Rabu, 20 Juli 2016

Kel. 3 Hakikat Metode Filsafat Pendidikan Islam



MAKALAH
HAKIKAT METODE DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Disusun Sebagai Tugas Kelompok
Mata Kuliah filsafat pendidikan Islam

Dosen Pengampu: Syarnubi, M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 3:
Agusrianto (1532100076)
Ajeng Ratika (1532100078)
Amelia Agustina (1532100083)

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN AJARAN 2016/2017

Daftar Pustaka




KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji hanya milik Allah azza wajal, shalawat seiring salam semoga selalu tercurah kepada Nabi akhir zaman yakni Muhammad Saw. Keluarga, sahabat dan seluruh umatnya yang setia dan istiqomah berada di atas ajarannya hingga hari kiamat.
Penulis sangat bersyukur karena berkat rahmat dan karuniaNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “hakikat metode dalam filsafat pendidikan islam”.
Penyusunan makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Dalam penyusunan makalah ini penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah filsafat pendidikan islam yang telah memberikan materi perkuliahan serta arahannya, mudah-mudahan Allah SWT. Membalas atas semua bantuan yang telah diberikan dengan tulus dan ikhlas. Penulis berharap makalah ini berguna bagi kita semua amin. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Akhirul kalam,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Palembang, 31 Maret 2016

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Dunia pendidikan saat ini masih dihadapkan pada berbagai persoalan, mulai dari soal rumusan tujuan pendidikan yang kurang sejalan dengan tuntutan masyarakat, sampai kepada persoalan guru, metode, kurikulum dan lain sebagainya.
Filsafat pendidikan Islam secara umum akan mengkaji berbagai masalah yang terdapat dalam dunia pendidikan. Misalnya berkaitan dengan masalah metode pendidikan seperti yang akan kita bahas dalam makalah ini. Untuk itu perlu untuk kita ketahui apa yang dimaksud dengan metode pendidikan Islam, serta metode-metode apa saja yang terdapat dalam dunia pendidikan.
Pendidikan Islam dalam pelaksanaannya membutuhkan metode yang tepat untuk menghantarkan kegiatan pendidikannya kearah tujuan yang dicita-citakan. Bagaimanapun baik dan sempurnanya suatu kurikulum pendidikan Islam, ia tidak akan berarti apa-apa manakala tidak memiliki metode atau cara yang tepat dalam mentransformasikannya kepada peserta didik. Ketidaktepatan dalam penerapan metode secara praktis akan menghambat proses belajar mengajar, karenanya metode adalah syarat untuk efisiennya aktivitas kependidikan Islam[1].

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa Pengertian Metode Pendidikan Islam?
2.      Apa saja Asas-asas Umum Metode Pendidika Islam?
3.      Bagaimana Karakteristik Metode Pendidikan Islam?
4.      Apa saja Macam-macam Metode dalam Pendidikan Islam?

C.    Batasan Masalah

1.      Hanya Membahas Pengertian Metode Pendidikan Islam.
2.      Hanya Membahas Asas-asas Umum Metode Pendidika Islam.
3.      Hanya Membahas Karakteristik Metode Pendidikan Islam.
4.      Hanya Membahas Macam-macam Metode dalam Pendidikan Islam.

BAB II

PEMBAHASAN


A.    Pengertian Metode Pendidikan Islam

1.      Pengertian Metode
Secara literal metode berasal dari bahasa Greek (Yunani) yang terdiri dari dua kosa kata, yaitu meta yang berarti melalui dan hodos yang berarti jalan. Dalam Bahasa Arab metode dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang harus dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan[2]. Dalam kamus besar bahasa Indonesia “metode” adalah cara yang teratur dan berpikir baik untuk mencapai maksud. Sedangkan secara etimologi, metode berasal dari kata “method” yang berarti suatu cara kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan[3].
Metode adalah cara sistematis yang digunakan oleh pendidik untuk menyampaikan materi pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu, sehingga materi tersebut dapat diserap oleh peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan[4].
2.      Pengertian Pendidikan Islam
Berikut ini adalah beberapa pengertian Pendidikan Islam secara terminologi yang diformulasikan oleh para ahli Pendidikan Islam, diantaranya adalah:
a.       Menurut Al-Syaibaniy mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai suatu aktifitas asasi dan profesi diantara sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat.
b.      Menurut Muhammad Fadhil al-Jamaly, mendefinisikan pendidikan Islam sebagai upaya mengembangkan, mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut, diharapkan bisa membentuk pribadi peserta didik yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan, maupun perbuatannya.
c.       Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadiannya yang utama (insan kamil).
d.      Ahmad Tafsir mendefinisikan Pendidikan Islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh seseorang, agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam[5].
Pendidikan islam adalah proses pembentukan kepridian individu sesuai dengan nila-nilai Ilahiyah, sehingga individu yang bersangkutan dapat mencerminkan kepribadian muslim, yang berakhlak al karimah[6].
3.      Pengertian Metode Pendidikan Islam
Metode Pendidikan Islam dapat diartikan sebagai jalan untuk menanamkan pengetahuan agama pada diri seseorang sehingga dapat terlihat dalam pribadi objek sasaran, yaitu pribadi Islami. Selain itu metode pendidikan Islam dapat diartikan sebagai cara untuk memahami, menggali, dan mengembangkan ajaran Islam, sehingga terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman[7].

B.     Asas-asas Umum Metode Pendidikan Islam

Dalam penerapannya, metode pendidikan Islam menyangkut permasalahan individual atau social peserta didik dan pendidik itu sendiri. Untuk itu dalam menggunakan metode seorang pendidik harus memperhatikan dasar-dasar umum metode pendidikan Islam. Sebab metode pendidikan merupakan sarana atau jalan menuju tujuan pendidikan, sehingga segala jalan yang ditempuh oleh seorang pendidik haruslah mengacu pada asas-asas/dasar-dasar metode pendidikan tersebut. Asas metode pendidikan Islam itu diantaranya adalah:
1.      Asas Agamis, maksudnya bahwa metode yang digunakan dalam pendidikan Islam haruslah berdasarkan pada Agama. Sementara Agama Islam merujuk pada Al Qur’an dan Hadits. Untuk itu, dalam pelaksanannya berbagai metode yang digunakan oleh pendidik hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan yang muncul secara efektif dan efesien yang dilandasi nilai-nilai Al Qur’an dan Hadits.
2.      Asas Biologis, Perkembangan biologis manusia mempunyai pengaruh dalam perkembangan intelektualnya. Semakin dinamis perkembangan biologis seseorang, maka dengan sendirinya makin meningkat pula daya intelektualnya. Untuk itu dalam menggunakan metode pendidikan Islam seorang guru harus memperhatikan perkembangan biologis peserta didik.
3.      Asas Psikologis. Perkembangan dan kondisi psikologis peserta didik akan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap penerimaan nilai pendidikan dan pengetahuan yang dilaksanakan, dalam kondisi yang labil pemberian ilmu pengetahuan dan internalisasi nilai akan berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh Karenanya Metode pendidikan Islam baru dapat diterapkan secara efektif bila didasarkan pada perkembangan dan kondisi psikologis peserta didiknya. Untuk itu seorang pendidik dituntut untuk mengembangkan potensi psikologis yang tumbuh pada peserta didik. Sebab dalam konsep Islam akal termasuk dalam tataran rohani.
4.      Asas sosiologis. Saat pembelanjaran berlangsung ada interaksi antara pesrta didik dengan peserta didik dan ada interaksi antara pendidik dengan peserta didik, atas dasar hal ini maka pengguna metode dalam pendidikan Islam harus memperhatikan landasan atau dasar ini. Jangan sampai terjadi ada metode yang digunakan tapi tidak sesuai dengan kondisi sosiologis peserta didik, jika hal ini terjadi bukan mustahil tujuan pendidikan akan sulit untuk dicapai[8].
Keempat asas di atas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan harus diperhatikan oleh para pengguna metode pendidikan Islam agar dalam mencapai tujuan tidak mengunakan metode yang tidak tepat dan tidak cocok kondisi agamis, kondisi biologis, kondisi psikologis, dan kondisi sosiologis peserta didik.

C.    Karakteristik Metode Pendidikan Islam

Diantara karakteristik metode pendidikan Islam:
1.      Keseluruhan proses penerapan metode pendidikan Islam, mulai dari pembentukannya, penggunaannya sampai pada pengembangannya tetap didasarkan pada nilai-nilai asasi Islam sebagai ajaran yang universal.
2.      Proses pembentukan, penerapan dan pengembangannya tetap tidak dapat dipisahkan dengan konsep al-akhlak al-karimah sebagai tujuan tertinggi dari pendidikan Islam.
3.      Metode pendidikan Islam bersifat luwes dan fleksibel dalam artian senantiasa membuka diri dan dapat menerima perubahan sesuai dengan situasi dan kondisi yang melingkupi proses kependidikan Islam tersebut, baik dari segi peserta didik, pendidik, materi pelajaran dan lain-lain.
4.      Metode pendidikan Islam berusaha sungguh-sungguh untuk menyeimbangkan antara teori dan praktik.
5.      Metode pendidikan Islam dalam penerapannya menekankan kebebasan peserta didik untuk berkreasi dan mengambil prakarsa dalam batas-batas kesopanan dan akhlak karimah.
6.      Dari segi pendidik, metode pendidikan Islam lebih menekankan nilai-nilai keteladanan dan kebebasan pendidik dalam menggunakan serta mengkombinasikan berbagai metode pendidikan yang ada dalam mencapai tujuan pengajaran.
7.      Metode pendidikan Islam dalam penerapannya berupaya menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan bagi terciptanya interaksi edukatif yang kondusif .
8.      Metode pendidikan Islam merupakan usaha untuk memudahkan proses pengajaran dalam mencapai tujuannya secara efektif dan efisien[9].

D.    Macam-macam Metode dalam Pendidikan Islam

a)      Metode Ceramah
Metode cerita dan ceramah adalah metode yang banyak ditemukan dalam al-Qur’an berisi kisah kesejarahan atau peristiwa yang pernah terjadi seperti peristiwa kepemimpina, kezaliman, keteguhan iman dan perjuangan, pendidikan, kerusakan dan kehancuran suatu bangsa dan sebagainya[10].
Metode ini menekankan pada pemberian dan penyampaian informasi kepada anak didik. Dalam metode ini, guru memberikan uraian atau penjelasan kepada sejumlah peserta didik pada waktu dan tempat tertentu. Dilaksanakan dengan bahasa lisan untuk memberikan pengertian terhadap sesuatu masalah[11].
Metode ceramah sering disebut metode kuliah karena banyak digunakan dalam proses pembelajaran di Perguruan Tinggi, disebut metode khutbah karena banyak digunakan oleh para da’i/ulama dalam menyampaikan syiar agama Islam[12].
Simanjuntak mencoba merangkum beberapa kelebihan metode ceramah sebagai berikut:
1)      Metode ceramah baik digunakan untuk menyampaikan materi yang sulit disampaikan dengan cara lain, seperti menjelaskan makna ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits, persoalan keimanan, juga sejarah islam.
2)      Metode ceramah baik untuk memotivasi anak didik dalam mengembangkan minat, hasrat, antusiasme, emosi, dan apresiasi terhadap suatu pelajaran.
3)      Memberikan keterangan-keterangan kepada siswa dalam membantu memecahkan masalah, jika siswa-siswa menghadapi kesulitan-kesulitan.
Derajat menyatakan bahwa ada beberapa kelemahan dari metode ceramah ini. Kelemahan-kelemahan tersebut adalah sebagai berikut:
1)      Menjadikan perhatian hanya terpusat pada guru. Akibatnya guru sering dianggap anak didik sebagai sosok yang selalu benar. Di sini tampak bahwa guru lebih aktif dari pada anak didik.
2)      secara tidak disadari ada unsur pemaksaan dari guru. Karena guru aktif berbicara sedang anak didik hanya bisa mengikuti alur pikiran guru yang terkadang tidak sejalan dengan alur berpikir mereka[13].
b)     Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab merupakan suatu metode pembelajaran yang menekankan pada cara menyampaikan materi pembelajaran oleh guru dengan jalan mengajukan pertanyaan dan peserta didik memberikan jawaban[14].
Metode tanya jawab ialah metode yang dilakukan oleh pendidik dalam menyampaikan materi pendidikan dengan melakukan suatu pertanyaan kepada peserta didik dan mereka menjawab, atau sebaliknya. Metode tanya jawab atau dialog dalam al-Qur’an, terjadi antara Allah dengan Malaikat, contohnya pertanyaan malaikat “apakah engkau bumi?” (QS. Al-Baqarah: 30)[15].


c)      Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan kegiatan tukar menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur. Menurut Gulo, metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kualitas interaksi antara peserta didik. Tujuannya ialah untuk memperoleh pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, disamping untuk mempersiapkan dan menyelesaikan keputusan besama[16].
Metode  diskusi adalah suatu metode pendidikan yang merupakan percakapan ilmiah yang dilakukan untuk membahas suatu masalah dalam suatu kelompok dengan cara mengemukakan informasi, pertukaran pendapat dengan memberikan argumentasi untuk mencari suatu kebenaran. Metode diskusi berfungsi untuk merangsang didik berpikir atau mengemukakan pendapatnya sendiri mengenai persoalan-persoalan yang kadang-kadang tidak dapat dipecahkan oleh sesuatu jawaban atau satu cara saja, tetapi memerlukan wawasan/ilmu pengetahuan yang mampu mencari alternatif terbaik[17].
Barlow mengemukakan bahwa ada beragam kelebihan dan kekurangan dari pelaksanaan metode diskusi ini[18].
a.       Sisi Positif
·         Suasana belajar mengajar di kelas akan berkembang.
·         Memberikan pelajaran bersikap toleran, demokrat, kritis, dan berpikir sistematis kepada siswa.
·         Kesimpulan-kesimpulan dari masalah yang sedang didiskusikan dapat secara mudah diingat siswa.
·         Memberikan pengalaman kepada siswa tentang etika bermusyawarah.
b.      Sisi Negatif
·         Jalannya diskusi seringkali didominasi oleh siswa yang pandai.
·         Jalannya diskusi sering dipengaruhi oleh pembicaraan yang menyimpang dari topik pembahasan masalah.
·         Diskusi biasanya lebih banyak memboroska waktu.
d)     Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran dengan melakukan peragaan langsung terhadap materi yang diberikan kepada peserta didik. Metode demonstrasi dapat merangsang peserta didik untuk lebih aktif mengikuti proses pembelajaran, meningkatkan perhatiannya terhadap materi yang disampaikan, menambah pengalamannya, mengurangi kesalahpahaman karena pembelajaran lebih jelas dan konkrit, serta dapat memecahkan semua persoalan yang timbul dalam alam pikiran peserta didik[19].
Metode demonstrasi merupakan metode yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik. Demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab membantu anak didik untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta (data) yang benar. Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu[20].
Beberapa keuntungan metode demonstrasi antara lain[21]:
·         Perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal-hal yang penting dapat diamati seperlunya.
·         Perhatian siswa lebih mudah dipusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju pada hal-hal lain.
·         Dapat mengurangi beragam kesalahan apabila dibandingkan dengan halnya membaca di dalam buku, karena siswa telah memperoleh gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya.
·         Apabila siswa turut aktif bereksperimen, maka anak didik akan memperoleh pengalaman-pengalaman praktik untuk mengembangkan kecakapannya dan memperroleh pengakuan dan penghargaan dari teman-teman dan gurunya.
Adapun kelemahan metode demonstrasi antara lain[22]:
·         Demonstrasi merupakan metode yang kurang tepat apabila alat yang didemonstrasikan tidak diamati dengan saksama oleh siswa. Misalnya alat itu terlalu kecil, atau penjelasan-penjelasan tidak jelas.
·         Demonstrasi menjadi kurang efektif apabila tidak diikuti dengan sebuah aktivitas itu sebagai pengalaman yang berharga.
·         Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas. Misalnya alat-alat yang sangat besar atau yang berada di tempat lain yang jauh dari kelas.
·         Kadang-kadang, apabila sesuatu alat dibawa ke dalam kelas kemudian didemonstrasikan, siswa melihat sesuatu yang berlainan dengan proses jika berada dalam situasi yang sebenarnya.
e)      Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan metode pembelajaran dimana guru dan anak didik bersama-sama mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari apa yang telah dipelajari. Menurut Djamrah metode eksperimen merupakan cara penyajian pelajaran, di mana anak didik melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari[23].
Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dalam arti lain, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.
Sama halnya dengan metode pembelajaran yang lain, metode eksperimen memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan metode eksperimen antara lain[24]:
·         Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
·         Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
·         Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diarapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
·         Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaan.
Sementara itu, kekuranganmetode eksperimen adalah sebagai berikut:
·         Tidak semua sekolah memiliki kecukupan media dan alat bantu pembelajaran untuk menunjang pelaksanaan metode eksperimen. Akibatnya, tidak setiap anak didik berkesempatanmengadakan eksperimen.
·         Metode ini memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
·         Metode ini menuntut ketelitian, keuletan, dan ketabahan.
·         Setiap percobaan tidak selalu memberikanhasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.
·         Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
f)       Metode Karyawisata
Suatu cara mengajar dengan menyuruh murid melakukan suatu percobaan, dan setiap proses dan hasil percobaan itu diamati oleh setiap murid, sedangkan guru memperhatikan yang dilakukan oleh murid sambil memberikan arahan[25].
Metode karya wisata merupakan metode pembelajaran yang berhubungan dengan kegiatan membawa kelompok menngunjungi beberapa tempat yang khusus, menarik untuk mengamati situasi, mengamati kegiatan, menemui seseorang atau obyek yang tidak dapat dibawa ke kelas atau ke tempat pertemuan. Istilah karyawisata terkadang disebut juga dengan widya wisata ataau study tour. Pelaksanaannya bisa dalam waktu singkat, beberapa hari atau dalam waktu yang panjang[26].
Metode karyawisata juga memiliki beberapa keuntungan dan kekurangan. Beberapa keuntungan metode karyawisata adalah sebagai berikut:
·         Siswa mendapatkan pengalaman-pengalaman pribadi yang nyata dan langsung, misalnya merencanakan sesuatu secara bersama-sama, mengerjakan tugas-tugas kelompok, dan memecahkan masalah bersama-sama.
·         Siswa dapat mengamati kejadian-kejadian dalam situasi yang sebenarnya, misalnya mengamati orang melakukan pekerjaan, mewawancarai pekerja dan orang-orang lain dilakukan ditempatnya.
·         Siswa dapat belajar berbagai macam hal dalam waktu yang bersamaan, misalnya mengamati lingkungan alam, lingkungan sosial, sejarah, hubungan kerja dan sebagainya.
·         Siswa dapat mengkaji pengetahuan yang diperolehnya dari buku dengan keadaan yang sebenarnya.
Sementara itu, kekurangan metode karyawisata adalah sebagai berikut:
·         Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
·         Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
·         Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.
·         Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setaip gerak-gerik anak didik di lapangan.
·         Biayanya cukup mahal apabila ke tempat-tempat rekreatif.
·         Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.

E.     Perbandingan Antara Metode Pendidikan Islam dengan Metode Modern

Metode Pembelajaran Pendidikan Islam adalah metode pembelajaran berlandaskan nilai – nilai islami untuk mewujudkan anak didik yang humanis berkepribadian insan kamil yang diharapkan  mampu menciptakan ukhuwah Islamiyah dalam arti luas, yaitu ukhuwah fi al-‘ubudiyah, ukhuwah fi al-insaniyah, ukhuwah fi al-wathaniyah wa al-nasab, dan ukhuwah fi din al-Islam, tidak menciptakan anak didik yang meng-eksklusif, menumbuhkan sikap fanatisme, intoleransi sehingga memperlemah kerukunan hidup beragama.
Sedangkan metode modern titik tekannya lebih pada bagaimana membuat anak didik nyaman didalam proses belajar, dan materi yang akan di trasfer bisa diserap secara maksimal, dengan durasi waktu yang ditentukan per-materi sehingga pembentukan suasana belajar di atur sedemikian rupa untuk menghindari anak didik strees di dalam proses belajar mengajar, juga dibentuk sistem kelas untuk mengetahui tingkat keberhasilan anak didik didalam penyerapan materi dengan pemilahan bahan ajar yang akan dipergunakan[27].

BAB III

PENUTUP


A.    Kesimpulan

Metode Pendidikan Islam dapat diartikan sebagai jalan untuk menanamkan pengetahuan agama pada diri seseorang sehingga dapat terlihat dalam pribadi objek sasaran, yaitu pribadi Islami. Selain itu metode pendidikan Islam dapat diartikan sebagai cara untuk memahami, menggali, dan mengembangkan ajaran Islam, sehingga terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Metode pendidikan Islam memiliki beberapa asas-asas umum, diantaranya yakni Asas Agamis, Asas Biologis, Asas Psikologis, Asas sosiologis. Keempat asas di atas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan harus diperhatikan oleh para pengguna metode pendidikan Islam agar dalam mencapai tujuan tidak mengunakan metode yang tidak tepat dan tidak cocok.
Metode pendidikan Islam juga memiliki beberapa karakteristik, diantaraya yaitu: 1) Keseluruhan proses penerapan metode pendidikan Islam, 2) Proses pembentukan, penerapan dan pengembangannya tetap tidak dapat dipisahkan dengan konsep al-akhlak al-karimah, 3) Metode pendidikan Islam bersifat luwes dan fleksibel, 4) Metode pendidikan Islam berusaha sungguh-sungguh untuk menyeimbangkan antara teori dan praktik, 5) Metode pendidikan Islam dalam penerapannya menekankan kebebasan peserta didik, 6) Dari segi pendidik, metode pendidikan Islam lebih menekankan nilai-nilai keteladanan dan kebebasan pendidik, 7) Metode pendidikan Islam dalam penerapannya berupaya menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan bagi terciptanya interaksi edukatif yang kondusif, 8) Metode pendidikan Islam merupakan usaha untuk memudahkan proses pengajaran dalam mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.
Ada beberapa metode dalam metode pendidikan Islam yaitu Metode Ceramah, Metode Tanya Jawab, Metode Diskusi, Metode Demonstrasi, Metode Eksperimen, Metode Karyawisata yang memiliki kelebihan dan kekurangan juga.

DAFTAR PUSTAKA


Munjin Nasih, Ahmad dan Nur Kholidah, Lilik. 2013. Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Reflika Aditama.
Rusmaini. 2014. Ilmu Pendidikan. Palembang: Grafika Telindo Press.
Syar’i, Ahmad. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Firdaus.



[3]Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, metode dan teknik pembelajaran pendidikan agama islam, (Bandung: PT Refika Aditama, 2013) hlm. 29
[4]Rusmaini, ilmu pendidikan, (Palembang: Grafika Telindo Press, 2014) hlm. 115
[6]Rusmaini, ilmu pendidikan..., hlm. 8-9
[10]Ahmad Syar’i, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2005) hlm. 72
[11]Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, metode dan teknik pembelajaran pendidikan agama islam..., hlm. 49-50
[12]Rusmaini, ilmu pendidikan..., hlm. 119
[13]Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, metode dan teknik pembelajaran pendidikan agama islam..., hlm. 51
[14]Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, metode dan teknik pembelajaran pendidikan agama islam..., hlm. 53
[15]Rusmaini, ilmu pendidikan..., hlm. 119
[16]Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, metode dan teknik pembelajaran pendidikan agama islam..., hlm. 57
[17]Rusmaini, ilmu pendidikan..., hlm. 120-121
[18]Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, metode dan teknik pembelajaran pendidikan agama islam..., hlm. 59
[19]Rusmaini, ilmu pendidikan..., hlm. 122
[20]Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, metode dan teknik pembelajaran pendidikan agama islam..., hlm. 63
[21]Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, metode dan teknik pembelajaran pendidikan agama islam..., hlm. 64

[22]Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, metode dan teknik pembelajaran pendidikan agama islam..., hlm. 64
[23]Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, metode dan teknik pembelajaran pendidikan agama islam..., hlm. 66
[24]Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, metode dan teknik pembelajaran pendidikan agama islam..., hlm. 67
[26]Rusmaini, ilmu pendidikan..., hlm. 87-88

Tidak ada komentar:

Posting Komentar