Sabtu, 23 April 2016

kel. 4 (ADM) konsep supervisi klinis



MAKALAH
KONSEP SUPERVISI KLINIS



Disusun Sebagai Tugas Kelompok
Mata Kuliah Administrasi dan Supervisi Pendidikan


Dosen Pengampu: Pebro Aini, M.Pd.I





Disusun Oleh Kelompok 4 :

Adela Destri (1532100073)
Ali Mursyid (1532100081)
Desi Ambarwati (1532100098)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2016/2017



DAFTAR ISI




BAB I
Supervisi merupakan istilah baru yang menunjuk pada suatu pengawasan tetapi konsepnya lebih manusiawi. Dalam kegiatan supervisi pelaksanaan bukan mencari kesalahan akan tetapi lebih banyak mencari mengandung unsur pembinaan agar pekerjaan yang diawasi diketahui kekurangannya untuk dapat diberi tahu bagaimana cara peningkatannya. Namun berdasarkan fenomena yang terjadi terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan dalam pelaksanaan supervisi, berdasarkan pengamatan terdapat ketidak konsistenan antara pandangan normative dengan pandangan deskriptif mengenaisupervisi.
Supervisi harus memperbaiki pengajaran tapi kenyataannya supervisor lebih menekankan pada tanggung jawab administrative guru, hal ini berimplikasi terbalik pada tidak terpenuhinya keinginan guru mendapat bantuan langsung dari supervisor untuk memperbaiki pengajaran, mestinya supervisor dapat mengkombinasikan tanggung jawab administrasi guru untuk mencapai hasil yang lebih luas pada level kelas melalui perbaikan pengajaran. Karena bantuan pengajaran merupakan pembinaan professional, sedangkan pendekatan administrasi merupakan bagian dari birokrasi.
Menindak semakin luasnya cakupan kebutuhan pendidikan, maka sekolah perlu memperhatikan beberapa aspek yang berhubungan dengan kualitas kinerja guru sebagai pencetak output sekolah yakni siswa. Guru perlu mendapatkan referensi tentang pengembangan pengajaran agar mencapai keberhasilan dalam melaksanakan kurikulum yang berlaku.
 Aspek yang diberikan dalam supervisi yang ada biasanya hanya bersifat umum, karena guru tidak dilibatkan dalam perencanaan pembuatan supervisi padahal nantinya guru mendapatkan follow up dari supervisi yang sudah dilakukan.Supervisi mempunyai peran pengoptimalan tanggung jawab dari semua program. Supervisi bersangkut paut dengan semua upaya penelitian yang tertuju pada semua aspek yang merupakan faktor penentu keberhasilan. Salah satu model supervisi yang dilakukan di sekolah adalah supervisi klinis.

1. Apa pengertian dan tujuan Supervisi Klinis ?
2. Bagaimana karakteristik dan fungsi Supervisi Klinis?
3. Apa saja Teknik Supervisi Klinis?
4. Apa saja Kelebihan dan Kekurangan Supervisi Klinis?

1. Hanya membahas Pengertian dan Tujuan Supervisi Klinis.
2.Hanya membahas Karakteristik dan Fungsi Supervisi Klinis
3. Hanya membahas Teknik dari Supervisi Klinis
4. Hanya membahas Kelebihan dan Kekurangan Supervisi Klinis.















Supervisi berasal dari kata “super dan vision”. Super artinya tinggi, atas dan vision artinya melihat, memandang. Supervision artinya “melihat dari atas”. Maksudnya orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi/atas melihat –mengamati-mengawasi orang yang berada di bawahnya. Pengertian supervisi adalah proses bantuan, bimbingan atau pembinaan dari supervisor kepada guru untuk memperbaiki proses pembelajaran. Sedangkan klinis berasal dari kata clinic yang berarti “balai pengobatan atau suatu tempat untuk mengobati penyakit. Orang yang mengobati adalah dokter. Tetapi di sini lebih tepatnya adalah guru yang mengalami masalah dalam melaksanakan pembelajaran datang kepada kepala sekolah untuk berkonsultasi tentang pemecahan masalah yang dihadapinya.[1]
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia supervisi berarti pengawasan utama, pengontrolan tertinggi. Sedangkan klinis memiliki arti bersangkutan atau berdasarkan pengamatan klinik. Supervisi klinis termasuk bagian dari supervisi pengajaran, dikatakan supervisi pengajaran karena prosedur pelaksanaannya lebih di tekankan kepada sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi di dalam proses belajar mengajar, dan langsung pula di usahakan bagaimana cara memperbaiki kelemahan atau cara memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut.[2]
John J Bolla menyatakan supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pembelajaran melalui siklus yang sistematis mulai tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis yang intensif terhadap penampilan pembelajaran guru dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.[3]
Adapun Meredith D.Gall mengemukakan bahwa supervisi klinis adalah proses membantu guru memperkecil ketidaksesuaian atau kesenjangan antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal. Secara teknik mereka mengatakan bahwa supervisi klinis adalah suatu model supervisi yang terdiri atas tiga fase, yaitu pertemuan perencanaan, observasi kelas, dan pertemuan kelas. Supervisi klinis adalah supervisi yang terfokus pada penampilan guru secara nyata di kelas, termasuk pula guru sebagai peserta atau partisipan aktif dalam proses supervisi tersebut.[4]
Jadi, supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan professional guru, khususnya dalam penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan analisis data secara objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku manusia tersebut.
Secara umum supervisi klinis bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan mengajar guru di kelas. Supervisi klinis merupakan kunci untuk meningkatkan kemampuan professional guru agar guru memiliki kemampuan untuk memperbaiki dirinya dalam melaksanakan proses pembelajaran. Oleh karena itu, perlu adanya penyelesaian yang dilakukan untuk mengembalikan semangat dan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
Menurut Acheson dan Gall tujuan supervisi klinis adalah pengajaran efektif dengan menyediakan umpan balik, dapat memecahkan permasalhan, membantu guru mengembangkan kemampuan dan strategis, mengevaluasi guru, dan membantu guru untuk berprilaku yang baik sebagai upaya pengembangan profesional para guru.[5]
Sedangkan tujuan khusus supervisi klinis antara lain :
a.          Menyediakan suatu balikan yang objektif dalam kegiatan mengajar yang dilakuakan guru dengan berfokus terhadap:
·         Kesadaran dan kepercayaan diri dalam mengajar.
·          Keterampilan-keterampilan dasar mengajar yang diperlukan.
b.         Membantu guru mengembangkan keterampilan dalam menggunakan strategi belajar.
c.          Sebagai dasar untuk menilai guru dalam kemajuan pendidikan, promosi jabatan atau pekerjan mereka.
d.         Membantu guru mengembangkan sikap positif terhadap pengembangan diri secara terus-menerus dalam karir dan profesi mereka secara mandiri.[6]

Karakteristik yang akan dipaparkan dalam makalah ini yaitu pada supervisi klinis karena ini sangat penting terutama bagi supervisor dan guru, agar arah yang ditempuh sejalan dengan perencanaan ( planning ) yang telah ditentukan sebelumnya.
Supervisi klinis memiliki karakteristik sebagai berikut :
a.       Supervisi klinis pada prinsipnya dilaksanakan bersama dengan pengajaran mikro dan terdiri dari tiga kegiatan pokok, yaitu pertemuan pendahuluan, observasi mengajar, dan pertemuan balikan.
b.      Supervisi klinis suatu keperluan mutlak bagi guru maupun supervisor untuk memperoleh pengetahuan, kesadaran dan menilai tingkah laku dalam professinya sendiri.
c.       Fungsi utama supervisor adalah untuk mengajarkan keterampilan pengajaran kepada guru-guru.[7]
d.      Instrumen yang disusun atas dasar kesepakatan antara supervisor dengan guru.
e.       perbaikan dalam pembelajaran mengharuskan guru mempelajari keterampilan intelektual dan bertingkah laku berdasarkan keterampilan tersebut.
f.       Setiap guru mempunyai kebebasan maupun tanggung jawab untuk mengemukakan pokok-pokok persoalan, menganalisis cara mengajarnya sendiri dan mengembangkan gaya mengajarnya.
Supervisi klinis juga memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.       Bimbingan supervisor kepada guru bersifat bantuan, bukan perintah atau intruksi.
b.      Jenis keterampilan yang akan disupervisi diusulkan oleh guru, disepakati melalui pengkajian bersama antara guru dan supervisor.
c.       Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan dari pada memerintah atau mengarahkan.
d.      Ada kesepakatan antara supervisor dengan guru yang akan disupervisi tentang aspek perilaku yang akan diperbaiki.
e.       Yang disupervisi atau diperbaiki adalah aspek-aspek perilaku guru dalam proses belajar mengajar yang spesifik, misalnya cara menertibkan kelas, teknik bertanya, teknik mengendalikan kelas dan lainnya.
f.       Ada prinsip kerja sama antara supervisor dengan guru melalui dasar saling mempercayai dan sama-sama bertanggung jawab.
g.      Supervisi dilakukan secara kontinyu, artinya aspek-aspek perilaku itu satu persatu diperbaiki sampai guru itu bisa bekerja dengan baik, atau kebaikan bekerja guru itu dipelihara agar tidak menjadi jelek.
h.      Suasana dalam pemberian supervisi adalah suasana yang penuh kehangatan, kedekatan, dan keterbukaan.[8]


Fungsi utama dari supervisi klinis di tujukan kepada perbaikan pengajaran.
Fungsi supervisi menurut Swearing yang dikutip oleh Binti Maunah sebagai berikut :
a.       Mengkoordinir semua usaha sekolah.
b.      Memprlengkapi kepala sekolah memperluas pengalaman guru-guru.
c.       Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus.
d.      Menganalisa situasi belajar mengajar.
e.       Memberikan pengetahuan dan skill kepada setiap anggota staff, mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu menungkatkan kemampuan mengajar guru-guru.

Tahapan pelaksanaan supervisi klinis dalam bentuksiklus dimulai dengan kegiatan pra-observasi atau pertemuan awal pra-siklus dan dilanjutkan pada siklus 1, mengamati (observasi) guru atau siklus 2, dan sesudah pengamatan (post observasi) melakukan umpan balik siklus 3. Pada semua tahapan ini supervisor dan guru berusaha memahami dan mengerti mengenai pengamatan dan perekaman data adalah untuk perbaikan pengajaran yang dilakukan oleh guru.[9]
Dimulai dengan guru merasa butuh bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar. Pada tahap ini supervisor meyakinkan guru bahwa melalui bantuan supervisor guru akan dapat mengetahui kelebihan, kelemahan atau kekurangan dalam :
a)    Mempersiapkan kegiatan pembelajaran.
b)   Membelajarkan peserta didik mencapai kompetensi yang ditentukan dalam silabus dan RPP dengan menampilkan keterampilan mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran.
c)    Secara terus menerus memperbaiki keterampilan mengejar atau mengembangkan diri dalam menggunakan model dan strategi pembelajaran.

Siklus ini guru dengan supervisor bersama sama melakukan dokumen pembelajaran dengan cara memeriksa dokumen kurikulum yang terdiri dari standar isi, silabus dan rencana pembelajaran. Dari hasil review tersebut, selanjutnya supervisor menjelaskan hal-hal yang penting untuk diperbaiki.
Pada siklus ini kontrak dan isi kontrak yang dirumuskan bersama antara supervisor dengan guru terdiri dari :
a)    Supervisor meyakinkan guru hal yang perlu diamati tentang proses pembelajaran yang akan dilakukannya di kelas.
b)    Menetapkan jenis keterampilan dan aspek sentuhan pendidikan yang akan di latihkan.
c)    Menyepakati jenis keterampilan dan aspek sentuhan pendidikan yang dilatih kan oleh guru latih selama proses pembelajaran berlangsung dikelas.
d)   Keterampilan yang di sepakati dapat dipilih antara lain keterampilan bertanya, memberi kekuatan, variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, memimpin kelompok kecil, mengelola kelas, mengajar kelompok kecil dan perorangan.[10]

Dengan kegiatan observasi dikelas guru mengajar dan supervisor mengamati guru mengajar sesuai kontrak yang disepakati bersama. Dalam observasi ini supervisor mencatat dan merekam dengan cermat berbagai data dan informasi penting perihal guru mengajar sesuai kontrak yang disepakati.[11]

Supervisor mengamati dengan guru mengajar dengan cara menggunakan observasi atau merekam dengan handycam jika peralatan tersedia atau dengan cara lainnya yang memungkinkan untuk kegiatan observasi aktivitas mengajar guru.

Pertemuan balikan dalam bentuk refleksi yang dilakukan bersama supervisor dengan guru dilakukan dengan cara menciptakan suasana santai dan akrab dalam suasana keikhlasan dan obyektif dari kesua belah pihak.
Setelah analisa data dalam kegiatan refleksi para supervisor dan guru bisa mendapatkan :
a)    Perilaku perbandingan guru dan siswa
b)    Mengidentifikasi perbedaan-perbedaan perilaku siswa dan guru.
c)    Menyelesaikan perbedaan keputusan antara guru dan siswa.
d)   Membandingkan penggunaan isi, bahan-bahan, peralatan, ruang, fisik dan lingkungan sosial sesuai dengan penggunaan identifikasi dan merencanakan masa depan mereka.
e)    Membandingkan hasil belajar yang diharapkan dengan hasil belajar yang nyata dalam konteks yang sesuai situasi seperti yang diuraikan dalam pengamatan.[12]

1.      Dapat dipakai memperbaiki guru-guru yang sangat lemah kinerjanya.
2.      Perbaikan yang dilakukan sangat intensif, sebab masing-masing kelemahan ditangani satu persatu, sampai semua kelemahan menjadi berkurang atau hilang.
3.      Proses memperbaiki kelemahan dilakukan secara mendalam termasuk :
a)    Guru mereflesikan kemampuannya melaksanakan proses pembelajaran.
b)    Supervisor mengobservasi secara mendalam, bila perlu memakai video.
4.      Bagi guru-guru lain yang ingin tahu cara penyelesaian kelemahan-kelemahan guru yang disupervisi diperbolehkan ikut menjadi pendengar dalam pertemuan balikan.

Ada satu kelemahan supervisi klinis yaitu terlalu mahal, sebab membutuhkan waktu yang panjang, karena kelemahan diperbaiki satu persatu dan menyita pikiran serta tenaga yang besar sebab dilakukan secara mendalam agar intensif.[13]












Supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan professional guru, khususnya dalam penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan analisis data secara objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku manusia tersebut.
Banyak guru yang mengalami masalah/kesulitan dalam melaksakan pembelajaran pada mata pelajaran yang diampunya. Kesulitan tersebut dapat disebabkan oleh karakteristik mata pelajaran sehingga sulit dipahami guru. Dan supervisi klinis yang dilakukan oleh pengawas sekolah kepada guru merupakan salah satu upaya membantu guru untuk mengatasi masalah yang dialaminya dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran.
Ada tiga tahap kegiatan yang dilakukan dalam supervisi klinis yakni tahap pertemuan awal pra siklus yang dilanjutkakn pada siklus 1, tahap pengamatan (observasi) guru atau siklus 2, serta tahap refleksi atau umpan balik siklus 3.
Terdapat kelebihan pada supervisi klinis diantaranya yaitu : untuk memperbaiki guru-guru yang sangat lemah kinerjanya yang dilakukan secara intensif, sebab masing-masing kelemahan ditangani satu persatu, sampai kelemahan menjadi berkurang atau hilang. Sedangkan kelemahan supervisi klinis yaitu terlalu mahal, sebab membutuhkan waktu yang panjang karena kelemahan diperbaiki satu persatu dan menyita pikiran serta tenaga yang besar sebab dilakukan secara mendalam agar intensif.








Mukhtar – Iskandar. 2009.Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada Press
Pidarta, Made. Supervisi Pendidikan Konstektual. Jakarta : PT Rineka Cipta
Purwano, Ngalim. 2004. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya
Saiful, Sagala .2010.Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan.Bandung : Alfabeta







[2]Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya,2004).hal.1
[3]Mukhtar – Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, (Jakarta : Gaung Persada Press,2009). hal. 2
[4]Ibid., hal. 3
[5] Sagala Saiful,  Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan,(Bandung : Alfabeta,2010) hal. 5
[9]Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Konstektual, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2009 ). hal. 127
[10] Ibid.,hal. 128
[11]Ibid.,hal. 131-133
[12]Ibid., hal. 135
[13]Ibid.,hal.138

Tidak ada komentar:

Posting Komentar