MAKALAH BAHASA INDONESIA
TRANSLITERASI HURUF ARAB KE HURUF LATIN
DisusunOlehKelompok10
Anggota:
Adela Destri(1532100073)
Desi Ratnasari (1532100099)
Dhona Arba (1532100105)
Dosen
Pengampu: KMS. Mas’ud Ali, M.Pd.I
UNIVERSITAS
ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN
AJARAN2015/2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Segala
puji hanya milik Allah azza wajal, shalawat seiring salam semoga selalu
tercurah kepada Nabi akhir zaman yakni Muhammad Saw. Keluarga, sahabat dan
seluruh umatnya yang setia dan istiqomah berada di atas ajarannya hingga hari
kiamat.
Penulis
sangat bersyukur karena berkat rahmat dan karuniaNyalah penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “transliterasihurufarab ke huruflatin”.
Penyusunan
makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia Program Studi
Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negri Raden Fatah Palembang. Dalam
penyusunan makalah ini penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dan
kesalahan sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima
kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan
materi perkuliahan serta arahannya, mudah-mudahan Allah SWT. Membalas atas
semua bantuan yang telah diberikan dengan tulus dan ikhlas. Penulis berharap
makalah ini berguna bagi kita semua amin. Atas perhatiannya kami ucapkan terima
kasih.
Akhirul
kalam,
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Palembang,07 Desember 2015
Penulis
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
Adanya transliterasi huruf
Arab ke huruf Latin ini berawal dari kebutuhan orang Indonesia
yang menginginkan menulis huruf Arab dengan huruf Latin dan menterjemaahkannya
ke dalam bahasa Indonesia. Dengan adanya hal tersebut maka pemerintah pada
tahun 1983 menunjuk Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia untuk merumuskan kaidah-kaidah penulisan huruf Arab ke
aksara Latin supaya seragam dan tidak salah kaprah. Untuk menanggapi hal
tersebut kemudian badan Litbang Agama mengadakan seminar dan mengundang
beberapa tokoh untuk merumuskan kaidah-kaidah penulisan huruf Arab ke aksara
Latin. Diantaranya tokoh yang diundang waktu itu adalah:
1.
H.SawabiIhsa
2.
AliAudah
3.
Prof.Ghazali
4.
Prof.
HB Jassin,
5.
dan Drs.
Sudarno M.ed
Kemudian pedoman
itu di sahkah bersama oleh Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor: 158 tahun 1987 dan Nomor 0542/b/u/1987, tertanggal 10
September 1987 dengan beberapa perubahan. Perubahan dilakukan mengingat alasan
kemudahan penghafalan dan penguasaannya.
Bagaimana mentransliterasihurufarab ke huruflatin?
Hanya membahas transliterasihurufarab ke huruflatin.
BAB II
PEMBAHASAN
Kata transliterasi berasal
dari kosa kata bahasa Inggris transliteration, yaitu trans yang
berarti pindah, alih, ganti dan literation yang berarti liter,
huruf. Jadi, bisa disimpulkan bahwa transliterasi huruf Arab Latin adalah
penggantian huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lainnya.[1]
1.
Konsonan
Fonem konsonan bahasa
Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam
transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf dan sebagian dilambangkan
dengan tanda, dan sebagian lain lagi dengan huruf dan tanda sekaligus.[2]
No
|
Huruf Arab
|
Huruf Latin
|
Keterangan
|
1
|
ا
|
tidakdilambangkan
|
|
2
|
ب
|
b
|
Be
|
3
|
ت
|
t
|
Te
|
4
|
ث
|
ts
|
tedenganes
|
5
|
ج
|
j
|
Je
|
6
|
ح
|
h
|
ha dengangarisbawah
|
7
|
خ
|
kh
|
kadengan ha
|
8
|
د
|
d
|
De
|
9
|
ذ
|
Dz
|
de denganzet
|
10
|
ر
|
R
|
Er
|
11
|
ز
|
Z
|
Zet
|
12
|
س
|
S
|
Es
|
13
|
ش
|
Sy
|
esdengan ye
|
14
|
ص
|
S
|
esdengangarisbawah
|
15
|
ض
|
D
|
d dengangaarisbawah
|
16
|
ط
|
T
|
tedengangarisbawah
|
17
|
ظ
|
Z
|
zetdengangarisbawah
|
18
|
ع
|
‘
|
komaterbalik di atashadapkanan
|
19
|
غ
|
Gh
|
gedengan ha
|
20
|
ف
|
F
|
Ef
|
21
|
ق
|
Q
|
Ki
|
22
|
ك
|
K
|
Ka
|
23
|
ل
|
L
|
El
|
24
|
م
|
M
|
Em
|
25
|
ن
|
N
|
En
|
26
|
و
|
W
|
We
|
27
|
ﻫ
|
H
|
Ha
|
28
|
ء
|
,
|
Apostrof
|
29
|
ي
|
Y
|
Ye
|
2.
Vokal
Vokal bahasa Arab,
seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal (monoftong) dan
vokal rangkap (diftong ), serta madd.[3]
a. Vokal tunggal
(monoftong)
No
|
Huruf Arab
|
Huruf
Latin
|
Keterangan
|
1
|
َ
|
A
|
Fathah
|
2
|
ِ
|
I
|
Kasrah
|
3
|
ٌ
|
U
|
Dammah
|
b. Vokal rangkap
(diftong)
No
|
Huruf Arab
|
Huruf
Latin
|
Keterangan
|
1
|
ي
.
|
Ai
|
a dengan i
|
2
|
و
.
|
Au
|
a dengan u
|
Contoh:
كتب : kataba
فعل : fa’ala
c. Vokal
panjang (madd)
No
|
Huruf Arab
|
Huruf
Latin
|
Keterangan
|
1
|
اﻳ
|
Â
|
a dengantopi di atas
|
2
|
ي
|
Î
|
i dengantopi di atas
|
3
|
ىو
|
Û
|
u dengantopi di atas
|
Contoh:
قال : qâla
رمى : ramâ
3. Ta marbûtah
Ta marbûtah ini diatur dalam tiga katagori:
a. huruf ta marbûtah pada kata berdiri sendiri, huruf
tersebut ditransliterasikanmenjadi/h/,misalnya: محكمة menjadi mahkamah.
b. jika huruf ta marbûtah diikuti oleh
kata sifat (na’at), huruf tersebut ditransliterasikan menjadi /h/ juga,
misalnya:المدينة المنورة menjadi al-madÎnah
al-munawarah.
c. Jika hurup ta marbûtah diikuti oleh kata
benda (ism), huruf tersebut ditransliterasikan menjadi /t/ misalnya:روضة الأطفال menjadi raudat al-atfâl.[4]
4. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab
dilambangkan dengan sebuah tanda, tanda syaddah atau
tanda tasydid, dalam transliterasi ini tandasyaddah tersebut
dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi
tanda syaddah itu.
Contoh:
نزّل : nazzala
ربّنا : rabbanâ
5. Kata Sandang
Kata sandang dalam
sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu ال. Namun, dalam transliterasi menjadi /al-/ baik yang diikuti
oleh huruf syamsiahmaupun kata sandang yang diikuti oleh
huruf qamariah, misalnya : الفيل (al-fîl),الوجود (al-wujûd), dan الشمس (al-syams bukan asy-syams)
6. Hamzah
Dinyatakan di depan
bahwa hamzah ditransliterasikan dengan apostrof. Namun, itu
hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir
kata. Bila hamzah itu terletak diawal kata, ia tidak
dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif.
Contoh:
تاخذون :ta’khudzuna
النّوء : an-nau’
اكل : akala
انّ : inna
7.
Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem
tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi ini huruf
tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital seperti apa yang berlaku
dalam EYD, diantaranya: Huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal
nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang
(artikel), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri
tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya, seperti: al-Kindi, al-Farobi, Abu
Hamid al-Ghazali, dan lain-lain (bukan Al-Kindi, Al-Farobi, Abu Hamid
Al-Ghazali). Transliterasi ini tidak disarankan untuk dipakai pada penulisan
orang yang berasal dari dunia nusantara, seperti Abdussamad al-Palimbani bukan
Abd al-Shamad al-Palimbani.
8.
Cara Penulisan Kata
Setiap kata, baik kata kerja (fi’il), kata benda (ism),
maupun huruf (harf) ditulis secara terpisah.
Contoh:
الخلفاء الراشدين : al-Khulafa al-Rasyidin
صلة الرحم : silat al-Rahm
الكتب الستة : al-Kutub al-Sitta
Kata dari
bahasa Arab yang diserap ke dalam bahasa Indonesia mengalami penyederhanaan atau perubahan,
baik dalam hal penulisan maupun pengucapannya. Sebagai contoh, huruf ق
(qaf) pada Irak, Ya’kub, akhlak, fikih,
kadar, dan kaidah telah diserap menjadi k; sedangkan pada
pada Qur’an dan Masjidil Aqsa tetap bentuknya dan
dialihaksarakan sebagai q.
Setiap kata serapan dapat mengalami satu atau lebih hal-hal berikut:
Setiap kata serapan dapat mengalami satu atau lebih hal-hal berikut:
·
Pengabaian
apostrof (‘) untuk alih aksara ain
hidup.
·
Hamzah
hidup tidak dilambangkan.
·
Hamzah
mati di akhir kata tidak dilambangkan.
·
Pengabaian
huruf ya yang ditasydid dengan huruf sebelumnya dibaca kasrah.
·
Kata
sandang “al” diabaikan atau ditulis bersambung.
·
Penyederhanaan
alih aksara sh/ṣ dan ts/ṡ menjadi
s.
·
Penyederhanaan
alih aksara dz/ż menjadi z.
·
Penyederhanaan
alih aksara zh/ẓ menjadi z.
·
Perubahan
alih aksara zh/ẓ menjadi l.
·
Penyederhanaan alih aksara dh/ḍ menjadi d.
·
Penyederhanaan alih aksara th/ṭ menjadi t.
·
Perubahan alih aksara f menjadi p.
·
Perubahan alih aksara q menjadi k.
·
Perubahan alih aksara ain
mati menjadi k.
·
Perubahan alih aksara hamzah
mati di tengah kata menjadi k.
·
Alih aksara diftong menggunakan u atau i.
·
Perubahan dialek dari harakat hidup (a, i) menjadi e.
·
Penyisipan huruf sesuai harakat huruf ketiga dari akhir (a, i,
atau u) pada kata bahasa Arab dengan huruf kedua dari akhir dibaca mati.[5]
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dengan penyeragaman penulisan huruf Arab menjadi huruf Latin
diharapkan para penulis dapat membedakan huruf dan menggunakannya secara tepat
sehingga tidak terjadi kesalahan bunyi, kesalahan penulisan, dan kesalahan
makna.Namun, lagi-lagi, penulisan kata-kata tersebut sering tidak seragam. Jadi,
sekali lagi, meskipun sudah ada pedoman Transliterasi Arab-Latin SKB Menagdan
Mendibud, tidak jarang buku-buku pelajaran agama ataupun buku agama yang lain
masih belum seragam mengeja kosakata Arab tersebut.
Akhirulkalam,
menjaditugaslembaga-lembagabahasauntukgencarmenyosialisasikanpedomantransliterasi
Arab-Indonesia.Jikaperlu, pedomanitudirevisiuntukmengakomodasiragampendapat
yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Mahmudah,
Fitriyah, dkk.2010.Disiplin Berbahasa Indonesia.Jakarta: FITK Press.
http://elwahyudin.blogspot.co.id/2012/01/transliterasi-huruf-arab-latin.html
[1]Fitriyah, Mahmudah, dan
Ramlan A. Gani. Disiplin Berbahasa Indonesia. Jakarta; FITK Press,
2010, hlm 51
[2]http://elwahyudin.blogspot.co.id/2012/01/transliterasi-huruf-arab-latin.html
jam 11:52 tempat fakultas tarbiyah tanggal 04
november 2015
[3] Ibid
, hlm 54
[4]Ibid,
hlm 56
[5]https://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Pedoman_alih_aksara_Arab_ke_Latin jam 11:52 tempat fakultas tarbiyah tanggal 04 november 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar