Makalah Kelompok
Ilmu Pendidikan Islam
Konsep
Pendidikan Islam
Di
Susun Oleh Kelompok 4 :
Bagus
Hidayattullah ( 1532100091 )
Desi
Ambarwati ( 1532100098 )
Dosen
Pembimbing :
Nurlaila,
S.Ag M.Pd.I
Jurusan
Pendidikan Agama Islam
Fakultas
Tarbiyah Dan Keguruan
UIN
Raden Fatah Palembang
Tahun
2016/2017
PENDAHULUAN
Perlu
kita ketahui bahwa pendidikan sangatlah penting bagi seluruh aspek masyarakat
baik dari aspek ekonomi seperti masyarakat yang ekonominya rendah maupun
tinggi, aspek sosial seperti masyarakat yang golongannya ke bawah maupun ke atas,
dan aspek politik seperti masyarakat yang pangkat atau jabatannya kecil maupun besar,
dan juga pendidikan di mulai pada saat kita dalam kandungan sampai akhir hayat.
Dalam
hal ini, pendidikan tidak hanya mengajarkan mata pelajaran yang bersifat sosial
ataupun eksak tetapi juga mengajarkan mata pelajaran agama terutama agama Islam,
karena mata pelajaran agama banyak menanamkan nilai-nilai moral yang baik agar
peserta didik dapat memiliki karakter yang baik (akhlakul karimah) dalam bersosialisasi dan berinteraksi baik di
lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.
Cara-cara
penanaman moral yang baik kepada peserta didik dalam lingkungan sekolah
tentunya di mulai dari contoh nyata dari seorang pendidik. Jika cara pendidik
mendidik peserta didik dengan baik tentunya akan menghasilkan peserta didik
yang baik maupun sebaliknya. Oleh sebab itu, tidaklah mudah menjadi seorang
pendidik karena pendidik harus kompeten dalam menjalankan tugasnya. Jika
pendidik telah menjadi image yang
baik maka pendukung-pendukung seperti sarana & prasarana, kurikulum &
metode-metode pendidikan akan ikut baik.
Kembali
lagi ke pendidikan Islam, pendidikan Islam merupakan ilmu yang membahas tentang
ajaran-ajaran Islam agar peserta didik dapat menjadi muslim dan muslimah yang
sesuai dengan syariat agama Islam, tentunya yang akan dibahas adalah teori-teori
seperti, dalam konsep pendidikan islam peserta
didik diajarkan tentang apa itu pengertian, dasar/landasan, dan tujuan
pendidikan islam dan juga di ajarkan tentang bagaimana asas pendidikan dalam
Islam, sarana & prasaran, pendidik,
peserta didik, kurikulum, pendekatan, dan metode-metode pendidikan
Islam.
1. Apa
Pengertian Konsep Pendidikan Islam?
2. Apa
Dasar dan Landasan Pendidikan islam?
3. Apa
Tujuan Pendikan Islam?
4. Apa
saja Asas-asas Pendidikan Islam?
5. Bagaiana
Pendidik dalam Pendidikan Islam
6. Bagaimana
Peserta Didik dalam Pendidikan Islam?
7. Bagaimana
Kurikulum Pendidikan Islam?
8. Bagaimana
Pendekatan dalam Teori Pendidikan Islam?
9. Bagaimana
Metode-metode Pendidikan Islam?
10. Apa
saja Alat-alat Pendidikan Islam?
1. Hanya
membahas Pengertian Konsep Pendidikan Islam.
2. Hanya
membahas Dasar dan Landasan Pendidikan islam.
3. Hanya
membahas Tujuan Pendikan Islam.
4. Hanya
membahas Asas-asas Pendidikan Islam.
5. Hanya
membahas Pendidik dalam Pendidikan Islam.
6. Hanya
membahas Peserta Didik dalam Pendidikan Islam.
7. Hanya
membahas Kurikulum Pendidikan Islam.
8. Hanya
membahas Pendekatan dalam Teori Pendidikan Islam.
9. Hanya
membahas Metode-metode Pendidikan Islam.
10. Hanya
membahas Alat-alat Pendidikan Islam.
PEMBAHASAN
Dalam bahasa
Indonesia, istilah pendidian berasal dari kata “didik” dengan memberi awalan
“pe” dan akhiran “an” maka mengandung arti ”perbuatan”. Istilah pendidikan ini
semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu “paedagogie”,
yang berarti bimbingan yang di berikan kepada anak. Istilah ini kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, yaitu “education” yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa
Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang berarti pendidikan.[1]
Dalam
perkembangannya istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan
dengan sengaja terhadap anak didik. Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan
berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk
mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar mencapai tingkat hidup dan
penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.[2]
Dalam sistem
pendidikan nasional dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.[3]
Dengan demikian
pendidikan berarti, segala usaha pendidik dalam pergaulan dengan peserta didik
untuk mengembangkan potensi jasmani yang meliputi seluruh organ jasmaniah yang
berwujud nyata dan rohaniah yang bersifat spiritual ke arah kesempurnaan.
Pendidikan dalam Islam di kenal dengan
beberapa istilah untuk menggambarkan konsep pendidikan, yaitu tarbiyah, ta’lim, ta’dib. Setiap istilah
tersebut memiliki makna yang berbeda satu sama lain yang dikarnakan perbedaan
teks dan konteks. Berikut adalah konsep pendidikan Islam :
A.
Tarbiyah
Tarbiyah
diturunkan dari kata rabb yang oleh
sebagian ahli di artikan sebagai tuan, pemilik, memperbaiki, merawat, dan
memperindah. Istilah tarbiyah digunakan
untuk menandai konsep pendidikan Islam, meskipun telah berlaku umum, akan
tetapi masih merupakan masalah kontroversial. Karena sebagian ulama kontemporer
cenderung menggunakan istilah ta’lim atau
ta’dib sebagai gantinya.[4]
Menurut
Prof. Dr. Muhammad Athiyyah al-Abrasy dan Prof. Dr. Mahmud Yunus menyatakan
bahwa istilah tarbiyah berarti
mendidik peserta didik dengan segala macam cara agar dapat mempergunakan tenaga
dan bakatnya dengan baik sehingga mencapai kehidupan yang sempurna di
masyarakat.[5]
Menurut
Ibnu Manzhur dalam lisan al-‘Arab,
juz 9, kata tarbiyah merupakan masdar
dari kata rabba yang berarti mengasuh, mendidik, dan memelihara.[6]
Dengan demikian tarbiyah adalah pendidikan yang fokus
terhadap masalah-masalah pembentukan karakter dan akhlak peserta didik agar
dapat berguna dalam masyarakat.
B.
Ta’lim
Menurut
Rasyid Ridah, ta’lim adalah proses
transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan
ketentuan tertentu.[7]
Menurut
Ibnu Manzhur, ta’lim merupakan masdar
dari kata ‘allama yang berarti
pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampaian pengertian, pengetahuan,
dan keterampilan.[8]
Ta’lim
yaitu
pendidikan yang menitikberatkan pada pengajaran, penyampaian informasi dan
pengembangan ilmu. Oleh karena itu istilah ta’lim
mencakup aspek kognitif (ilmu pengetahuan), afektif (sikap), dan
psikomotorik (keterampilan).[9]
C. Ta’dib
Menurut Al-Naquib al-Attas, ta’dib merupakan pengenalan dan pengakuan tempat-tempat yang tepat
dari segala sesuatu yang di dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, sehingga
membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan di
dalam tatanan wujud dan keberadaannya.[10]
Ta’dib
berasal
dari kata adab yang berarti pengenalan terhadap hakikat bahwa pengetahuan dan
wujud bersifat teratur secara hirerarkis sesuai dengan berbagai tingkatan
derajat, kapasitas dan potensi jasmaniah maupun rohaniah seseorang.
Pendidikan sebgai suatu usaha yang di lakukan secara
sadar dan terencana harus memiliki landasan sebagai dasar pelaksanaannya dan
tujuan yang jelas. Sehingga diharapkan dalam pelaksanaannya tidak kehilangan
arah dan pijakan.
Fungsi pendidikan sebagai agent of cultur memerlukan acuan pokok yang menjadi landasannya.
Karena pendidikan merupakan bagian yang terpenting dalam kehidupan manusia,
yang secara kodrati adalah insan pedagodik, maka acuan yang menjadi landasan bagi pendidikan adalah nilai
yang tertinggi dari pandangan hidup suatu masyarakat dimana pendidikan itu di laksanakan.[11]
Menurut Abdul Fatah Jalal, beliau membagi sumber
pendidikan Islam menjadi dua macam, yaitu (1) sumber Ilahi, meliputi al-Qur’an
dan Hadis; (2) sumber Insaniah, dari proses ijtihad manusia.[12]
Menurut Zakiah Darajat, landasan pendidikan adalah
al-Qur’an, as-Sunnah, dan ijtihad dan menurut Hery Noeraly, landasan pendidikan
Islam adalah al-Qur’an, Sunnah, dan Ra’yu.[13]
Jadi, menurut pendapat para ahli di atas dapat di
simpulkan bahwa landasan pendidikan Islam ada tiga, yaitu al-Qur’an, Sunnah,
dan ijtihad. Berikut penjelasan ketiga landasan pendidikan Islam tersebut.
A. Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan kallamullah (perkataan-perkataan Allah) yang telah di wahyukan
kepada Nabi Muhammad untuk di ajarkan kepada seluruh umat manusia. Al-Qur’an
juga merupakan pedoman hidup bagi manusia dalam menuntun mereka agar selalu
berada di jalan Allah SWT.
Di dalam al-Qur’an terdapat banyak petunjuk yang
berhubungan dengan masalah bagaimana kita dapat melakukan proses pendidikan
scara baik menurut Islam. Al-Qur’an membahas berbagai aspek kehidupan manusia,
dan pendidikan merupakan tema terpenting yang dibahasnya. Setiap ayatnya
merupakan bahan baku bangunan pendidikan yang dibutuhkan oleh setiap manusia.[14]
B. Al-Hadist
(As-Sunnah)
Al-Hadist merupakan jalan atau cara yang di
contohkan Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan kehidupannya melaksanakan dakwah
Islam. Contoh Hadis yang diberikan beliau dapat dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu (1) Hadist qauliyat yang berisi
ucapan, pernyataan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW; (2) Hadist fi’liyat yang berisi tetntang tindakan dan perbuatan yang
pernah di lakukan nabi; (3) Hadist
taqririyat yang merupakan persetujuan nabi atas tindakan atau peristiwa
yang telah terjadi.[15]
Jadi, dapat disimpulkan bahwa al-Hadis adalah
perkataan, perbuatan atas tindakan dan peristiwa yang pernah terjadi yang
merupakan rujukan kedua setelah al-Qur’an.
C. Ijtihad
Menurut Zakiah Darajat, ijtihad adalah istilah para
fuqaha, yaitu berpikir dengan menggunakan ilmu yang dimiliki oleh ilmuan
syari’ah Islam untuk menetapkan suatu hukum syari’at Islam dalam hal yang
ternyata belum ditegaskan dalam al-Qur’an dan as-Sunnah.[16]
Dari pendapat di atas dapat di simpulkan
bahwa ijtihad pada dasarnya merupakan proses penggalian dan penetapan hukum
syari’ah yang di lakukan oleh para mujtahid muslim guna memberikan jawaban atas
persoalan umat yang ketentuan hukumnya secra syari’ah tidak terdapat dalam
al-Qur’an dan Hadist.
Secara etimologi, tujuan adalah “arah, maksud atau
haluan”. Dalam bahasa arab “tujuan” diistilahkan dengan “ghayat, adhaf, atau maqashid”.
Sementara dlam bahasa Inggris diistilahkan dengan “goal, purpose, objectives, atau
aim”. Secara terminologi, tujuan berarti sesuatu yang diharapkan tercapai
setelah sebuah usaha atau kegiatan selesai.[17]
Menurut Abdurrakhman Saleh Abdullah, tujuan umum
pendidikan Islam adalah membentuk kepribadian sebagai khalifah allah atau
sekurang kurangnya mempersiapkan ke jalan yang mengacu kepada tujuan akhir
manusia.[18]
Jadi, dapat di simpulkan bahwa tujuan pendidikan
Islam adalah membentuk karakter atau kepribadian peserta didik secara Islami
agar menjadi manusia paripurna (manusia yang memiliki jasmani yang sehat,
psikis yang stabil, perilaku yang terpuji, pribadi yang tangguh, dll).
Dalam proses
pendidikan kita di tuntut untuk mencari ilmu dan mengajarkannya, berarti
pendidikan mencakup berbagai aktivitas manusia yang berhubungan dengan
peradaban dan budaya.
Asas pendidikan
Islam adalah asas perkembangan dan pertumbuhan dalam perikehidupan yang
berkeseimbangan antara kehidupan duniawiah dan ukhrawiah, jasmaniah dan
rohaniah atau antara kehidupan materiil dan mental spiritual. Asas-asas yang
lain dalam pelaksanaan operasional seperti asas adil dan merata, asas
menyeluruh dan asas integralitas, adalah juga dijadikan pegangan dalam
pendidikan praktis sesuai pandangan teoritis yang dipegangi.[19]
Pendidikan harus
memiliki struktur fondasi yang disebut dengan asas-asas pendidikan, sebagai
dasar pijakan dalam pengembangan materi. Asas-asas pendidikan Islam erat
kaitannya dengan ilmu-ilmu lain seperti : asas filosofis, asas historis, asas
politik, asas sosial, asas ekonomi, dan asas psikologis. Berikut penjelasan
asas-asas dalam pendidikan Islam.
A. Asas
Filosofis
Asas
filosofis dalam pendidikan Islam berarti asas pendidikan yang berdasar kajian
filsafat. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan kajian filsafat karena dalam
pelaksanaannya memerlukan proses pemikiran yang konsekuen tentang hal-hal yang
harus di laksanakan demi tercapainya tujuan pendidikan.[20]
Falsafah pendidikan merupakan
pandangan hidup muslim seperti yang termuat dalam ajaran al-Qur’/an dan Hadist.
Hubungan timbal balik antar sesama muslim menyebabkan sistem pendidikan Islam
tidak dapat dipisahkan dengan falsafah.
B.
Asas Historis
Asas historis berarti asas pendidikan yang berdasarkan faktor sejarah yang
membahas peristiwa di masa lalu, asas histpros dalam pendidikan Islam
meletakkan dasar pada analisa pendidikan dari fakta-fakta sejarah umat Islam
yang berawal dari Nabi Muhammad SAW sampai sekarang.[21]
Dengan mengetahui
sejarah maka kita dapat belajar lebih banyak bagaimana kita harus bersikap sehingga
kita tidak akan mengulangi kesalahan yang sama dengan kesalahan yang pernah di
lakukan oleh nenek moyang terdahulu sehingga menjadikan seseorang itu lebih
baik.
C. Asas Sosial
Pendidikan merupakan salah satu bentuk interaksi antar manusia. Aspek-aspek
sosial pendidikan dapat digambarkan sengan memandang ketergantungan antara
individu yang satu dengan yang lainnya.
Sebagai makhluk sosial manusia selalu berhubungan dengan manusia lainnya
dan hidup saling ketergantungan. Dengan demikian asas sosial dalam pendidikan
Islam berarti asas pendidikan yang bersumber dengan nilai-nilai kehidupan
masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup masyarakat.[22]
Asas
yang memerhatikan penciptaan suasana sosial yang dapat membaangkitkan semangat
kerja sama antara peserta didik dengan pendidik dan masyarakat sekitarnya dalam
menerima pelajaran agar lebih berdaya guna dan berhasil guna. Pendidik dapat
memfungsikan sumber-sumber fasilitas dari masyarakat untuk kepentingan
pelajarannya dengan membawa peserta didik untuk karyawisata, survei, pengabdian
masyarakat (service projct), dan perkemahan (school camping)
D. Asas Ekonomi
Dalam bidang
ekonomi, yang sangat relevan dengan pendidikan biasanya adalah hal-hal yang
berkaitan dengan investmen dan hasilnya. Artinya, kalau modal yang ditanam
sekian maka akan mengharapkan keuntungan dari hal itu. Negara – negara industri
memerlukan waktu lebih banyak untuk belajar, ini artinya lebih banyak investasi dalam pendidikan. Sedangkan dinegara tertentu waktu belajar
lebih sedikit dan tentunya budgetnya juga lebih sedikit. Hasil dari pendidikan
tidak harus selalu bersifat uang, tetapi hal-hal yang tidak bersifat benda.
Misalnya status, kesempatan, maupun penghargaan.[23]
E. Asas politik
Politik
merupakan masalah yang erat kaitannya dengan maslah kekuasaan dan kebijakan
yang dilakukannya. Asas politik dalam pendidikan Islam merupakan asas pendidkan
yang sangat erat hubungannya dengan kebijakan yang dilakukan oleh penguasa.[24]
Salah satu aspek politik yaitu ideologi.
Ideologi inilah yang ingin diterapkan disuatu negara melalui pendidikan, tetapi
pelaksanaanya harus mempertimbangkan aspek-aspek administratif supaya bisa
berkembang dengan baik. Sebenarnya asas ini sangat berkaitan dengan sistem
pendidikan. Karena jika sistem pendidikan berubah, maka administrasinya pun
ikut berubah.
F. Asas Psikologi
Asas psikologi dalam pendidikan Islam menyatakan bahwa
proses pendidikan Islam harus memperhitungkan faktor-faktor kejiwaan peserta
didik. Asas psikologis dalam pendidikan ialah mempelajari situasi pendidikan
dengan fokus utama interaksi pendidikan karena dengan asas psikologi pendidik dapat
melaksanakan pendidikan dengan lebih baik dan mampu memberikan bimbingan yang
tepat kepada peserta didik.[25]
Hubungan psikologi dengan pendidikan
yaitu bagaimana budaya, keterampilan, dan nilai-nilai masyarakat
dipelajari, dari generasi tua hingga generasi muda agara identitas masyarakat
terpelihara. Dengan adanya psikologi maka pendidik akan tahu bagaimana
sifat-sifat dan perilaku peserta didik sehingga mampu menyampaikan materi
dengan baik dan disesuaikan dengan perkembangan peserta didik sehingga tujuan
pendidikan akan tercapai. [26]
Dalam Kamus
Bahasa Indonesia dinyatakan, bahwa pendidik adalah orang yang mendidik. Dalam
pengertian yang lazim digunakan, pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung
jawab memberikan pertolongan pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani
dan rohaninya, agar mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan
memenuhi tingkat kedewasaannya, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai
hamba dan khalifah Allah SWT, dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk sosial
dan sebagai makhluk individu yang mandiri.[27]
Pendidik adalah
salah satu unsur yang paling penting dalam proses pendidikan. Karena pendidik
merupakan penanggungjawab dalam memenuhi kebutuhan peserta didik, baik
spiritual, intelektual, moral, estetika maupun kebutuhan fisik peserta didik.
Dalam konteks
pendidikan Islam “pendidik” sering disebut dengan “murabbi, mu’alim, mu’addib”. Kata murabbi berasal dari kata rabba,
yurabbi istilah ini lebih menekankan pengembangan dan pemeliharaan baik dalam
aspek jasmaniah maupun ruhaniah. Kata mu’alim
berasal dari kata ‘alama, yu’alimu istilah
ini lebih menekankan posisi pendidik sebagai pengajar dan penyampai pengetahuan
dan ilmu. Kata mu’addib berasal dari
kata addaba, yuaddibu istilah ini
lebih menekankan pendidik sebagai Pembina moralitas dan akhlak peserta didik
dengan keteladanan.[28]
Secara umum, pendidik adalah orang yang
mempunyai tanggungjawab untuk mendidik. Sementara secara khusus pendidik dalam
perspektif pendidikan Islam adalah orang yang bertanggungjawab terhadap
perkembangan peserta didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi
peserta didik, baik potensi afektif, kognitif, maupun psikomotorik yang sesuai
dengan nilai-nilai Islami.[29]
Pendidikan
islam menempatkan manusia sebagai makhluk Allah yang paling mulia, kemulian
dari manusia tentunya didapat melalui pendidikan dan pembinaan yang baik dan
benar yang meliputi pembinaan aspek jasmaniah, rohaniah, fisik, maupun mental.
Oleh sebab itulah manusia perlu mendapat pendidikan.[30]
Secara
etimologi peserta didik adalah anak didik yang mendapat pengajaran ilmu. Secara
Terminologi pesserta didik adalah anak didik atau individu yang mengalami
perubahan, perkembangan sehingga masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam
membentuk kepribadian serta sebagai bagian dari struktural proses pendidikan.
Dengan kata lain peserta didik adalah seorang individu yang tengah mengalami
fase perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik, mental, maupun
pikiran.
Dari
pendapat tersebut peserta didik mempunyai ruang lingkup yang tidak terbatas,
manusia harus selalu berusaha secara konstan melalui proses pendidikan sampai
akhir hayatnya.
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur
prndidikan baik pendidikan informal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang
pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.
A. Istilah Lain Peserta Didik
Ø Siswa/Siswi istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan menengah pertama
dan menengah keatas. Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan,
yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia
yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Ø Mahasiswa/Mahasiswi istilah umum bagi peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi
yaitu perguruan tinggi ataupun sekolah tinggi.
Ø Taruna banyak
digunakan Sekolah Militer atau yang menganut sistem militer, menurut KBBI
berarti “pelajar (siswa) sekolah calon perwira”, beberapa perguruan tinggi kedinasan
juga menggunakan kata Taruna untuk menyebut peserta didik.
Ø Warga Belajar istilah bagi peserta didik yang mengikuti jalur pendidikan
nonformal. Misalnya seperti warga belajar pendidikan keaksaraan fungsional.
Ø Pelajar adalah istilah lain yang digunakan
bagi peserta didik yang mengikuti pendidikan formal tingkat dasar maupun
pendidikan formal tingkat menengah.
Ø Murid istilah
lain peserta didik tingkat taman kanak-kanak dan sekolah dasar.
Ø Santri adalah
istilah bagi peserta didik suatu pesantren atau sekolah-sekolah salafiyah yang
sangat mempunyai potensi.[31]
B. Tugas Siswa/Murid/Peserta Didik
Selain
guru, murid pun mempunyai tugas untuk menjaga hubungan baik dengan guru maupun
dengan sesama temannya dan untuk senantiasa meningkatkan keefektifan belajar
bagi kepentingan dirinya sendiri. Tugas tersebut dapat ditinjau dari berbagai
aspek yaitu aspek yang berhubunagn dengan belajar, aspek yang berhubungan
dengan bimbingan, dan aspek yang berhubungan dengan administrasi.
Tujuan dari
pendidikan agama islam adalah membentuk sumberdaya manusia yang berkepribadian
muslim, menguasai dan mengembangkan iptek dan mampu mengaplikasikannya dalam
kehidupan. Untuk mencapai tujuan tersebut kurikulum pendidikan islam harus
mencakup semua aspek yang menunjang pertumbuhan dan perkembangann manusia.
Kurikulum juga berfungsi untuk menyediakan program pendidikan yang relevan
dalam mencapai tujuan akhir pendidikan.
Dalam lembaga pendidikan Islam kurikulum
merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pendidikan Islam Karena
segala hal yang harus di pahami, diketahui, dihayati, serta dilaksanakan oleh
peserta didik harus ditetapkan dalam kurikulum. Oleh karena itu, dalam
kurikulum tergambar jelas bagaimana proses belajar mengajar yang dilakukan oleh
pendidik dan peserta didik.[32]
A. Pengertian
Kurikulum
Isilah
kurikulum berasal dai bahasa latin curriculum
kata curir yang artinya pelari dan curere yang artinya tempat berlomba[33], bisa
dikatakan kurikulum adalah tempat belajar untuk menguasai suatu pelajaran guna
mencapai akhir yang di inginkan.
Definisi
kurikulum menurut pandangan lama adalah sejumlah mata pelajaran tertentu yang
harus dikuasai untuk mencaapai suatu tingkatan tertentu dan ada juga yang
mengatakan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus di tempuh
oleh murid untuk memperoleh ijazah.[34]
Saylor
dan Alexander menjelaskan kurikulum adalah segala usaha sekolah untuk mencapai
tuuan yang diinginkan. Selain itu kurikulum tidak hanya mengenai situasi di
dalam sekolah, akan tetapi juga di luar sekolah.[35]
Armai
Arief menjelaskan kurikulum pendidikan islam adalah jalan yang terang yang di
lalui oleh pendidik bersama anak didiknya, untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap anak didik.[36]
Dari berbagai definisi yang telah mengemukakan
tentang kurikulum pendidikan Islam, dapat disimpulkan bahwa kurikulum
pendidikan Islam adalah kegiatan pendidikan yang dirancang oleh lembaga
pendidikan Islam baik di dalam maupun di luar sekolah dengan maksud untuk
mencapai tujuan pendidikan Islam.
B. Peran dan fungsi kurikulum
Sebagai
salah satu komponen suatu sistem pendidikan, paling tidak kurikulum mempunyai
peran, yaitu:
Ø Peran konservatif yaitu melestarikan berbagai
nilai budaya sebagai warisan masa lalu.
Ø Peran kreatif yaitu mengembangkan setiap
potensi yang dimiliki siswa.
Ø Peran kritis dan evaluatif yaitu menyeleksi
dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak
didik.
C. Landasan Pengembangan Kurikulum
Pengembangan
kurikulum adalah proses atau kegiatan yang sengaja dan dipikirkan untuk
mnghasilkan sebuah kurikulum sebagai pedoman dalam proses dan penyelenggaraan
pembelajaran oleh guru di sekolah. Ada dua hal yang harus dipertimbangkan dalam
penentuan isi pengembangan kurikulum, yaitu rentangan kegiatan dan tujuan
kelembagaan dengan visi dan misi.[37]
D. Organisasi Kurikulum
Beragamnya
pandangan yang mendasari pengembangan kurikulum munculnya terjadinya keragaman
dalam mengorganisasikan kurikulum. Terdapat enam pengorganisasian kurikulum,
yaitu:
Ø Mata pelajaran terpisah: kurikulum terdiri
dari sejumlah mata pelajaran yang terpisa-pisah.
Ø Mata pelajaran berkorelasi: korelasi diadakan
sebagai upaya untuk mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan
mata pelajaran.
Ø Bidang studi: organisasi kurikulum yang berupa
pengumpulan beberapa mata pelajaran yang sejenis serta memiliki ciri-ciri yang
sama.
Ø Program yang berpusat pada anak: program
kurikulum yang menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik.
Ø Inti Masalah: suatu program yang berupa
unit-unit masalah.
Ø Ecletic Program: suatu program yang mencari
keseimbangan antara organisasi kurikulum.
E. Evaluasi Kurikulum
Evaluasi
merupakan salah satu komponen kurikulum. Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk
memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan
melalui kurikulum yang bersangkutan. Evaluasi kurikulum memegang peranan
penting, baik untuk penentuan kebijakan pendidikan pada umumnya maupun untuk
pengambilan keputusan dalam kurikulum itu sendiri.[38]
F. Fungsi Kurikulum
Ø Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa
kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar memiliki
sifat well adjusted yaitu mampu
menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial.
Ø Fungsi integrasi mengandung makna bahwa
kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang
utuh.[39]
Pendekatan
berarti proses, perbuatan, dan cara mendekati. Dari pengertian ini dapat
diartikan bahawa pendekatan pendidikan adalah suatu proses, perbuatan, dan cara
mendekati dan mempermudah pelaksanaan pendidikan. Jika dalam kegiatan
pendidikan, metode sebagai cara mendidik, maka pendekatan berfungsi sebagai
alat bantu agar penggunaan metode tersebut mengalami kemudahan dan
keberhasilan. Pendekatan pendidikan Islam yang seharusnya dipahami dan
dikembangkan oleh para pendidik adalah meliputi:
A. Pendekatan
psikologis: yang tekanannya diutamakan pada
dorongan-dorongan yang bersifat persuasif dan motivatif, yaitu suatu dorongan
yang mampu menggerakkan daya kognitif (mencipta hal-hal yang baru), konatif
(daya untuk berkemauan keras), dan efektif (kemampuan yang menggerakkan daya
emosional).
B. Pendekatan
sosial-kultural: yang ditekankan pada usaha pengembangan
sikap pribadi dan sosial sesuai dengan tuntutan masyarakat, yang berorientasi
kepada kebutuhan hidup yang semakin maju dalam berbudaya dan berperadaban.
C. Pendekatan
religik: yakni suatu pendekatan yang membawa keyakinan
(aqidah) dan keimanan dalam pribadi anak didik yang cenderung ke arah
komprehensif, intensif, dan ekstensif (mendalam dan meluas).
D. Pendekatan
historis: yang ditekankan pada usaha pengembangan
pengetahuan, sikap dan nilai keagamaan melalui proses kesejahteraan.
E. Pendekatan
komparatif: yaitu pendekatan yang dilakukan dengan
membandingkan suatu gejala sosial keagamaan dengan hukum agama yang ditetapkan
selaras dengan situasi dan zamannya.
F. Pendekatan
filosofis: yaitu pendekan yang berdasarkan tinjauan atau
pandangan falsafah. Pendekatan demikian cenderung kepada usaha mencapai
kebenaran dengan mencapai kebenaran dengan memakai akal atau rasio.[40]
G. Pendekatan
fungsional: berdasarkan pendekatan fungsional
potensi manusia dilihat sesuai dengan fungsi potensi itu masing-masing.
Dorongan naluriah, seperti makan dan minum dikembangkan dengan tujuan agar
manusia dapat memelihara kelanjutan hidupnya.
H. Pendekatan
emosiona: adalah usaha untuk mengunggah perasaan dan emosi
peserta didik dalam meyakini dan menghayati ajaran agamanya. Kecerdasan
emosional ini penting dikembangkan secara maksimal.
I. Pendekatan
sistem: dalam proses pembelajaran pendidikan Islam dapat
dilakukan juga dengan pendekatan sistem. Sistem adalah suatu himpunan gagasan
atau prinsip-prisip yang saling bertautan, yang bergabung menjadi suatu
keseluruhan.
J. Pendekatan induksi:
induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat
umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Pendekatan induksi
dilaksanakan, misalnya dalam membelajarkan nilai-nilai Ilahiya dimulai dengan mengenal kasus-kasus dalam kehidupan
sehari-hari.
K. Pendekatan
deduksi: deduksi adalah cara berpikir dimana dari pertanyaan
yang besifat umum ditarik dari kesimpulan yang bersifat khusus. Pendekatan
deduksi adalah cara menyajikan nilai-nilai kebenaran (ketuhanan dan
kemanusiaan) dengan jalan menguraikan konsep tentang kebenaran itu agar
dipahami oleh peserta didik.[41]
L. Pendekatan
tilawah (pengajaran): pendekatan ini meliputi membacakan
ayat-ayat Allah yang bertujuan memandang fenomena alam sebagi ayat-Nya,
mempunyai keyakinan bahwasemua ciptaan Allah memiliki keteraturan.
M. Pendekatan
tazkiyah (penyucian): pendekatan ini meliputi menyucikan diri
dengan upaya Amar Ma’ruf nahi munkar (tindakan proaktif dan tindakan reaktif).
N. Pendekatan
ta’lim al-kitab: mengajarkan Al-Qur’an dengan
menjelaskan hukum halal dan haram.
O. Pendekatan
ta’lim al-hikmah:pendekatan ini hampir sama dengan
pendekatan ta’lim al-kitab.
P. Pendekatan islah
(perbaikan): pelepasan beban dan belenggu-belenggu
yang bertujuan memiliki kepekaan terhadap penderitaan orang lain.[42]
Metode pendidikan Islam adalah prosedur umum
dalam penyampaian atas asumsi tertentu tentang hakikat Islam sebagai
suprasistem. Metode pendidikan Islam menyangkut permasalahan individual atau
sosial peserta didik dan pendidik itu sendiri. Metode pendidikan merupakan
sarana atau jalan menuju tujuan pendidikan, sehingga jalan yang ditempuh oleh
seorang pendidik haruslah mengacu pada dasar-dasar metode pendidikan tersebut.
Dasar metode pendidikan Islam itu diantaranya adalah dasar agamis, biologis,
psikologis, dan sosiologis.
Ø Dasar Agamis, maksudnya bahwa metode yang
digunakan dalam pendidikan Islam haruslah berdasarkan pada Agama.
Ø Dasar Biologis, perkembangan biologis manusia
mempunyai pengaruh dalam perkembangn intelektualnya.
Ø Dasar Psikologis, perkembangan dan kondisi
psikologis peserta didik akan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap
penerimaan nilai pendidikan dan pengetahuan yang dilaksanakan, dalam kondisi
yang labil pemberian ilmu pengetahuan dan internalisasi nilai akan berjalan
tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Ø Dasar Sosiologis, saat pembelajaran
berlangsung ada interaksi antarapeserta didik dan ada interaksi antara pendidik
dengan peserta didik, atas dasar hal ini maka pengguna metode dalam pendidikan
Islam harus memperhatikan landasan atau dasar ini.
A. Prinsip-Prinsip Metode Pendidikan Islam
Metode pendidikan Islam harus digunakan dengan memperhatikan
prinsip-prinsip yang mampu memberikan pengarahan dan petunjuk tenteng
pelaksanaan metode pendidikan tersebut sebab dengan prinsip-prinsip ini
diharapkan metode pendidikan Islam dapat berfungsi lebih efektif dan efisien
dan tidak menyimpang dari tujuan semula dari pendidikan Islam. Prinsip-prinsip
tersebut adalah sebagai berikut:
Ø Prinsip mempermudah: metode pendidikan yang digunakan oleh pendidik pada dasarnya
adalah menggunakan suatu cara yang memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk
menghayati dan mengamalkan ilmu pengetahuan dan keterampilan.[43]
Ø Berkesinambungan: berkesinambungan dijadikan sebagai prinsip metode pendidikan
Islam, karena dengan asumsi bahwa pendidikan Islam adalah sebuah prosese yang
akan berlangsung terus menerus, sehingga dalam menggunakan metode pendidikan
seorang pendidik perlu memperhatikan kesinambungan pelaksanaan pemberian
materi.
Ø Fleksibel dan Dinamis: metode pendidikan Islam
harus digunakan dengan prinsip fleksibel dan dinamis, sebab dengan kelenturan
dan kedinamisan metode tersebut, pemakaian metode tidak hanya menonton dan
zaklik dengan satu macam metode saja.[44]
B. Macam-Macam Metode
Ø Metode Ceramah adalah cara penyampaian informasi melalui penuturan secara lisan
oleh pendidik kepada peserta didik.
Ø Metode Tanya Jawab adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan beberapa
pertanyaan kepada murid tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau
bacaan yang telah mereka baca.
Ø Metode Diskusi adalah suatu cara
penyajian/penyampaian bahan pelajaran dimana pendidik memberikan kesempatan
kepada peserta didik/membicarakan dan mengalisis secara ilmiah guna
mengumpulkan pendapat.
Ø Metode Pemberian Tugas adalah suatu cara
mengajar dimana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada
murid-murid.
Ø Metode Demontrasi adalah suatu cara mengajar dimana guru mempertunjukkan tentang
proses sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu sedangkan murid memperhatikannya.
Ø Metode Eksperimen adalah suatu cara mengajar dengan menyuruh murid melakukan suatu
percobaan dan setiap proses dan hasil percobaan itu diamati oleh setiap murid.
Ø Metode Amsal/Perumpamaan yaitu cara mengajar
dimana guru menyampaikan materi pembelajaran melalui contoh atau perumpamaan.
Ø Metode Targhib dan Tarhib yaitu cara mengajar
dimana guru memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan ganjaran terhadap
kebaikan dan hukuman terhadap keburukan agar peserta didik melakukan kebaikan
dan menjauhi keburukan.[45]
Ø Metode Penglangan (tikror) yaitu cara mengajar
dimana guru memberikan materi ajar dengan cara mengulang-ngulang materi
tersebut dengan harapan siswa bisa mengingat lebih lama materi yang
disampaikan.[46]
Alat pendidikan secara umum emrupakan segala
sesuatu yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam praktik pendidikan,
istilah alat pendidikan sering diidentikan dengan media pendidikan, walaupun
sebenarnya pengertian alat lebih luas dari pada media. Media pendidikan adalah
alat, metode dan tekhnik yang digunakan dalam rangka meningkatkan efektivitas
komunikasi, interaksi, dan edukatif antara guru dan siswa dalam proses
pendidikan dan pengajaran disekolah. Alat pendidikan Islam adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan Isla. Dengan
demikian, alat ini mencakup apa saja yang dapat digunakan termasuk didalamnya
metode pendidikan Islam. Alat pendidikan Islam yaitu segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menuntun atau membimbing anak dalam masa pertumbuhannya agar
kelak menjadi manusia kepribadian muslim yang diridhai Allah swt.
A. Macam-Macam Alat Pendidikan
Ø Alat pendidikan yang bersifat Rohaniah
(normatif), berfungsi sebagai preventf (pencegahan) dan represif (reaksi
setelah ada perbuatan).
B. Landasan Penggunaan Alat Pembelajaran
Ø Landasan Filosofis, digunakan berbagai jenis
alat hasil teknologi baru didalam kelas, dapat mengakibatkan proses
pembelajaran yang kurang manusiawi (karena anak dianggap seperti robot yang
dapat belajar sendiri dengan mesin) atau dehumanisasi.
Ø Landasan Psikologis, dari hasil kajian
psikologis tentang proses belajar yang terkait dengan penggunaan alat
pembelajaran, belajar adalah proses kompleks dan unik dalam mengelola proses
pembelajaran haru diusahakan dapat memberikan fasilitas belajar (juga media dan
metode pembelajaran) harus sesuai dengan perbedaan individual siswa.[48]
C. Landasan Teknologis
Ø Teknologi dalam pembelajaran: istilah
teknologi dalam pembelajaran ini artinya ialah memanfaatkan kemajuan teknologi
untuk mengfektifkan proses pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran
(pendidikan).
Ø Teknologi pembelajaran adalah proses yang
kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, , peralatan, dan
organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan,
mengevaluasi, ada mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi dimana
kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol.
D. Landasan Empiris
Dalam landasan ini menekankan pada pemilihan
dan penggunaan alat belajar dan penggunaan alat belajar itu berdasarkan
karakteristik orang yang belajar dan alatnya.[49]
E. Jenis-Jenis Media Pendidikan
Ø Taksonomi menurut Rudy Bretz: menurutnya ciri
utama media dibagi menjadi 3 unsur pokok yaitu suara, visual, dan gerak..[50]
Ø Media Grafis termasuk ke dalam media visual.
Fungsinya menyalurkan pesan dari sumber ke penerima dengan indera penglihatan
yang dituangkan dala simbol-simbol komunikasi visual. Seperti: sketsa, diagram,
bagan/chart, grafik, kartun, poster, peta/globe, papan flannel, papan bulettin.
Ø Media Audio berkaitan dengan indera
pendengaran. Pesan-pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang
auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata/ bahasa lisan) maupun non verbal.
Magnetic, pirirngan hitam, dan laboratorium bahasa.[51]
F. Bentuk-Bentuk Alat Dalam Pendidikan Islam
Pada dasarnya yang dinamakan alat ini luas
sekali artinya, segala perlengkapan yang dipakai dalam usaha pendidikan disebut
alat pendidikan. Adapun bentuk-bentuk dalam pendidikan Islam:
Ø Materi (Alat Dalam Bentuk Benda/hardwere)
Beberapa
alat yang berbentuk materi (alat yang berbentuk benda) dalam pendidikan Islam
yang sangat penting dalam dunia pendidikan adalah sebagai berikut:
ü Pendidik
merupakan alat pendidik karena tanpa pendidik, pendidikan tidak akan
berjalan dengan baik.
ü Lembaga Pendidik yang memberikan tempat
unuk melaksanakan pendidikan formal dengan baik.
ü Anak Didik
merupakan sasaran dalam dunia pendidikan itu sendiri.
ü Sarana dan Prasarana yang membantu lancarnya pelaksaan pendidikan, terutama dalam
proses belajar pembelajaran seperti: meja kursi belajar, papan tulis, penghapus,
kapur tulis, buku, peta, OHP, dan sebagainya.
ü Perpustakaan yaitu buku-buku yang memberikan
ilmu pengetahuan kepada para pendidik dan anak didik.[52]
ü Kecakapan atau Kompetensi Pendidik sehingga
memberikan pengajaran yang profesional dan sesuai dengan kapabilitasnya.
ü Metodologi Pendidikan yaitu yang mengelola pelaksanaan pendidikan merupakan alat yang
amat penting dalam pendidikan, seperti pengaturan jadwal, penempatan pendidik
dalam mata pelajaran tertentu, pengaturan lama mengajar, pemenuhan gaji atau
honor pendidik, penentuan rapat-rapat pendidikan dan sebagainya.
ü Strategi Pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan belajar siswa dalam lembaga
pendidikan tertentu, karena setiap lembaga pendidikan memiliki visi dan misi
serta maksud dan tujuan yang berbede-beda.
ü Evaluasi Pendidikan dan Evaluasi Belajar,
dalam pendidikan dikenal dengan tujuan pendidikan dan tujuan belajar.
Ø Nonmateri (Tindakan/softwere)
Baik alat yang berbentuk materi (alat
berbentuk benda) maupun nonmateri (tindakan) mempunyai fungsi yang sama-sama
pentingnya, kedua alat ini tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.[53]
G. Contoh Alat Pendidikan Islam Dalam Kehidupan
Ø Keteladanan, pada umumnya menusia memerlukan
figure (sosok) identidikasi yang dapat membimbing manusia kearah kebenaran
untuk memenuhi keinginan tersebut, untuk itu Allah mengutus Muhammad menjadi
tauladan bagi manusia dan wjib diikuti oleh umatnya.
Ø Perintah dan Larangan, seorang muslim diberi
oleh Allah tugas dan tanggungjawab melaksanakan peserta didikan “amar ma’ruf
nahi munkar”.
Ø Ganjaran dan Hukuman, maksud ganjaran dalam
konteks ini adalah memberikan suatu yang menyenangkan (penghargaan) dan
dijadikan sebuah hadiah bagi peserta yang berprestasi, baik dalam belajar
maupun sikap perilaku. Pendidika dalam pendidikan Islam yang tidak memberikan
ganjaran kepada peserta didik yang telah memperoleh prestasi sebagai hasil
belajar, maka dapat diartikan secara implasit bahwa pendidik belum memanfaatkan
alat pengajaran seoptimalnya.[54]
H.
PENUTUP
Dari
pengertian pendidikan Islam di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidian Islam adalah usaha sadar dari pendidik untuk mengarahkan peserta
didik menjadi pribadi muslim yang kamil dan berasaskan Islam yang berlandaskan
al-Qur’an, hadist, dan ijtihad yang bertujuan untuk membentuk kepribadian
peserta didik agar menjadi manusia paripurna dengan menyertakan asas-asas,
kurikulum, pendekatan teori, sarana & prasarana, dan metode-metode sebagai
pendukung konsep pendidikan Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Ø
Daulay, Haidar Putra. 2014. Pendidikan
Islam dalam Perspektif Filsafat. Jakarta. Kencana Prenadamedia Group.
Ø
Langgulung,
Hasan. 1996. Asas-Asas Pendidikan Islam.
Jakarta. Al-Husna.
Ø
Marno. 2010. Strategi dan Merode
Pengajaran. Yogyakarta. Ar-ruz Media.
Ø
Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidikan
Islam. Jakarta. Kencana.
Ø
Ramayulis. 2008. Ilmu Pendidikan Islam.
Jakarta. Kalam Mulia.
Ø
Rusmaini. 2014. Ilmu Pendidikan.
Palembang. Grafika Telindo Press.
Ø
Soebahar, Halim. 2002. Wawasan Baru
Pendidikan Islam. Jakarta. Kalam Mulia.
Ø
Tafsir, Ahmad. 1992. Ilmu Pendidikan
dalam Perspektif Islam. Bandung. Remaja Rosda Karya.
Ø
Tantowi, Ahmad. 2009. Pendidikan Islam di
Era Transformasi Global. Semarang. Pustaka Rizki Putra.
Ø
Uhbiyati, Nur. 1999. Ilmu Pendidikan
Islam. Bandung. CV Pustaka Setia.
[1]Ramayulis,
Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:
Kalam Mulia, 2008), Hal. 13.
[2]Ibid.,
[3]Rusmaini,
Ilmu Pendidikan, (Palembang: Grafika
Telindo Press, 2014), Hal.2.
[4]Ibid.,
[5]Halim
Soebahar, Wawasan Baru Pendidikan Islam, (Jakarta:
Kalam Mulia, 2002), Hal.7.
[6]
Ahmad Tantowi, Pendidikan Islam di era
Transformasi Global, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009), Hal.9.
[7]Ramayulis,
op. Cit., Hal.16.
[8]Ibid.,
Hal.89.
[9]Rusmaini,
op. Cit., Hal.6.
[10]Ramayulis,
op. Cit., Hal.17.
[11]Rusmaini,
op. Cit., Hal.17.
[12]Ibid.,
[13]Ibid., Hal.18.
[14]Ibid., Hal. 20.
[15]Ibid.,
[16]Ibid., Hal.21.
[17]Ibid., Hal.22.
[18]Ibid.,
[19]Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia. 1999),
Hal. 18.
[20]Rusmaini,
op. Cit.Hal.29.
[21]Ibid., Hal. 31.
[22]Ibid., Hal.34.
[23]Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam,
(Jakarta: Al-Husna. 1996), Hal.137.
[24]Rusmaini,
op. Cit. Hal. 38.
[25]Ibid., Hal.40.
[26]Hasan Langgulung. Op. Cit., Hal.251.
[27]Abuddin
Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), Hal. 159.
[28]Marno, Strategi
dan Metode Pengajaran, (Yogyakarta:
Ar-ruz Media, 2010), Hal.15.
[29]Ahmad
Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif
Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992), Hal.74
[30]Rusmaini,
op. Cit. Hal.79.
[31]
https://id.m.wikipedia.org/wiki/peserta_didik.
22 Maret 2016. Pukul 14.49
[32]Ibid., Hal.91.
[33]Ibid.,
[34]Haidar
Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam
Perspektif Filsafat, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), Hal.87.
[35]Ibid., Hal.88.
[36]Rusmaini,
op. Cit. Hal.93.
[37]
https://deluk12.wordpress.com/makalah-kurikulum.
22 Maret 2016. Pukul 14:55
[38]
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/komponen-komponen-kurikulum.
22 Maret 2016. Pukul 14:59
[39]
https://ikhwan-insancita.blogspot.com/2011/05/pengertian-kurikulum-dan-fungsi.
22 Maret. Pukul 15:05
[40]
http://yastarin.blogspot.com/2014/03/metode-dan-pendekatan-dalam-pendidikan.
22 Maret 2016. Pukul 15:10
[41]Rusmaini,
op. Cit. Hal.110.
[42]
http://wandibudiman.blogspot.com/2011/10/ilmu-pendidikan-islam-pendidikan-dalam.
22 Maret 2016. Pukul 15:17
[43]
https://afniafandi.wordpress.com/2013/10/09/metode-dalam-pendidikan-islam.
22 Maret 2016. Pukul 15:21
[44]
https://afniafandi.wordpress.com/2013/10/09/metode-dalam-pendidikan-islam.
22 Maret 2016. Pukul 15:25
[45]
https://farhansyaddad.wordpress.com/2010/06/09/metode-pendidikan-islam.
22 Maret 2016. Pukul 15:27
[46]
https://farhansyaddad.wordpress.com/2010/06/09/metode-pendidikan-islam.
22 Maret 2016. Pukul 15:30
[47]
http://dinara-289.blogspot.co.id/2013/07/alat-alat-pendidikan-islam.
22 Maret 2016. Pukul 15:35
[48]
http://anshar-mtk.blogspot.co.id/2014/05/alat-alat-pendidikan-islam.
22 Maret 2016. Pukul 15:38
[49]
http://anshar-mtk.blogspot.co.id/2014/05/alat-alat-pendidikan-islam.
22 Maret 2016. Pukul 15:41
[50]
http://www.charlesmalinkayo.com/2015/01/alat-dan-media-pendidikan-islam.
22 Maret 2016. Pukul 15:44
[51]
http://www.charlesmalinkayo.com/2015/01/alat-dan-media-pendidikan-islam.
22 Maret 2016. Pukul 15:46
[52]
http://m.deryjamaluddin.page.tl/alat_alat-dalam-pendidikan-islam.
22 Maret 2016. Pukul 15:50
[53]
http://m.deryjamaluddin.page.tl/alat_alat-dalam-pendidikan-islam.
22 Maret 2016. Pukul 15:52
[54]
http://wallpapercartoonmuslimah.blogspot.co.id/2012/05/alat-alat-pendidikan-islam.
22 Maret 2016. Pukul 15:55
Tidak ada komentar:
Posting Komentar