Rabu, 20 Juli 2016

Kel. 7 Pembentukan Kkepribadian Muslim dan Pola Pembentukannya



PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN MUSLIM
DAN POLA PEMBENTUKNNYA

Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam
DOSEN PENGAMPU:
Syarnubi, M.Pd.I
Disusun Oleh:
Adam Wahyudi         (1532100072)
Ayu Septiani              (1532100090)
Dewi Nurjanah          (1532100101)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
2015


DAFTAR ISI



BAB I

PENDAHULUAN

            Kepribadian adalah sesuatu yang pasti terdapat dalam diri setiap manusia, baik manusia itu beragama maupun tidak. Secara umum, kepribadian terdapat dalam diri individu yang normal. Sedangkan, orang yang tidak normal, kepribadiannya tidak menentu dan tidak dapat diamati secara pasti, walaupun pada dasarnya kepribadian itu dapat diamati melalui gejala-gejala yang tampak.
            Kepribadian mewujudkan perilaku manusia. Perilaku manusia dapat dibedakan dengan kepribadiannya, karena kepribadian merupakan latar belakang perilaku yang  ada dalam diri seorang individu. Kekuatan kepribadian bukanlah terletak pada jawaban atau tanggapan, akan tetapi justru pada kesiapannya dalam memberikan jawaban dan tanggapan.
1.      Apa Pengertian Kepribadian Muslim?
2.      Apa Saja Corak-Corak Pembentukan Kepribadian Muslim?
3.      Apa Saja Faktor Pengaruh Pembentukan Kepribadian Muslim?
4.      Bagaimana Langkah-Langkah Membentuk Kepribadian Muslim?
1.      Mengetahui Pengertian Kepribadian Muslim
2.      Mengetahui Corak-Corak  Pembentukan Kepribadian Muslim
3.      Mengetahui Faktor Pengaruh Pembentukan Kepribadian Muslim
4.      Mengetahui Langkah-Langkah Membentuk Kepribadian Muslim


BAB II

PEMBAHASAN

1.      Pengertian Kepribadian
            Dari segi etimologi, kepribadian merupakan terjemahan dari kata personality (dalam bahasa Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu prosopon atau persona, yang artinya ‘topeng’ yang biasa dipakai artis dalam teater sebagai tutup muka untuk menggambarkan perilaku, watak, atau pribadi seseorang.[1]
            Carl Gustav Jung mengatakan, bahwa kepribadian merupakan wujud pernyataan kejiwaan yang yang ditampilkan seseorang dalam kehidupannya.[2]
            Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepribadian adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakannya dari orang atau bangsa lain.[3]
            Kepribadian sebagai sosok menyeluruh dari kehidupan lahir dan batin seseorang yang tercermin dalam sikap perilakunya sebgai inividu. Kepribadian dibentuk oleh kecenderungan yang berperan secara aktif dalam menentukan tingkah laku individu yang berhubungan dengan dirinya sendiri dan lingkungan masyarakat yang dalam prosesnya selalu mengalami perubahan dan perkembangan.[4]
            Dari pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa kepribadian adalah sifat hakiki yang ada dalam diri seseorang yang bersifat psikofisik dalam interaksinya terhadap lingkungan dan menunjukkan ciri-ciri yang khas sehingga berbeda dari individu lainnya.
2.      Kepribadian Muslim
            Kepribadian muslim akan dapat dibentuk dengan pendidikan Islam. Pendidikan Islam akan sulit dicapai jika tidak disertai dengan pengajaran Islam. Sedangkan pengajaran Islam tidak akan ada artinya jika tidak dapat mencapai tujuan pendidikan Islam, yaitu kepribadian Muslim.
            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.[5] Sedangkan, Islam berpegang teguh kepada nilai Ilahiyah, yakni Al-Qur’an dan Hadits.
            Sehingga, pendidikan Islam adalah proses pembentukan kepribadian individu sesuai dengan nilai Ilahiyah, sehingga individu yang bersangkutan dapat mencerminkan kepribadian muslim, yang berakhlak al-Karimah.[6]
            Kepribadian dalam pendidikan Islam adalah identitas yang dimiliki seseorang sebagai ciri khas dari keseluruhan tingkah laku yang bersandar pada ajaran Islam, baik yang ditampilkan dalam  tingkah laku secara lahir maupun sikap batinnya. Kepribadian dalam pendidikan Islam tidak hanya mendeskripsikan tingkah laku, tetapi juga berusaha menilai baik buruknya dan merupakan integrasi sistem kalbu, akal, dan nafsu manusia yang menimbulkan tingkah laku.[7]
            Jadi, kepribadian muslim adalah kepribadian seseorang yang sesuai dengan tuntunan ajaran Islam, yang patuh dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3.      Tujuan Pembentukan Kepribadian Muslim
            Adapun tujuan yang diharapkan sebagai berikut:[8]
a.       Dapat menyesuaikan perilaku dengan lingkungan,
b.      Memiliki sifat terpuji,
c.       Memiliki sikap bersemangat dalam beribadah,
d.      Mampu memberi teladan yang baik dalam berinteraksi,
e.       Mampu menjadi insane yang bernuansa Islami,
f.       Menjauhi prasangka buruk,
g.      Senantiasa berpedoman kepada petunjuk Allah,
h.      Mewujudkan manusia yang dikehendaki ajaran agama Islam,
i.        Mempunyai tujuan hidup dan menjadikan akhirat sebagai tujuan akhir yang lebih baik.
            Jadi, secara keseluruhan pembentukan kepribadian muslim bermuara pada totalitas kepada Allah untuk menjadi manusia yang lebih baik.
4.      Pembagian kepribadian muslim
            Kepribadian muslim dibagi menjadi dua, yakni kepribadian orang per orang (individu) dan kepribadian kelompok (ummah).[9] Kepribadian individu meliputi ciri khas seseorang dalam sikap dan tingkah laku, serta kemampuan intelektual yang dimilikinya. Karena adanya unsur kepribadian yang dimiliki masing-masing, maka sebagai individu seorang muslim akan menampilkan ciri khasnya masing-masing.
            Sedangkan pembentukan kepribadian muslim sebagai ummah, adalah pembentukan kepribadian yang diarahkan kepada pengingkatan dan pengembangan faktor dasar (bawaan) dan faktor ajar (lingkungan), dengan berpedoman kepada nilai-nilai keislaman.
B.     Pola atau Corak, Aspek, dan Tenaga Pembentukan Kepribadian Islami
1)      Corak Pembentukan Kepribadian
                        Ada tiga aspek pokok yang menjadi corak khusus bagi seorang muslim menurut ajaran Islam, yaitu:[10]
a.       Adanya wahyu Tuhan yang memberikan kewajiban kepada manusia muslim untuk melaksanakan tugasnya yang berkaitan dengan Tuhan maupun masyarakat.
b.      Praktik ibadah yang harus dilakukan dengan aturan-aturan yang pasti dan teliti. Hal ini akan mendorong setiap muslim untuk memperkuat tali persaudaraan dengan sesamanya dan akan menjadikan kelompok yang terorganisir.
c.       Konsepsi Islam tentang alam yang menggambarkan penciptaan manusia secara harmonis dan seimbang dibawah perlindungan Tuhan.
          Atas dasar ajaran ini, maka pribadi muslim bukanlah pribadi yang egoistis. Akan tetapi, seorang pribadi yang penuh dengan sifat-sifat pengabdian baik kepada Tuhan maupun kepada sesamanya.
2)      Aspek-Aspek Kepribadian
            Pada garis besarnya, aspek-aspek kepribdian itu dapat digolongkan dalam tiga hal, yakni:[11]
a)      Aspek-aspek kejasmanian
          Meliputi tingkah laku luar yang mudah nampak dan ketahuan dari luar, misalnya cara-caranya berbuat, cara-caranya berbicara, dan sebagainya.
b)      Aspek-aspek kejiwaan
          Meliputi aspek-aspek yang tidak segera dapat dilihat dan ketahuan dari luar,misalnya cara berpikir, sikap, dan minat.
c)      Aspek-aspek kerohanian yang luhur
          Meliputi aspek-aspek kejiwaan yang lebih abstrak, yaitu filsafat hidup kepercayaan, meliputi sistem nilai yang telah meresap dalam kepribadian dan mencari ciri bagi kualitas keseluruhan individu.
3)      Tenaga-Tenaga Kepribadian
            Aspek-aspek kepribadian, belum cukup untuk memberi gambaran mengenai kepribadian-kepribadian. Terlebih lagi mengenai perkembangannya. Maka dibutuhkan pula bagian-bagian kepribadian yang dinamis, yaitu tenaga-tenaga kepribadian.[12]
                                                        i.            Tenaga-tenaga kejasmanian
            Meliputi seluruh tenaga-tenaga yang bersumber pada tubuh, misalnya tenaga-tenaga yang bersumber pada bekerjanya kelenjar-kelenjar,peredaran darah, alat-alat pernapasan, syaraf, dan sebagainya.
                                                      ii.            Tenaga-tenaga kejiwaan
            Terdiri atas karsa, rasa, dan cipta. Dapat juga dibagi atas syahwat, marah, dan akal pikiran.
·         Karsa
            Meliputi tenaga-tenaga yang merupakan sumber pendorong dari suatu kegiatan. Termasuk di dalamnya doronga-dorongan nafsu, keinginan-keinginan, hasrat hawa nafsu, dan kemauan.
·         Rasa
            Teanga-tenaga ini memberi sifat pada kegiatan-kegiatan berupa keharusan, kesenangan-kesenangan, ketidaksenangan, dan sebagainya.
·         Cipta
            Meliputi tenaga-tenaga yang dapat menciptakan sesuatu, dapat memecahkan persoalan-persoalan, dapat mencari jalan-jalan yang tepat untuk suatu kegiatan. Biasanya disebut dengan akal pikiran.
                                                    iii.            Tenaga Kerohanian yang Luhur
            Tenaga ini memungkinkan seseorang berhubungan dengan hal yang gaib. Memungkinkan manusia berhubungan dengan Yang Maha Agung.
                        Jadi, dapat disimpulkan hubungan antara aspek-aspek kepribadian dengan tenaga-tenaga kepribadian adalah:
à Aspek-aspek kejasmanian, dipengaruhi dan dibentuk oleh tenaga-tenaga kejasmanian.
à Aspek-aspek kejiwaan, dipengaruhi dan dibentuk oleh tenaga-tenaga kejiwaan.
à Aspek-spek kerohanian yang luhur, dipengaruhi dan dibentuk oleh tenaga-tenaga kerohanian yang luhur
            Pembentukan kepribadian dalam diri manusia dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:[13]
                               I.            Faktor Gen atau Keturunan
            Manusia itu pada dasarnya sama. Tidak ada manusia yang dilahirkan sebagai orang yang mulia atau hina. Tetapi dikarenakan dilahirkan dari keturunan yang berbeda, otomatis gen yang ada pada diri individu manusia itu pun berbeda. Disinilah adanya pengaruh pembentukan kepribadian manusia yang berbeda.
            Faktor gen atau keturunan ini meliputi:
§  Akal dan pikiran
§  Sifat, sikap, dan perbuatan
                            II.            Faktor Keluarga
            Keluarga adalah lingkungan pertama yang dikenal oleh anak. Ibu dan ayah adalah masuia dewasa pertama yang jadi panutan bagi anak, kepada ibu anak belajar kasih sayang dan kepada ayah anak belajar tanggung jawab dan kepemimpinan.
            Dengan telinga dan matanya, anak belajar menyerap fakta dan informasi.semakin banyak terekam, itulah yang paling mudah ditirunya. Bagai kertas putih, orang tua merupakan orang pertama yang memberi coretan dan warnanya. Dasar-dasar pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup banyak tertanam sejak anak berada di tengah-tengah orang tuanya.[14]
            Terdapat beberapa sabda Rasulullah dengan beberapa riwayat dari para sahabat yang berbeda matannya. Salah satu sabdanya sebagai berikut:[15]
            “Tiap-tiap anak dilahirkan di atas fitrah, maka ibu bapaknyalah yang mendidiknya menjadi orang yang beragama Yahudi, Nasrani dan Majusi.”
                         III.            Faktor Lingkungan
            Pembentukan kepribadian seseorang merupakan hasil perpaduan dari berbagai faktor yang saling terkait satu dengan yang lainnya.
            Secara kodrat, manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dengan predikat makhluk sosial, manusia selalu berhubungan dan membutuhkan orang lain. Manusia tidak dapat hidup layak, tanpa berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.[16]
            Sebagai makhluk sosial yang terus berinteraksi dengan lingkungan maupun masyarakat disekitarnya, tentu hal ini akan menjadi faktor pembentukan kepribadian manusia, sebab antara masyarakat maupun lingkungan sekitar akan mempunyai hubungan yang erat terhadap sistem nilai yang dianut. Sistem nilai yang dianut inilah yang juga akan berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian manusia.
D.    Proses dan Langkah-Langkah Pembentukan Kepribadian
            Pembentukan kepribadian berlangsung secara berangsur-angsur. Oleh karena itu, pembentukan kepribadian merupakan suatu proses. Akhir dari perkembangan itu jika berlangsung dengan baik, maka akan menghasilkan  suatu kepribadian yang harmonis. Kepribadian yang harmonis dapat dikenal denan adanya keseimbangan antara peran individu dengan lingkungan sekitarnya.
a)      Proses pembentukan kepribadian terdiri atas tiga taraf, yaitu:[17]
1)      Pembiasaan
Membentuk aspek jasmani dari kepribadian, atau memberi kecakapan berbuat atau mengucapkan sesuatu.
2)      Pembentukan pengertian, minat, dan sikap
Pada tahap ini, diberikan pengertian atau pengetahuan tentang pekerjaan yang dilakukan dan diucapkan serta ditanamkan pula dasar-dasar kesusilaan yang erat hubungannya dengan kepercayaan dengan menggunakan tenaga-tenaga kejiwaan karsa, rasa, dan cipta.
3)      Pembentukan kerohanian yang luhur
Pada tahap ini, pendidikannya dapat dilakukan dengan cara menanamkan kepercayaan yang terdiri atas:
a.       Iman kepada Allah.
b.      Iman kepada Malaikat.
c.       Iman kepada Nabi dan Rasul.
d.      Iman kepada kitab-kitab Allah.
e.       Iman kepada hari akhir.
f.       Iman kepada Qadha dan Qadar.
b)      Trik atau Langkah-Langkah Membentuk Kepribadian Muslim
            Adapun trik atau langkah-langkah untuk membentuk kepribadian muslim, sebagai berikut:[18]
            Kepribadian individu
§  Selalu menempuh jalan hidup yang didasarkan didikan ketuhanan, misalnya dengan melaksanakan ibadah
§  Senantiasa berpedoman pada petunjuk Allah
§  Selalu menyampaikan kebenaran
§  Istiqomah
§  Mengetahui tujuan hidup dan menjadikan akhirat sebagai tujuan akhir yang lebih baik
            Kepribadian ummah
1.      Pembentukan nilai dalam keluarga
§  Memberi bimbingan untuk berbuat baik kepada orang tua
§  Memelihara anak dengan kasih sayang
§  Memberi tuntunan akhlak kepada anggota keluarga
§  Membiasakan untuk menghargai peraturan dalam rumah
§  Memenuhi kewajiban dalam keluarga
2.      Pembentukan nilai dalam hubungan sosial
§  Melatih diri tidak berbuat keji dan tercela
§  Menggalakkan perbuatan terpuji
§  Membina hubungan menurut tata tertib, seperti berlaku sopan izin ketika hendak masuk rumah , dan lain-lain.
3.      Membentuk nilai Islam dalam kehidupan berbangsa
§  Pejabat negara menerapkan prinsip musyawarah, adil, jujur, dan tanggung jawab
§  Masyarakat wajib taat peraturan, menjaga keharmonisan hidup bangsa
4.      Pembentukan nilai Islam dalam hubungan dengan Tuhan
§  Senantiasa beriman kepada Allah
§  Bersyukur atas segala nikmat
§  Berdo’a dan mengagungkan-Nya
§  Menggantungkan segala niat karena-Nya


            kepribadian muslim adalah kepribadian seseorang yang sesuai dengan tuntunan ajaran Islam, yang patuh dan berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kepribadian muslim ini dibagi menjadi dua, yakni kepribadian individu dan ummah. Pembentukan kepribadian muslim mempunyai tujuan yang bermuara pada totalitas kepada Allah untuk menjadi manusia yang lebih baik.
            Tentunya dalam pembentukan kepribadian mempunyai faktor-faktor yang membentuk, seperti gen, keluarga, dan lingkungan. Selain itu, juga mempunyai aspek, tenaga, dan corak atau pola tertentu. Prosesnya dilakukan secara berangsur. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk membentuk kepribadian, baik kepribadian individu maupun kepribadian ummah dengan trik-trik tersendiri, salah satunya dengan menjunjung tinggi nilai keagamaan dalam kehidupan.



Hafidhuddin, Didin. 2002. Membentuk Pribadi Qurani. Jakarta Selatan: Harakah.
http://Mmizyulovefamily.blogspot.com.
Rusmaini. 2014. Ilmu Pendidikan. Palembang: Grafika Telindo Press.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia       Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995.  Kamus Besar Bahasa    Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.



                [1] Didin Hafidhuddin, Membentuk Pribadi Qurani, (Jakarta Selatan: Harakah, 2002), hal. 205.
                [2] Didin Hafidhuddin, Membentuk Pribadi Qurani..., hal. 206.
                [3] Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hal.187.
                [4] Nugalis, Pembentukan Kepribadian, http://nugalis.blogspot.com. Diakses pada 9 April 2016, pukul 10.43 wib.
                [5] Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia..., hal. 232.
                [6] Rusmaini, Ilmu Pendidikan, (Palembang: Grafika Telindo Press, 2014), hal. 8.
                [7] Mizyu, Pembentukan Kepribadian Muslim, http://Mmizyulovefamily.blogspot.com.., diakses pada 9 April 2016, pukul 10.46 wib.
                [8] Mizyu, Pembentukan Kepribadian Muslm..., diakses pada 9 April 2016, pukul 10.46 wib.
                [9] Joesafira, Pembentukan Pribadi Muslim, http://joesafira.blogspot.com, diakses pada 13 April 2016, pukul 21.01 wib.
                [10] Didin Hafidhuddin, Membentuk Pribadi Qurani..., hal. 219.
                [11] Nugalis, Pembentukan Kepribadian, http://nugalis.blogspot.com..., diakses pada 9 April 2016, pukul 10.43 wib.
                [12] Nugalis, Pembentukan Kepribadian, http://nugalis.blogspot.com..., diakses pada 9 April 2016, pukul 10.43 wib.
                [13] Didin Hafidhuddin, Membentuk Pribadi Quran..., hal. 223.
                [14] Rusmaini, Ilmu Pendidikan.., hal. 71.
                [15] Rusmaini, Ilmu Pendidikan..., hal. 80.
                [16] Rusmaini, Ilmu Pendidikan..., hal. 50.
                [17] Mizyu, Pembentukan Kepribadian Muslm..., diakses pada 9 April 2016, pukul 10.46 wib.

                [18] Joesafira, Pembentukan Pribadi Muslim..., diakses pada 13 April 2016, pukul 21.01 wib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar