bermula di italia, tujuan utamanya adalah merealisasikan
kesempatan pandangan hidup kristiani dengan mengaitkan filsafat Yunani dengan ajaran
agama Kristen. Di samping itu, para humanis bermaksut meningkatkan suatu
perkembangan yang harmonis dari keahlian-keahlian dan sifat-sifat alamiah
manusia dengan mengupayakan kepustakaan yang baik dan yang mengikuti kultur
klasik. Renaissance aka banyak memberikan segala aspek realitas. Zaman modern
di tandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah. Perkembangan ilmu
pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman
renaissance. Seperti Rene Descartes, tokoh yang terkenal sebagai bapak filsafat
modern. Rene Descartes, juga seorang ahli ilmu pasti. Penemuannya dalam ilmu
pasti. Penemuanny dalam ilmu pasti adalah sistem koordinat yang terdiri atas
dua garis lurus X dan Y dalam bidang datar.
Dalam era modern, yang kemudian di
lanjutkan dengan era filsafat abad ke-20, munculah berbagai aliran pemikiran :
Renaissance, Empirisme, Rasionalisme, Idealisme, Praghmatisme, Kritisme, dan
Eksistensialisme.[1]
A.
RENAISSANCE
Renaissance berarti “lahir kembali”. Renaissance adalah istilah
dari bahasa Prancis. Dalam bahasa Lain, re + nasci berarti lahir kembali
(rebirth). Istilah ini biasanya digunakan oleh sejarawan untuk menunjuk
berbagai periode kebangkitan intelektual, khususnya yang terjadi di Eropa, dan
lebih khusus lagi di Italia. Pengertian. Riilnya
adalah manusia mulai memiliki kesadaran-kesadaran baru yang mengedepankan nilai
dan keluhuran manusia. Menurut jules Michelet, Renaissance ialah periode
penemuan manusia dan dunia. Dialah yang mula-mula menyatakan bahwa Renaissance
lebih dari sekedar kebangkitan peradaban yang merupakan permulaan kebangkitan
dunia modern. [2]
B. LATAR BELAKANG TIMBULNYA RENAISSANCE
A. Kondisi Sosial
Saat itu kehidupan masyarakat Eropa sangat
terkait pada doktrin Gereja. Segala kegiatan kehidupan ditujukan untuk akhirat.
Masyarakat kehilangn kebebasan untuk menentukan pribadinya, dan kehilangan
harga dirinya. Kehidupan manusia tidak tentram karena senantiasa diintip oleh
intelijen gereja, sehingga menimbulkan sikap saling mencurigai dalam
masyarakat.
B. Kondisi Budaya
Terjadi pembatasan kebebasan seni dalam arti
bahwa seni hanya tentang tokoh-tokoh Injil dan kehebatan gereja. Semua kreasi
seni ditujukan kepada kehidupan akhirat sehingga budaya tidak berkembang.
Demikian pula dalam bidang ilmu pengetahuan karena segala kebenaran hanya
kebenaran gereja.
C. Kondisi politik
Raja yang secara teoritis merupakan pusat
kekuasaan politik dalam negara, kenyataannya hanya menjadi juru damai.
Kekuasaan politik ada pada kelompok bangsawan dan kelomok gereja. Keduanya
memiliki pasukan militer yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk melancarkan
ambisinya.
D. Kondisi Ekonomi
Masyarakat berlomba-lomba memasuki kawasan kota
dagang dan kota industri, menjadi buruh dengan tujuan berusaha merubah
kehidupan ekonomi ke arah yang lebih baik. Petani-petani yang pada abad
pertengahan setia mengerjakan tanah para bangsawan feodal, kini hilang berganti
dengan golongan masyarakat baru yang disebut buruh pabrik.
1.
Perkembangan
Renaissance di Italia
Kebudayaan
Renaissance di Italia berkembang, karena pedagangan dan pelayaran setelah
perang salib mengalami kemajuan pesat. Kota-kota Bandar Italia seperti Genua,
Venesia mendapat monopoli dalam perdagangan antara Timur dan Barat. Hubungan
antara Timur dan Barat menambah luasnya pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan
dan filsafat Arab di Eropa Barat. Kekuasaan kota-kota jatuh ketangan para
pengusaha bank dan pemilik uang yang kekuasaanya kerapkali bermanfaat bagi
kesenian. Sudah pasti, bahwa pertumbuhan kapitalisme turut mengambil bagian dalam
perkembangan Renaissance.[3]
Oleh karena itulah maka terdapat perkembangan
yang tikad ad taranya dibidang seni patung dan bangunan, seni lukis dan
kesusasteraan. Di samping itu berkembang pula kesadaran nasional dan arti
kewarganegaraan dengan kuatnya. Dengan italia sebagai tempat kelahiran dan
pusat, kemudian Renaissance melebarkan sayapnya ke perancis, negeri belanda,
inggris dan akhirnya jerman.
2.
Filsafat Barat Pada Masa Renaissance
Tidak mudah menentukan batas yang
jelas mengenai akhir zaman pertengahan dan awal yang pasti dari zaman modern.
Hal ini disebabkan perbedaan pandangan para ahli sejarah tentang peralihan
zaman pertengahan ke zaman modern. Sebagian ahli sejarah berpendapat bahwa
zaman pertengahan berakhir ketika konstantinopel. Ditaklukkan
oleh Turki Usmani pad atahun 1453 M. peristiwa tersebut di anggap sebagai akhir
zaman pertengahan dan titik awal zaman modern.
Abad pertengahan adalah abad ketika
alam pmikiran dikungkung oleh gereja. Dalam keadaan seperti itu kebebasan
pemikiran amat di batasi, sehingga perkembangan sains sulit terjadi, demikian
pula filsafat tidak berkembang, bahkan dapat dikatakan bahwa manusia tidak
mampu menemukan dirinya sendiri. Oleh karena itu, orang mulai mencari
alternatif. Dalam perenungan mencari alternatif itulah orang teringat pada
suatu zaman ketika peradaban begitu bebas dan maju, pemikiran tidak didukung,
sehingga sains berkembang, yaitu zaman Yunani kuno. Pada zaman Yuani kuno
tersebut orang melihat kemajuan manusia telah terjadi. Kondisi seperti itulah
yang hendak dihidupkan kembali.[4]
Tidak dapat ditampikan bahwa pada
abad pertengahan orang telah mempelajari karya-karya para filosof Yunani dan
latin, namun apa yang telah dilakukan oleh orang pada masa itu berbeda dengan
apa yang diinginkan dan dilakukan oleh kaum humanis. Para humanis bermaksut
meningkatkan perkembangan yang harmonis dari kecakapan serta berbagai keahlian
dan sifat-sifat alamiah manusia dengan mengupayakan adanya kepustakaan yang
baik dan yang mengikuti kultur Yunani. Para humanis pada umumnya berpendapat
bahwa hal-hal yang alamiah pada diri manusia adalah modal yang cukup untuk
meraih pengetahuan dan menciptakan peradaban manusia, tanpa wahyu, manusia
dapat menghasilkan karya budaya yang sebenarnya. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa humanisme telah memberi sumbangannya kepada renaissans untuk menjadikan
kebudayaan bersifat alamiah.
Zaman renaissans banyak memberikan
perhatian pada aspek realitas. Perhatian yang sebenarnya difokuskan pada
hal-hal yang bersifat kongkret dalam lingkup alam semest masa itu pula terdapat
upaya manusia untuk membera, manusia, kehidupan masyarakat dan sejarah. Pada
masa itu pula terdapat upaya manusia untuk memberi tempat kepada akal yang
mandiri. Hal ini dibuktikan dengan perang terbuka terhadap. Kepercayaan
yang dogmatis dan terhadap orang-orang yang enggan menggunakan akalnya. Asumsi
yang digunakan adalah, semakin besar kekuasaan akal, maka akan lahir dunia baru
yang dihuni oleh manusia-manusia yang dapat merasakan kepuasaan atas dasar
kepemimpinan akal yang sehat.
Renaissance telah menyebabkan
manusia mengenali kembali dirinya, menemukan dunianya, Akibat dari sini ialah
muncul penelitian-penelitian empiris. Berkembangnya penelitian empiris
merupakan salah satu ciri Renaisance, ciri selanjuttnya adalah munculnya sains.
Di dalam bidang-bidang filsafat, zaman Rennaisance tidak menghasilkan karya
penting bila dibandingkan dengan bidang seni dan sains. [5]
Menurut Mahmud Hamdi Zaqruq, ada
beberapa faktor penting yang mempengaruhi kelahiran kelahiran renaissans,
yaitu:
1.
Implikasi yang sangat signifikan yang ditimbulkan oleh gerakan
keilmuan dan filsafat. Gerakan tersebut lahir sebagai hasil dari penerjemahan
ilmu-ilmu Islam ke dalam bahasa latin selama dua abad, yaitu abad 13 dan 14.
Bahakn sebelumnya telah terjadi penerjemahan kitab-kitab Arab di bidang
filsafat dan ilmu pengetahuan. Hal itu dilakukan setelah Barat sadar bahwa Arab
memiliki kunci-kunci khazanah turas klasik Yunani.
2.
Pasca penaklukan konstatinopel oleh Turki Usmani, terjadi migrasi
para pendeta oleh Turki Italia dan negara-negara Eropa lainnya. Para sarjana
tersebut menjadi poinir-poinir bag pengembangan ilmu di eropa. Mereka secara
bahu-membahu menhidupkan turas klasik Yunani di Florensia, dengan membawa
teks-teks dan manuskrip-manuskrip yang belum dikenal sebelumnya.
3.
Pendirian berbagai lembaga ilmiah yang mengajarkan beragam ilmu.[6]
3.
Tokoh-Tokoh Pada Zaman Renaissance
Pada zaman
Renaissance ada banyak penemuan di bidang ilmu pengetahuan. Di antara
tokoh-tokohnya adalah :
1. Nicolaus
Copernicus (1473-1543)
Ia sering disebut sebagai Founder of
Astronomy. Ia mengembangkan teori bahwa matahari adalah pusat jagad raya
dan bumi mempunyai dua macam gerak, yaitu: perputaran sehari-hari pada porosnya
dan perputaran tahunan mengitari matahari. Teori itu disebut heliocentric
menggeser teori Ptolemaic. Iini
adalah perkembangan besar, tetapi yang lebih penting adalah metode mencangkup
penelitian terhadap benda-benda langit dan kalkulasi matematik dari pergerakan
benda-benda tersebut.
2. Galileo Galilei
(1564-1642)
Galileo Galilei
adalah salah seorang penemu terbesar di bidang ilmu pengetahuan. Ia menemukan
bahwa sebuah peluru yang ditembakkan membuat suatu gerak parabola, bukan gerak
horizontal yang kemudian berubah menjadi gerak vertikal. Ia menerima pandangan
bahwa matahari adalah pusat jagad raya. Dengan teleskopnya, ia mengamati jagad
raya dan menemukan bahwa bintang terdiri dari bintang-bintang yang banyak
sekali jumlahnya dan masing-masing berdiri sendiri. Selain itu, ia juga
berhasil mengamati bentuk venus dan menemukan beberapa satelit Jupiter.
3.
Francis Bacon (1561-1626)
tetapi lebih dahulu harus membersihkan pikiran
dari prasangka yang ia namakan Francis Bacon adalah seorang filosof dan
plitikus Inggris. Ia belajar di Cambridge University, ia berpendapat bahwa
pengakuan tentang pengetahuan pada zaman dahulu kebanyakan salah, tetapi ia percaya bahwa orang dapat
mengungkapkan kebenaran dengan metode, tetapi lebih dahulu harus membersikan
fikiran dari prasangka yang ia namakan idols (arca). Bacon telah memberi kita
pertanyaan yang klasik tentang kesalahan-kesalahan berpikir dalam idols of the
mind.[7]
C.
SEJARAH HUMANISME
Humanisme
telah mulai di gunakan dalam masyarakat di era 1400-1650 masehi. Meski begitu,
istilah humanisme pertama kali tercatat di gunakan pada lingku akademis oleh
praktisi pendidikan Friedrich Immanuel Niethammer di tahun 1808. Ia
memperkenalkan istilah “humanismus” sebagai mata pelajaran bagi sekolah ingkat
menengah. Pada tahun 1836, kata “humanism” kemudian diadaptasi menjadi bahasa
inggris. Humanisme mengalami kebangkitan
setelah ahli sejarah di banyak Negara, terutama italia. Dengan berkembangnya
penggunaan istilah humanisme, kata ini kemudian menjadi pusat kajian filsafat
yang di lakukan berbagai pemikir filsafat dari Jerman seperti penanut aliran
filsafat Hegelian, Aenold Ruge, dan Karl Marx.[8]
Humanisme dalam kajian akademis
modern, memang baru berkembang beberapa abad ini. Namun humanisme sendiri
merupakan konsep yang telah lama berkembang bahkan sejak abad sbelum masehi. Di
asia, Literatur yang berasal dari Siddhartha Gautama, Zarathustra, dan Leo Tzu
memiliki beberapa pernyataan yang mengandung makna humanisme dengan
mempertanyakan berbagai ide yang telah di yakini masyarakat pada zamannya.
Karya mereka sering menjadi rujukan bagi berabgai pemikiran modern yang muncul
pada zaman pencerahan ilmu pengetahuan di Eropa.
1.
Humanisme kemudian Menjadi Ajarann
Baru
Perkembangan humanisme menjadi ajaran berawal dari karya novelis
Mary Ann Evans, yang lebih dikenal dengan nama George Eliot. Karya Eliot
bersama rekan-rekannya yang berasal dari penulis dan ahli teori social banyak
di pengaruhi dari filsuf aliran
positivisme, Auguste Conte. Comte mengajukan paham ateistik yang berasal dari
prinsip kemanusiaan. Ide Comte ini kemudian berkembang menjadi perintah “vivre
pour altui”, atau “hidup untuk sesama” yang kemudian menjadi dasar dari ajarn
humanisme. Seiring dengan lahirnya humanisme modern, keinginan untuk menjadikan
humanisme sebagai ajaran kembali mendapatkan angin segar.[9]
2. Polemik Humanisme
Zaman
humanisme Maksud ungkapan tersebut adalah manusia di angkat dari abad
pertengahan. Pada abad tersebut manusia kurang dihargai kemanusiaannya.
Kebenaran diukur berdasarkan ukuran gereja, bukan menurut ukuran yang dibuat
oleh manusia sendiri. Humanisme menghendaki ukurannya harusnya manusia, karena
manusia mempunyai kemampuan berfikir. Bertolak dari sini, maka humanisme
menganggap manusia mampu mengatur dirinya sendiri dan mengatur dunia. Karena
semangat humanisme tersebut, akhirnya agama Kristen semakin ditinggakan,
sementara pengetahuan rasional dan sains berkembang pesat terpisah dari agama
dan nilai-nilai spiritual.[10]
Humanisme terus mengalami pergeseran
makna sesuai pada zaman pengkajiannya. Saat pertama kali masuk ke masyarakat,
humanisme berada pada arah yang berbeda dengan agama dimana humanisme di anggap
sebagai kelanjutan dari paham sekuraisme. Namun, seiring berjalannya waktu,
humanisme kemudian menjadi objek kajian akademis dan melahirkan berbagai
pemikiran yang bersifat universal bagi manusia. Kini humanisme terus berkembang
dan menimbulkan multi interprestasi. Ada yang menganggap humanisme sebagai
keyakinan atau bahkan ajaran baru.
American Humanist Association.
Menjelaskan bahwa humanisme kini telah terpecah dalam berbagai istilah seperti
literary humanism, renaissance humanism, Christian humanism, modern humanism,
secular humanism, dan yang terakhir adalah religious humanism. Ahli humanisme
modern seperti Corliss Lamont atau Carl Sagan berpendapat
bahwa humanisme mestinya berkembang melalui alasan, bukti yang dapat teramat
dengan baik, serta dikaji melalui perasaan skeptic sekaligus menggunakan metode
ilmiah. Meski begitu, penentuan tentag benar dan salah akhirny kembali lagi
kepada setiap individu, tanpa mempertimbangkan berbagai unsure metafisis atau
supranatural. Jadi jika kita menganggap menjunjung humanisme hanya dengan
mengikuti kata hati, maka itu bukanlah humanisme sesungguhnya Humanisme
merupakan ciri Renaisance yang penting, Humenisme adalah pandangan yang tidak
menenangkan orang-orang yang beragama.
Tokoh
penemu bidang sains pada masa ini ialah Nicolaus Copernicus (1473-1543),
Johanes Kepler (1571-1630), dari Galelio Galilei (1564-1643). Semuanya hidup
pada zaman Renaisance, Zaman ini sering juga di sebut Zaman Humanisme. Maksud
ungkapan ini ialah manusia di anggap kurang dihargai sebagai manusia. Kebenaran
diukur berdasarkan dari gereja (kristen), bukan menurut ukuran yang dibuat oleh
manusia. Humanisme menghendaki ukuran haruslah manusia. Karena manusia
mempunyai kemampuan untuk berpikir, maka humanisme menganggap manusia mampu
mengatur dirinya dan mengatur dunia.[11]
Jadi, ciri utama Renaissance ialah humanisme
lepas dari agama (tidak mau diatur oleh agama), Filsafat berkembang bukan pada
Zaman Renaissance itu , melainkan kelak pada zaman sesudahnya (Zaman Modern).
Sains berkembang karena semangat dan hasil empirisme itu. Agama (Kristen)
semakin ditinggalkan, ini karena semangat humanisme itu. Ini kelihatan dengan
jelas kelak pada Zaman Modern. Rupanya setiap gerakan pemikiran mempunyai
kecenderungan menghasilkan yang positif, tetapi sekaligus yang negatif. Apa
tidak mungkin gerakan pemikiran itu hanya menimbulkan yang positif saja?
Mungkin.
Contohnya
gerakan Muhammad yang mengajarkan Islam. Jadi, Zaman Modern filsafat didahului
oleh Zaman Renaissance . Sebenarnya secara esensial Zaman Renaissance itu,
dalam filsafat, tidak berbeda dari Zaman Modern.
Ada empat aliran yang mengklaim sebagai bagian
dari Humanisme, yaitu :
1.
Liberalisme
Barat
liberalisme adalah aliran atau
paham ketatanegaraan dan ekonomi, sedangkan penganutnya disebut kaum liberal.[12] Dari
pengertian tersebut dapat kita pahami bahwa liberalisme menekankan kepaada
kebebasan. Perkembangan liberalisme mulai muncul sejak abad Ke-17. Liberalisme
awal adalah produk dari Inggris dan Belanda, serta mempunyai suatu
karakteristik yang menonjol. Liberaalisme membela toleransi beragama;
liberalisme itu protestan, tetapi lebih bersifat bebas daripada fanatik;
liberalisme menganggap perang agama sebagai kebodohan. Di seluruh dunia barat,
sikap keras dalam memegang pendirian memberi tempat bagi pencerahan,
kekhawatiran akan kekuatan Spanyol telah berakhir, sehingga pada akhirnya
berhasil mencetuskan revolusi Perancis, yang langsung melahirkan Napoleon dan
kemudian Aliansi Suci. Selama Revolusi Perancis, liberalisme diwakili oleh
partai-partai yang lebih moderat. Di Inggris, setelah beberapa kali berlangsung
peranng Napoleon, keberhasilan terbesar liberalisme terjadi di Amerika, hingga
menjadi dominan sejak tahun 1776 sampai sekarang.
2.
Marxisme
Marxisme adalah seubah
paham yang mengikuti pandangan-pandangan dari Karl Marx pada abad Ke-18.[13] Marx
menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem
sosial, dan sistem politik. Negara yang masih menganut Marxisme adalah
Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos.
3.
Eksistensialisme
Kata Eksistensialisme
berasal dari kata eks=keluar, dan sistensi atau sisto=berarti, menempatkan. Secara umum berarti, manusia dalam
keberadaannya itu sadar bahwa dirinya ada dan segala sesuatukeberadaannya
ditentukan oleh akunya. Karena manusia selalu terlihat di sekelilinnya,
eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang memandang berbagai gejala
dengan berdasar pada eksistensinya, artinya bagaimana manusia berada
(bereksistensi) dalam dunia.
4. Agama
Islam mempunyai pandangan
yang unik dan komprehensif tentang kemanusiaan di awali dengan semangat
pembebasan melalui konsep tauhid. Yaitu pembebasan manusia dari segala sesuatu
selain kepada Allah. Kedatangan agama Islam sebagai agama pembebas
ketertindasan manusia dari penghambaan dunia diungkapkan oleh Ali Syariati;
akhirnya datanglah Islam, mata rantai terakhir yang menyempurnakan agama-agama
dalam sejarah, yang tampil dalam ajaran Tauhid dan kemenangan, yang menurut
seorang prajurit Islam adalah mengajak manusia pindah dari kerendahan bumi
menuju ketinggian langit dan dari penyembahan manusia atas manusia kepada
penyembahan manusia keada Tuhan Semesta Alam.
D. Puncak
Humanisme Renaissance
Gerakan Humanisme Renaissance berhutang besar pada munculnya beberapa
perpustakaan besar dan aktivitas para kolektor naskah-naskah sastra Yunani Kuno
dan Latin pada paro kedua abad ke-15. Beberapa perpustakaan ternama seperti
Perpustakaan Vatikan, Perpustakaan Venesia, Perpustakaan de Medici di Florence,
merupakan tempat koleksi naskah-naskah kuno tersebut. Selain mengumpulkan
naskah kuno, para kolektor pun menyalin, dan beberapa di antara mereka
menerjemahkan ke dalam bahasa Latin, naskah-naskah Yunani Kuno dan Latin Kuno.[14]
Venesia misalnya, adalah pusat berkumpulnya para pecinta naskah literatur
Yunani Kuno dan Latin. Mereka tidak hanya membaca, tetapi beberapa di antaranyadalam
mengedit naskah-naskah tersebut untuk diterbitkan ulang. Tempat-tempat seperti
Venesia merupakan sumber inspirasi bagi para humanis untuk mengembangkan
pendidikan kemanusiaan di era Renaissance.
Humanisme Renaissance abad ke-16 di Italia memiliki corak neoplatonis. Corak
ini dipakai dan dikembangkan para pemikir pendidik Humanis di Akademi Plato
Florance. Akademi tersebut menggali kembali filsafat Plato, Aristoteles, dan
Plotinus. Karena itu, corak neoplatonik ini dipadukan dengan inspirasi
keyakinan religius dalam tradisi Kristiani.
Perpaduan filsafat pagan dengan keyakinan religius itu menghasilkan sosok
manusia yang optimis dan mistik kedua ciri ini mempunyai akar pada Filsafat
Skolastik dan Filsafat Neoplatonik. Filsafat Skolastik memberi inspirasi bahwa
manusia merupakan manifestasi dari kemahatahuan dan kemahakuasaan Allah.
Ketertiban manusia dan keteraturan manusia dan semesta tampil dalam
tingkatan-tingkatan hierarkis. Manusia berada di antara malaikat dan lebih
tinggi dari ciptaan lain. Tatanan hierarkis ini bersifat sakral. Karena itu
lah, Humanisme Neoplatonik Renaissance menganggap perlu mempertahankan struktur
sosial yang hierarkis.
Sama seperti Copernicus yang menentang gereja dengan penemuannya. Dimana dia
berhasil membuktikan kalau bumi bulat, yang ketika itu gereja mengeluarkan
ajaran bahwa bumi tidak berbentuk bulat. Lalu, Galileo Galilei yang dipenjara
karena menentang ajaran gerejea ketika itu. Gereja mengajarkan masyarakat ketika
itu bahwa pusat dari alam semesta ini adalah bumi, tetapi Galileo membuat
teropong dan mengklasifikasi ajaran gereja tersebut, dan terbukti bahwa ajaran
gereja adalah salah. Dia diancam jika tidak menarik penemuannya itu, dia akan
dipenjara, tapi ancaman itu tidak diindahkan oleh Galileo, sehingga gereja
menangkap dan memenjarakan beliau dengan tuduhan bahwa beliau sesat. Gereja
dapat memperlakukan seperti itu karena ketika itu gereja memegang otoritas yang
tinggi, dan ketika itu siapa pun yang tidak mematuhi aturan gereja, dia
dianggap seorang bidat, dan dihukum mati. Inilah yang membuat Copernicus mati
dan Galileo dipenjarakan.
E. Sikap Gereja
Terhadap Humanisme Renaissance
Gereja adalah sebuah organisasi atau sebuah lembaga yang konservatif, sehingga
gereja tidak menerima sesuatu yang baru, apa pun itu bentuknya. Pada zaman
Renaissance, gereja sangat antipati terhadap ilmu atau pengetahuan yang di luar
gereja, atau dapat dikatakan bahwa gereja tidak menerima ajaran dalam bentuk
apa pun selain ajaran yang mereka (orang-orang/pejabat-pejabat gereja) buat
bersama, dan yang dicap sebagai kebenaran atau lebih ekstrimnya lagi, sebagai
suara Tuhan. Sehingga yang melawan atau membantah ajaran gereja, orang tersebut
dianggap sebagai orang kafir atau orang bidat.
Kekakuan gereja pada saat itu mengakibatkan masyarakat menjadi sekumpulan orang
yang haus akan pengetahuan, sehingga mereka memiliki inisiatif untuk
memberontak atau melawan dari ajaran gereja, yang dianggap hanya merugikan
mereka. Karena jika melihat kondisi ketika itu, dimana gereja memegang semua
situasi, tidak ada lagi yang menjadi hak masyarakat atau orang yang berkarir di
luar gereja. Dengan melakukan pemerasan, korupsi, dan banyak hal lagi yang
(sebenarnya) membuat posisi gereja menjadi sulit, karena masyarakat malah
mencari cara untuk “berontak”.[15]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Renaissans berarti kelahiran kembali (rebirth). Ciri
utama Renaissance adalah humanisme, Individualisme, lepas dari agama (tidak mau
di atur oleh agama). Filsafat renaissance juga menetapkan bahwa kebenaran
berpusat dari akal, tetapi setiapakal bergantung pada subjek yang
menggunakanya. Oleh karena itu filsafat rasionalis menekankan bahwa berfikir
adalah wujud keberadaan diri, jika seseorang berfikir berarti dia ada.
Humanisme pada mulanya di pakai sebagai suatu pendirian di kalangan
ahli pikir Renaissance yang mencurahkan perhatiannya terhadap pengajaran
kesusastraan Yunani dan Romawi, serta prikemanusiaan, dan pelopor humanisme
menjelaskan bahwa manusia dengan segenap kebebasan memiliki potensi yang sangat
besar dalam menjalankan kehidupan secara mandiri untuk mencapai keberhasilan
hidup didunia. Sejalan dengan pemikiran tentang manusia yang berkembang dewasa
ini,yang menganggap manusia sebagai jati diri.
DAFTAR PUSTAKA
Hamidah, Filsafat Umum, Palembang: Noer Fikri
Offset, 2014
Tafsir,Ahmad,
Filsafat Umum, Bandung: PT Remaja
RosdaKarya, 2013
Zaprulkhan, Filsafat Umum, Jakarta: PT RajaGranfindo
Persada, 2013
dan.html, pada tanggal 27 Nov 2015
pukul 13.10.
dan.html, pada tanggal 27 Nov 2015
pukul 13.40.
pada tanggal 29 Nov 2015 pukul 16.43.
pada tanggal 27
Nov 2015 pukul 13.12.
[1] Hamidah, Filsafat Umum, (Palembang: Noer Fikri
Offset), hlm. 107-108.
[5] Hamidah, Op. Cit., hlm. 110.
[7] Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, (Bandung: PT Remaja
RosdaKarya, 2013), hlm. 66.
[8]
http://kependidikanislam2010.blogspot.co.id/2011/06/filsafat-humanisme-dan.html,
pada tanggal 27 Nov 2015 pukul 13.40.
[9]Ibid., http://kependidikanislam2010.blogspot.co.id/2011/06/filsafat-humanisme-dan.html,
pada tanggal 27 Nov 2015 pukul 13.40.
[10]Ahmad
Tafsir, op., cit, hlm, 67.
[11]
http://kependidikanislam2010.blogspot.co.id/2011/06/filsafat-modern-renaissance-dan.html,
pada tanggal 27 Nov 2015 pukul 13.12.
[12] https://theodorusfredrik03.wordpress.com/2011/03/08/liberalisme-bagian-dari-filsafat-modern/ pada tanggal
27 nov 2015 pukul 13.12.
[13] http://semogabermanfaat8.blogspot.co.id/2014/09/makalah-marxismepengertian-marxisme.html
pada tanggal 27 nov 2015 pukul 13.12.
[14] Ibid.,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar