MAKALAH
LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Disusun Sebagai Tugas
Kelompok
Mata Kuliah Ilmu
Pendidikan Islam
Dosen Pengampu: Nurlaila,
S.Ag.M.Pd.I
Disusun Oleh Kelompok 9:
Ajeng Ratika (1532100078)
Ayu Lestari (1532100089)
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN FATAH PALEMBANG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN AJARAN 2016/2017
Lingkungan
Pendidikan
- Pendahuluan
Pendidikan merupakan suatu upaya yang sangat mutlak
dalam suatu kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan faktor penting dan
bermanfaat bagi kehidupan dalam upaya meningkatkan taraf hidup suatu bangsa.
Kegiatan pendidikan di manapun berlangsung dalam suatu lingkungan tertentu,
baik lingkungan yang berhubungan dengan ruang maupun waktu.
Lingkungan memberikan pengaruh terhadap perkembangan
peserta didik. Pengaruh yang diberikan oleh lingkungan ada yang bersifat
sengaja dan bersifat tidak sengaja. Artinya lingkungan tidak ada kesengajaan
tertentu di dalam memberikan pengaruhnya kepada perkembangan anak didik[1].
Didalam
lingkungan pendidikan ini akan membahas tentang pengertian lingkungan
pendidikan, jenis-jenis lingkungan pendidikan menurut tempat berlangsungnya
kegiatan pendidikan yang terdiri dari tiga macam, yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan juga lingkungan masyarakat, kemudian fungsi lingkungan
pendidikan, pengaruh pendidikan terhadap hasil belajar anak, serta perbedaan lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
- Pengertian Lingkungan Pendidikan
Secara
fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah didalam
tubuh seperti gm pertumbuhan dan gizi, vitamin , air , zat asam, suhu ,sistem
saraf, perederan darah, pernapasan , pertumbuhan, dan kesehatan jasmani.
Secara
psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang diterima oleh individu mulai
sejak dalam konsesi, kelahiran sampai matinya. Stimulasi itu misalnya berupa
sifat-sifat “genes”, selera, keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat,
kebutuhan, kemauan, emosi dan kapasita intlektual
Secara
sosio-kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi, dan kondisi
dalan hubungannya dengan stimulasi, interaksi, dan kondisi dalam hubungannya
dengan perlakuan ataupun karya orang lain. Pola hidup keluarga, pergaulan
kelompok, pola hidup masyarakat,latihan, belajar , pendidikan , pengajaran,
bimbingan, dan penyuluhan, adalah termasuk sebagai lingkungan ini[2].
Lingkungan secara umum
diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda, daya, keadaan, dan mahluk
hidup, termasuk manusia dan perilakungya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mehluk hidup lainnya. Lingkungan
dibedakan menjadi lingkungan alam hayati, lingkungan alam non hayati,
lingkungan buatan dan lingkungan sosial.
Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
atau pelatihan agar peserta didik scara aktif dapat mengembangkan potensi
dirinya supaya memiliki kekuatan spritual keagamaan, emosional, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat.
Jadi, lingkungan
pendidikan dapat diartikan sebagai berbagai faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai berbagai lingkungan
tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian dari lingkungan
sosial[3].
- Jenis-jenis Lingkungan Pendidikan
a.
Keluarga
Keluarga adalah satu
kesatuan sosial terkecil yang dimiliki manusia yang bertempat tinggal dan
ditandai oleh adanya kerjasama ekonomi, mendidik, melindungi dan sebagainya.
Penanaman nilai-nilai ilahiyah dilakukan terutama di rumah oleh orang tua anak.
Orang tua adalah pendidikan utama dan pertama. Utama karena pengaruh mereka
amat mendasar dalam perkembangan kepribadian anaknya; pertama karena orang tua
adalah orang pertama dan paling banyak melakukan kontak dengan anaknya[4].
Keluarga, dimana
akan diasuh dan dibesarkan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan
perkembangannya. Terutama keadaan ekonomi rumah tangga, serta tingkat kemampuan
orang tua merawat juga sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan jasmani
anak. Sementara tingkat pendidikan orang tua besar pengaruhnya terhadap perkembangan rohaniah anak terutama kepribadian dan
kemajuan pendidikannya[5].
Pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga, oleh
karena itu tugas utama keluarga dalam pendidikan anak adalah peletak dasar bagi
pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian
besar berasal dari pendidikan kedua orang tuanya dan anggota keluarga yang lain
(Indrakusuma, 1978). Keluarga juga membina dan mengembangkan perasaan sosial
anak, seperti rasa tenggang rasa, suka menolong, hidup damai, kerjasama,
kegotongroyongan, kepekaan, dan sebagainya[6].
Orang tua berkewajiban
menanamkan akhlak al-karimah secara bertahap meliputi: 1) memberinya dengan
nama yang baik, 2) melaksanakan aqiqah, 3) menghitankan anak, 4) memberi
pendidikan dan pengajaran, terutama pendidikan agama, 5) membiasakan anak
dengan akhlak mulia, 6) membiasakan anak mengerjakan salat sejak usia dini, 7)
menjodohkan dan mengawininya, 8) memberikan perlakuan yang baik dan adil
kepada anak-anak[7].
Kesadaran akan tanggung jawab mendidik
dan membina anak secara terus menerus perlu dikembangkan kepada setaip orang
tua, sehingga pendidikan yang dilakukan tidak lagi berdasarkan kebiasaan yang
dilihat dari orang tua, tetapi telah berdasarkan teori-teori pendidikan modern,
sesuai dengan perkembangan zaman. Denga demikian tingkah laku dan kualitas
materi pendidikan yang diberikan dapat digunakan peserta didik untuk menghadapi
lingkungan yang selalu berubah. Bila hal ini dapat dilakukan setiap orang tua,
maka generasi mendatang telah mempunyai kekuatan mental menghadapi globalisasi[8].
b.
Sekolah
Sekolah adalah tempat
anak belajar. Ia berhadapan dengan guru yang tidak dikenalnya. Guru itu selalu
berganti-ganti. Kasih guru kepada murid tidak mendalam seperti kasih sayang
orang tua kepada anaknya, sebab guru dan murid tidak terikat oleh tali
kekeluargaan[9].
Sekolah disebut sebagai
lembaga pendidikan formal karena diadakan di sekolah/tempat tertentu, teratur,
sistematis, mempunyai jenjang dan dalam kurun waktu tertentu serta berlangsung,
mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi, berdasarkan aturan resmi
yang telah ditetapkan[10].
Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka
diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga
terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut[11];
1) Sekolah
membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang
baik.
2) Sekolah
memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak
dapat diberikan di rumah.
3) Sekolah
melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis,
berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan
dan pengetahuan.
4) Di
sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau
salah, dan sebagainya.
Sekolah sangat
berperan dalam meningkatkan pola pikir anak, karena disekolah mereka dapat
belajar bermacam-macam ilmu pengetahuan. Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis
sekolahnya turut menentukan pola pikir serta kepribadian anak[12].
Sekolah yang demikian
yang diharapkan mampu melaksanakan fungsi pendidikan secara optimal, yakni
mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia
dalam rangaka mewujudkan tujuan nasional[13].
c.
Masyarakat
Masyarakat dari konsep sosiologi adalah sekumpulan manusia yang bertempat
tinggal dalam suatu tempat dan saling berinteraksi sesamanya untuk mencapai
suatu tujuan. Ditinjau dari konsep pendidikan, masyarakat adalah sekumpulan
banyak orang dengan berbagi ragam kualitas diri mulai dari yang tidak
berpendidikan sampai kepada yang berpendidikan tinggi. Masyarakat terdiri atas
berbagai kelompok, yang besar maupun kecil bergantung pada jumlah anggotanya.
Nasution membedakan atas kelompok primer dan kelompok sekunder[14].
Masyarakat
adalah lingkungan tempat tinggal anak. Mereka juga termasuk teman- teman anak
tapi diluar sekolah. Disamping itu, kondisi orang-orang di desa atau kota
tempat ia tinggal juga turut mempengaruhi perkembangan jiwanya.
Anak-anak yang
dibesarkan dikota berbeda pola pikirnya dengan anak desa. Anak kota umumnya
lebih bersikap dinamis dan aktif bila dibandingkan dengan anak desa yang bersikap
statis dan lamban. Anak kota lebih berani mengemukakan pendapatnya, ramah dan
luwes sikapnya dalam pergaulan sehari-hari. Sementara anak desa umumnya kurang
berani mengeluarkan pendapat,agak penakut, pemalu dan kaku dalam pergaulan[15].
Dalam konteks
pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan
yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa
waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan
sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih
luas.
Corak dan ragam
pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi
segala bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan
pengertia-pengertian (pengetahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan
kesusilaan dan keagamaan[16].
D. Fungsi
Lingkungan Pendidikan
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan menurut Tirtarahardja (2000)
adalah untuk membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai
lingkungan sekitarnya (fisik/sosial/budaya) dan mengajarkan tingkah laku umum
serta menyeleksi atau mempersiapkan individu untuk peranan-peranan tertentu[17].
Secara umum fungsi
lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan
berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya pendidikan yang
tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Antara lingkungan
yang satu dengan lingkungan yang lain tidak mungkin untuk berdiri sendiri.
Terdapat hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antar lingkungan
pendidikan[18].
E. Pengaruh
Pendidikan Terhadap Hasil Belajar Anak
Pengaruh lingkungan terhadap
prestasi/hasil belajar siswa hanya ada dua, yaitu meningkatkan atau malah
menurunkan prestasi
siswa itu sendiri. Berikut adalah beberapa contoh lingkungan dan
faktor-faktornya yang bisa memberikan pengaruh positif maupun negatif pada
siswa[19].
Ø Lingkungan Keluarga
Keluarga
adalah lingkungan sosial pertama yang dikenal oleh seorang siswa. Suasana
keluarga yang kondusif bagi siswa untuk belajar, tentu bisa meningkatkan
prestasi siswa itu sendiri. Sebaliknya, bila dalam keluarga itu sendiri
tercipta suasana yang tidak mendukung siswa untuk belajar, tentu saja prestasi
siswa di sekolah tidak akan bagus.
Berikut adalah beberapa tips agar siswa
semangat belajar dari segi lingkungan keluarga.
1) Sebaiknya
orang tua atau saudara, selalu memberi semangat dan motivasi
dalam bentuk apapun agar siswa menjadi giat belajar.
2) Kehidupan
rumah
tangga yang harmonis juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Keadaan
keluarga dimana ayah dan ibu yang selalu bertengkar, akan membuat siswa menjadi
malas untuk belajar di rumah dan lebih memilih untuk keluar jalan-jalan untuk
mengusir rasa kesal.
3) Orang
tua yang menerapkan disiplin pada siswa pasti akan sangat bermanfaat. Siswa
akan tumbuh menjadi anak yang disiplin dan tentu saja prestasi belajarnya akan
meningkat.
Pengaruh lingkungan terhadap prestasi
belajar siswa dari segi keluarga adalah yang paling besar. Jadi, hendaknya
keharmonisan antar anggota keluarga bisa terjaga. Ini sangat berpengaruh pada mental seorang siswa.
Ø Lingkungan Sekolah
Pengaruh lingkungan ini terhadap prestasi
belajar siswa cukup besar, karena sekolah adalah lingkungan sosial
kedua setelah keluarga yang akan dikenal oleh siswa. Berikut ini adalah hal-hal
yang akan mempengaruhi prestasi belajar siswa dari segi lingkungan sekolah.
Fasilitas
sekolah yang lengkap akan membuat siswa termotivasi untuk belajar. Fasilitas
yang dimaksud misalnya perpustakaan dengan buku yang lengkap, laboratorium
dengan peralatan yang memadai, atau fasilitas komputer
bila perlu.
Teman-teman siswa di sekolah yang punya sifat rajin
atau telah memiliki prestasi bagus, tentu akan mendorong siswa untuk
meningkatkan prestasinya dengan tujuan bisa setara atau bahkan melebihi
teman-temannya.
Sekolah yang
baik adalah sekolah yang memiliki guru-guru
yang berkualitas. Mulai dari cara mengajarnya, cara memberi motivasi, atau cara
mereka memberi perhatian pada siswa-siswanya. Hal ini tentu memberi pengaruh
besar terhadap prestasi siswa.
Ø Lingkungan Pergaulan (Teman)
Pengaruh lingkungan terhadap prestasi
belajar memang sangat besar, apalagi bila menyangkut lingkungan
pergaulan siswa itu sendiri. Jika siswa bisa memilih pergaulan yang tepat,
tentu tidak masalah, tapi kadang siswa banyak yang terjebak dalam pergaulan
yang tidak baik, yang akhirnya berujung pada penurunan prestasi sekolah.
9
Contohnya bergaul dengan teman yang suka
malas belajar, suka bermain game, teman dengan gaya hidup mewah yang melupakan pendidikan, dan masih banyak lagi. Hal-hal
negatif seperti itu hanya akan membuat siswa menjadi lupa akan kepentingan
belajar.
Untuk menghindari hal-hal seperti ini,
perhatian orang tua sebagai orang terdekat dengan
siswa sangatlah diperlukan. Perhatikan putra-putri Anda setiap saat, perhatikan
bagaimana perkembangan mereka di sekolah, perhatikan juga siapa saja
teman-temannya, apakah mereka membawa dampak baik atau buruk.
- Perbedaan Lingkungan Keluarga, Lingkungan Sekolah dan Lingkungan Masyarakat
Supaya dapat diinsansi
betapa eratnya hubungan antar ketiga lingkungan tersebut serta saling
mempengaruhi atas pendidikan anak-anak, perlu kiranya hal itu kita selidiki
lebih lanjut yaitu sebagai berikut[20]:
Ø Perbedaan pertama ialah
rumah atau lingkungan keluarga, yakni lingkungan pendidikan yang sewajarnya.
Sudah sewajarnya bahwa
keluarga, terutama orang tua, memelihara dan mendidik anak-anaknya dengan rasa
kasih sayang. Perasaan kewajiban dan tanggung jawab yang ada pada orang tua
untuk mendidik anak-anaknya timbul dengan sendirinya, secara alami, tidak
karena dipaksa atau disuruh orang lain.
Sedangkan sekolah
adalah buatan manusia. Sekolah didirikan oleh masyarakat atau negara untuk
membantu memenuhi kebutuhan keluarga yang sudah tidak mampu lagi memberi bekal
persiapan hidup bagi anak-anaknya.
Guru sebagai pendidik
adalah lain dari orang tua. Orang tau menerima tugasnya sebagai pendidik dari
tuhan atau karena kodratnya. Guru menerima tugas dan kekuasaan sebagai pendidik
dari pemerintah atau negara.
Sedangkan masyarakat
adalah bagaimana anak itu bisa mempertimbangkan pergaulannya dengan teman yang
sebaya yang tidak terlalu melampaui batas.
Ø Perbedaan kedua ialah
perbedaan suasana
Kehidupan dan pergaulan
dalam lingkungan keluarga senantiasa diliputi oleh rasa kasih sayang diantara
anggota-anggotanya. Di dalamnya terdapat saling mengerti, pesesamanya. rcaya
mempercayai, bantu-membantu, dan ksih-mengasihi.
Sedangkan kehidupan dan
pergaulan di sekolah sifatnya lebih luas. Di sekolah harus ada ketertiban dan
peraturan-peraturan tertentu yang harus dijalankan oleh murid dan guru.
Pergaulan antara anak-anak sesamanya dan antara anak-anak dengan guru lebih
bersifat objektif dari pada pergaulan di dalam lingkungan keluarga yang lebih
diliputi oleh suasana kasih sayang yang sejati. Maka dari itu, di sekolah
anak-anak lebih tidak bebas, lebih terkekang oleh peraturan-peraturan dari pada
di dalam lingkungan keluarganya.
Ø Perbedaan ketiga ialah
perbedaan tanggung jawab
Telah dikatakan bahwa
orang tua atau keluarga menerima tanggung jawab mendidik anak-anaknya dari
tuhan atau karna kodratnya. Keluarga, yaitu orang tua, bertanggung jawab penuh
atas pemeliharaan anak-anaknya sejak mereka di lahirkan, dan bertanggung jawab
penuh atas pendidikan watak anak-anaknya. Bagaimana seharusnya anak-anak itu
berbuat, bertingkah laku, berkata-kata, dan sebagainya, terutama bergantung
kepada teladan dan pendidikan yang dilakukan oleh keluarganya.
11
Sedangkan sekolah
(guru-guru) lebih merasa bertanggung jawab terhadap pendidikan intelek
(menambah pengetahuan anak) serta pendidikan keterampilan (skills) yang
berhubungan dengan kebutuhan anak itu untuk hidup di dalam masyarakat nanti,
dan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat pada waktu itu.
Jelaslah sekarang bagi
kita bahwa sebenarnya tugas orang tua atau keluarga dan sekolah hampir
bersamaan: keduanya melaksanakan pendidikan keseluruhan dari anak. Perbedaannya
hanyalah yang satu lebih menitik beratkan kepada salah satu segi pendidikan
yang menjadi tanggung jawabnya masing-masing.
Sedangkan masyarakat
yaitu anak harus mempertanggung jawabkannya sendiri apa yang dilakukannya
dengan tinjauan dan persetujuan dari orangtua terlebih dahulu .
Ø Kerjasama antara
Keluarga dengan sekolah dan masyarakat
Keluarga dan sekolah
sama-sama mendidik anak-anak, baik jasmani maupun rohaninya, sama-sama
melakukan pendidikan keseluruhan dari anak. Dengan adanya kerja sama itu orang
tua akan dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari guru dalam hal
mendidik anak-anaknya. Sebaliknya, para guru dapat pula memperoleh
keterangan-keterangan dari orang tua tentang kehidupan dan sifat-sifat
anak-anaknya.
Keterangan-keterangan
orang tua itu sungguh besar gunanya bagi guru dalam memberikan pelajaran dan
pendidikan terhadap murid-muridnya. Juga dari keterangan-keterangan orang tua
murid, guru dapat mengetahui keadaan alam sekitar tempat murid-muridnya
dibesarkan.
Cara-cara untuk
mempererat hubungan dan kerjasama antara sekolah dan keluarga antara lain:
1.
Mengadakan
pertemuan dengan orang tua pada hari penerimaan murid baru.
12
2.
Mengadakan surat menyurat antara
sekolah dengan keluarga.
3.
Adanya daftar nilai atau rapor.
4.
Kunjungan guru ke rumah orang tua
murid, atau sebaliknya kunjungan orang tua murid ke sekolah.
5.
Mengadakan perayaan, peserta
sekolah atau pameran-pameran hasil karya murid-murid.
6.
Mendirikan perkumpulan orang tua
murid dan guru (POMG).
13
- Kesimpulan
Lingkungan pendidikan
dapat diartikan sebagai berbagai faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai berbagai lingkungan tempat
berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian dari
lingkungan sosial.
Jenis-jenis lingkungan pendidikan ada
tiga, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Keluarga adalah satu kesatuan sosial terkecil yang dimiliki manusia yang
bertempat tinggal dan ditandai oleh adanya kerjasama ekonomi, mendidik,
melindungi dan sebagainya. Sekolah disebut sebagai lembaga pendidikan formal
karena diadakan di sekolah/tempat tertentu, teratur, sistematis, mempunyai
jenjang dan dalam kurun waktu tertentu serta berlangsung, mulai dari Taman
Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi, berdasarkan aturan resmi yang telah
ditetapkan. Masyarakat dari konsep sosiologi adalah sekumpulan manusia yang
bertempat tinggal dalam suatu tempat dan saling berinteraksi sesamanya untuk
mencapai suatu tujuan. Ditinjau dari konsep pendidikan, masyarakat adalah
sekumpulan banyak orang dengan berbagi ragam kualitas diri mulai dari yang
tidak berpendidikan sampai kepada yang berpendidikan tinggi. Masyarakat terdiri
atas berbagai kelompok, yang besar maupun kecil bergantung pada jumlah anggotanya.
Nasution membedakan atas kelompok primer dan kelompok sekunder.
Secara umum fungsi
lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi dengan
berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya pendidikan yang
tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal. Antara lingkungan
yang satu dengan lingkungan yang lain tidak mungkin untuk berdiri sendiri.
Terdapat hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antar lingkungan
pendidikan.
14
Pengaruh lingkungan terhadap
prestasi/hasil belajar siswa hanya ada dua, yaitu meningkatkan atau malah
menurunkan prestasi
siswa itu sendiri.
Perbedaan Lingkungan Keluarga, Lingkungan Sekolah dan Lingkungan
Masyarakat ada tiga, yaitu:
Ø Perbedaan pertama ialah rumah atau lingkungan keluarga, yakni lingkungan
pendidikan yang sewajarnya.
Ø Perbedaan kedua ialah perbedaan suasana
Ø Perbedaan ketiga ialah perbedaan tanggung jawab
15
- Daftar Pustaka
Dalyono.
2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Rusmaini.
2014. Ilmu Pendidikan. Palembang: Grafika
Telindo Press
Sudiyono.
2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:
PT Rineka Cipta
http://masimamgun.blogspot.co.id/2012/05/lingkungan-pendidikan.html,
tanggal 2 april jam 20:51
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/pengertian-fungsi-dan-jenis-lingkungan-pendidikan/,
tanggal 2 april 2016, jam 20:50
http://blogrofika.blogspot.co.id/2014/12/fungsi-dan-jenis-lingkungan-pendidikan.html,
tanggal 2 april 2016 jam 20:55
16
1
[2] Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012) hlm. 129
2
[3] https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/pengertian-fungsi-dan-jenis-lingkungan-pendidikan/,
tanggal 2 april 2016, jam 20:50
[4] Rusmaini, Ilmu Pendidikan, (Palembang: Grafika Telindo Press, 2014) hlm. 43
[7]
Rusmaini, Op.Cit., hlm. 44
[9] Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009) hlm. 160
[10]
Rusmaini, Loc.Cit
[11]
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/pengertian-fungsi-dan-jenis-lingkungan-pendidikan/,
tanggal 2 april 2016, jam 20:50
5
[12] Dalyono, Op.Cit., hlm. 131
[13]
http://blogrofika.blogspot.co.id/2014/12/fungsi-dan-jenis-lingkungan-pendidikan.html,
tanggal 2 april 2016 jam 20:55
[15]
Dalyono, Loc.Cit
[16]
http://blogrofika.blogspot.co.id/2014/12/fungsi-dan-jenis-lingkungan-pendidikan.html,
tanggal 2 april 2016 jam 20:55
7
[18] http://blogrofika.blogspot.co.id/2014/12/fungsi-dan-jenis-lingkungan-pendidikan.html,
tanggal 2 april 2016 jam 20:55
[19]
http://blogrofika.blogspot.co.id/2014/12/fungsi-dan-jenis-lingkungan-pendidikan.html,
tanggal 2 april 2016 jam 20:55
8
[20]
http://blogrofika.blogspot.co.id/2014/12/fungsi-dan-jenis-lingkungan-pendidikan.html,
tanggal 2 april 2016 jam 20:55
10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar