Minggu, 03 Januari 2016

makalah (Ilm Klm) iman dan kufur

MAKALAH
IMAN DAN KUFUR

Disusun Sebagai Tugas Kelompok
Mata Kuliah ilmu kalam

Dosen Pengampu: Sri Hidayati, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 9:

Adela Destri         (1532100073)
Dewi Shintawati    (1532100103)
                           Dhea Amelya         (1532100104)

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TA 2015/2016

KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji hanya milik Allah azza wajal, shalawat seiring salam semoga selalu tercurah kepada Nabi akhir zaman yakni Muhammad Saw. Keluarga, sahabat dan seluruh umatnya yang setia dan istiqomah berada di atas ajarannya hingga hari kiamat.
Penulis sangat bersyukur karena berkat rahmat dan karuniaNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Iman dan Kufur ”.
Penyusunan makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah Ilmu Kalam Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negri Raden Fatah Palembang. Dalam penyusunan makalah ini penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah ilmu kalam yang telah memberikan materi perkuliahan serta arahannya, mudah-mudahan Allah SWT. Membalas atas semua bantuan yang telah diberikan dengan tulus dan ikhlas. Penulis berharap makalah ini berguna bagi kita semua amin. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Akhirul kalam,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Palembang,04 November  2015

Penulis




                                                                       DAFTAR ISI




BAB I

PENDAHULUAN


Ilmu kalam biasa disebut dengan beberapa nama, antara lain ilmu Ushuluddin, ilmu Tauhid, Fiqh al al akbar, dan teologi Islam. Aqidah ilmu kalam sebagaimana diketahui, membahas ajaran-ajaran dasar dari suatu agama. Setiap orang yang ingin menyelami seluk beluk agamanya secara mendalam, perlu mempelajari aqidah yang terdapat dalam agamanya.mempelajari aqidah atau teologi akan memberi seseorang keyakinan-keyakinan yang berdasarkan pada landasan yang kuat, yang tidak mudah diombang ambingkan oleh peredaran zaman.
Teologi di dalam Islam disebut juga ilmu At-Tauhid. Kata Tauhid mengandung arti satu atau Esa dan keEsaan dalam pandangan Islam merupakan sifat terpenting di antara sifat-sifat Tuhan. Teologi Islam disebut juga ilmu kalam.  Ilmu kalam memiliki definisi yang berbeda-beda menurut beberapa Ulama.  Ilmu Tauhid atau  Ilmu Kalam ialah ilmu yang mempelajari/membicarakan tentang Ketuhanan baik Dzat, kehendak, perbuatan dan sifat-Nya yang bersifat mustahil. Ilmu kalam mengandung berbagai argumentasi tentang akidah imani yang diperkuat dalil-dalil rasional.

1.1 Apa pengertian Iman dan Kufur ?
1.2    Apa saja aliran yang terdapat di dalam Iman dan Kufur ?

Agar dapat membedakan antara hak dan batil untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperkuat keimanan seseorang serta mengetahui sumber-sumber ilmu ketuhanan tersebut.





BAB II

PEMBAHASAN


Secara etimologis, kata “ al-iman” berasal dari kata “aamana – yu’minu – iimaanan, Artinya percaya.Percaya adalah suatu pengakuan atau keyakinan seseorang terhadap sesuatu. Ia mengakui dan meyakini suatu kebenaran itu secara benar dan meyakini kesalahan secara benar pula. Mengakui dan meyakini sesuatu itu benar, artinya meyakini bahwa sesuatu itu sebagai kebenaran yang harus diyakini dan tidak diragukan kebenarannya. Tanpa kepercayaan, manusia tidak mungkin hidup. Ia akan dihantui oleh keraguan yang mematikan. Misalnya, orang tidak yakin atau tidak percaya pada sesuatu maka ia akan diliputi keraguan, dan keraguan itu menyebabkan hidupnya tidak aman dan tidak tenang.
Adapun makna iman dari segi istilah ialah pembenaran atau pengakuan hati dengan penuh yakin tanpa ragu-ragu akan segala apa yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW yang diketahui dengan jelas sebnagai ajaran agama yang berasal dari wahyu Allah.[1]
Ada dua risiko akan dihadapi setiap orang yang memiliki kepercayaan terhadap sesuatu.
1.     Kebahagiaan dan keberuntungan, apabila orang meyakini dan kepercayaan pada sesuatu, kemudian sesuatu yang diyakini dan dipercayai itu sesuai dengan keyakinannya atau antara keyakinan dan kenyataan itu bersesuaian. Dengan demikian, orang itu akan mendapat keberuntungan atau kebahagiaan.[2]
2.     Kerugian dan kehancuran, sebaliknya, jika seseorang meyakini dan percaya kepada sesuatu, setelah dibuktikan, tidak sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan, ia akan rugi dan hancur.

Konsep iman terbagi menjadi tiga golongan yaitu:
1.     Iman sebagai tasdiq di dalam hati akan Wujud Allah dan keberadaan Nabi atau Rasul Allah.
2.     Iman sebagai tasdiq di dalam hati dan di ikrarkan dengan lidah.
3.     Iman sebagai tadsiq  di dalam hati, ikrar dengan lisan, dan di buktikan dengan perbuatan.

Kata “kufur” atau “kafir” memiliki lebih dari satu arti. Kafir dalam banyak pengertian sering di antagoniskan dengan iman. Adapun yang dimaksud dengan kufur dalam pembahasan ini adalah keadaan tidak percaya atau tidak beriman kepada Allah SWT. Dengan demikian, orang yang kafir adalah orang yang tidak percaya atau tidak beriman kepada Allah SWT. Kekafiran jelas sangat bertentangan dengan akidah islam atau tauhid sebab tauhid merupakan dan keimanan atau keyakinan terhadap keberadaan Allah SWT.[3]

Pengertian kufur adalah mengingkari adanya Allah dan tidak membenarkan apa yang datang kepada Nabi Muhammad, baik sebagian atau keseluruhan. [4]
Berbagai corak perbuatan kufur yang dinyatakan dalam al-qur’an sebagai berikut :[5]
1.     Persoalan yang berkaitan dengan masalah ketuhanan, seperti [6]ingkar terhadap keberadaan Yang Maha Pencipta (Allah).
2.     Hal-hal yang berkaitan dengan masalah kenabian.
3.     Orang-orang yang tidak mau melaksanakan hukum-hukum islam, padahal mereka mampu mengerjakannya.


1.      Aliran Khawarij
Kaum Khawarij adalah kaum pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar dari barisan Ali, karena tidak setuju dengan kebijaksanaan Ali bin Abi Thalib yang menerima tahkim/arbitrase judge between parties to a dispute.
Dari persoalan politik, kemudian kaum khawarij memasuki juga persoalan teologi Islam. Menurut golongan Khawarij al-Muhakkimah, Ali, Mu’awiyah, kedua pengantara Amr ibn al-‘As dan Abu Musa al-‘Asy’ari adalah kafir.
Iman menurut kaum Khawarij bukan merupakan pengakuan dalam hati dan ucapan dengan lisan saja, akan tetapi amal ibadah menjadi rukun iman saja. Dan menurut kaum Khawarij, orang yang tidak melakukan shalat, puasa, zakat, dan lain sebagainya yang diwajibkan oleh Islam, maka termasuk kafir. Jadi apabila sekarang mukmin melakukan dosa besar mapun kecil, maka orang itu termasuk kafir dan wajib diperangi serta boleh di bunuh. Harta bendanya boleh dirampas menjadi harta ghonimah.

2.      Aliran Mu’tazilah
Kaum Mu’tazilah berpendapat bahwa orang mukmin yang mengerjakan dosa besar dan mati sebelum bertaubat, maka ia bukan termasuk mukmin dan bukan pula kafir, tetapi di hukum sebagai orang yang fasiq. Jadi kefasikan adalah suatu hal yang berdiri antara dengan mengambil jalan tengah antara mukmin dan kafir. Ini berdasarkan pada:[7]

a. Ayat-ayat al-Qur’an dan hadits yang menganjurkan mengambil jalan tengah dalam segala sesuatu
b. Pikiran Aristoteles yang mengatakan bahwa keutamaan sesuatu adalah jalan tengah antara dua jalan yang berlebih-lebihan.
c. Pendapat Plato yang mengatakan bahwa ada suatu tempat antara baik dan buruk.
Golongan Mu’tazilah memperdalam jalan tengah ini dijadikan suatu prinsip rasionalitas ethis philosophis. Di akhirat nanti, orang mukmin yang melakukan dosa besar dan belum bertaubat akan ditempatkan pada suatu tempat diantara surga dan neraka.

3.      Aliran Mu’tazilah
Seluruh pemikiran Mu’tazilah tampaknya sepakat menyatakan bahwa amal perbuatan merupakan salah satu unsur terpenting dalam konsep iman, bahkan hampir mengidentikannya. Aspek penting lain dalam konsep Mu’tazilah tentang iman adalah yang mereka identifikasikan sebaga ma’rifah (pengetahuan dengan akal) ma’rifah menjadi unsur penting dari iman karena pandangan  Mu’tazilah yang bercorkak rasional.[8]
4.      Aliran Asy’ariah
Menurut Asy’ariah iman adalah tashdiq bi al-qalb (membenarkan dengan hati). Unsur iman adalah tashdiq, qawl dan amal. Persayaratan minimal untuk adanya iman [9]hanya tashdiq, yang jika diekpresikan secara verbal akan berbentuk syahadatain.
5.      Aliran Maturidiah
Dalam masalah iman, aliran Maturidiah Samarkand berpendapat bahwa iman adalah tashdiq bi al-qalb bukan semata-mata iqrar bi al-lisan. Menurut Al-Maturidi sebagai suatu penegasan bahwa iman tidak cukup hanya dengan perkataan, sementara kalbu tidak beriman. Apa yang diucapkan oleh lidah dalam bentuk pernyataan iman menjadi batal apabila hati tidak mengakui ucapan lidah.[10]








BAB III

PENUTUP

 

KESIMPULAN


Iman dari segi lughat adalah pembenaran sedangkan dari segi istilah iman ialah pembenaran atau pengakuan hati dengan penuh yakin tanpa ragu-ragu akan apa segala yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Kufur artinya menutupi, tertutup, tersembunyi, ketidak percayaan kepada Tuhan. kufur adalah mengingkari adanya Allah dan tidak membenarkan apa yang datang kepada Nabi Muhammad, baik sebagian atau keseluruhan. Dari beberapa aliran itu memiliki perbedaan pendapat.


















Anwar, Rosihon.2012. Ilmu Kalam. Bandung: CV Pustaka Setia.
Rahman, Taufik. 2013. Tauhid Ilmu Kalam. Bandung: CV Pustaka Setia.





[1] Taufiq Rahman,Tauhid Ilmu Kalam,Bandung:cv Pustaka Setia,2013.hlm.29.                                                                                                              
[2] Ibid. Hlm. 30.
[3] Ibid. Hlm. 35.
[4] Ibid. Hlm. 37.
[5] Ibid. Hlm. 38.
[6] Ibid. Hlm. 39.
[7] Rosihon Anwar,Ilmu Kalam;Bandung:cv Pustaka Setia,2012,hlm.170.
[8] Ibid. hlm. 173.
[9] Ibid. hlm. 174.
[10] Ibid. hlm. 175.

1 komentar: