Selasa, 19 Juli 2016

Kel. 7 Prinsip Supervisi Pendidikan



PRINSIP-PRINSIP
SUPERVISI PENDIDIKAN


                                    DOSEN PEMBIMBING : PEBRO AINI, M.Pd.I              
                                    DISUSUN OLEH KELOMPOK 7 :
1. AMELIA AGUSTINA ( 1532100083 )
2.  CITRA SARI RISKY ( 1532100095 )
3.  DEWI NURJANNAH ( 15321001)



JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
TAHUN AJARAN 2015/2016


DAFTAR ISI




KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
          Puji dan syukur dengan tulus dipanjatkan ke hadirat Allah Swt. Karena berkat rahmatnya  kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan”.
          Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu khususnya kepada dosen pembimbing Pebro Aini, M.Pd.I karena memberi kesempatan untuk kami dalam menyajikan makalah, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.
          Semoga makalah ini memberikan informasi bagi teman-teman sekalian dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Palembang, Oktober 2015
                                        
                                                                                       Penulis




BAB 1                                                                                                                         PENNDAHULUAN
A.       Latar belakang
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Perencanaan atau kurikulum pendidikan yang sesuai juga sangat mempengaruhi agar tujuan pendidikan tersebut tercapai. Kurikulum tersebut berisi standar-standar pembelajaran dan pengembangan intelektualitas manusia, kinerja guru yang profesional, serta prestasi sekolah yang membanggakan tentu tidak terlepas dari peran seorang supervisor. Supervisor adalah orang yang bertugas mengawasi setiap pelaksanaan program pendidikan di suatu lembaga pendidikan. Supervisor mengadakan pengawasan dan bertanggung jawab tentang keefektifan program tersebut. Supervisor meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Pastinya dalam mengadakan supervisi pendidikan harus berpegang pada prinsip-prinsip. Apa sajakah prinsip-prinsip supervisi pendidikan? Akan dibahas lebih lanjut oleh makalah ini.

B.   RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian Prinsip Supervisi Pendidikan?
2.      Apa saja Macam-macam Prinsip dalam Supervisi Pendidikan?

C.   BATASAN MASALAH
1.      Mengetahui pengertian Prisip Supervisi Pendidikan.
2.      Mengetahui Macam-macam Prinsip dalam Supervisi Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip Supervisi Pendidikan
1. pengertian prinsip
Prinsip menurut bahasa  adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun individual yang dijadikan oleh seseorang/kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir atau bertindak.[1]
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian prinsip, yaitu:[2]
1.      Palgunadi Tatit Setyawan
Prinsip adalah hal yang membatasi esensi.
2.      Russel Swanburg
Prinsip adalah kebenaran yang mendasar, hukum atau doktrin yang mendasari gagasan.
3.      Toto Asmara
Prinsip adalah hal yang secara fundamental menjadi martabat diri atau dengan kata lain, prinsip adalah bagian paling hakiki dari harga diri.
4.      Udo Yamin Efendi Majdi
Prinsip adalah pedoman berprilaku yang terbukti mempunyai nilai yang langgeng dan permanen.
5.      Ahmad Jauhar Tauhid
Prinsip adalah panadangan yang menjadi panduan bagi perilaku manusia yang telah terbukti dan bertahan sekian lama.


2. Pengertian Supervisi Pendidikan
            Dilihat dari sudut pandang bahasanya, supervisi berasal dari bahasa inggris, yaitu supervision yang terdiri dari akar katanya super yang berarti “atas” atau “lebih” dan vision yang berarti melihat atau meninjau.
            Secara etimologi, supervise atau supervision berarti melihat atau meninjau dan mengamati dari atas, atau memiliki dan menilai dari atas, yang dilakukan oleh pihak atasan (orang yang memiliki kelebihan atau wewenang) terhadap perwujudan kegiatan dari hasil bawahan.
            Setiap manusia mempunyai akal yang dibekali oleh tuhan agar manusia dapat berpikir. Dari pikiran-pikiran manusia, tentu setiap kepala mempunyai pendapat tang berbeda-beda. Begitu pula halnya dengan pengertian dari supervise pendidikan.
            Ada beberapa pendapat mengenai pengertian supervisi pendidikan, yaitu:[3]
1.      P. Adams dan Frank G. Dickey
Supervisi adalah suatu program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran.
2.      Good Carter, dalam Dictionary of Education
Supervisi adalah suatu segala usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas pendidikan lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk memperkembangkan pertumbuhan guru-guru, menyelesaikan dan merevisi tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran dan metode-metode mengajar dan penilaian pengajaran.
3.      Boardman
Supervisi adalah suatu usaha menstimulasi, mengoordinasi dan membimbing secara kontinu guru-guru sekolah, baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti, dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran, sehingga dengan demikian mereka mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern.
4.      Mc. Nemey
Supervisi adalah prosedur member arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran.
5.      H. Burton & Leo J. Bruckner
Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Sedangkan pengertian pendidikan, diliha dari Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.[4]
Pengertian pendidikan dalam pandangan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor II/MPR/1988 adalah sebagai proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia.[5]
Jadi supervisi pendidikan adalah suatu pembinaan yang direncanakan untuk membantu perbaikan situasi pendidikan dalam meningkatkan mutu proses pengajaran.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa prinsip supervisi pendidikan adalah suatu pokok pikiran dalam pembinaan yang direncanakan untuk membantu perbaikan situasi pendidikan dalam meningkatkan mutu proses pengajaran.

B. Macam-macam Prinsip dalam Supervisi Pendidikan
Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi di lingkungan pendidikan ialah bagaimana cara mengubah pola pikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif. Suatu sikap yang menciptakan situasi dan relasi  di mana guru-guru merasa aman dan merasa diterima sebagai subjek yang dapat berkembang sendiri. Untuk itu supervisi harus dilaksanakan data, fakta yang objektif. Bila demikian, maka prinsip supervisi yang dilaksanakan adalah :[6]
1.      Prinsip ilmiyah (scientific)
            Prinsip ilmiyah mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
a.       kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar.
b.      untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya.
c.       setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana dan kontinu.

2.      Prinsip demokrasi
Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusiaan yang akrab dan kehangantan sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokrasi mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan bedasarkan atasan dan bawahan, tapi berdasarkan rasa kesejawatan.

3.      Prinsip kerja sama
Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervise “sharing of idea, sharing of experience”, memberi support mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama.

4.      Prinsip konstuktif dan kreatif
Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan.
Tahalele (1979) juga mengemukakan bahwa prinsip supervisi pembelajaran atau supervisi dapat digolongkan menjadi prinsip positif dan negatif. Prinsip positif berisi anjuran untuk memedomani sesuatu yang baik dalam pelaksanaan supervisi, sementara prinsip negatif berisi anjuran untuk meninggalkan sesuatu yang tidak baik, yang berakibat terhalangnya pencapaian tujuan pendidikan.
Adapun prinsip-prinsip positif tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut (Djajadisastra, 1976; Tahalele, 1979):[7]
1.      Ilmiah, yaitu dilaksanakan secara sistematis, objektif dan menggunakan instrumen. Sistematis, maksudnya berurut dari masalah satu ke masalah berikutnya secara runtut. Objektif maksudnya apa adanya, tidak mencari-cari atau mengarang-ngarang. menggunakan instumen, maksudnya, dalam melaksanakan supervise pembelajaran harus ada instrumen pengamatan yang dijadikan sebagai panduan.
2.      Kooperatif, artinya terdapat kerja sama yang baik antara supervisor dan guru.
3.      Konstruktif, artinya dalam melaksanakan supervisi, hendaknya mengarah kepada perbaikan, apapun perbaikannya dan seberapapun perbaikannya.
4.      Realistik, sesuai dengan keadaan: tidak terlalu idealistik.
5.      Progresif, artinya dilaksanakannya maju selangkah demi selangkah namun tetap mantap.
6.      Inovatif, yang berarti mengikhtiarkan pembaruan dan berusaha menemukan hal-hal baru dalam supervisi.
7.      Menimbulkan perasaan aman bagi guru-guru.
8.      Memberikan kesempatan kepada supervisor dan guru untuk mengevaluasi diri mereka sendiri, dan menemukan jalan pemecahan atas kekurangannya.
Adapun prinsip-prinsip negatif supervisi pembelajaran adalah sebagai berikut:[8]
1.      Supervisi pembelajaran tidak boleh dilaksanakan dengan otoriter.
2.      Supervisi pembelajaran tidak boleh mencari-cari kesalahan guru.
3.      Supervisi pembelajaran tidak boleh dilaksanakan berdasarkan tingginya pangkat.
4.      Supervisi pembelajaran tidak boleh dilepaskan dari tujuan pendidikan dan pembelajaran.
5.      Supervisi pembelajaran tidak boleh dilepaskan dari tujuan pendidikan dan pembelajaran.

Menurut Suharsimi Arikunto, prinsip-prinsip supervisi pendidikan ialah:[9]
1.      Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan staf sekolah lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan, dan bukan mencari-cari kesalahan.
2.      Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung.
3.      Apabila pengawas atau kepala sekolah merencanakan akan memberikan saran atau umpan balik, sebaiknya disampaikan segera mungkin agar tidak lupa.
4.      Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala.
5.      Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan adanya hubungan yang baik antara supervisor dan yang disupervisi.
6.      Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan singkat berisi hal-hal penting yang diperlukan untuk membuat laporan.

Sutisna mengidentifikasikan Sembilan prinsip kegiatan supervisi yaitu:[10]
1.      Supervisi merupakan bagian integral dari program pendidikan, ia adalah pelayanan yang bersifat kerja sama.
2.      Semua guru berhak mendapatkan layanan supervisi.
3.      Supervisi hendaknya disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan perseorangan dari personil sekolah.
4.      Supervisi hendaknya membantu menjelaskan tujuan dan sasaran pendidikan.
5.      Supervisi hendaknya membantu memperbaiki sikap dan hubungan dari semua staf sekolah dan juga supervisi bertujuan untuk menciptakan hubungan antara sekolah dan masyarakat menjadi lebih dekat dan saling memiliki.
6.      Tanggung jawab pengembangan supervisi berada pada kepala sekolah dan para pemilik atau pengawas di wilayahnya.
7.      Harus ada dana yang memadai dalam pelaksanaan program supervisi ini dan dimasukkan ke dalam anggaran tahunan.
8.      Efektivitas program supervisi hendaknya mendapatkan laporan yang teradministratif.
9.      Supervisi hendaknya membantu menjelaskan dan menerapkan dalam praktek penemuan penelitian pendidikan yang mutakhir.












BAB III                                                                                                                      PENUTUP
Kesimpulan:
            Prinsip supervisi pendidikan adalah suatu pokok pikiran dalam pembinaan yang direncanakan untuk membantu perbaikan situasi pendidikan dalam meningkatkan mutu proses pengajaran.
Macam-macam prinsip supervisi dalam pendidikan yaitu:
1.      Prinsip ilmiyah (scientific).
2.      Prinsip demokrasi.
3.      Prinsip kerja sama.
4.      Prinsip Konstruktif dan kreatif.















DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2004. Dasar-dasar Supervisi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Daryanto. 2013. Administrasi dan Manajemen Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta
https://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip, pukul 16.50, tgl 25-04-2016


Imron, Ali. 2011. Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Nadhirin. 2009 Supervisi Pendidikan Integratif Berbasis Budaya, kudus: STAIN Kudus
Sahertian, A. Piet. 2008.  Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:Rineka Cipta

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Jakarta: Balai Pustaka



[1] https://id.wikipedia.org/wiki/Prinsip, pukul 16.50, tgl 25-04-2016
[3] Daryanto, Administrasi dan Manajemen Sekolah,(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013),hal.149.
[4] Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), hal.232.
[5] Daryanto, op.cit., hal 6.
[6] Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta:Rineka Cipta, 2008) hal.19
[7] Ali Imron, Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011) hal.13
[8] Ibid.hal. 14
[9] Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Supervisi Pendidikan,(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004) hal.19
[10] Nadhirin, Supervisi Pendidikan Integratif Berbasis Budaya, kudus: STAIN Kudus, 2009, hal.3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar