PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN MUSLIM
DAN POLA PEMBENTUKNNYA
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam
DOSEN PENGAMPU:
Syarnubi, M.Pd.I
Disusun Oleh:
Adam Wahyudi
(1532100072)
Ayu Septiani
(1532100090)
Dewi Nurjanah (1532100101)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
2015
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Kepribadian adalah sesuatu yang pasti terdapat dalam diri
setiap manusia, baik manusia itu beragama maupun tidak. Secara umum,
kepribadian terdapat dalam diri individu yang normal. Sedangkan, orang yang
tidak normal, kepribadiannya tidak menentu dan tidak dapat diamati secara
pasti, walaupun pada dasarnya kepribadian itu dapat diamati melalui
gejala-gejala yang tampak.
Kepribadian mewujudkan perilaku manusia. Perilaku manusia
dapat dibedakan dengan kepribadiannya, karena kepribadian merupakan latar belakang
perilaku yang ada dalam diri seorang
individu. Kekuatan kepribadian bukanlah terletak pada jawaban atau tanggapan,
akan tetapi justru pada kesiapannya dalam memberikan jawaban dan tanggapan.
1.
Apa Pengertian Kepribadian Muslim?
2.
Apa Saja Corak-Corak Pembentukan
Kepribadian Muslim?
3.
Apa Saja Faktor Pengaruh Pembentukan
Kepribadian Muslim?
4.
Bagaimana Langkah-Langkah Membentuk
Kepribadian Muslim?
1.
Mengetahui Pengertian Kepribadian
Muslim
2.
Mengetahui Corak-Corak Pembentukan Kepribadian Muslim
3.
Mengetahui Faktor Pengaruh
Pembentukan Kepribadian Muslim
4.
Mengetahui Langkah-Langkah Membentuk
Kepribadian Muslim
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Kepribadian
Dari
segi etimologi, kepribadian merupakan terjemahan dari kata personality (dalam bahasa Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani
Kuno, yaitu prosopon atau persona, yang artinya ‘topeng’ yang
biasa dipakai artis dalam teater sebagai tutup muka untuk menggambarkan
perilaku, watak, atau pribadi seseorang.[1]
Carl
Gustav Jung mengatakan, bahwa kepribadian merupakan wujud pernyataan kejiwaan
yang yang ditampilkan seseorang dalam kehidupannya.[2]
Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepribadian adalah sifat hakiki yang
tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakannya dari orang
atau bangsa lain.[3]
Kepribadian
sebagai sosok menyeluruh dari kehidupan lahir dan batin seseorang yang
tercermin dalam sikap perilakunya sebgai inividu. Kepribadian dibentuk oleh
kecenderungan yang berperan secara aktif dalam menentukan tingkah laku individu
yang berhubungan dengan dirinya sendiri dan lingkungan masyarakat yang dalam
prosesnya selalu mengalami perubahan dan perkembangan.[4]
Dari
pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa kepribadian adalah sifat hakiki yang
ada dalam diri seseorang yang bersifat psikofisik dalam interaksinya terhadap
lingkungan dan menunjukkan ciri-ciri yang khas sehingga berbeda dari individu
lainnya.
2.
Kepribadian Muslim
Kepribadian
muslim akan dapat dibentuk dengan pendidikan Islam. Pendidikan Islam akan sulit
dicapai jika tidak disertai dengan pengajaran Islam. Sedangkan pengajaran Islam
tidak akan ada artinya jika tidak dapat mencapai tujuan pendidikan Islam, yaitu
kepribadian Muslim.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan.[5]
Sedangkan, Islam berpegang teguh kepada nilai Ilahiyah, yakni Al-Qur’an dan Hadits.
Sehingga,
pendidikan Islam adalah proses pembentukan kepribadian individu sesuai dengan
nilai Ilahiyah, sehingga individu
yang bersangkutan dapat mencerminkan kepribadian muslim, yang berakhlak al-Karimah.[6]
Kepribadian
dalam pendidikan Islam adalah identitas yang dimiliki seseorang sebagai ciri
khas dari keseluruhan tingkah laku yang bersandar pada ajaran Islam, baik yang
ditampilkan dalam tingkah laku secara
lahir maupun sikap batinnya. Kepribadian dalam pendidikan Islam tidak hanya
mendeskripsikan tingkah laku, tetapi juga berusaha menilai baik buruknya dan
merupakan integrasi sistem kalbu, akal, dan nafsu manusia yang menimbulkan
tingkah laku.[7]
Jadi,
kepribadian muslim adalah kepribadian seseorang yang sesuai dengan tuntunan
ajaran Islam, yang patuh dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
3.
Tujuan Pembentukan Kepribadian Muslim
Adapun
tujuan yang diharapkan sebagai berikut:[8]
a.
Dapat menyesuaikan perilaku dengan
lingkungan,
b.
Memiliki sifat terpuji,
c.
Memiliki sikap bersemangat dalam beribadah,
d.
Mampu memberi teladan yang baik dalam
berinteraksi,
e.
Mampu menjadi insane yang bernuansa Islami,
f.
Menjauhi prasangka buruk,
g.
Senantiasa berpedoman kepada petunjuk Allah,
h.
Mewujudkan manusia yang dikehendaki ajaran
agama Islam,
i.
Mempunyai tujuan hidup dan menjadikan akhirat
sebagai tujuan akhir yang lebih baik.
Jadi,
secara keseluruhan pembentukan kepribadian muslim bermuara pada totalitas
kepada Allah untuk menjadi manusia yang lebih baik.
4.
Pembagian kepribadian muslim
Kepribadian
muslim dibagi menjadi dua, yakni kepribadian orang per orang (individu) dan
kepribadian kelompok (ummah).[9]
Kepribadian individu meliputi ciri khas seseorang dalam sikap dan tingkah laku,
serta kemampuan intelektual yang dimilikinya. Karena adanya unsur kepribadian
yang dimiliki masing-masing, maka sebagai individu seorang muslim akan
menampilkan ciri khasnya masing-masing.
Sedangkan
pembentukan kepribadian muslim sebagai ummah, adalah pembentukan kepribadian
yang diarahkan kepada pengingkatan dan pengembangan faktor dasar (bawaan) dan
faktor ajar (lingkungan), dengan berpedoman kepada nilai-nilai keislaman.
1)
Corak Pembentukan Kepribadian
Ada tiga aspek pokok yang menjadi
corak khusus bagi seorang muslim menurut ajaran Islam, yaitu:[10]
a.
Adanya wahyu Tuhan yang memberikan kewajiban
kepada manusia muslim untuk melaksanakan tugasnya yang berkaitan dengan Tuhan
maupun masyarakat.
b.
Praktik ibadah yang harus dilakukan dengan aturan-aturan yang pasti dan teliti.
Hal ini akan mendorong setiap muslim untuk memperkuat tali persaudaraan dengan
sesamanya dan akan menjadikan kelompok yang terorganisir.
c.
Konsepsi Islam tentang alam yang
menggambarkan penciptaan manusia secara harmonis dan seimbang dibawah
perlindungan Tuhan.
Atas dasar
ajaran ini, maka pribadi muslim bukanlah pribadi yang egoistis. Akan tetapi,
seorang pribadi yang penuh dengan sifat-sifat pengabdian baik kepada Tuhan
maupun kepada sesamanya.
2)
Aspek-Aspek Kepribadian
Pada
garis besarnya, aspek-aspek kepribdian itu dapat digolongkan dalam tiga hal,
yakni:[11]
a)
Aspek-aspek kejasmanian
Meliputi
tingkah laku luar yang mudah nampak dan ketahuan dari luar, misalnya
cara-caranya berbuat, cara-caranya berbicara, dan sebagainya.
b)
Aspek-aspek kejiwaan
Meliputi
aspek-aspek yang tidak segera dapat dilihat dan ketahuan dari luar,misalnya
cara berpikir, sikap, dan minat.
c)
Aspek-aspek kerohanian yang luhur
Meliputi
aspek-aspek kejiwaan yang lebih abstrak, yaitu filsafat hidup kepercayaan,
meliputi sistem nilai yang telah meresap dalam kepribadian dan mencari ciri
bagi kualitas keseluruhan individu.
3)
Tenaga-Tenaga Kepribadian
Aspek-aspek
kepribadian, belum cukup untuk memberi gambaran mengenai kepribadian-kepribadian.
Terlebih lagi mengenai perkembangannya. Maka dibutuhkan pula bagian-bagian kepribadian
yang dinamis, yaitu tenaga-tenaga kepribadian.[12]
i.
Tenaga-tenaga kejasmanian
Meliputi
seluruh tenaga-tenaga yang bersumber pada tubuh, misalnya tenaga-tenaga yang
bersumber pada bekerjanya kelenjar-kelenjar,peredaran darah, alat-alat
pernapasan, syaraf, dan sebagainya.
ii.
Tenaga-tenaga kejiwaan
Terdiri
atas karsa, rasa, dan cipta. Dapat juga dibagi atas syahwat, marah, dan akal
pikiran.
·
Karsa
Meliputi
tenaga-tenaga yang merupakan sumber pendorong dari suatu kegiatan. Termasuk di
dalamnya doronga-dorongan nafsu, keinginan-keinginan, hasrat hawa nafsu, dan
kemauan.
·
Rasa
Teanga-tenaga
ini memberi sifat pada kegiatan-kegiatan berupa keharusan, kesenangan-kesenangan,
ketidaksenangan, dan sebagainya.
·
Cipta
Meliputi
tenaga-tenaga yang dapat menciptakan sesuatu, dapat memecahkan
persoalan-persoalan, dapat mencari jalan-jalan yang tepat untuk suatu kegiatan.
Biasanya disebut dengan akal pikiran.
iii.
Tenaga Kerohanian yang Luhur
Tenaga
ini memungkinkan seseorang berhubungan dengan hal yang gaib. Memungkinkan
manusia berhubungan dengan Yang Maha Agung.
Jadi,
dapat disimpulkan hubungan antara aspek-aspek kepribadian dengan tenaga-tenaga
kepribadian adalah:
à
Aspek-aspek kejasmanian, dipengaruhi dan
dibentuk oleh tenaga-tenaga kejasmanian.
à
Aspek-aspek kejiwaan, dipengaruhi dan
dibentuk oleh tenaga-tenaga kejiwaan.
à
Aspek-spek kerohanian yang luhur, dipengaruhi
dan dibentuk oleh tenaga-tenaga kerohanian yang luhur
Pembentukan
kepribadian dalam diri manusia dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:[13]
I.
Faktor Gen atau Keturunan
Manusia
itu pada dasarnya sama. Tidak ada manusia yang dilahirkan sebagai orang yang
mulia atau hina. Tetapi dikarenakan dilahirkan dari keturunan yang berbeda,
otomatis gen yang ada pada diri individu manusia itu pun berbeda. Disinilah
adanya pengaruh pembentukan kepribadian manusia yang berbeda.
Faktor
gen atau keturunan ini meliputi:
§
Akal dan pikiran
§
Sifat, sikap, dan perbuatan
II.
Faktor Keluarga
Keluarga
adalah lingkungan pertama yang dikenal oleh anak. Ibu dan ayah adalah masuia
dewasa pertama yang jadi panutan bagi anak, kepada ibu anak belajar kasih
sayang dan kepada ayah anak belajar tanggung jawab dan kepemimpinan.
Dengan
telinga dan matanya, anak belajar menyerap fakta dan informasi.semakin banyak
terekam, itulah yang paling mudah ditirunya. Bagai kertas putih, orang tua
merupakan orang pertama yang memberi coretan dan warnanya. Dasar-dasar pandangan
hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup banyak tertanam sejak anak berada di
tengah-tengah orang tuanya.[14]
Terdapat
beberapa sabda Rasulullah dengan beberapa riwayat dari para sahabat yang
berbeda matannya. Salah satu sabdanya sebagai berikut:[15]
“Tiap-tiap anak dilahirkan di atas fitrah,
maka ibu bapaknyalah yang mendidiknya menjadi orang yang beragama Yahudi,
Nasrani dan Majusi.”
III.
Faktor Lingkungan
Pembentukan
kepribadian seseorang merupakan hasil perpaduan dari berbagai faktor yang
saling terkait satu dengan yang lainnya.
Secara
kodrat, manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dengan predikat makhluk
sosial, manusia selalu berhubungan dan membutuhkan orang lain. Manusia tidak
dapat hidup layak, tanpa berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.[16]
Sebagai
makhluk sosial yang terus berinteraksi dengan lingkungan maupun masyarakat
disekitarnya, tentu hal ini akan menjadi faktor pembentukan kepribadian
manusia, sebab antara masyarakat maupun lingkungan sekitar akan mempunyai
hubungan yang erat terhadap sistem nilai yang dianut. Sistem nilai yang dianut
inilah yang juga akan berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian manusia.
Pembentukan
kepribadian berlangsung secara berangsur-angsur. Oleh karena itu, pembentukan
kepribadian merupakan suatu proses. Akhir dari perkembangan itu jika
berlangsung dengan baik, maka akan menghasilkan
suatu kepribadian yang harmonis. Kepribadian yang harmonis dapat dikenal
denan adanya keseimbangan antara peran individu dengan lingkungan sekitarnya.
a)
Proses pembentukan kepribadian terdiri atas
tiga taraf, yaitu:[17]
1)
Pembiasaan
Membentuk aspek jasmani dari kepribadian, atau memberi
kecakapan berbuat atau mengucapkan sesuatu.
2)
Pembentukan pengertian, minat, dan sikap
Pada tahap ini, diberikan pengertian atau
pengetahuan tentang pekerjaan yang dilakukan dan diucapkan serta ditanamkan
pula dasar-dasar kesusilaan yang erat hubungannya dengan kepercayaan dengan
menggunakan tenaga-tenaga kejiwaan karsa, rasa, dan cipta.
3)
Pembentukan kerohanian yang luhur
Pada tahap ini, pendidikannya dapat dilakukan dengan cara
menanamkan kepercayaan yang terdiri atas:
a.
Iman kepada Allah.
b.
Iman kepada Malaikat.
c.
Iman kepada Nabi dan Rasul.
d.
Iman kepada kitab-kitab Allah.
e.
Iman kepada hari akhir.
f.
Iman kepada Qadha dan Qadar.
b)
Trik atau Langkah-Langkah Membentuk Kepribadian
Muslim
Adapun
trik atau langkah-langkah untuk membentuk kepribadian muslim, sebagai berikut:[18]
Kepribadian
individu
§
Selalu menempuh jalan hidup yang
didasarkan didikan ketuhanan, misalnya dengan melaksanakan ibadah
§
Senantiasa berpedoman pada petunjuk
Allah
§
Selalu menyampaikan kebenaran
§
Istiqomah
§
Mengetahui tujuan hidup dan
menjadikan akhirat sebagai tujuan akhir yang lebih baik
Kepribadian
ummah
1.
Pembentukan nilai dalam keluarga
§
Memberi bimbingan untuk berbuat baik
kepada orang tua
§
Memelihara anak dengan kasih sayang
§
Memberi tuntunan akhlak kepada
anggota keluarga
§
Membiasakan untuk menghargai
peraturan dalam rumah
§
Memenuhi kewajiban dalam keluarga
2.
Pembentukan nilai dalam hubungan
sosial
§
Melatih diri tidak berbuat keji dan
tercela
§
Menggalakkan perbuatan terpuji
§
Membina hubungan menurut tata
tertib, seperti berlaku sopan izin ketika hendak masuk rumah , dan lain-lain.
3.
Membentuk nilai Islam dalam
kehidupan berbangsa
§
Pejabat negara menerapkan prinsip
musyawarah, adil, jujur, dan tanggung jawab
§
Masyarakat wajib taat peraturan, menjaga keharmonisan hidup bangsa
4.
Pembentukan nilai Islam dalam
hubungan dengan Tuhan
§
Senantiasa beriman kepada Allah
§
Bersyukur atas segala nikmat
§
Berdo’a dan mengagungkan-Nya
§
Menggantungkan segala niat karena-Nya
kepribadian muslim adalah kepribadian
seseorang yang sesuai dengan tuntunan ajaran Islam, yang patuh dan berserah
diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kepribadian muslim ini dibagi menjadi dua, yakni
kepribadian individu dan ummah. Pembentukan kepribadian muslim mempunyai tujuan
yang bermuara pada totalitas kepada Allah untuk menjadi manusia yang lebih
baik.
Tentunya
dalam pembentukan kepribadian mempunyai faktor-faktor yang membentuk, seperti
gen, keluarga, dan lingkungan. Selain itu, juga mempunyai aspek, tenaga, dan corak
atau pola tertentu. Prosesnya dilakukan secara berangsur. Adapun langkah-langkah
yang dapat dilakukan untuk membentuk kepribadian, baik kepribadian individu
maupun kepribadian ummah dengan trik-trik tersendiri, salah satunya dengan
menjunjung tinggi nilai keagamaan dalam kehidupan.
Hafidhuddin, Didin. 2002. Membentuk Pribadi Qurani. Jakarta Selatan: Harakah.
http://Mmizyulovefamily.blogspot.com.
Rusmaini. 2014.
Ilmu Pendidikan. Palembang: Grafika Telindo Press.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
[4] Nugalis, Pembentukan Kepribadian, http://nugalis.blogspot.com. Diakses pada 9 April 2016,
pukul 10.43 wib.
[7] Mizyu, Pembentukan Kepribadian Muslim, http://Mmizyulovefamily.blogspot.com.., diakses pada 9 April 2016,
pukul 10.46 wib.
[9] Joesafira, Pembentukan Pribadi Muslim, http://joesafira.blogspot.com, diakses pada 13 April 2016, pukul 21.01 wib.
[11] Nugalis, Pembentukan Kepribadian, http://nugalis.blogspot.com..., diakses
pada 9 April 2016, pukul 10.43 wib.
[12] Nugalis, Pembentukan Kepribadian, http://nugalis.blogspot.com..., diakses
pada 9 April 2016, pukul 10.43 wib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar