MAKALAH
KONSEP
SUPERVISI KLINIS
Disusun Sebagai Tugas Kelompok
Mata Kuliah Administrasi dan Supervisi Pendidikan
Dosen Pengampu: Pebro Aini, M.Pd.I
Disusun
Oleh Kelompok 4 :
Adela
Destri (1532100073)
Ali
Mursyid (1532100081)
Desi
Ambarwati (1532100098)
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
TAHUN 2016/2017
BAB I
Supervisi merupakan istilah baru
yang menunjuk pada suatu pengawasan tetapi konsepnya lebih manusiawi. Dalam
kegiatan supervisi pelaksanaan bukan mencari kesalahan akan tetapi lebih banyak
mencari mengandung unsur pembinaan agar pekerjaan yang diawasi diketahui kekurangannya
untuk dapat diberi tahu bagaimana cara peningkatannya. Namun berdasarkan
fenomena yang terjadi terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan dalam
pelaksanaan supervisi, berdasarkan pengamatan terdapat ketidak konsistenan
antara pandangan normative dengan pandangan deskriptif mengenaisupervisi.
Supervisi harus memperbaiki
pengajaran tapi kenyataannya supervisor lebih menekankan pada tanggung jawab
administrative guru, hal ini berimplikasi terbalik pada tidak terpenuhinya
keinginan guru mendapat bantuan langsung dari supervisor untuk memperbaiki pengajaran,
mestinya supervisor dapat mengkombinasikan tanggung jawab administrasi guru
untuk mencapai hasil yang lebih luas pada level kelas melalui perbaikan
pengajaran. Karena bantuan pengajaran merupakan pembinaan professional,
sedangkan pendekatan administrasi merupakan bagian dari birokrasi.
Menindak semakin luasnya cakupan
kebutuhan pendidikan, maka sekolah perlu memperhatikan beberapa aspek yang
berhubungan dengan kualitas kinerja guru sebagai pencetak output sekolah yakni
siswa. Guru perlu mendapatkan referensi tentang pengembangan pengajaran agar
mencapai keberhasilan dalam melaksanakan kurikulum yang berlaku.
Aspek yang diberikan dalam supervisi yang ada
biasanya hanya bersifat umum, karena guru tidak dilibatkan dalam perencanaan
pembuatan supervisi padahal nantinya guru mendapatkan follow up dari supervisi
yang sudah dilakukan.Supervisi mempunyai peran pengoptimalan tanggung jawab
dari semua program. Supervisi bersangkut paut dengan semua upaya penelitian
yang tertuju pada semua aspek yang merupakan faktor penentu keberhasilan. Salah
satu model supervisi yang dilakukan di sekolah adalah supervisi klinis.
1. Apa pengertian dan
tujuan Supervisi Klinis ?
2. Bagaimana
karakteristik dan fungsi Supervisi Klinis?
3. Apa saja Teknik
Supervisi Klinis?
4. Apa saja Kelebihan
dan Kekurangan Supervisi Klinis?
1. Hanya membahas
Pengertian dan Tujuan Supervisi Klinis.
2.Hanya membahas
Karakteristik dan Fungsi Supervisi Klinis
3. Hanya membahas
Teknik dari Supervisi Klinis
4. Hanya membahas
Kelebihan dan Kekurangan Supervisi Klinis.
Supervisi berasal dari kata “super dan vision”. Super
artinya tinggi, atas dan vision artinya melihat, memandang. Supervision artinya
“melihat dari atas”. Maksudnya orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi/atas
melihat –mengamati-mengawasi orang yang berada di bawahnya. Pengertian
supervisi adalah proses bantuan, bimbingan atau pembinaan dari supervisor
kepada guru untuk memperbaiki proses pembelajaran. Sedangkan klinis berasal
dari kata clinic yang berarti “balai pengobatan atau suatu tempat untuk
mengobati penyakit. Orang yang mengobati adalah dokter. Tetapi di sini lebih
tepatnya adalah guru yang mengalami masalah dalam melaksanakan pembelajaran
datang kepada kepala sekolah untuk berkonsultasi tentang pemecahan masalah yang
dihadapinya.[1]
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia supervisi
berarti pengawasan utama, pengontrolan tertinggi. Sedangkan klinis memiliki
arti bersangkutan atau berdasarkan pengamatan klinik. Supervisi klinis termasuk
bagian dari supervisi pengajaran, dikatakan supervisi pengajaran karena
prosedur pelaksanaannya lebih di tekankan kepada sebab-sebab atau kelemahan
yang terjadi di dalam proses belajar mengajar, dan langsung pula di usahakan
bagaimana cara memperbaiki kelemahan atau cara memperbaiki kelemahan atau
kekurangan tersebut.[2]
John J Bolla menyatakan supervisi klinis adalah
supervisi yang difokuskan pada perbaikan pembelajaran melalui siklus yang
sistematis mulai tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis yang intensif
terhadap penampilan pembelajaran guru dengan tujuan untuk memperbaiki proses
pembelajaran.[3]
Adapun Meredith D.Gall mengemukakan bahwa supervisi
klinis adalah proses membantu guru memperkecil ketidaksesuaian atau kesenjangan
antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang
ideal. Secara teknik mereka mengatakan bahwa supervisi klinis adalah suatu
model supervisi yang terdiri atas tiga fase, yaitu pertemuan perencanaan,
observasi kelas, dan pertemuan kelas. Supervisi klinis adalah supervisi yang
terfokus pada penampilan guru secara nyata di kelas, termasuk pula guru sebagai
peserta atau partisipan aktif dalam proses supervisi tersebut.[4]
Jadi, supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan
yang bertujuan untuk membantu pengembangan professional guru, khususnya dalam
penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan analisis data secara objektif
sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku manusia tersebut.
Secara
umum supervisi klinis bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan
mengajar guru di kelas. Supervisi klinis merupakan kunci untuk meningkatkan
kemampuan professional guru agar guru memiliki kemampuan untuk memperbaiki
dirinya dalam melaksanakan proses pembelajaran. Oleh karena itu, perlu adanya
penyelesaian yang dilakukan untuk mengembalikan semangat dan situasi belajar
mengajar yang lebih baik.
Menurut Acheson dan Gall tujuan supervisi klinis
adalah pengajaran efektif dengan menyediakan umpan balik, dapat memecahkan
permasalhan, membantu guru mengembangkan kemampuan dan strategis, mengevaluasi
guru, dan membantu guru untuk berprilaku yang baik sebagai upaya pengembangan
profesional para guru.[5]
Sedangkan tujuan khusus supervisi klinis antara lain
:
a.
Menyediakan
suatu balikan yang objektif dalam kegiatan mengajar yang dilakuakan guru dengan
berfokus terhadap:
·
Kesadaran dan
kepercayaan diri dalam mengajar.
·
Keterampilan-keterampilan dasar mengajar yang
diperlukan.
b.
Membantu guru
mengembangkan keterampilan dalam menggunakan strategi belajar.
c.
Sebagai dasar
untuk menilai guru dalam kemajuan pendidikan, promosi jabatan atau pekerjan
mereka.
d.
Membantu guru
mengembangkan sikap positif terhadap pengembangan diri secara terus-menerus
dalam karir dan profesi mereka secara mandiri.[6]
Karakteristik yang akan dipaparkan dalam makalah ini
yaitu pada supervisi klinis karena ini sangat penting terutama bagi supervisor
dan guru, agar arah yang ditempuh sejalan dengan perencanaan ( planning ) yang
telah ditentukan sebelumnya.
Supervisi klinis memiliki karakteristik sebagai
berikut :
a. Supervisi
klinis pada prinsipnya dilaksanakan bersama dengan pengajaran mikro dan terdiri
dari tiga kegiatan pokok, yaitu pertemuan pendahuluan, observasi mengajar, dan
pertemuan balikan.
b. Supervisi
klinis suatu keperluan mutlak bagi guru maupun supervisor untuk memperoleh
pengetahuan, kesadaran dan menilai tingkah laku dalam professinya sendiri.
c. Fungsi
utama supervisor adalah untuk mengajarkan keterampilan pengajaran kepada
guru-guru.[7]
d. Instrumen
yang disusun atas dasar kesepakatan antara supervisor dengan guru.
e. perbaikan dalam pembelajaran
mengharuskan guru mempelajari keterampilan intelektual dan bertingkah laku
berdasarkan keterampilan tersebut.
f.
Setiap guru
mempunyai kebebasan maupun tanggung jawab untuk mengemukakan pokok-pokok
persoalan, menganalisis cara mengajarnya sendiri dan mengembangkan gaya
mengajarnya.
Supervisi klinis juga memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :
a. Bimbingan
supervisor kepada guru bersifat bantuan, bukan perintah atau intruksi.
b. Jenis
keterampilan yang akan disupervisi diusulkan oleh guru, disepakati melalui
pengkajian bersama antara guru dan supervisor.
c. Supervisor
lebih banyak bertanya dan mendengarkan dari pada memerintah atau mengarahkan.
d. Ada kesepakatan antara supervisor
dengan guru yang akan disupervisi tentang aspek perilaku yang akan diperbaiki.
e. Yang disupervisi atau diperbaiki
adalah aspek-aspek perilaku guru dalam proses belajar mengajar yang spesifik,
misalnya cara menertibkan kelas, teknik bertanya, teknik mengendalikan kelas
dan lainnya.
f. Ada prinsip kerja sama antara
supervisor dengan guru melalui dasar saling mempercayai dan sama-sama
bertanggung jawab.
g. Supervisi dilakukan secara kontinyu,
artinya aspek-aspek perilaku itu satu persatu diperbaiki sampai guru itu bisa
bekerja dengan baik, atau kebaikan bekerja guru itu dipelihara agar tidak
menjadi jelek.
h. Suasana dalam pemberian supervisi
adalah suasana yang penuh kehangatan, kedekatan, dan keterbukaan.[8]
Fungsi utama dari supervisi klinis di tujukan kepada
perbaikan pengajaran.
Fungsi supervisi menurut Swearing yang dikutip oleh Binti
Maunah sebagai berikut :
a. Mengkoordinir semua usaha sekolah.
b. Memprlengkapi kepala sekolah
memperluas pengalaman guru-guru.
c. Memberikan fasilitas dan penilaian
yang terus menerus.
d. Menganalisa situasi belajar
mengajar.
e. Memberikan pengetahuan dan skill
kepada setiap anggota staff, mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu
menungkatkan kemampuan mengajar guru-guru.
Tahapan pelaksanaan supervisi klinis dalam bentuksiklus
dimulai dengan kegiatan pra-observasi atau pertemuan awal pra-siklus dan
dilanjutkan pada siklus 1, mengamati (observasi) guru atau siklus 2, dan
sesudah pengamatan (post observasi) melakukan umpan balik siklus 3. Pada semua
tahapan ini supervisor dan guru berusaha memahami dan mengerti mengenai
pengamatan dan perekaman data adalah untuk perbaikan pengajaran yang dilakukan
oleh guru.[9]
Dimulai dengan guru merasa butuh bantuan untuk meningkatkan
kualitas mengajar. Pada tahap ini supervisor meyakinkan guru bahwa melalui
bantuan supervisor guru akan dapat mengetahui kelebihan, kelemahan atau
kekurangan dalam :
a) Mempersiapkan kegiatan pembelajaran.
b) Membelajarkan peserta didik mencapai
kompetensi yang ditentukan dalam silabus dan RPP dengan menampilkan
keterampilan mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran.
c) Secara terus menerus memperbaiki
keterampilan mengejar atau mengembangkan diri dalam menggunakan model dan
strategi pembelajaran.
Siklus ini guru dengan supervisor bersama sama melakukan
dokumen pembelajaran dengan cara memeriksa dokumen kurikulum yang terdiri dari
standar isi, silabus dan rencana pembelajaran. Dari hasil review tersebut,
selanjutnya supervisor menjelaskan hal-hal yang penting untuk diperbaiki.
Pada siklus ini kontrak dan isi kontrak yang dirumuskan
bersama antara supervisor dengan guru terdiri dari :
a) Supervisor meyakinkan guru hal yang
perlu diamati tentang proses pembelajaran yang akan dilakukannya di kelas.
b) Menetapkan jenis keterampilan dan
aspek sentuhan pendidikan yang akan di latihkan.
c) Menyepakati jenis keterampilan dan
aspek sentuhan pendidikan yang dilatih kan oleh guru latih selama proses
pembelajaran berlangsung dikelas.
d) Keterampilan yang di sepakati dapat
dipilih antara lain keterampilan bertanya, memberi kekuatan, variasi,
menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, memimpin kelompok kecil, mengelola
kelas, mengajar kelompok kecil dan perorangan.[10]
Dengan kegiatan observasi dikelas guru mengajar dan
supervisor mengamati guru mengajar sesuai kontrak yang disepakati bersama.
Dalam observasi ini supervisor mencatat dan merekam dengan cermat berbagai data
dan informasi penting perihal guru mengajar sesuai kontrak yang disepakati.[11]
Supervisor mengamati dengan guru mengajar dengan cara
menggunakan observasi atau merekam dengan handycam jika peralatan tersedia atau
dengan cara lainnya yang memungkinkan untuk kegiatan observasi aktivitas
mengajar guru.
Pertemuan balikan dalam bentuk refleksi yang dilakukan
bersama supervisor dengan guru dilakukan dengan cara menciptakan suasana santai
dan akrab dalam suasana keikhlasan dan obyektif dari kesua belah pihak.
Setelah analisa data dalam kegiatan refleksi para supervisor
dan guru bisa mendapatkan :
a) Perilaku perbandingan guru dan siswa
b) Mengidentifikasi perbedaan-perbedaan
perilaku siswa dan guru.
c) Menyelesaikan perbedaan keputusan
antara guru dan siswa.
d) Membandingkan penggunaan isi,
bahan-bahan, peralatan, ruang, fisik dan lingkungan sosial sesuai dengan
penggunaan identifikasi dan merencanakan masa depan mereka.
e) Membandingkan hasil belajar yang
diharapkan dengan hasil belajar yang nyata dalam konteks yang sesuai situasi
seperti yang diuraikan dalam pengamatan.[12]
1. Dapat dipakai memperbaiki guru-guru
yang sangat lemah kinerjanya.
2. Perbaikan yang dilakukan sangat
intensif, sebab masing-masing kelemahan ditangani satu persatu, sampai semua
kelemahan menjadi berkurang atau hilang.
3. Proses memperbaiki kelemahan
dilakukan secara mendalam termasuk :
a) Guru mereflesikan kemampuannya
melaksanakan proses pembelajaran.
b) Supervisor mengobservasi secara
mendalam, bila perlu memakai video.
4. Bagi guru-guru lain yang ingin tahu
cara penyelesaian kelemahan-kelemahan guru yang disupervisi diperbolehkan ikut
menjadi pendengar dalam pertemuan balikan.
Ada satu kelemahan supervisi klinis yaitu terlalu mahal,
sebab membutuhkan waktu yang panjang, karena kelemahan diperbaiki satu persatu
dan menyita pikiran serta tenaga yang besar sebab dilakukan secara mendalam
agar intensif.[13]
Supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan
yang bertujuan untuk membantu pengembangan professional guru, khususnya dalam
penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan analisis data secara objektif
sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku manusia tersebut.
Banyak guru yang mengalami masalah/kesulitan dalam
melaksakan pembelajaran pada mata pelajaran yang diampunya. Kesulitan tersebut
dapat disebabkan oleh karakteristik mata pelajaran sehingga sulit dipahami
guru. Dan supervisi klinis yang dilakukan oleh pengawas sekolah kepada guru
merupakan salah satu upaya membantu guru untuk mengatasi masalah yang
dialaminya dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran.
Ada tiga tahap kegiatan yang dilakukan dalam supervisi
klinis yakni tahap pertemuan awal pra siklus yang dilanjutkakn pada siklus 1,
tahap pengamatan (observasi) guru atau siklus 2, serta tahap refleksi atau
umpan balik siklus 3.
Terdapat kelebihan pada supervisi klinis diantaranya yaitu :
untuk memperbaiki guru-guru yang sangat lemah kinerjanya yang dilakukan secara
intensif, sebab masing-masing kelemahan ditangani satu persatu, sampai
kelemahan menjadi berkurang atau hilang. Sedangkan kelemahan supervisi klinis
yaitu terlalu mahal, sebab membutuhkan waktu yang panjang karena kelemahan
diperbaiki satu persatu dan menyita pikiran serta tenaga yang besar sebab
dilakukan secara mendalam agar intensif.
Mukhtar –
Iskandar. 2009.Orientasi Baru Supervisi
Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada Press
Pidarta,
Made. Supervisi Pendidikan Konstektual.
Jakarta : PT Rineka Cipta
Purwano,
Ngalim. 2004. Administrasi dan Supervisi
Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya
Saiful,
Sagala .2010.Supervisi Pembelajaran dalam
Profesi Pendidikan.Bandung : Alfabeta
[2]Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan,
(Bandung : Remaja Rosdakarya,2004).hal.1
[3]Mukhtar – Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan,
(Jakarta : Gaung Persada Press,2009). hal. 2
[5] Sagala Saiful, Supervisi
Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan,(Bandung : Alfabeta,2010) hal. 5
[9]Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Konstektual,
(Jakarta : PT Rineka Cipta, 2009 ). hal. 127
[13]Ibid.,hal.138
Tidak ada komentar:
Posting Komentar