MAKALAH
Penerapan Administrasi Pendidikan
dalam Pengelolahan Pendidikan Madrasah
Disusun Sebagai Tugas Kelompok
Mata Kuliah Administrasi dan
Supervisi Pendidikan
Dosen Pengampu: Pebro Aini, M.Pd.I
Disusun
Oleh Kelompok 11:
Adam Wahyudi
()
Adi Febi
Hidayat ( 1532100074)
Desi
Ratnasari ()
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN
AJARAN 2015/2016
DAFTAR ISI
1. Pengertian
Penerapan.....................................................................................6
2. Pengertian Administrasi Pendidikan...............................................................6
1. Sistem Pendidikan dan Pembelajaran
di Madrasah........................................9
2. Pengembangan Kurikulum di Madrasah.......................................................10
3. Peningkatan Mutu di Madrasah
melalui Profesional....................................11
BAB
III................................................................................................................................13
PENUTUP............................................................................................................................13
Kesimpulan.........................................................................................................................13
DAFTAR
PUSTAKA..............................................................................................................14
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb
Puji
dan syukur dengan tulus dipanjatkan ke hadirat Allah Swt. Karena berkat
rahmatnya kami bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul “Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan”.
Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu khususnya
kepada dosen pembimbing Pebro Aini, M.Pd.I karena memberi kesempatan untuk kami
dalam menyajikan makalah, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah
ini.
Semoga
makalah ini memberikan informasi bagi teman-teman sekalian dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr.
Wb
Palembang,
24 mei 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah
merupakan suatu lembaga yang bersifat kompleks dan unik, dikatakan bersifat
kompleks karena ia berada dalam satu tatanan sistem yang rumit dan saling
berhubungan satu sama lain, sedangkan bersifat unik karena ia memiliki ciri
khas tersendiri yang tidak dimiliki oleh organisasi lain yaitu sebagai tempat
berkumpulnya guru dan murid.
Oleh
karena itu sebuah sekolah harus dikelola dengan manajemen yang baik. Sistem
Pendidikan Nasional menghendaki peningkatan mutu pendidikan dilaksanakan secara
berencana dan berkala. Peningkatan mutu pendidikan tersebut didasarkan atas
standar nasional yang dipergunakan sebagai acuan untuk pengembangan kurikulum,
tenaga pendidikan, sarana prasarana, pengelolaan (manajemen) dan pemberdayaan
(Pasal 35 Ayat (2)). Sebagai institusi pendidikan, madrasah (penyebutan
madrasah dimaksudkan untuk lebih fokus pada obyek penelitian) dalam
pengelolaannya tidak lepas dari manajemen. Manajemen sangat diperlukan sebagai
alat untuk mengelola proses pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian Penerapan Administrasi Pendidikan?
2.
Bagaimana Pengelolan Pendidikan Admnistrasi Pendidikan
di Madrasah?
C. Batasan
Masalah
1.
Mengetahui pengertian penerapan Administrasi Pendidikan.
2.
Mengetahui Pengelolaan Pendidikan Administrasi
Pendidikan di Madrasah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penerapan Administrasi Pendidikan
1. Pengertian Penerapan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), pengertian penerapan adalah perbuatan menerapkan. Sedangkan menurut
beberapa ahli berpendapat bahwa, penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekan
suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk
suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah
terencana dan tersusun sebelumnya[1].
Menurut
J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain, penerapan adalah hal, cara atau hasil
(Badudu & Zain, 1996:1487). Adapun menurut Lukman Ali, penerapan adalah
mempraktekkan, memasangkan (Ali, 1995:1044).
Berdasarkan
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan merupakan sebuah tindakan
yang dilakukan baik secara individu maupun kelompok dengan maksud untuk
mencapai tujuan yang telah dirumuskan[2].
2.
Pengertian Administrasi Pendidikan
Untuk memahami Administrasi Pendidikan
secara keseluruhan, maka terlebih dahulu membahas titik awal pengertian
tersebut, yaitu Administrasi. Administrasi berasal dari kata latin “ad” yang
berarti “kepada”[3]
atau “ke”[4]
dan “ministro” yang berarti “melayani”,[5]
“membantu” atau “mengarahkan”[6].
Jadi, administrasi dapat diartikan sebagai pelayanan atau pengabdian subjek
tertentu.[7]
Untuk memahami pengertian sebenarnya dari
kata Administrasi, banyak ahli mengemukakan pengertian Administrasi yang
melihat dari berbagai sudut pandang. Sebagai berikut:[8]
Sondang P. Siagian mengatakan,
“Administrasi adalah keseluruhan proses pelaksanaan daripada keputusan yang
telah diambil dan pelaksanaanitu pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusia
atau lebih untuk mencpai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”.
Sutarto mendefinisikan: “Administrasi
adalah suatu proses penyelenggaraan dan penggusuran tindakan/kegiatan dalam
usaha kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan”.
William H. Newman mendefinisikan
Administrasi adalah pemberian pedoman, kepemimpinan dan pengendalian
kegiatan-kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama.
Jadi Administrasi dapat diartikan sebagai
suatu pelayanan guna mengatur terselenggaranya kegiatan untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
Sedangkan pendidikan dapat dilihat dari
ketetapan majlis permusyawaratan rakyat republi indonesia nomor II/MPR/1988 ini
pendidikan didefinisikan sebagai proses budaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia.[9]
Untuk lebih jelasnya memahami makna pendidikan berikut ini dikemukakan oleh
abdurrahman an-nahlawy yaitu:[10]
a.
Pendidikan adalah
proses yang mempunyai tujuan sasaran dan objek.
b.
Pendidikan menurut
adanya langkah-langkah yang secara bertahap harus dilalui oleh berbagai
kegiatan pendidikan dan pengajaran, sesuai dengan urutan yang telah disusun
secara sistematis.
c.
pendidikan adalah
pengembangan kepribadian manusia agar seluruh aspek ini dapat terlaksana secara
harmonis dan sempurna.
Dari uraian di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa administrasi adalah suatu proses penyelanggaraan kerja dalam
mencapai tujuan yang telah ditentukan sedangkan pendidikan adalah suatu
pengembangan kepribadian untuk meningkatkan kualitas intelektual manusia.
Selanjutnya untuk mendapat gambaran yang
lebih jelas mengenai Administrasi Pendidikan, baiklah kita kemukakan beberapa
rumusan dari seorang ahli sebagai
berikut:
Drs. M. Ngalim parwanto menegemukakan
Administrasi Pendidikan adalah segenap proses pengarahan dan pengintegrasian
segala sesuatu baik personel, spiritual dan material yang bersangkut paut
dengan pencapaian tujuan pendidikan.[11]
Pendidikan dapat pula diartikan sebagai
pelaksanaan pimpinan yang melaksanakan aktivitas kerja sama yang efektif bagi
tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
Jadi administrasi pendidikan itu bukan
hanya sekedar kegiatan “tata usaha” seperti yang dilakukan di kantor-kantor
ataupun sekolah-sekolah. Administrasi Pendidikan itu mencakup kegiatan-kegiatan
yang luas yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan, khususnya dalam bidang pendidikan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Administrasi Pendidikan adalah suatu pelayanan
terhadap proses pelaksanaan pendidikan sesuai tujuan yang telah
ditetapkan.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa penerapan administrasi pendidikan adalah sebuah tindakan yang
dilakukan baik secara individu maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai
tujuan yang telah dirumuskan dalam suatu pelayanan terhadap proses pelaksanaan pendidikan sesuai
tujuan yang telah ditetapkan.
B. Pengelolaan Pendidikan Madrasah
1. Sistem Pendidikan
dan Pengajaran di Madrasah
Secara Historis pada tahap awal-awal
perjalanan madrasah tidaklah begitu mulus, kendatipun didirikan dengan Nama
Madrasah,semua dikehendaki ialah suatu lembaga pendidikan dengan sistem
klasikal, yang didalamnya anak didik mendapatkan ilmu pengetahuan agama dan
umum secara berimbang[12].
Tetapi
pada praktiknya hanya dicerminkan oleh sistem klasikalnya saja, sementara
kurikulumnya yang diajarkan tetap semata-mata bidang studi agama. Karena itu
banyak madrasah pada tahap-tahap awal ini tidak bedanya dengan pesantren
tradisional yang sudah lama berjalan.
Dari
kenyataan-kenyataan tersebut, maka oleh departement agama diadakanlah
upaya-upaya untuk peningkatan kualitas madrasah, yang salah satu aspeknya
adalah kurikulum. Untuk masalah kurikulum ini, dalam perkembangannya telah
beberapa kali diadakan perubahan, dari yang muatannya lebih banyak pengetahuan
agama ketimbang pengetahuan umum sampai dengan diberikannya kurikulum.
Sistem pendidikan dan pengajaran yang
digunakan pada madrasah merupakan perpaduan antara sistem pondok pesantren
dengan sistem yang berlaku pada sekolah-sekolah modern. Proses perpaduan
tersebut berlansung secara berangsur-angsur, mulai dari mengikuti sistem
klasikal.
Sistem pengajian kitab, diganti dengan bidang-bidang
pelajaran tertentu, walaupun masih menggunakan kitab-kitab yang lama . kenaikan
tingkat ditentukan oleh pengusaan terhadap sejumlah bidang perjalanan tertentu.
Pada perkembangan berikutnya sistem pondok mulai ditinggalkan dan berdiri
madrasah-madrasah yang mengikuti sistem yang sama dengan sekolah-sekolah
modern.
Pada tahap-tahap awal madrasah tersebut masih
bersifat diniyah yang cumah mengajarkan pengetahuan agama. Tampaknya ide-ide
pembaharuan yang berkembang di dunia Islam dan kebangkitan nasional bangsa
Indonesia sangat besar pengaruhnya, sedikit demi sedikit pelajaran umum masuk
ke dalam kurikulum madrasah dan terus berproses, buku-buku pelajaran agama
mulai disusun khusus sesuai dengan tingktan madrasah, sebagaimana halnya dengan
buku-buku pengetahuan umum yang berlaku di sekolah-sekolah umum[13].
Bahkan kemudian timbullah madrasah-madrasah
yang mengikuti sistem perjenjangan dan bentuk-bentuk sekolah-sekolah modern,
seperti madrasah Ibtidaiyah (MI) untuk tingkatan dasar madrasah Tsanawiyah
(MTs) untuk tingkatan SMP dan ada pula kuliah Muallimin (Pendidikan Guru).
Berbagai upaya untuk meningkatkan
kualitas madrasah telah digulirkan, begitu juga usaha menuju kesatuan sistem
pendidikan nasional dalam rangka pembinaan semakin ditingkatkan. Usaha tersebut
bukan hanya merupakan tugas dan wewenang Departement Agama, tetapi merupakan
tugas bersama antara masyarakat dan pemerintah. Kurikulum yang di keluarkan
juga dilengkapi dengan hal-hal sebagai berikut:[14]
a. Pedoman
dan aturan penyelenggara pendidikan dan pengajaran pada madrasah, sesuai dengan
aturan yang berlaku pada sekolah-sekolah umum.
b. Sebagai
kegiatan dan metode penyampaian program uuntuk setiap program studi, baik untuk
bidang studi agama maupun bidang studi pengetahuan umum.
3.
Peningkatan
Mutu di Madrasah Melalui Profesional
Istilah
Profesionalisme berasal dari profession, profession mengandung ariti yang sama
dengan kata occupation atau pekerjaan yang memerlukan keahlian yang diperoleh
melalui pendidikan atau latihan khusus. Dengan kata lain, profesi dapat
diartikan sebagai suatu bidang keahlian yang khusus untuk menangani lapangan
kerja tertentu yang membutuhkannya.
Profesionalisme berarti suatu pandangan bahwa suatu keahlian tertentu
diperlukan dalam pekerjaan tertentu yang mana keahlian itu diperoleh melalui
pendidikan khusus atau latihan khusus. Terdapat persyaratan yang harus dipenuhi
dalam tugas profesional sebagaimana dikemukakan oleh Houten sebagai berikut:
1. Profesi
harus dapat memenuhi kebutuhan sosial berdasarkan atas prinsip-prinsip ilmiah.
2. Harus
diperoleh melalui latihan kultural dan profesional.
3. Menguasai
perangkat ilmu pengetahuan yang sistematis.
4. Harus
dapat membuktikan skill yang diperlukan.
5. Memenuhi
syarat-syarat penilaian.
6. Harus
dapat mengembangkan teknik-teknik ilmiah.
Jadi profesionalisme dalam pendidikan
tidak lain adalah seperangkat fungsi dan tugas dalam lapangan pendidikan
berdasarkan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan khusus
dibidang pekerjaan yang mampu mengembangkan kekaryaannya itu secara ilmiah
disamping mampu menekuni bidang profesinya selama hidupnya.
Mereka itu adalah para Guru yang
profesional yang memiliki kompetensi keguruan berkat pendidikan atau latihan di
lembaga pendidikan Guru dalam jangka waktu tertentu. Disamping tugas
profesional keguruan, merekapun mampu bertugas dalam manajemen kelas dalam
rangka proses belajar mengajar yang efektif dan efesien. Perangkat tenaga kerja
lainnya ialah kepalah sekolah /madrasah yang dibantu tenaga staf yang harus
profesional juga dibidang adm``inistrasi atau menejemen sekolah.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Penerapan administrasi
pendidikan adalah sebuah tindakan yang dilakukan baik secara individu maupun
kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dalam suatu
pelayanan terhadap proses pelaksanaan
pendidikan sesuai tujuan yang telah ditetapkan.
Sistem
pendidikan dan pengajaran yang digunakan pada madrasah merupakan perpaduan
antara sistem pondok pesantren dengan sistem yang berlaku pada sekolah-sekolah
modern. Proses perpaduan tersebut berlansung secara berangsur-angsur, mulai
dari mengikuti sistem klasikal.
Berbagai
upaya untuk meningkatkan kualitas madrasah telah digulirkan, begitu juga usaha
menuju kesatuan sistem pendidikan nasional dalam rangka pembinaan semakin
ditingkatkan. Usaha tersebut bukan hanya merupakan tugas dan wewenang Departement
Agama, tetapi merupakan tugas bersama antara masyarakat dan pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2010. Administrasi
Pendidikan. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Daryanto. 2013. Administrasi dan
Manajemen Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta
https://bab 2-08208241006.pdf-Adobe Acrobat Reader Dc
Imran, Ali. Supervisi
Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta, Bumi Aksara
[1]https://internesebagaisumberbelajar.blogspot.com/2010/07/pengertian-penerapan.html?m=1,
di akses pada tanggal 24-mei-2016 pukul 12:39
[2] https://bab
2-08208241006.pdf-Adobe Acrobat Reader Dc, di akses pada tanggal 24-mei-2016
pukul 13:04
[3] Daryanto, Adinistrasi
Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010). Hal. 1
[4] Daryanto, Adinistrasi dan
Manajemen Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013). Hal. 1
[5] Daryanto, Administrasi
pendidikan..., Hal. 1
[6] Daryanto, administrasi dan
manajemen sekolah..., Hal. 1
[7] Daryanto, Administrasi
Pendidikan..., Hal. 1
[8] Daryanto, Administrasi
dan Manajemen Sekolah..., Hal. 2-3
[12]Ali
Imran, Supervisi Pembelajaran Tingkat
Satuan Pendidikan,(Jakarta, Bumi Aksara:2012),hlm.12
[14]
Loc.cit.,hlm.13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar