MAKALAH
HAKIKAT METODE DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Disusun Sebagai Tugas
Kelompok
Mata Kuliah filsafat
pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Syarnubi,
M.Pd.I
Disusun Oleh Kelompok 3:
Agusrianto (1532100076)
Ajeng Ratika (1532100078)
Amelia Agustina (1532100083)
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN FATAH
PALEMBANG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN AJARAN 2016/2017
Daftar Pustaka
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Segala puji hanya milik Allah azza wajal,
shalawat seiring salam semoga selalu tercurah kepada Nabi akhir zaman yakni
Muhammad Saw. Keluarga, sahabat dan seluruh umatnya yang setia dan istiqomah
berada di atas ajarannya hingga hari kiamat.
Penulis sangat bersyukur karena berkat
rahmat dan karuniaNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “hakikat metode dalam filsafat pendidikan
islam”.
Penyusunan makalah ini sebagai tugas dari
mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam Program Studi Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. Dalam penyusunan makalah ini
penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan sehingga penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu
mata kuliah filsafat pendidikan islam yang telah memberikan materi perkuliahan
serta arahannya, mudah-mudahan Allah SWT. Membalas atas semua bantuan yang
telah diberikan dengan tulus dan ikhlas. Penulis berharap makalah ini berguna
bagi kita semua amin. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Akhirul
kalam,
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Palembang, 31 Maret
2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dunia pendidikan saat ini masih dihadapkan pada
berbagai persoalan, mulai dari soal rumusan tujuan pendidikan yang kurang
sejalan dengan tuntutan masyarakat, sampai kepada persoalan guru, metode,
kurikulum dan lain sebagainya.
Filsafat pendidikan Islam secara umum akan
mengkaji berbagai masalah yang terdapat dalam dunia pendidikan. Misalnya
berkaitan dengan masalah metode pendidikan seperti yang akan kita bahas dalam
makalah ini. Untuk itu perlu untuk kita ketahui apa yang dimaksud dengan metode
pendidikan Islam, serta
metode-metode apa saja yang terdapat dalam dunia pendidikan.
Pendidikan Islam dalam pelaksanaannya
membutuhkan metode yang tepat untuk menghantarkan kegiatan pendidikannya kearah
tujuan yang dicita-citakan. Bagaimanapun baik dan sempurnanya suatu kurikulum
pendidikan Islam, ia tidak akan berarti apa-apa manakala tidak memiliki metode
atau cara yang tepat dalam mentransformasikannya kepada peserta didik.
Ketidaktepatan dalam penerapan metode secara praktis akan menghambat proses
belajar mengajar, karenanya metode adalah syarat untuk efisiennya aktivitas
kependidikan Islam[1].
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Metode Pendidikan Islam?
2. Apa saja Asas-asas Umum Metode Pendidika Islam?
3. Bagaimana Karakteristik Metode Pendidikan Islam?
4. Apa saja Macam-macam Metode dalam Pendidikan Islam?
C. Batasan Masalah
1. Hanya Membahas Pengertian Metode Pendidikan Islam.
2. Hanya Membahas Asas-asas Umum Metode Pendidika Islam.
3. Hanya Membahas Karakteristik Metode Pendidikan Islam.
4. Hanya Membahas Macam-macam Metode dalam
Pendidikan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Pendidikan Islam
1.
Pengertian Metode
Secara
literal metode berasal dari bahasa Greek (Yunani) yang terdiri dari dua kosa kata, yaitu “meta” yang
berarti melalui dan “hodos” yang berarti jalan. Dalam Bahasa Arab metode dikenal dengan istilah thariqah
yang berarti langkah-langkah strategis yang harus dipersiapkan untuk melakukan
suatu pekerjaan[2]. Dalam kamus besar bahasa Indonesia “metode”
adalah cara yang teratur dan berpikir baik untuk mencapai maksud. Sedangkan
secara etimologi, metode berasal dari kata “method”
yang berarti suatu cara kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan
kegiatan dalam mencapai suatu tujuan[3].
Metode adalah cara sistematis yang digunakan
oleh pendidik untuk menyampaikan materi pendidikan sesuai dengan situasi dan
kondisi tertentu, sehingga materi tersebut dapat diserap oleh peserta didik
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan[4].
2. Pengertian Pendidikan Islam
Berikut ini
adalah beberapa pengertian Pendidikan Islam secara terminologi yang
diformulasikan oleh para ahli Pendidikan Islam, diantaranya adalah:
a. Menurut Al-Syaibaniy
mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah proses mengubah tingkah laku
individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya.
Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai suatu
aktifitas asasi dan profesi diantara sekian banyak profesi asasi dalam
masyarakat.
b. Menurut Muhammad Fadhil al-Jamaly, mendefinisikan pendidikan Islam sebagai
upaya mengembangkan, mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis
dengan berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia. Dengan
proses tersebut, diharapkan bisa membentuk pribadi peserta didik yang lebih
sempurna, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan, maupun
perbuatannya.
c. Ahmad D. Marimba
mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar
oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju
terbentuknya kepribadiannya yang utama (insan kamil).
d. Ahmad Tafsir mendefinisikan Pendidikan Islam sebagai bimbingan yang
diberikan oleh seseorang, agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan
ajaran Islam[5].
Pendidikan islam adalah proses pembentukan
kepridian individu sesuai dengan nila-nilai Ilahiyah, sehingga individu yang
bersangkutan dapat mencerminkan kepribadian muslim, yang berakhlak al karimah[6].
3. Pengertian Metode Pendidikan Islam
Metode Pendidikan Islam dapat diartikan sebagai
jalan untuk menanamkan pengetahuan agama pada diri seseorang sehingga dapat
terlihat dalam pribadi objek sasaran, yaitu pribadi Islami. Selain itu
metode pendidikan Islam dapat diartikan sebagai cara untuk memahami, menggali,
dan mengembangkan ajaran Islam, sehingga terus berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman[7].
B. Asas-asas Umum Metode Pendidikan Islam
Dalam
penerapannya, metode pendidikan Islam menyangkut permasalahan individual atau
social peserta didik dan pendidik itu sendiri. Untuk itu dalam menggunakan
metode seorang pendidik harus memperhatikan dasar-dasar umum metode pendidikan
Islam. Sebab metode pendidikan merupakan sarana atau jalan menuju tujuan
pendidikan, sehingga segala jalan yang ditempuh oleh seorang pendidik haruslah
mengacu pada asas-asas/dasar-dasar metode pendidikan tersebut. Asas metode
pendidikan Islam itu diantaranya adalah:
1. Asas Agamis, maksudnya bahwa
metode yang digunakan dalam pendidikan Islam haruslah berdasarkan pada Agama.
Sementara Agama Islam merujuk pada Al Qur’an dan Hadits. Untuk itu, dalam
pelaksanannya berbagai metode yang digunakan oleh pendidik hendaknya
disesuaikan dengan kebutuhan yang muncul secara efektif dan efesien yang
dilandasi nilai-nilai Al Qur’an dan Hadits.
2. Asas Biologis, Perkembangan biologis
manusia mempunyai pengaruh dalam perkembangan intelektualnya. Semakin dinamis
perkembangan biologis seseorang, maka dengan sendirinya makin meningkat pula
daya intelektualnya. Untuk itu dalam menggunakan metode pendidikan Islam
seorang guru harus memperhatikan perkembangan biologis peserta didik.
3. Asas Psikologis. Perkembangan dan
kondisi psikologis peserta didik akan memberikan pengaruh yang sangat besar
terhadap penerimaan nilai pendidikan dan pengetahuan yang dilaksanakan, dalam
kondisi yang labil pemberian ilmu pengetahuan dan internalisasi nilai akan
berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh Karenanya Metode pendidikan
Islam baru dapat diterapkan secara efektif bila didasarkan pada perkembangan
dan kondisi psikologis peserta didiknya. Untuk itu seorang pendidik dituntut
untuk mengembangkan potensi psikologis yang tumbuh pada peserta didik. Sebab
dalam konsep Islam akal termasuk dalam tataran rohani.
4. Asas sosiologis. Saat pembelanjaran
berlangsung ada interaksi antara pesrta didik dengan peserta didik dan ada
interaksi antara pendidik dengan peserta didik, atas dasar hal ini maka pengguna
metode dalam pendidikan Islam harus memperhatikan landasan atau dasar ini.
Jangan sampai terjadi ada metode yang digunakan tapi tidak sesuai dengan
kondisi sosiologis peserta didik, jika hal ini terjadi bukan mustahil tujuan
pendidikan akan sulit untuk dicapai[8].
Keempat asas
di atas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan harus
diperhatikan oleh para pengguna metode pendidikan Islam agar dalam mencapai
tujuan tidak mengunakan metode yang tidak tepat dan tidak cocok kondisi agamis,
kondisi biologis, kondisi psikologis, dan kondisi sosiologis peserta didik.
C. Karakteristik Metode Pendidikan Islam
Diantara karakteristik
metode pendidikan Islam:
1. Keseluruhan proses penerapan metode pendidikan Islam, mulai dari
pembentukannya, penggunaannya sampai pada pengembangannya tetap didasarkan pada
nilai-nilai asasi Islam sebagai ajaran yang universal.
2. Proses pembentukan, penerapan dan pengembangannya tetap tidak dapat
dipisahkan dengan konsep al-akhlak al-karimah sebagai tujuan tertinggi
dari pendidikan Islam.
3. Metode pendidikan Islam bersifat luwes dan fleksibel dalam artian
senantiasa membuka diri dan dapat menerima perubahan sesuai dengan situasi dan
kondisi yang melingkupi proses kependidikan Islam tersebut, baik dari segi
peserta didik, pendidik, materi pelajaran dan lain-lain.
4. Metode pendidikan Islam berusaha sungguh-sungguh untuk menyeimbangkan
antara teori dan praktik.
5. Metode pendidikan Islam dalam penerapannya menekankan kebebasan peserta
didik untuk berkreasi dan mengambil prakarsa dalam batas-batas kesopanan dan akhlak
karimah.
6. Dari segi pendidik, metode pendidikan Islam lebih menekankan nilai-nilai
keteladanan dan kebebasan pendidik dalam menggunakan serta mengkombinasikan
berbagai metode pendidikan yang ada dalam mencapai tujuan pengajaran.
7. Metode pendidikan Islam dalam penerapannya berupaya menciptakan situasi dan
kondisi yang memungkinkan bagi terciptanya interaksi edukatif yang kondusif .
8. Metode pendidikan Islam merupakan usaha untuk memudahkan proses pengajaran
dalam mencapai tujuannya secara efektif dan efisien[9].
D. Macam-macam Metode dalam Pendidikan Islam
a)
Metode Ceramah
Metode
cerita dan ceramah adalah metode yang banyak ditemukan dalam al-Qur’an berisi
kisah kesejarahan atau peristiwa yang pernah terjadi seperti peristiwa
kepemimpina, kezaliman, keteguhan iman dan perjuangan, pendidikan, kerusakan
dan kehancuran suatu bangsa dan sebagainya[10].
Metode
ini menekankan pada pemberian dan penyampaian informasi kepada anak didik.
Dalam metode ini, guru memberikan uraian atau penjelasan kepada sejumlah
peserta didik pada waktu dan tempat tertentu. Dilaksanakan dengan bahasa lisan
untuk memberikan pengertian terhadap sesuatu masalah[11].
Metode ceramah sering disebut metode kuliah
karena banyak digunakan dalam proses pembelajaran di Perguruan Tinggi, disebut
metode khutbah karena banyak digunakan oleh para da’i/ulama dalam menyampaikan
syiar agama Islam[12].
Simanjuntak
mencoba merangkum beberapa kelebihan metode ceramah sebagai berikut:
1)
Metode ceramah baik
digunakan untuk menyampaikan materi yang sulit disampaikan dengan cara lain,
seperti menjelaskan makna ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits, persoalan keimanan,
juga sejarah islam.
2)
Metode ceramah baik untuk
memotivasi anak didik dalam mengembangkan minat, hasrat, antusiasme, emosi, dan
apresiasi terhadap suatu pelajaran.
3)
Memberikan
keterangan-keterangan kepada siswa dalam membantu memecahkan masalah, jika
siswa-siswa menghadapi kesulitan-kesulitan.
Derajat
menyatakan bahwa ada beberapa kelemahan dari metode ceramah ini.
Kelemahan-kelemahan tersebut adalah sebagai berikut:
1)
Menjadikan perhatian hanya
terpusat pada guru. Akibatnya guru sering dianggap anak didik sebagai sosok
yang selalu benar. Di sini tampak bahwa guru lebih aktif dari pada anak didik.
2)
secara tidak disadari ada
unsur pemaksaan dari guru. Karena guru aktif berbicara sedang anak didik hanya
bisa mengikuti alur pikiran guru yang terkadang tidak sejalan dengan alur
berpikir mereka[13].
b) Metode Tanya Jawab
Metode
tanya jawab merupakan suatu metode pembelajaran yang menekankan pada cara
menyampaikan materi pembelajaran oleh guru dengan jalan mengajukan pertanyaan
dan peserta didik memberikan jawaban[14].
Metode
tanya jawab ialah metode yang dilakukan oleh pendidik dalam menyampaikan materi
pendidikan dengan melakukan suatu pertanyaan kepada peserta didik dan mereka
menjawab, atau sebaliknya. Metode tanya jawab atau dialog dalam al-Qur’an,
terjadi antara Allah dengan Malaikat, contohnya pertanyaan malaikat “apakah
engkau bumi?” (QS. Al-Baqarah: 30)[15].
c)
Metode Diskusi
Metode
diskusi merupakan kegiatan tukar menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur
pengalaman secara teratur. Menurut Gulo, metode diskusi merupakan metode
pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kualitas interaksi antara peserta
didik. Tujuannya ialah untuk memperoleh pengertian bersama yang lebih jelas dan
lebih teliti tentang sesuatu, disamping untuk mempersiapkan dan menyelesaikan
keputusan besama[16].
Metode diskusi adalah suatu metode pendidikan yang
merupakan percakapan ilmiah yang dilakukan untuk membahas suatu masalah dalam
suatu kelompok dengan cara mengemukakan informasi, pertukaran pendapat dengan
memberikan argumentasi untuk mencari suatu kebenaran. Metode diskusi berfungsi
untuk merangsang didik berpikir atau mengemukakan pendapatnya sendiri mengenai
persoalan-persoalan yang kadang-kadang tidak dapat dipecahkan oleh sesuatu
jawaban atau satu cara saja, tetapi memerlukan wawasan/ilmu pengetahuan yang
mampu mencari alternatif terbaik[17].
Barlow
mengemukakan bahwa ada beragam kelebihan dan kekurangan dari pelaksanaan metode
diskusi ini[18].
a.
Sisi Positif
·
Suasana belajar mengajar di
kelas akan berkembang.
·
Memberikan pelajaran
bersikap toleran, demokrat, kritis, dan berpikir sistematis kepada siswa.
·
Kesimpulan-kesimpulan dari
masalah yang sedang didiskusikan dapat secara mudah diingat siswa.
·
Memberikan pengalaman
kepada siswa tentang etika bermusyawarah.
b. Sisi Negatif
·
Jalannya diskusi seringkali
didominasi oleh siswa yang pandai.
·
Jalannya diskusi sering
dipengaruhi oleh pembicaraan yang menyimpang dari topik pembahasan masalah.
·
Diskusi biasanya lebih banyak
memboroska waktu.
d)
Metode Demonstrasi
Metode
demonstrasi adalah metode pembelajaran dengan melakukan peragaan langsung
terhadap materi yang diberikan kepada peserta didik. Metode demonstrasi dapat
merangsang peserta didik untuk lebih aktif mengikuti proses pembelajaran,
meningkatkan perhatiannya terhadap materi yang disampaikan, menambah
pengalamannya, mengurangi kesalahpahaman karena pembelajaran lebih jelas dan
konkrit, serta dapat memecahkan semua persoalan yang timbul dalam alam pikiran
peserta didik[19].
Metode
demonstrasi merupakan metode yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu
pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak
didik. Demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif, sebab
membantu anak didik untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan
fakta (data) yang benar. Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode mengajar
yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu[20].
Beberapa
keuntungan metode demonstrasi antara lain[21]:
·
Perhatian siswa dapat
dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal-hal yang
penting dapat diamati seperlunya.
·
Perhatian siswa lebih mudah
dipusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju pada hal-hal lain.
·
Dapat mengurangi beragam
kesalahan apabila dibandingkan dengan halnya membaca di dalam buku, karena
siswa telah memperoleh gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya.
·
Apabila siswa turut aktif
bereksperimen, maka anak didik akan memperoleh pengalaman-pengalaman praktik
untuk mengembangkan kecakapannya dan memperroleh pengakuan dan penghargaan dari
teman-teman dan gurunya.
Adapun kelemahan
metode demonstrasi antara lain[22]:
·
Demonstrasi merupakan
metode yang kurang tepat apabila alat yang didemonstrasikan tidak diamati
dengan saksama oleh siswa. Misalnya alat itu terlalu kecil, atau
penjelasan-penjelasan tidak jelas.
·
Demonstrasi menjadi kurang
efektif apabila tidak diikuti dengan sebuah aktivitas itu sebagai pengalaman
yang berharga.
·
Tidak semua hal dapat
didemonstrasikan di dalam kelas. Misalnya alat-alat yang sangat besar atau yang
berada di tempat lain yang jauh dari kelas.
·
Kadang-kadang, apabila
sesuatu alat dibawa ke dalam kelas kemudian didemonstrasikan, siswa melihat
sesuatu yang berlainan dengan proses jika berada dalam situasi yang sebenarnya.
e)
Metode Eksperimen
Metode
eksperimen merupakan metode pembelajaran dimana guru dan anak didik
bersama-sama mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari apa yang telah
dipelajari. Menurut Djamrah metode eksperimen merupakan cara penyajian pelajaran,
di mana anak didik melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang
dipelajari[23].
Dalam
proses belajar mengajar dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk
mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati
suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dalam arti lain, siswa dituntut untuk
mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau
dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.
Sama
halnya dengan metode pembelajaran yang lain, metode eksperimen memiliki
beberapa kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan metode eksperimen antara
lain[24]:
·
Metode ini dapat membuat
anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan
percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
·
Anak didik dapat
mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang
ilmu dan teknologi.
·
Dengan metode ini akan
terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan
sebagai hasil percobaan yang diarapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan
hidup manusia.
·
Membuat siswa lebih percaya
atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaan.
Sementara itu,
kekuranganmetode eksperimen adalah sebagai berikut:
·
Tidak semua sekolah
memiliki kecukupan media dan alat bantu pembelajaran untuk menunjang
pelaksanaan metode eksperimen. Akibatnya, tidak setiap anak didik
berkesempatanmengadakan eksperimen.
·
Metode ini memerlukan
jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
·
Metode ini menuntut
ketelitian, keuletan, dan ketabahan.
·
Setiap percobaan tidak
selalu memberikanhasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor
tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.
·
Metode ini lebih sesuai
untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.
f)
Metode Karyawisata
Suatu cara mengajar dengan menyuruh murid
melakukan suatu percobaan, dan setiap proses dan hasil percobaan itu diamati
oleh setiap murid, sedangkan guru memperhatikan yang dilakukan oleh murid sambil
memberikan arahan[25].
Metode
karya wisata merupakan metode pembelajaran yang berhubungan dengan kegiatan
membawa kelompok menngunjungi beberapa tempat yang khusus, menarik untuk
mengamati situasi, mengamati kegiatan, menemui seseorang atau obyek yang tidak
dapat dibawa ke kelas atau ke tempat pertemuan. Istilah karyawisata terkadang
disebut juga dengan widya wisata ataau study tour. Pelaksanaannya bisa dalam
waktu singkat, beberapa hari atau dalam waktu yang panjang[26].
Metode
karyawisata juga memiliki beberapa keuntungan dan kekurangan. Beberapa
keuntungan metode karyawisata adalah sebagai berikut:
·
Siswa mendapatkan
pengalaman-pengalaman pribadi yang nyata dan langsung, misalnya merencanakan
sesuatu secara bersama-sama, mengerjakan tugas-tugas kelompok, dan memecahkan
masalah bersama-sama.
·
Siswa dapat mengamati
kejadian-kejadian dalam situasi yang sebenarnya, misalnya mengamati orang
melakukan pekerjaan, mewawancarai pekerja dan orang-orang lain dilakukan
ditempatnya.
·
Siswa dapat belajar
berbagai macam hal dalam waktu yang bersamaan, misalnya mengamati lingkungan
alam, lingkungan sosial, sejarah, hubungan kerja dan sebagainya.
·
Siswa dapat mengkaji
pengetahuan yang diperolehnya dari buku dengan keadaan yang sebenarnya.
Sementara itu,
kekurangan metode karyawisata adalah sebagai berikut:
·
Memerlukan persiapan yang
melibatkan banyak pihak.
·
Memerlukan perencanaan
dengan persiapan yang matang.
·
Dalam karyawisata sering
unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur
studinya terabaikan.
·
Memerlukan pengawasan yang
lebih ketat terhadap setaip gerak-gerik anak didik di lapangan.
·
Biayanya cukup mahal
apabila ke tempat-tempat rekreatif.
·
Memerlukan tanggung jawab
guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik,
terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.
E. Perbandingan Antara Metode Pendidikan Islam dengan Metode Modern
Metode Pembelajaran Pendidikan Islam adalah
metode pembelajaran berlandaskan nilai – nilai islami untuk mewujudkan anak
didik yang humanis berkepribadian insan
kamil yang diharapkan mampu
menciptakan ukhuwah Islamiyah dalam arti luas, yaitu ukhuwah fi al-‘ubudiyah,
ukhuwah fi al-insaniyah, ukhuwah fi al-wathaniyah wa al-nasab, dan ukhuwah fi
din al-Islam, tidak menciptakan anak didik yang meng-eksklusif, menumbuhkan
sikap fanatisme, intoleransi sehingga memperlemah kerukunan hidup beragama.
Sedangkan metode modern titik tekannya lebih pada bagaimana membuat anak didik
nyaman didalam proses belajar, dan materi yang akan di trasfer bisa diserap
secara maksimal, dengan durasi waktu yang ditentukan per-materi sehingga
pembentukan suasana belajar di atur sedemikian rupa untuk menghindari anak
didik strees di dalam proses belajar mengajar, juga dibentuk sistem kelas untuk
mengetahui tingkat keberhasilan anak didik didalam penyerapan materi dengan
pemilahan bahan ajar yang akan dipergunakan[27].
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode Pendidikan Islam dapat diartikan sebagai
jalan untuk menanamkan pengetahuan agama pada diri seseorang sehingga dapat
terlihat dalam pribadi objek sasaran, yaitu pribadi Islami. Selain itu metode
pendidikan Islam dapat diartikan sebagai cara untuk memahami, menggali, dan
mengembangkan ajaran Islam, sehingga terus berkembang sesuai dengan
perkembangan zaman.
Metode pendidikan
Islam memiliki beberapa asas-asas umum, diantaranya yakni Asas Agamis, Asas Biologis, Asas Psikologis, Asas sosiologis. Keempat asas
di atas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan harus
diperhatikan oleh para pengguna metode pendidikan Islam agar dalam mencapai
tujuan tidak mengunakan metode yang tidak tepat dan tidak cocok.
Metode pendidikan Islam juga memiliki beberapa karakteristik, diantaraya yaitu: 1) Keseluruhan proses
penerapan metode pendidikan Islam,
2) Proses pembentukan, penerapan dan pengembangannya tetap tidak dapat
dipisahkan dengan konsep al-akhlak al-karimah, 3) Metode pendidikan Islam bersifat luwes dan
fleksibel, 4) Metode pendidikan Islam berusaha sungguh-sungguh untuk
menyeimbangkan antara teori dan praktik, 5) Metode pendidikan Islam dalam penerapannya
menekankan kebebasan peserta didik, 6) Dari segi pendidik, metode pendidikan Islam lebih menekankan nilai-nilai
keteladanan dan kebebasan pendidik, 7) Metode pendidikan Islam dalam
penerapannya berupaya menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan bagi
terciptanya interaksi edukatif yang kondusif, 8) Metode pendidikan Islam
merupakan usaha untuk memudahkan proses pengajaran dalam mencapai tujuannya
secara efektif dan efisien.
Ada beberapa metode dalam metode pendidikan
Islam yaitu Metode Ceramah, Metode Tanya Jawab, Metode Diskusi, Metode
Demonstrasi, Metode Eksperimen, Metode Karyawisata yang memiliki kelebihan dan
kekurangan juga.
DAFTAR PUSTAKA
Munjin Nasih,
Ahmad dan Nur Kholidah, Lilik. 2013. Metode
dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Reflika
Aditama.
Rusmaini. 2014. Ilmu Pendidikan. Palembang: Grafika
Telindo Press.
Syar’i, Ahmad.
2005. Filsafat Pendidikan Islam.
Jakarta: Pustaka Firdaus.
http://fossdemfoundation.blogspot.co.id/2012/08/metode-pembelajaran-pendidikan-islam.html,
tanggal 22 Mei 2016, jam 15:13
[1]http://muhidingambut.blogspot.co.id/2012/07/hakikat-metode-dalam-filsafat.html,
tanggal 31 maret 2016, jam 14:36
[2]http://muhidingambut.blogspot.co.id/2012/07/hakikat-metode-dalam-filsafat.html,
tanggal 31 maret 2016, jam 14:36
[3]Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur
Kholidah, metode dan teknik pembelajaran
pendidikan agama islam, (Bandung: PT Refika Aditama, 2013) hlm. 29
[4]Rusmaini, ilmu pendidikan, (Palembang: Grafika Telindo Press, 2014) hlm. 115
[5]http://muhidingambut.blogspot.co.id/2012/07/hakikat-metode-dalam-filsafat.html,
tanggal 31 maret 2016, jam 14:36
[6]Rusmaini, ilmu pendidikan..., hlm. 8-9
[7]http://muhidingambut.blogspot.co.id/2012/07/hakikat-metode-dalam-filsafat.html,
tanggal 31 maret 2016, jam 14:36
[8]http://muhidingambut.blogspot.co.id/2012/07/hakikat-metode-dalam-filsafat.html,
tanggal 31 maret 2016, jam 14:36
[9]http://muhidingambut.blogspot.co.id/2012/07/hakikat-metode-dalam-filsafat.html,
tanggal 31 maret 2016, jam 14:36
[10]Ahmad Syar’i, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:
Pustaka Firdaus, 2005) hlm. 72
[11]Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur
Kholidah, metode dan teknik pembelajaran
pendidikan agama islam..., hlm. 49-50
[12]Rusmaini, ilmu pendidikan..., hlm. 119
[13]Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur
Kholidah, metode dan teknik pembelajaran
pendidikan agama islam..., hlm. 51
[14]Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur
Kholidah, metode dan teknik pembelajaran
pendidikan agama islam..., hlm. 53
[15]Rusmaini, ilmu pendidikan..., hlm. 119
[16]Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur
Kholidah, metode dan teknik pembelajaran
pendidikan agama islam..., hlm. 57
[17]Rusmaini, ilmu pendidikan..., hlm. 120-121
[18]Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur
Kholidah, metode dan teknik pembelajaran
pendidikan agama islam..., hlm. 59
[19]Rusmaini, ilmu pendidikan..., hlm. 122
[20]Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur
Kholidah, metode dan teknik pembelajaran
pendidikan agama islam..., hlm. 63
[21]Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur
Kholidah, metode dan teknik pembelajaran
pendidikan agama islam..., hlm. 64
[22]Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur
Kholidah, metode dan teknik pembelajaran
pendidikan agama islam..., hlm. 64
[23]Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur
Kholidah, metode dan teknik pembelajaran
pendidikan agama islam..., hlm. 66
[24]Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur
Kholidah, metode dan teknik pembelajaran
pendidikan agama islam..., hlm. 67
[25]http://muhidingambut.blogspot.co.id/2012/07/hakikat-metode-dalam-filsafat.html,
tanggal 31 maret 2016, jam 14:36
[26]Rusmaini, ilmu pendidikan..., hlm. 87-88
[27]http://fossdemfoundation.blogspot.co.id/2012/08/metode-pembelajaran-pendidikan-islam.html,
tanggal 22 Mei 2016, jam 15:13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar