Jumat, 01 Januari 2016

makalah (Flsft) reinanssance dan humanisme

MAKALAH
RENAISSANCE DAN HUMANISME AWAL PERKEMBANGAN
 FILSAFAT MODERN
Makalah Ini Kami Susun Untuk Memenuhi
Mata Kuliah Filsafat Umum

DOSEN PENGAMPU:
SYARNUBI, M.Pd.I
DISUSUN OLEH :
Adi Febi Hidayat (1532100074)
Choirul Mukmin  (1532100094)
Dhea Amelya    (1532100104)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
TA 2015

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. br

Puji syukur kami ucapakan kepada Allah SWT. Yang telah memberi rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat mempersembahkan makalah materi filsafat umum yang berjudul Ranaissance dan Humanisme: Awal perkembangan Filsafat Modern. Dan kami ucapkan juga terima kasih kepada dosen filsafat umum yaitu Syarnubi, M.Pd.I yang telah memberi kesempatan kepada kelompok kami untuk mempersembahkan makalah kami ini.

            Materi makalah ini disusun secara singkat. Kami tidak bisa mungkin memberikan keseluruhan karena begitu luasnya materi kajian materi kami tersebut. Untuk itu penjelasan tersendiri hendaknya dapat ditambahkan oleh bapak dosen pengampu bidang studi ini.

      Kami juga mohon maaf atas kekurangan makalah kami ini karna itulah kami sangat mengharapkan saran kritiknya atas kekurangan makalah kami ini untuk dalam gunakan agar lebih baik lagi

Waalaikumsalam wr. wb

                                                                                                Palembang, November 2015

                                                                                                            penyusun







DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................ 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN............................................................................................................... 4
1.      Latar Belakang.......................................................................................................... 4
2.      Rumusan Masalah..................................................................................................... 4
3.      Tujuan ...................................................................................................................... 4
BAB II............................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN............................................................................................................ 5
FILSAFAT PADA ABAD MODERN......................................................................... 5
1.      Renaissance............................................................................................................... 5
2.      Sejarah Humanisme.................................................................................................. 7
3.      Puncak Humanisme Renissans................................................................................. 10
4.      Sikap Gereja Terhaap Humanisme Renaissans........................................................ 15
BAB III............................................................................................................................... 16
PENUTUP........................................................................................................................... 16
1.      Kesimpulan.............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 17






BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
            Makalah ini membicarakan filsafat yang disiapkan untuk pelajar filsafat tingkat pemula. Pada bagian ini diperkenalkan lebih dulu apa itu filsafat, apa yang mendorong timbulnya filsafat, macam pengetahuan manusia, faidah mempelajari filsafat, cara mempelajari filsafat, objek penelitian filsafat, dan terakhir struktur filsafat serta beberapa pembahasan dalam filsafat. Semua topik itu juga bertujuan memperkenalkan filsafat itu sesungguhnya. Uraian ini diusahakan sesingkat mungkin, tetapi kalau mungkin sejelas-jelasnya.
            Pengantar kepada filsafat ini dianggap perlu diberkan karena pengetahuan filsafat memang memerlukan pengantar. Tidak berbeda dengan pengetahuan hukum yang memerlukan ilmu hukum, ilmu pendidikan yang memerlukan pengantar ilmu pendidikan, dan seterusnya. Di dalam pengantar setiap jenis pengetahuan biasanya diuraikan sekurang-kurangnya definsi pengetahuan itu, objek pembahasannya, metode penelitiannya, dan struktur pengetahuan tersebut. Hal ini diberikan semua dalam pengantar kepada filsafat ini.
2.      Rumusan Masalah
-          Apa pengertian Renaissance?
-          Bagaimana Perkembangan Renaissance di Italia?
-          Pengertian dan sejarah perkembangan humanisme Humanisme?
3.      Tujuan
-          Untuk mengetahui apa pengertian Renaissance?
-          Untuk mengetahui Bagaimana Perkembangan Renaissance di Italia?
-           Untuk mengetahui pengertian dan sejarah perkembangan humanisme?




BAB II
PEMBAHASAN
FILSAFAT PADA ABAD MODERN

                  Zaman modern dimulai sejak adanya krisis zaman pertengahan selama selama dua abad (abad k-14 dan ke-15), yang di tandai dengan munculnya gerakan Renaissance. Renaisance berarti kelahiran kembali, yang mengacu kepada gerakan keagamaan dan kemasyarakatan yang bermula di italia, tujuan utamanya adalah merealisasikan kesempatan pandangan hidup kristiani dengan mengaitkan filsafat Yunani dengan ajaran agama Kristen. Di samping itu, para humanis bermaksut meningkatkan suatu perkembangan yang harmonis dari keahlian-keahlian dan sifat-sifat alamiah manusia dengan mengupayakan kepustakaan yang baik dan yang mengikuti kultur klasik. Renaissance aka banyak memberikan segala aspek realitas. Zaman modern di tandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman renaissance. Seperti Rene Descartes, tokoh yang terkenal sebagai bapak filsafat modern. Rene Descartes, juga seorang ahli ilmu pasti. Penemuannya dalam ilmu pasti. Penemuanny dalam ilmu pasti adalah sistem koordinat yang terdiri atas dua garis lurus X dan Y dalam bidang datar.
      Dalam era modern, yang kemudian di lanjutkan dengan era filsafat abad ke-20, munculah berbagai aliran pemikiran : Renaissance, Empirisme, Rasionalisme, Idealisme, Praghmatisme, Kritisme, dan Eksistensialisme.[1]

A.     RENAISSANCE

            Renaissance berarti “lahir kembali”. Renaissance adalah istilah dari bahasa Prancis. Dalam bahasa Lain, re + nasci berarti lahir kembali (rebirth). Istilah ini biasanya digunakan oleh sejarawan untuk menunjuk berbagai periode kebangkitan intelektual, khususnya yang terjadi di Eropa, dan lebih khusus lagi di Italia. Pengertian. Riilnya adalah manusia mulai memiliki kesadaran-kesadaran baru yang mengedepankan nilai dan keluhuran manusia. Menurut jules Michelet, Renaissance ialah periode penemuan manusia dan dunia. Dialah yang mula-mula menyatakan bahwa Renaissance lebih dari sekedar kebangkitan peradaban yang merupakan permulaan kebangkitan dunia modern. [2]
B.     LATAR BELAKANG TIMBULNYA RENAISSANCE
A.    Kondisi Sosial
Saat itu kehidupan masyarakat Eropa sangat terkait pada doktrin Gereja. Segala kegiatan kehidupan ditujukan untuk akhirat. Masyarakat kehilangn kebebasan untuk menentukan pribadinya, dan kehilangan harga dirinya. Kehidupan manusia tidak tentram karena senantiasa diintip oleh intelijen gereja, sehingga menimbulkan sikap saling mencurigai dalam masyarakat.
B.     Kondisi Budaya
Terjadi pembatasan kebebasan seni dalam arti bahwa seni hanya tentang tokoh-tokoh Injil dan kehebatan gereja. Semua kreasi seni ditujukan kepada kehidupan akhirat sehingga budaya tidak berkembang. Demikian pula dalam bidang ilmu pengetahuan karena segala kebenaran hanya kebenaran gereja.
C.     Kondisi politik
Raja yang secara teoritis merupakan pusat kekuasaan politik dalam negara, kenyataannya hanya menjadi juru damai. Kekuasaan politik ada pada kelompok bangsawan dan kelomok gereja. Keduanya memiliki pasukan militer yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk melancarkan ambisinya.
D.    Kondisi Ekonomi
Masyarakat berlomba-lomba memasuki kawasan kota dagang dan kota industri, menjadi buruh dengan tujuan berusaha merubah kehidupan ekonomi ke arah yang lebih baik. Petani-petani yang pada abad pertengahan setia mengerjakan tanah para bangsawan feodal, kini hilang berganti dengan golongan masyarakat baru yang disebut buruh pabrik.
1.      Perkembangan Renaissance di Italia
Kebudayaan Renaissance di Italia berkembang, karena pedagangan dan pelayaran setelah perang salib mengalami kemajuan pesat. Kota-kota Bandar Italia seperti Genua, Venesia mendapat monopoli dalam perdagangan antara Timur dan Barat. Hubungan antara Timur dan Barat menambah luasnya pengaruh  ilmu-ilmu pengetahuan dan filsafat Arab di Eropa Barat. Kekuasaan kota-kota jatuh ketangan para pengusaha bank dan pemilik uang yang kekuasaanya kerapkali bermanfaat bagi kesenian. Sudah pasti, bahwa pertumbuhan kapitalisme turut mengambil bagian dalam perkembangan Renaissance.[3]
 Oleh karena itulah maka terdapat perkembangan yang tikad ad taranya dibidang seni patung dan bangunan, seni lukis dan kesusasteraan. Di samping itu berkembang pula kesadaran nasional dan arti kewarganegaraan dengan kuatnya. Dengan italia sebagai tempat kelahiran dan pusat, kemudian Renaissance melebarkan sayapnya ke perancis, negeri belanda, inggris dan akhirnya jerman.
2.      Filsafat Barat Pada Masa Renaissance
Tidak mudah menentukan batas yang jelas mengenai akhir zaman pertengahan dan awal yang pasti dari zaman modern. Hal ini disebabkan perbedaan pandangan para ahli sejarah tentang peralihan zaman pertengahan ke zaman modern. Sebagian ahli sejarah berpendapat bahwa zaman pertengahan berakhir ketika konstantinopel. Ditaklukkan oleh Turki Usmani pad atahun 1453 M. peristiwa tersebut di anggap sebagai akhir zaman pertengahan dan titik awal zaman modern.
Abad pertengahan adalah abad ketika alam pmikiran dikungkung oleh gereja. Dalam keadaan seperti itu kebebasan pemikiran amat di batasi, sehingga perkembangan sains sulit terjadi, demikian pula filsafat tidak berkembang, bahkan dapat dikatakan bahwa manusia tidak mampu menemukan dirinya sendiri. Oleh karena itu, orang mulai mencari alternatif. Dalam perenungan mencari alternatif itulah orang teringat pada suatu zaman ketika peradaban begitu bebas dan maju, pemikiran tidak didukung, sehingga sains berkembang, yaitu zaman Yunani kuno. Pada zaman Yuani kuno tersebut orang melihat kemajuan manusia telah terjadi. Kondisi seperti itulah yang hendak dihidupkan kembali.[4]
Tidak dapat ditampikan bahwa pada abad pertengahan orang telah mempelajari karya-karya para filosof Yunani dan latin, namun apa yang telah dilakukan oleh orang pada masa itu berbeda dengan apa yang diinginkan dan dilakukan oleh kaum humanis. Para humanis bermaksut meningkatkan perkembangan yang harmonis dari kecakapan serta berbagai keahlian dan sifat-sifat alamiah manusia dengan mengupayakan adanya kepustakaan yang baik dan yang mengikuti kultur Yunani. Para humanis pada umumnya berpendapat bahwa hal-hal yang alamiah pada diri manusia adalah modal yang cukup untuk meraih pengetahuan dan menciptakan peradaban manusia, tanpa wahyu, manusia dapat menghasilkan karya budaya yang sebenarnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa humanisme telah memberi sumbangannya kepada renaissans untuk menjadikan kebudayaan bersifat alamiah.
Zaman  renaissans banyak memberikan perhatian pada aspek realitas. Perhatian yang sebenarnya difokuskan pada hal-hal yang bersifat kongkret dalam lingkup alam semest masa itu pula terdapat upaya manusia untuk membera, manusia, kehidupan masyarakat dan sejarah. Pada masa itu pula terdapat upaya manusia untuk memberi tempat kepada akal yang mandiri. Hal ini dibuktikan dengan perang terbuka terhadap. Kepercayaan yang dogmatis dan terhadap orang-orang yang enggan menggunakan akalnya. Asumsi yang digunakan adalah, semakin besar kekuasaan akal, maka akan lahir dunia baru yang dihuni oleh manusia-manusia yang dapat merasakan kepuasaan atas dasar kepemimpinan akal yang sehat.
Renaissance telah menyebabkan manusia mengenali kembali dirinya, menemukan dunianya, Akibat dari sini ialah muncul penelitian-penelitian empiris. Berkembangnya penelitian empiris merupakan salah satu ciri Renaisance, ciri selanjuttnya adalah munculnya sains. Di dalam bidang-bidang filsafat, zaman Rennaisance tidak menghasilkan karya penting bila dibandingkan dengan bidang seni dan sains. [5]
Menurut Mahmud Hamdi Zaqruq, ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi kelahiran kelahiran renaissans, yaitu:
1.      Implikasi yang sangat signifikan yang ditimbulkan oleh gerakan keilmuan dan filsafat. Gerakan tersebut lahir sebagai hasil dari penerjemahan ilmu-ilmu Islam ke dalam bahasa latin selama dua abad, yaitu abad 13 dan 14. Bahakn sebelumnya telah terjadi penerjemahan kitab-kitab Arab di bidang filsafat dan ilmu pengetahuan. Hal itu dilakukan setelah Barat sadar bahwa Arab memiliki kunci-kunci khazanah turas klasik Yunani.
2.      Pasca penaklukan konstatinopel oleh Turki Usmani, terjadi migrasi para pendeta oleh Turki Italia dan negara-negara Eropa lainnya. Para sarjana tersebut menjadi poinir-poinir bag pengembangan ilmu di eropa. Mereka secara bahu-membahu menhidupkan turas klasik Yunani di Florensia, dengan membawa teks-teks dan manuskrip-manuskrip yang belum dikenal sebelumnya.
3.      Pendirian berbagai lembaga ilmiah yang mengajarkan beragam ilmu.[6]

3.      Tokoh-Tokoh Pada Zaman Renaissance
Pada zaman Renaissance ada banyak penemuan di bidang ilmu pengetahuan. Di antara tokoh-tokohnya adalah :
1. Nicolaus Copernicus (1473-1543)
Ia sering disebut sebagai Founder of  Astronomy. Ia mengembangkan teori bahwa matahari adalah pusat jagad raya dan bumi mempunyai dua macam gerak, yaitu: perputaran sehari-hari pada porosnya dan perputaran tahunan mengitari matahari. Teori itu disebut heliocentric menggeser teori Ptolemaic. Iini adalah perkembangan besar, tetapi yang lebih penting adalah metode mencangkup penelitian terhadap benda-benda langit dan kalkulasi matematik dari pergerakan benda-benda tersebut.


2. Galileo Galilei (1564-1642)
Galileo Galilei adalah salah seorang penemu terbesar di bidang ilmu pengetahuan. Ia menemukan bahwa sebuah peluru yang ditembakkan membuat suatu gerak parabola, bukan gerak horizontal yang kemudian berubah menjadi gerak vertikal. Ia menerima pandangan bahwa matahari adalah pusat jagad raya. Dengan teleskopnya, ia mengamati jagad raya dan menemukan bahwa bintang terdiri dari bintang-bintang yang banyak sekali jumlahnya dan masing-masing berdiri sendiri. Selain itu, ia juga berhasil mengamati bentuk venus dan menemukan beberapa satelit Jupiter.
3.      Francis Bacon (1561-1626)
tetapi lebih dahulu harus membersihkan pikiran dari prasangka yang ia namakan Francis Bacon adalah seorang filosof dan plitikus Inggris. Ia belajar di Cambridge University, ia berpendapat bahwa pengakuan tentang pengetahuan pada zaman dahulu kebanyakan salah, tetapi ia percaya bahwa orang dapat mengungkapkan kebenaran dengan metode, tetapi lebih dahulu harus membersikan fikiran dari prasangka yang ia namakan idols (arca). Bacon telah memberi kita pertanyaan yang klasik tentang kesalahan-kesalahan berpikir dalam idols of the mind.[7]
C.    SEJARAH HUMANISME
Humanisme telah mulai di gunakan dalam masyarakat di era 1400-1650 masehi. Meski begitu, istilah humanisme pertama kali tercatat di gunakan pada lingku akademis oleh praktisi pendidikan Friedrich Immanuel Niethammer di tahun 1808. Ia memperkenalkan istilah “humanismus” sebagai mata pelajaran bagi sekolah ingkat menengah. Pada tahun 1836, kata “humanism” kemudian diadaptasi menjadi bahasa inggris. Humanisme mengalami kebangkitan setelah ahli sejarah di banyak Negara, terutama italia. Dengan berkembangnya penggunaan istilah humanisme, kata ini kemudian menjadi pusat kajian filsafat yang di lakukan berbagai pemikir filsafat dari Jerman seperti penanut aliran filsafat Hegelian, Aenold Ruge, dan Karl Marx.[8]
Humanisme dalam kajian akademis modern, memang baru berkembang beberapa abad ini. Namun humanisme sendiri merupakan konsep yang telah lama berkembang bahkan sejak abad sbelum masehi. Di asia, Literatur yang berasal dari Siddhartha Gautama, Zarathustra, dan Leo Tzu memiliki beberapa pernyataan yang mengandung makna humanisme dengan mempertanyakan berbagai ide yang telah di yakini masyarakat pada zamannya. Karya mereka sering menjadi rujukan bagi berabgai pemikiran modern yang muncul pada zaman pencerahan ilmu pengetahuan di Eropa.
1.      Humanisme kemudian Menjadi Ajarann Baru
            Perkembangan humanisme menjadi ajaran berawal dari karya novelis Mary Ann Evans, yang lebih dikenal dengan nama George Eliot. Karya Eliot bersama rekan-rekannya yang berasal dari penulis dan ahli teori social banyak di pengaruhi dari filsuf aliran positivisme, Auguste Conte. Comte mengajukan paham ateistik yang berasal dari prinsip kemanusiaan. Ide Comte ini kemudian berkembang menjadi perintah “vivre pour altui”, atau “hidup untuk sesama” yang kemudian menjadi dasar dari ajarn humanisme. Seiring dengan lahirnya humanisme modern, keinginan untuk menjadikan humanisme sebagai ajaran kembali mendapatkan angin segar.[9]
2.      Polemik Humanisme
 Zaman humanisme Maksud ungkapan tersebut adalah manusia di angkat dari abad pertengahan. Pada abad tersebut manusia kurang dihargai kemanusiaannya. Kebenaran diukur berdasarkan ukuran gereja, bukan menurut ukuran yang dibuat oleh manusia sendiri. Humanisme menghendaki ukurannya harusnya manusia, karena manusia mempunyai kemampuan berfikir. Bertolak dari sini, maka humanisme menganggap manusia mampu mengatur dirinya sendiri dan mengatur dunia. Karena semangat humanisme tersebut, akhirnya agama Kristen semakin ditinggakan, sementara pengetahuan rasional dan sains berkembang pesat terpisah dari agama dan nilai-nilai spiritual.[10]
Humanisme terus mengalami pergeseran makna sesuai pada zaman pengkajiannya. Saat pertama kali masuk ke masyarakat, humanisme berada pada arah yang berbeda dengan agama dimana humanisme di anggap sebagai kelanjutan dari paham sekuraisme. Namun, seiring berjalannya waktu, humanisme kemudian menjadi objek kajian akademis dan melahirkan berbagai pemikiran yang bersifat universal bagi manusia. Kini humanisme terus berkembang dan menimbulkan multi interprestasi. Ada yang menganggap humanisme sebagai keyakinan atau bahkan ajaran baru.
American Humanist Association. Menjelaskan bahwa humanisme kini telah terpecah dalam berbagai istilah seperti literary humanism, renaissance humanism, Christian humanism, modern humanism, secular humanism, dan yang terakhir adalah religious humanism. Ahli humanisme modern seperti Corliss Lamont atau Carl Sagan berpendapat bahwa humanisme mestinya berkembang melalui alasan, bukti yang dapat teramat dengan baik, serta dikaji melalui perasaan skeptic sekaligus menggunakan metode ilmiah. Meski begitu, penentuan tentag benar dan salah akhirny kembali lagi kepada setiap individu, tanpa mempertimbangkan berbagai unsure metafisis atau supranatural. Jadi jika kita menganggap menjunjung humanisme hanya dengan mengikuti kata hati, maka itu bukanlah humanisme sesungguhnya Humanisme merupakan ciri Renaisance yang penting, Humenisme adalah pandangan yang tidak menenangkan orang-orang yang beragama.
Tokoh penemu bidang sains pada masa ini ialah Nicolaus Copernicus (1473-1543), Johanes Kepler (1571-1630), dari Galelio Galilei (1564-1643). Semuanya hidup pada zaman Renaisance, Zaman ini sering juga di sebut Zaman Humanisme. Maksud ungkapan ini ialah manusia di anggap kurang dihargai sebagai manusia. Kebenaran diukur berdasarkan dari gereja (kristen), bukan menurut ukuran yang dibuat oleh manusia. Humanisme menghendaki ukuran haruslah manusia. Karena manusia mempunyai kemampuan untuk berpikir, maka humanisme menganggap manusia mampu mengatur dirinya dan mengatur dunia.[11]
 Jadi, ciri utama Renaissance ialah humanisme lepas dari agama (tidak mau diatur oleh agama), Filsafat berkembang bukan pada Zaman Renaissance itu , melainkan kelak pada zaman sesudahnya (Zaman Modern). Sains berkembang karena semangat dan hasil empirisme itu. Agama (Kristen) semakin ditinggalkan, ini karena semangat humanisme itu. Ini kelihatan dengan jelas kelak pada Zaman Modern. Rupanya setiap gerakan pemikiran mempunyai kecenderungan menghasilkan yang positif, tetapi sekaligus yang negatif. Apa tidak mungkin gerakan pemikiran itu hanya menimbulkan yang positif saja? Mungkin.
Contohnya gerakan Muhammad yang mengajarkan Islam. Jadi, Zaman Modern filsafat didahului oleh Zaman Renaissance . Sebenarnya secara esensial Zaman Renaissance itu, dalam filsafat, tidak berbeda dari Zaman Modern.
Ada empat aliran yang mengklaim sebagai bagian dari Humanisme, yaitu :
1.      Liberalisme Barat
liberalisme adalah aliran atau paham ketatanegaraan dan ekonomi, sedangkan penganutnya disebut kaum liberal.[12] Dari pengertian tersebut dapat kita pahami bahwa liberalisme menekankan kepaada kebebasan. Perkembangan liberalisme mulai muncul sejak abad Ke-17. Liberalisme awal adalah produk dari Inggris dan Belanda, serta mempunyai suatu karakteristik yang menonjol. Liberaalisme membela toleransi beragama; liberalisme itu protestan, tetapi lebih bersifat bebas daripada fanatik; liberalisme menganggap perang agama sebagai kebodohan. Di seluruh dunia barat, sikap keras dalam memegang pendirian memberi tempat bagi pencerahan, kekhawatiran akan kekuatan Spanyol telah berakhir, sehingga pada akhirnya berhasil mencetuskan revolusi Perancis, yang langsung melahirkan Napoleon dan kemudian Aliansi Suci. Selama Revolusi Perancis, liberalisme diwakili oleh partai-partai yang lebih moderat. Di Inggris, setelah beberapa kali berlangsung peranng Napoleon, keberhasilan terbesar liberalisme terjadi di Amerika, hingga menjadi dominan sejak tahun 1776 sampai sekarang.
2.      Marxisme
Marxisme adalah seubah paham yang mengikuti pandangan-pandangan dari Karl Marx pada abad Ke-18.[13] Marx menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik. Negara yang masih menganut Marxisme adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos.
3.      Eksistensialisme
Kata Eksistensialisme berasal dari kata eks=keluar, dan sistensi atau sisto=berarti, menempatkan. Secara umum berarti, manusia dalam keberadaannya itu sadar bahwa dirinya ada dan segala sesuatukeberadaannya ditentukan oleh akunya. Karena manusia selalu terlihat di sekelilinnya, eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang memandang berbagai gejala dengan berdasar pada eksistensinya, artinya bagaimana manusia berada (bereksistensi) dalam dunia.
4.      Agama
Islam mempunyai pandangan yang unik dan komprehensif tentang kemanusiaan di awali dengan semangat pembebasan melalui konsep tauhid. Yaitu pembebasan manusia dari segala sesuatu selain kepada Allah. Kedatangan agama Islam sebagai agama pembebas ketertindasan manusia dari penghambaan dunia diungkapkan oleh Ali Syariati; akhirnya datanglah Islam, mata rantai terakhir yang menyempurnakan agama-agama dalam sejarah, yang tampil dalam ajaran Tauhid dan kemenangan, yang menurut seorang prajurit Islam adalah mengajak manusia pindah dari kerendahan bumi menuju ketinggian langit dan dari penyembahan manusia atas manusia kepada penyembahan manusia keada Tuhan Semesta Alam.

D.    Puncak Humanisme Renaissance
            Gerakan Humanisme Renaissance berhutang besar pada munculnya beberapa perpustakaan besar dan aktivitas para kolektor naskah-naskah sastra Yunani Kuno dan Latin pada paro kedua abad ke-15. Beberapa perpustakaan ternama seperti Perpustakaan Vatikan, Perpustakaan Venesia, Perpustakaan de Medici di Florence, merupakan tempat koleksi naskah-naskah kuno tersebut. Selain mengumpulkan naskah kuno, para kolektor pun menyalin, dan beberapa di antara mereka menerjemahkan ke dalam bahasa Latin, naskah-naskah Yunani Kuno dan Latin Kuno.[14]
            Venesia misalnya, adalah pusat berkumpulnya para pecinta naskah literatur Yunani Kuno dan Latin. Mereka tidak hanya membaca, tetapi beberapa di antaranyadalam mengedit naskah-naskah tersebut untuk diterbitkan ulang. Tempat-tempat seperti Venesia merupakan sumber inspirasi bagi para humanis untuk mengembangkan pendidikan kemanusiaan di era Renaissance.
            Humanisme Renaissance abad ke-16 di Italia memiliki corak neoplatonis. Corak ini dipakai dan dikembangkan para pemikir pendidik Humanis di Akademi Plato Florance. Akademi tersebut menggali kembali filsafat Plato, Aristoteles, dan Plotinus. Karena itu, corak neoplatonik ini dipadukan dengan inspirasi keyakinan religius dalam tradisi Kristiani.
            Perpaduan filsafat pagan dengan keyakinan religius itu menghasilkan sosok manusia yang optimis dan mistik kedua ciri ini mempunyai akar pada Filsafat Skolastik dan Filsafat Neoplatonik. Filsafat Skolastik memberi inspirasi bahwa manusia merupakan manifestasi dari kemahatahuan dan kemahakuasaan Allah.
            Ketertiban manusia dan keteraturan manusia dan semesta tampil dalam tingkatan-tingkatan hierarkis. Manusia berada di antara malaikat dan lebih tinggi dari ciptaan lain. Tatanan hierarkis ini bersifat sakral. Karena itu lah, Humanisme Neoplatonik Renaissance menganggap perlu mempertahankan struktur sosial yang hierarkis.
            Sama seperti Copernicus yang menentang gereja dengan penemuannya. Dimana dia berhasil membuktikan kalau bumi bulat, yang ketika itu gereja mengeluarkan ajaran bahwa bumi tidak berbentuk bulat. Lalu, Galileo Galilei yang dipenjara karena menentang ajaran gerejea ketika itu. Gereja mengajarkan masyarakat ketika itu bahwa pusat dari alam semesta ini adalah bumi, tetapi Galileo membuat teropong dan mengklasifikasi ajaran gereja tersebut, dan terbukti bahwa ajaran gereja adalah salah. Dia diancam jika tidak menarik penemuannya itu, dia akan dipenjara, tapi ancaman itu tidak diindahkan oleh Galileo, sehingga gereja menangkap dan memenjarakan beliau dengan tuduhan bahwa beliau sesat. Gereja dapat memperlakukan seperti itu karena ketika itu gereja memegang otoritas yang tinggi, dan ketika itu siapa pun yang tidak mematuhi aturan gereja, dia dianggap seorang bidat, dan dihukum mati. Inilah yang membuat Copernicus mati dan Galileo dipenjarakan.

E.     Sikap Gereja Terhadap Humanisme Renaissance
            Gereja adalah sebuah organisasi atau sebuah lembaga yang konservatif, sehingga gereja tidak menerima sesuatu yang baru, apa pun itu bentuknya. Pada zaman Renaissance, gereja sangat antipati terhadap ilmu atau pengetahuan yang di luar gereja, atau dapat dikatakan bahwa gereja tidak menerima ajaran dalam bentuk apa pun selain ajaran yang mereka (orang-orang/pejabat-pejabat gereja) buat bersama, dan yang dicap sebagai kebenaran atau lebih ekstrimnya lagi, sebagai suara Tuhan. Sehingga yang melawan atau membantah ajaran gereja, orang tersebut dianggap sebagai orang kafir atau orang bidat.

            Kekakuan gereja pada saat itu mengakibatkan masyarakat menjadi sekumpulan orang yang haus akan pengetahuan, sehingga mereka memiliki inisiatif untuk memberontak atau melawan dari ajaran gereja, yang dianggap hanya merugikan mereka. Karena jika melihat kondisi ketika itu, dimana gereja memegang semua situasi, tidak ada lagi yang menjadi hak masyarakat atau orang yang berkarir di luar gereja. Dengan melakukan pemerasan, korupsi, dan banyak hal lagi yang (sebenarnya) membuat posisi gereja menjadi sulit, karena masyarakat malah mencari cara untuk “berontak”.[15]
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Renaissans berarti kelahiran kembali (rebirth). Ciri utama Renaissance adalah humanisme, Individualisme, lepas dari agama (tidak mau di atur oleh agama). Filsafat renaissance juga menetapkan bahwa kebenaran berpusat dari akal, tetapi setiapakal bergantung pada subjek yang menggunakanya. Oleh karena itu filsafat rasionalis menekankan bahwa berfikir adalah wujud keberadaan diri, jika seseorang berfikir berarti dia ada.
Humanisme pada mulanya di pakai sebagai suatu pendirian di kalangan ahli pikir  Renaissance yang mencurahkan perhatiannya terhadap pengajaran kesusastraan Yunani dan Romawi, serta prikemanusiaan, dan pelopor humanisme menjelaskan bahwa manusia dengan segenap kebebasan memiliki potensi yang sangat besar dalam menjalankan kehidupan secara mandiri untuk mencapai keberhasilan hidup didunia. Sejalan dengan pemikiran tentang manusia yang berkembang dewasa ini,yang menganggap manusia sebagai jati diri.














DAFTAR PUSTAKA

Hamidah, Filsafat Umum, Palembang: Noer Fikri Offset, 2014

Tafsir,Ahmad, Filsafat Umum, Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2013

Zaprulkhan, Filsafat Umum, Jakarta: PT RajaGranfindo Persada, 2013

          dan.html, pada tanggal 27 Nov 2015 pukul 13.10.

          dan.html, pada tanggal 27 Nov 2015 pukul 13.40.


          pada tanggal 29 Nov 2015 pukul 16.43.
            pada tanggal 27 Nov 2015 pukul 13.12.






[1] Hamidah, Filsafat Umum, (Palembang: Noer Fikri Offset), hlm. 107-108.
[2]Ibid., hlm.109.
[3]Ibid., hlm. 110.
[4]Zaprulkhan, Filsafat Umum, (Jakarta: PT RajaGranfindo Persada, 2013), hlm 209.
[5] Hamidah, Op. Cit., hlm. 110.
[6] Ibid., hlm. 111.
[7] Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2013), hlm. 66.
[8] http://kependidikanislam2010.blogspot.co.id/2011/06/filsafat-humanisme-dan.html, pada tanggal 27 Nov 2015 pukul 13.40.
[9]Ibid., http://kependidikanislam2010.blogspot.co.id/2011/06/filsafat-humanisme-dan.html, pada tanggal 27 Nov 2015 pukul 13.40.
[10]Ahmad Tafsir, op., cit, hlm, 67.
[11] http://kependidikanislam2010.blogspot.co.id/2011/06/filsafat-modern-renaissance-dan.html, pada tanggal  27 Nov 2015 pukul 13.12.
[13] http://semogabermanfaat8.blogspot.co.id/2014/09/makalah-marxismepengertian-marxisme.html pada tanggal 27 nov 2015 pukul 13.12.

[14] Ibid.,
[15] Ibid.,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar