MAKALAH
KEMAJUAN DAN KEMUNDURAN ISLAM DALAM ILMU PENGETAHUAN
Disusun Sebagai Tugas
Kelompok
Mata Kuliah Islam dan Ilmu
Pengetahuan
Dosen Pengampu: Aristophan
Firdaus, M.S.I
Disusun Oleh Kelompok 5:
Adi Febi Hidayat (1532100073)
Ajeng Ratika (1532100078)
Desi Ratnasari (1532100099)
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN FATAH
PALEMBANG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN AJARAN 2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
kandungan al-Qur’an surat Yunus (10) ayat 101 dan dalam surat Al-Alaq (96) ayat
3-5 yang inti dari surat itu mengatakan bahwa pengembangan sains atau ilmu
pengetahuan merupakan tugas manusia, karena perkembangan ilmu pengetahuan akan
terus berkembang untuk mendapatkan ilmu baru adalah sebuah kewajiban bagi
manusia. Di samping itu, Allah menugaskan manusia untuk terus belajar dari apa
yang diperoleh dari hasil kajian itu. Allah memerintahkan agar manusia terus
mengembangkan sains itu agar bermanfaat bagi kehidupan manusia[1].
Dalam sains juga di
perlukan, karena tanpa adanya sains suatu ilmu itu tidak akan berjalan sehingga
pengembangan terhadap ilmu pengetahuan tidak akan bernilai terhadap suatu ilmu.
Karena upaya peningkatan taraf hidup adalah tanggung jawab manusia. Oleh karena
itu, Allah memberikan manusia kemampun berpikir dan bekerja untuk menghasilkan
teknologi baru dari apa yang mereka dapat dari hasil kajian ilmu pengetahuan.
Sehingga pertumbuhan dalam
kemajuan dan kemunduran ilmu pengetahuan terhadap islam mempunyai peran dalam
meningkatkan kembali kualitas terhadap kepercayaan suatu tradisi yang di anggap
selalu dapat di percaya. Dengan demikian pelaksanaan ilmu pengetahuan pada masa
pembinaan telah di laksanakan berdasarkan petunjuk dan bimbingan langsung yang
berdasarka Al-Qur’an.
Bahwa Kemajuan
ilmu pengetahuan Islam di Dunia menyebabkan berpadunya unsur-unsur
pembawaan ajaran islam dengan
unsur-unsur yang berasal dari luar. Agar mereka dapat menyebar luaskan ilmu
pengetahuan yang telah dikembangkan sebagai hasil perkembangan pemikiran dan
ilmiah di kalangan kaum muslimin pada masa jayanya
A.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
Kemajuan Islam dalam Ilmu Pengetahuan?
2.
Bagaimana Kemajuan Ilmu Pengetahuan
Islam di Dunia?
3. Siapa saja Ilmuwan-ilmuwan
dalam Kemajuan Ilmu Pengetahuan dalam Islam?
4. Apa saja Faktor-faktor
Pendorong Kemajuan Sains dalam Peradaban Islam?
5. Bagaimana
Kemunduran Islam dalam Ilmu Pengetahuan?
B.
Batasan Masalah
1.
Hanya
membahas Kemajuan Islam dalam Ilmu Pengetahuan
2.
Hanya membahas Kemajuan Ilmu
Pengetahuan Islam di Dunia
3.
Hanya membahas Ilmuwan-ilmuwan dalam
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dalam Islam
4.
Hanya membahs faktor-faktor
Pendorong Kemajuan Sains dalam Peradaban Islam
5.
Hanya membahas Kemunduran
Islam dalam Ilmu Pengetahuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
KEMAJUAN DAN KEMUNDURAN ISLAM DALAM ILMU PENGETAHUAN
A.
Kemajuan Islam dalam Ilmu
Pengetahuan
Sebagaimana
telah di kemukakan bahwa tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan dalam islam,
adalah sebagai akibat dari berpadunya unsur-unsur pembawaan ajaran islam dengan unsur-unsur yang berasal
dari luar. Kemudian potensi pembawaan islam tidak merasa cukup hanya menerima
pengaruh dari luar saja, tetapi bahkan kemudian mengembangkannya lebih jauh,
sehingga nampak adanya unsur-unsur islami yang dominan. Akhirnya berkembanglah
berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Henry
Margenan dan David Bergamini, dalm the
scientish sebagaimana di olah jujun S.Suriasumantri, telah mendaftarkan
sederatan cabang ilmu pengetahuan yang telah dikembangkan sebagai hasil
perkembangan pemikiran dan ilmiah di kalangan kaum muslimin pada masa jayanya,
yang kemudian secara berangsur-angsur berpindah ke dunia barat, sebagai berikut
[2]:
a.
Dalam bidang
matematika, telah dikembangkan oleh para sarjana muslim berbagai cabang ilmu
pengetahuan, seperti teori bilangan, aljabar, geometri analit, dan
trigonometri.
b. Dalam
bidang fisika, mereka telah berhasil mengembangkan ilmu mekanika dan optika.
c. Dalam
bidang kimia, telah berkembang ilmu kimia.
d. Dalam
bidang astronomi,kaum muslimin telah memiliki ilmu mekanika benda-benda langit.
e. Dalam
bidang geologi, para ahli ilmu pengetahuan muslim telah mengembangkan Geodesi,
Mineralogi, dan Meteologi.
f. Dalam
bidang biologi, mereka telah memilki ilmi-ilmu Phisiologi, Anatomi, Botani,
Zoologi, Embriologi dan Pathologi.
g. Dalam
bidang sosial, telah pula berkembang ilmu politik.
Kemajuan ilmu pengetahuan juga sesuai dengan keterangan yang
dinyatakan dalam al-Qur’an. Salah satu ilmu modern adalah membedakan manusia
berdasarkan sidik jarinya. Sidik jari manusia ternyata bersifat unik dan dapat
digunakan untuk membedakan seseorang dengan orang lainnya. Surah Al-Qiyamah ayat 4 menerangkan bahwa
Allah akan menyusun jari-jemari manusia dengan sempurna. Pengertian sempurna
adalah sampai pola sidik jari masing-masing manusia akan disusun kembali[3].
Temuan lain yang menunjukkan kesesuaian al-Qur’an dengan
sains adalah keterangan pada Surah An-Nisa’ ayat 56 tentang rasa sakit yang
dirasakan oleh kulit. Padaayat tersebut dikatakan bahwa kulit manusia yang
hangus dibakar oleh api neraka akan dibuat kembali agar penghuni neraka
merasakan kembali rasa sakit tersebut. Profesor Tagatat Tejasen, sekretaris
Departemen Anatomi di Universitas Chiang Mai Thailand, telah melakukan banyak
penelitian tentang reseptor rasa sakit. Beliau menemukan bahwa reseptor rasa
sakit berada pada kulit sehingga manusia tidak merasakan rasa sakit pada
dagingnya jika kulitnya terbakar. Reseptor rasa sakit berada pada lapisan kedua
kulit yang mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf[4].
B. Kemajuan Ilmu Pengetahuan Islam di
Dunia
Kemajuan ilmu pengetahuan Islam di
Dunia terdapat di beberapa negara, seperti[5]:
a. Di Eropa
Pada abad pertengahan umat
islam sanagt bergairah dalam menuntut dan mengembangkan ilmu dipelopori oleh
Dibasti Abbasiyah yang berkuasa pada tahun 750 M. Pada abad pertengahan itu
terdapat tempat pusat peradaban bagdad dan dimesir didunia islam abagian timur
serta sicilla dan Andalusia (Spanyol Islam) di dunia islam bagian barat. Bagdad
berperan dari 750-1492 M (dikuasai kembali oleh kristen)Pengaruh peradaban
islam ke Eropa berlangsung pada abad ke 12 M dimulai dengan banykanya pemuda
kristen Eropa yang belajar diberbagai universitas islam di Andalusia serta
adanya gerakan penterjemah di Sicillia dan perang salib di Syria. Empirisme
keilmuan islam mendorong ilmu Eropa untuk meneliti alam, menaklukan lautan dan
menjelajah benua. Empirisme itu memberikan sumbangsihnya terhadap
renaissanceeropa yang dimulai dari Italia pada abad ke 13 M.
b) Di Afrika Utara
b) Di Afrika Utara
Orang romawi berusaha
menyingkirkan kebudayaan latinnya dinegeri-negeri Afrika Utara. Dipindahkan
sekolah-sekolah dan sistem-sistem pendidikannya sebagaimana sastra dan seni
yunani menjadi cemerlang di Roma didapatinya pusat-pusat yang subur di Afrika
utara sepanjang 2 abad perama semenjak Romawi menguasai Afrika. Disamping
sekolah-sekolah dan pusat-pusat kebudayaan romawi terhadap perpustakaan dimana
diadakan ceramah dan seminar begitu juga panggung sandiwara adan
stadium-stadium yang memenuhi desa dan kota afrika dan berusaha menyingkirkan kebudayaan
Romawi.
c) Di Andalusia
Orang-orang
arab menyebut nama Andalusia untuk semua plosok Spanyol yang tunduk dibawah
kaum muslimin dan nama arab itu berasal dari nama puak-puak yang berasal dari
Spanyol berada dibawah kekuasaan romawi sehingga ia diserang oleh puak-puak
Wandal pada abad ke 5 H. Semenjak itulah negeri ini dinamakan negeri Wandalusia
atau negeri Wandal orang arab menamainya negeri Wandal. Dari
Andalusia orang-orang arab mendirikan skolah-sekolah, masjid-masjid,
hotel-hotel, rumah sakit, disegala tempat. Disamping itu mereka membuka jalan
dan jembatan.
- Ilmuwan-ilmuwan dalam Kemajuan Ilmu Pengetahuan dalam Islam
Dari segi metodologi ilmiah, sebenarnya para sarjana
muslim telah pula mengembangkan metodologi ilmiah yang di kembangkan oleh dunia
barat sekarang. Pola berpikir rasional, sebenarnya dikenal oleh ahli-ahli pikir
barat lewat pembahasan ahli-ahli falsafah islam terhadap filsafat yunani yang
dilakukan antara lain oleh Al-kindi ( 809-873 M), Al-Farabi (881-961 M), Ibnu
sina (980-103 M), dan Ibnu Rusyd (1126-1198 M). Demikian pula pola berpikir
empiris yang di dunia barat dikenal lewat tulisan Francis Bacon (1561-1626 M)
semula berasal dari sarjana-sarjana Islam[6].
a. Abu Ali al Husayn Ibn Abdallah Ibn Al Hasan Ibn Ali Ibn Sina
Ibn Sina
atau Avicenna adalah seorang polymath jenius asal Uzbekistan yang mendalami
hampir semua ilmu pengetahuan, dari mulai filsafat, kedokteran, astronomi,
sekaligus ilmuwan. Avicenna ini mengeluarkan mahakarya kedokteran yang judul
“Al Qanun fi al Tibb” atau “The
Canon of Medicine” dan menjadi buku pegangan utama para mahasiswa
kedokteran di penjuru Eropa sampe abad ke 18.
Pada jaman itu, dunia medis masih sangat miskin pengetahuan, kebanyakan
tabib hanya meraba-raba berdasarkan pengalaman tanpa didasari eksperimen serta
pengetahuan yang sahih tentang bagaimana sistem tubuh manusia bekerja. Pada
jaman ini, Avicenna-lah mengumpulkan seluruh pengetahuan ilmu faal,
anatomi, intervensi medis dari jaman klasik Yunani/Romawi dan
Persia/India sejak jaman Hippokrates dan Galen, sekaligus digabung dengan riset
medis yang ia lakukan sendiri oleh Avicenna. Buku Avicenna sering disebut
sebagai “Bapak Pengobatan Modern”.
Pada masanya, Avicenna ini dikenal sebagai orang yang berpikiran sangat
logis dan rasional, jauh melampaui manusia-manusia pada zamannya. Perkembangan
intelektual Avicenna sangat dipengaruhi dari ajaran Aristoteles dan Plato
sebagai perintis tonggak pertama konsep filsafat logika serta budaya untuk selalu
mempertanyakan segala sesuatu sampai sedalam-dalamnya. Berdasarkan itu,
Avicenna tidak cuma mengembangkan banyak ilmu pengetahuan, tapi juga mengkritik
banyak perkembangan ilmu yang keliru dan masih nyampur-nyampur sama hal-hal
mistis dan supranatural[7].
·
Metodologi Penelitian:
Selain buku the Canon of Medicine, Avicenna juga membuat “Kitab al Shifa”
atau lebih dikenal dengan The
Book of Healing. Dalam buku itu, Avicenna meletakkan dasar-dasar
dan aturan dalam menjalankan metode eksperimen dalam mencari kebenaran dalam
ilmu pengetahuan. Sampai akhirnya metode saintifik tersebut disempurnakan oleh Galileo yang
menjadi Bapak Sains Modern.
·
Astronomi:
Avicenna membantah klaim-klaim para astrolog yang
menyatakan bahwa pergerakan benda
langit memiliki efek kepada nasib manusia itu adalah hal yang tidak masuk akal.
(dalam kitab: Ar Risalah fi Ibtal Ahkam al Nujum)
·
Kimia:
Avicenna membantah klaim para alkimiawan (alchemist) yang
menyatakan bahwa ada
zat yang bisa mengubah timbal menjadi emas yang waktu itu
terkenal dengan istilah “The Philosopher’s Stone"
·
Geologi:
Dalam buku “The Book of Healing”, Avicenna juga membuat hipotesa
bahwa awal terbentuknya gunung adalah proses pergerakan permukaan
bumi seperti gempa bumi dan pergerakan sungai.
·
Fisika:
Dalam bidang mekanika, Avicenna mengelaborasikan teori “motion”
atau gerakan. Sedangkan dalam bidang fisika optik,
dia sempat menyatakan bahwa cahaya memiliki kecepatan. Sampai
akhirnya disempurnakan oleh Ole Rømer,
Maxwell,
dan Einstein.
·
Psikologi:
Dalam psikologi, Avicenna juga menyatakan bahwa "jiwa"
itu sebetulnya hanya merupakan bentuk persepsi fisiologis kesadaran manusia,
dan bukan merupakan hal yang supernatural. Filosofi mengenai kejiwaan ini
mempengaruhi banyak filsuf Barat jaman Renaissance, terutama René
Descartes.
b. Abu Yusuf Ya’qub Ibn Ishaq Al Sabbah Al Kindi
Al Kindi disebut sebagai ilmuwan muslim terbesar sepanjang
masa. Awalnya, Al Kindi dipercaya sama Khalifah Al Ma’mun buat
jadi ketua tim penerjemah naskah-naskah filsafat kuno dari Yunani dan Romawi di
Bayt al Hikmah.
Al- kindi sebagai ilmuwan yang dapat menerjemahkan
berbagai ilmu pengetahuan dari berbagai sumber paling awal peradaban filsafat
klasik, Sehingga karya-karyanya dapat dikenal di dalam dunia pendidikan[8].
Dalam bidang
matematika, Al Kindi merupakan salah satu orang pertama yang ngadaptasi angka
India jadi sistem bilangan
Hindu-Arab (0--9) yang kita dapat pelajari.
c. Abu al Fath ‘Umar Ibn Ibrahim Al Khayyam
Al-Khayyam
atau Omar Khayyam adalah seorang matematikawan dan astronom, Sumbangan
terbesar Khayyam di dunia matematika adalah Segi Empat Khayyam-Saccheri,
yang merupakan suatu materi matematika soal postulat-postulatnya Euclid. Selain
itu, dia juga dikenal sebagai orang yang pertama kali secara lengkap ngejabarin
konsep Segitiga Pascal.
Dalam dunia astronomi, ia bisa
membuktikan bahwa Bumi berputar pada sumbunya. Selain itu, dia juga salah satu
anggota tim perumus kalender Iran yang dikenal sebagai Jalali
Calendar.
d. Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa Al Khwarizmi
Al Khwarizmi adalah Ilmuwan asal Khwarezm, Uzbekistan, ini
berasal dari keluarga dengan latar belakang penganut agama Zoroastrianisme (Majusi).
Al-khawarizmi mengembangkan pendekatan
khusus untuk memecahkan persamaan linear dan kuadrat, yang kita kenal dengan
nama Aljabar.
Selain itu, beliau inilah yang
berhasil memetakan pergerakan matahari, bulan, dan kelima planet
yang dia tulis dalam kitab Zīj al-Sindhind (Perhitungan
Astronomi Pakistan dan India)[9].
e. Nasir al Din Tusi
Ilmuwan Persia abad ke 13 ini merupakan
ilmuwan yang terakhir muncul di dunia Islam, setelah Baghdad diluluh lantakkan
oleh bangsa Mongol dibawah kepemimpinan Hulagu Khan.
Karena terjadi pergeseran kekuasaan,
Tusi mengabdikan dirinya kepada Khan. Sama seperti ilmuwan yang gua
sebut sebelumnya, dia juga seorang polymath yang menguasai banyak bidang ilmu
seperti matematika, astronomi, fisika, kimia, biologi, serta sastra.
Tapi yang paling terkenal ilmuwan ini adalah teorinya tentang mekanisme
Seleksi Alami yang membentuk keanekaragaman hayati di dunia, yang dia kemukakan
750 tahun sebelum Charles Darwin dan Alfred
Wallace, duet pengungkap rahasia Seleksi Alami.
Tusi mengatakan bahwa
organisme-organisme yang lebih cepat untuk bermutasi dan berubah
bentuk/memiliki perubahan fungsi organ akan lebih bervariasi dibandingkan
individu lainnya. Badan organisme tersebut berubah karena faktor internal dan
eksternal. Ini adalah yang merupakan titik awal pemikiran manusia tentang asal
mula spesies terbentuk[10].
"The
organisms that can gain the new features faster are more variable. As a result,
they gain advantages over other creatures. [...] The bodies are changing as a
result of the internal and external interactions."- Al Tusi, Kitab Akhlaq-i-Nasri
- Abu al Walid Muhammad Ibn Rushd
Ibn Rushd
atau lebih dikenal dengan nama Averroes adalah seorang polymath
muslim yang lahir di daerah Andalusia, Spanyol. Cakupan bidang yang dia
pelajari sangat luas dari mulai logika, filsafat, psikologi, geografi,
matematika, sampai kedokteran. Ibn Rushd dikenal sebagai ilmuwan muslim
terakhir yang dengan gigih memperjuangkan nilai-nilai logika dan metode
sains dalam kebudayaan Islam di tengah gerakan dari lawan
pemikirannya yaitu Al Ghazali yang mengkritik bahwa pencampuran ajaran
filsafat Yunani dari jaman Aristoteles hingga, Avicenna dan Al Farabi
itu sesat dan tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Akibat dari pembelaannya terhadap filsafat Yunani dan metode sains,
dirinya dikucilkan dari komunitas Islam dan dianggap sesat oleh tiga agama
sekaligus, Islam, Kristen, dan Yahudi. Sampai akhirnya khayatnya, Ibn Rushd
tetap setia dengan pandangannya bahwa ilmu pengetahuan, filsafat, dan agama
bisa berjalan beriringan. Ironisnya, Ibn Rushd dikenang sebagai pejuang
terakhir (sayangnya gagal) yang melakukan perlawanan terakhir para
ilmuwan Islam untuk mengedepankan logika dan pendekatan metode
saintifk[11].
- Faktor-faktor Pendorong Kemajuan Sains dalam Peradaban Islam
Ada beberapa faktor dalm kemajuan
imlu pengetahuan dalam islam yang diantaranya ialah[12]:
·
Universalisme
Dalam
Al-Quran surat Ali-Imran:110 disebutkan bahwa, orang yang beriman, mengajak
kepada kebaikan, dan mencegah yang mungkar, dikategorikan sebagai manusia yang
lebih baik daripada ahli kitab sekalipun.
·
Toleransi
Adanya
toleransi antar umat, toleransi akan kemauan untuk berbagi ilmu an kemauan
menerima ilmu, menyebabkan perkembangan sains atau pengetahuan berkembang
pesat.
·
Karakter pasar internasional
Luasnya
jaringan perdagangan pada masa itu sangat mempengaruhi perkembangan sains masa
itu. Luas daerah kekuasaan Islam pada Dinasti Abbasiyah dari India di Timur
sampai dengan Andalusia di Barat. Pengaruh lain adalah Rihlah ilmiyah
(perjalanan untuk mencari ilmu pengetahuan). Selain itu, gelombang ekspansi
atau perluasan daerah kekuasaan yang cukup besar juga mempengaruhi perkembangan
sains dalam peradaban islam.
Faktor-faktor
yang menyebabkan ekspansi demikian cepat antara lain adalah[13]:
1.
Islam, disamping merupakan ajaran
yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, juga agama yang mementingkan soal
pembentukan masyarakat.
2.
Dalam dada para sahabat, tertanam
keyakinan tebal tentang kewajiban menyerukan ajaran-ajaran Islam (dakwah) ke
seluruh penjuru dunia. Disamping itu, suku-suku bangsa Arab gemar berperang.
Semangat dakwah dan kegemaran berperang tersebut membentuk satu kesatuan yang
padu dalam diri umat Islam.
3.
Bizantium dan Persia, dua kekuatan
yang menguasai Timur Tengah pada waktu itu, mulai memasuki masa kemunduran dan
kelemahan, baik karena sering terjadi peperangan antara keduanya maupun karena
persoalan-persoalan dalam negeri masing-masing.
4.
Pertentangan aliran agama di wilayah
Bizantium mengakibatkan hilangnya kemerdekaan beragama bagi rakyat. Rakyat
tidak senang karena pihak kerajaan memaksakan aliran yang dianutnya. Mereka
juga tidak senang karena pajak yang tinggi untuk biaya peperangan melawan
Persia.
5.
Islam datang ke daerah-daerah yang
dimasukinya dengan sikap simpatik dan toleran, tidak memaksa rakyat untuk
mengubah agamanya dan masuk Islam.
6.
Bangsa Sami di Syria dan Palestina
dan bangsa Hami di Mesir memandang bangsa Arab lebih dekat kepada mereka
daripada bangsa Eropa, Bizantium, yang memerintah mereka.
7.
Mesir, Syria dan Irak adalah
daerah-daerah yang kaya. Kekayaan itu membantu penguasa Islam untuk membiayai
ekspansi ke daerah yang lebih jauh.
·
Perhargaan terhadap sains dan
saintis
Al-Makmun
membangun Baitul Hikmah
·
Keterpaduan antara tujuan dan
alat/cara
Sains dan
nilai (etika atau moral) harus berjalan bersamaan
B. Kemunduran Islam dalam Ilmu Pengetahuan
Orang-orang muslim tak lagi menjadi
pelopor dalam perkembangan ilmu pengetahuan, tidak seperti pada zaman
sebelumnya. Pada zaman kejayaan Muslim, banyak orang Muslim yang menjadi
ilmuwan dan menemukan suatu perkembangan keilmuwan. Sebagai contoh adalah Al
Khawarizmi, ia adalah seorang muslim penemu konsep matekmatika, aljabar. Hal
ini terekam dalam bukunya yang berjudul “Al-Jabr wa-al Muqabilah”. Selain
aljabar, ia juga pertama kali memperkenalkan konsep angka menjadi bilangan dari
0-9[14].
Matematika, merupakan dasar dari
teknologi komputer. Namun, penemu komputer bukanlah orang muslim. Hal ini
merupakan salah satu contoh kalahnya orang-orang muslim dalam perkembangan ilmu
pengetahuan saat ini. Orang muslim tak lagi berjaya seperti zaman dahulu, kalah
oleh mereka yang nonmuslim[15].
Adanya ketimpangan kemampuan umat muslim
di era terdahulu dengan sekarang dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Syakin Arsalan, adalah seorang pemikir asal Libanon (1869-1946).
Arsalan, dalam bukunya Kenapa Islam Terbelakang? Menjelaskan
mengenai apa saja penyebab kemunduran dunia Islam. Menurut Arsalan terdapat dua
penyebab, yakni yang pertama bangsa-bangsa non-Muslim maju karena mereka tetap
berpegang pada tradisi keagamaan mereka sendiri. Arsalan menyebut dua contoh:
Jepang dan Eropa, simbol kemajuan dunia pada awal abad ke-20. Dua dunia itu
maju tanpa harus mengabaikan tradisi keagamaan mereka. Penjelasan kedua,
bangsa-bangsa itu maju karena kerja keras untuk meraih kemajuan, terutama dalam
bidang ilmu pengetahuan.
Selain itu, dalam pandangan Arsalan,
kemajuan bangsa-bangsa Islam hanya bisa dicapai melalui jalan yang sama yang
ditempuh oleh bangsa-bangsa non-Islam, yakni berpegang pada tradisi, serta
kerja keras. Hukum kemajuan berlaku secara “konsisten” bagi bangsa Islam dan
non-Islam. Ada tiga penyakit mental yang dianggap oleh Arsalan sebagai “biang
kerok” kemunduran dunia Islam: pesimisme (tasya’um), rendah diri
(al-istikhdza’) dan cepat putus asa (inqitha’ al-amal). Pada penutup bukunya,
Arsalan mengutip ayat yang dalam pandangannya merupakan kunci kebangkitan dunia
Islam, yakni Al-Ankabut (29):69. Bunyi ayat itu: wa ‘l-ladzina jahadu
fina lanahdiyannahum subulana – mereka yang berjuang (jihad) di
jalanKu, Aku akan menunjukkan mereka jalan-jalan menuju Aku.“Jihad” adalah kata
kunci yang disebut oleh Arsalan. Tetapi, ini bukanlah jihad dalam pengertian
“perang suci” sebagaimana kita jumpai pada kelompok Islam garis keras. Baginya,
jihad adalah kerja keras dan kesediaan untuk melakukan pengorbanan
(al-tadlkhiyah).
Gagasan dari Arsalan ini, telah
disampaikan di awal abad 20. Sebenarnya, selain penyebab-penyebab yang telah
disebutkan oleh Arsalan, terdapat satu lagi penyebab kemunduran umat Islam
dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yakni umat Islam saat ini
telah jauh dari Kitab Al-quran dan As-sunah[16].
Umat muslimin saat ini, pada umumnya
jauh dari dua sumber utama kemuliaan mereka, yakni Kitabullah Al-Qur’an dan
As-Sunnah An-Nabawiyyah. Padahal Nabi Muhammad secara gambalang mewasiatkan
agar kita senantiasa berpegang teguh kepada kedua warisan suci tersebut. Hanya
dengan bersikap demikianlah kita tidak bakal menjadi tersesat dari jalan lurus
yang Allah telah berikan bagi orang-orang beriman.
تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا
مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ
Rasulullah bersabda,
"Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara yang kalian tidak akan
sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya; Kitabullah dan Sunnah
Nabi-Nya." (HR. Malik 1395)
Semestinya
kedua perkara ini menjadi rujukan utama kaum muslimin, baik dalam urusan kecil
maupun besar, baik urusan pribadi maupun bermasyarakat. Kedua perkara ini
merupakan sumber kemuliaan dan kebanggaan kaum muslimin. Jika mereka akrab
dengannya, niscaya mereka menjadi mulia. Jika mereka jauh dari keduanya,
niscaya mereka akan dihinggapi kehinaan sebagaimana yang tampak dewasa ini[17].
وَلَوِ اتَّبَعَ
الْحَقُّ أَهْوَاءَهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُوَمَنْ فِيهِنَّ بَلْ أَتَيْنَاهُمْ
بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَنْ ذِكْرِهِمْ مُعْرِضُونَ
“Andai
kata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi
ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada
mereka kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.” (QS.
Al-Mukminun [23] : 71)
Realitasnya, dewasa ini hubungan kaum
muslimin umumnya jauh dari kedua sumber utama ajaran Islam tersebut. Kalaupun
ada hubungan biasanya hanya hubungan parsial. Ada yang hubungannya dengan
Al-Qur’an hanya sebatas tilawah (membacanya). Atau kalaupun ada yang
lebih daripada itu ialah hubungan tahfizh (menghafalkannya). Ini bukan berarti
kita tidak menganggap penting aktifitas tilawah dan tahfizh Al-Qur’an. Tetapi
masalahnya ini tidaklah cukup. Allah tidak menurunkan Al-Qur’an dengan maksud
sebatas itu. Allah menurunkan Al-Qur’an agar menjadi petunjuk, pedoman hidup
bagi ummat Islam, bahkan segenap umat manusia. Allah menghendaki agar dengan
berpedoman kepada Al-Qur’an ummat manusia keluar dari kegelapan jahiliyah
menuju terangnya hidayah cahaya Islam. Maka sepatutnya kaum muslimin
juga tadabbur (memahami) dan tathbiq (mengamalkan)
Al-Qur’anul Karim.
Tetapi hal di atas
tidak terjadi. Malah banyak muslim yang lebih bangga hidup berpedoman kepada
berbagai sumber kebanggaan selain daripada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Mereka
bangga dengan berbagai kitab karya manusia. Ada yang lebih bangga dengan kitab
warisan nenek moyangnya yang bukan Islam. Ada yang membanggakan kitab produk
kaum kuffar Eropa. Ada yang membanggakan kitab lokal-tradisional suku atau
bangsanya yang bukan berpedoman kepada Kitabullah. Dan banyak lagi lainnya.
Padahal Allah sudah memperingatkan apa yang bakal terjadi
16
jika mereka meninggalkan sumber
kebanggaan yang berasal dari Allah dan Sunnah Nabi Muhammad SAW[18].
وَأَنَّ
هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُواالسُّبُلَفَتَفَرَّقَ بِكُمْ
عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“…dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini
adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti
jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari
jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” (QS.
Al-An’aam [6] : 153)
Berdasarkan penjelasan
di atas, dapat disimpulkan bahwa penyebab kemunduran kaum muslimin saat ini
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yakni rasa pesimis, rendah diri, cepat
putus asa, dan jauh dari kitab suci Al-quran dan As-sunah. Keempat hal ini
alangkah baiknya untuk kita hindari bersama, agar umat muslim dapat kembali
meraih masa kejayaannya, dalam hal ini kejayaan dalam perkembangan ilmu
pengetahuan.
Dalam buku karya Wisnu
Arya W. yang berjudul Melacak Teori Einstein dalam Al Qur'an,
disebutkan beberapa faktor yang menjadi penyebab ilmu pengetahuan Islam
mengalami kemunduran. Faktor - faktor tersebut, antara lain adalah [19]:
1.
Kesadaran
orang barat akan arti penting penguasaan ilmu pengetahuan bagi peningkatan
kesejahteraan rakyat sangat tinggi. Oleh karena itu, orang barat ingin
mengambil alih kemajuan ilmu pengetahuan dari umat islam, karena pada abad ke 9
- abad ke 13 M umat islam dengan menguasai iptek bisa lebih baik kesejahteraannya
dari pada oranga barat, sehingga mereka berusaha untuk merebut kemajuan iptek
dari umat islam.
2. Orang
barat yang pada umumnya beragama Nasrani, ingin menunjukan pula bahwa melalui
agama Nasrani merekapun dapat maju dalam bidang ilmu pengetahuan sejajar dengan
umat islam. Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya setelah mereka
mendapatkan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, mereka justru mulai menjauh
dari agama mereka. Sehingga urusan agama berjalan sendiri, begitu pula dengan
ilmu pengetahuan. Mereka mungkin menganggap bahwa agama Nasrani dengan kitab
Injil, justru menjadi penghalang bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Mungkin hal
ini disebabkan kerena banyak penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang tidak sesuai dengan ayat-ayat dalam Kitab Injil.
Misalkan tentang terbentuknya alam semesta ini, seperti yang tertulis dalam
Kitab Injil tidak sesuai dengan teori dan kenyataan yang ada. Peredaran bumi
dan planet-planet mengelilingi matahari, bertentangan dengan teori yang ada
dalam Kitab Injil. Ingat ketika Galileo Galilei mengumumkan teori tentang
peredaran bumi dan planet-planet mengelilingi matahari ditentang oleh gereja,
karena tidak sesuai dengan Bibel. Begitu pula dengan Nicolas Copernicus
mengumumkan teori tentang “heliocentris”, yaitu bumi berputar mengelilingi
matahari dan matahari sebagai pusat peredaran, juga ditentang oleh gereja.
Kedua ilmuan tersebut akhirnya dihukum mati oleh gereja. Hal ini tidak terjadi
dalam agama Islam, karena Al Qur’an selalu sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan, bahkan Al Qur’an bisa menjadi sumber ilmu pengetahuan Orang-orang
barat yang berjiwa petualang berusaha menemukan “benua” baru, sehinggga mereka
berusaha berlayar denan route yang tidak lazim, seperti yang dilakukan oleh
Amerigo Vespuci dan Columbus pada tahun 1492 ke benua Amerika. Vasco de Gama
pada tahun 1407 berlayar ke Tanjung Pengaharapan.
18
James Cook pada
tahun 1770 pergi berlayar ke Australia dan New Zealand serta kepulauan Pasifik.
Penemuan-penemuan benua baru tersebut ikut mempengaruhi route perdagangan yang
berdampak terhadap negara-negara Islam pada waktu itu. Route perdagangan yang
semula Syria dan Mesir ramai dikunjungi pedagang-pedagang dari India dan dari
Eropa, setelah penemuan route (benua) baru, Mesir dan Syria jadi sepi yang
mengakibatkan sumber pendapatan negeri-negeri Islam jadi berkurang banyak[20].
3. Orang-orang
barat sengaja menghancurkan observatorium Islam yang didirikan oleh Taqi Al Din
di Konstantinopel pada tahun 1580, menjadikan Islam kehilangan sumber
pengetahuan dan pengamatan bintang (astronomi) yang sudah sangat maju pada masa
itu. Ironisnya, pada waktu yang sama sekitar tahun 1580 juga, orang barat baru
pertama kali membangun observatoriumnya oleh Tycho Brace. Perlu dicatat bahwa
Islam telah memiliki observatorium pertama kali yang dibangun pada tahun 500-an
M di Ulugh Beg (Samarkand). Jadi orang islam sudah lebih dahulu maju 1000 tahun
dari orang barat dalam hal pengerahuan tentang astronomi.
4. Perjanjian
perdagangan antara Sultan Sulaiman I (dinasti Utsmani) dari Turki dan Inggris,
yang pada mulanya untuk meringankan Turki mengimport barang-barang dari Inggris
dan negara-negara Eropa lainnya, tapi lama-kelamaan ekonomi Turki banyak
tergantung pada ekonomi Eropa. Terlebih lagi dengan adanya revolusi industri di
Inggris dan di negara-negara Eropa lainnya, produk barang jadi dari Eropa makin
membanjiri negara-negara islam dan keadaan ini juga makin mempengaruhi ekonomi
negara-negara islam lainnya.
5. Ketergantungan
negara-negara islam terhadap ekonomi Eropa lama kelamaan menjadi suatu bentuk
ketergantungan dalam bidang pemerintahan. Inilah awal mula pemerintahan
kolonialisme barat terhadap negara-negara islam. Akibat kolonialisme barat,
maka negara-negara islam yang pada mulanya bersatu dari Maroko sampai ke
Pakistan, kemudian terpecah belah menjadi negara-negara kecil berdasarkan
feodalisme, kesultanan , kerajaan dan keemiratan yang antara satu dengan
lainnya saling bersaing, bahkan sampai bermusuhan. Politik pecah belah, devide
et impera, telah melumpuhkan kejayaan islam pada masa lalu.
6. Akibat
kolonialisme negara-negara islam yang semula menggunakan bahasa Arab sebagai
bahasa nasionalnya, mulai terdesak oleh bahasa penjajah. Keadaan ini sedikit
banyak telah menjauhkan mereka dari Al Qur’an, padahal Al Qur’an adalah juga
sumber ilmu pengetahuan dan teknologi[21].
7. Akibat
kolonialisme stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi negara-negara islam
mulai menurun, padahal stabilitas politik dan kemakmuran merupakan akar bagi
berkembangnya ilmu pengetahuan Hal ini lebih diperpapah lagi dengan munculnya
kapitalisme barat[22].
Selanjutnya
diungkapan oleh M.M Sharif, bahwa pikiran islam menurun setelah abad ke XIII M
dan terus melemah sampai abad ke XVIII M. Di antara sebab-sebab melemahnya
pikiran islam tersebut, antara lain dilukiskannya sebagai berikut [23]:
1. Telah
berkelebihan filsafat islam (yang bercorak sifistis) yang dimasukkan oleh
Al-Ghazalidalam alam islami di timur, dan berkelebihan pula ibnu rusyd dalam
memasukkan filsafat islamnya (yang bercorak rasionalitas) ke dunia islam di
barat.
2. Umat
islam, terutama para pemerintahnya (khalifah dan sultan) melalaikan ilmu
pengetahuan, dan tidak memberi kesempatan untuk berkembang. Kalau pada mulanya
para penjabat pemerintah sangat memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, dengan
memberikan penghargaan yang tinggi kepada para ahli ilmu pengetahuan, maka pada
masa menurun dan melemahnya kehidupan umat islam ini, para ahli ilmu
pengetahuan umumnya terlibat dalam urusan-urusan pemerintahan, sehingga
melupakan pengembangan ilmu pengetahuan.
3. Terjadinya
pemberontakan-pemberontakan yang di barengi dengan serangan dari luar, sehingga
menimbulkan kehancuran-kehancuran yang mengakibatkan berhentinya kegiatan
pengemangan ilmu pengetahuan di dunia islam.semantara itu obor pikiran islam berpindah
tangan ke tangan kaum Masehi, yang mereka ini telah mengikuti jejak kaum
muslimin yang menggunakan hasil buah pikiran yang mereka capai dari pikiran
islam itu.
21
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tumbuh
dan berkembangnya ilmu pengetahuan dalam islam, adalah sebagai akibat dari
berpadunya unsur-unsur pembawaan ajaran
islam dengan unsur-unsur yang berasal dari luar. Kemudian potensi pembawaan
islam tidak merasa cukup hanya menerima pengaruh dari luar saja, tetapi bahkan
kemudian mengembangkannya lebih jauh, sehingga nampak adanya unsur-unsur islami
yang dominan. Akhirnya berkembanglah berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Kemajuan ilmu pengetahuan Islam di
Dunia terdapat di beberapa negara, seperti: di Eropa, di Afrika Utara,
di Andalusia.
Ilmuwan-ilmuwan dalam Kemajuan Ilmu
Pengetahuan dalam Islam seperti: Abu Ali al Husayn Ibn Abdallah Ibn Al
Hasan Ibn Ali Ibn Sina, Abu Yusuf Ya’qub Ibn Ishaq Al Sabbah Al Kindi, Abu al
Fath ‘Umar Ibn Ibrahim Al Khayyam, Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa Al Khwarizmi,
Nasir al Din Tusi, dan Abu al Walid Muhammad Ibn Rushd.
Faktor-faktor Pendorong Kemajuan
Sains dalam Peradaban Islam diantaranya: Universalisme, Toleransi, Karakter
pasar internasional, Perhargaan terhadap sains dan saintis, Keterpaduan antara
tujuan dan alat/cara.
Dalam buku karya Wisnu Arya W. yang
berjudul Melacak Teori Einstein dalam Al Qur'an, disebutkan
beberapa faktor yang menjadi penyebab ilmu pengetahuan Islam mengalami
kemunduran. Faktor - faktor tersebut, antara lain adalah:
1.
Kesadaran
orang barat akan arti penting penguasaan ilmu pengetahuan bagi peningkatan
kesejahteraan rakyat sangat tinggi.
22
2.
Orang barat yang
pada umumnya beragama Nasrani, ingin menunjukan pula bahwa melalui agama
Nasrani merekapun dapat maju dalam bidang ilmu pengetahuan sejajar dengan umat
islam
3.
Orang-orang
barat sengaja menghancurkan observatorium Islam yang didirikan oleh Taqi Al Din
di Konstantinopel pada tahun 1580, menjadikan Islam kehilangan sumber
pengetahuan dan pengamatan bintang (astronomi) yang sudah sangat maju pada masa
itu
4.
Perjanjian
perdagangan antara Sultan Sulaiman I (dinasti Utsmani) dari Turki dan Inggris,
yang pada mulanya untuk meringankan Turki mengimport barang-barang dari Inggris
dan negara-negara Eropa lainnya, tapi lama-kelamaan ekonomi Turki banyak tergantung
pada ekonomi Eropa.
5.
Ketergantungan
negara-negara islam terhadap ekonomi Eropa lama kelamaan menjadi suatu bentuk
ketergantungan dalam bidang pemerintahan.
6.
Akibat
kolonialisme negara-negara islam yang semula menggunakan bahasa Arab sebagai
bahasa nasionalnya, mulai terdesak oleh bahasa penjajah.
7.
Akibat
kolonialisme stabilitas politik dan kemakmuran ekonomi negara-negara islam
mulai menurun, padahal stabilitas politik dan kemakmuran merupakan akar bagi
berkembangnya ilmu pengetahuan
23
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ridwan Sani. 2014. Sains Berbasis Al-Qur,an. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Basri, Hasan Jumin. 2012. Sains dan Teknologi dalam Islam: Tinjauan Genetis dan Ekologis.
Jakarta: PT Raja Grafindo.
Zuhairini. 2011. Sejarah
Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
https://www.zenius.net/blog/6100/sejarah-islam-ilmu-pengetahuan
24
[1]
Hasan Basri Jumin, Sains dan Teknologi
Dalam Islam tinjauan genetis dan ekologis, (Jakarta: PT Raja Grafindo,
2012)
1
[2] Zuhairini, dkk, sejarah pendidikan islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2011) hlm. 107
3
[3] Ridwan Abdullah Sani, sains berbasis al-qur’an, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2014) hlm. 174
[5] https://dakir.wordpress.com/2009/04/18/perkembangan-ilmu-pengetahuan-di-dunia-islam/,
tanggal 6 April 2016, jam 19:12
5
6
[7] https://www.zenius.net/blog/6100/sejarah-islam-ilmu-pengetahuan,tanggal
6 April 2016, jam 19:41
7
[8] https://www.zenius.net/blog/6100/sejarah-islam-ilmu-pengetahuan,tanggal
6 April 2016, jam 19:41
8
[9] https://www.zenius.net/blog/6100/sejarah-islam-ilmu-pengetahuan,tanggal
6 April 2016, jam 19:41
9
[10] https://www.zenius.net/blog/6100/sejarah-islam-ilmu-pengetahuan,tanggal
6 April 2016, jam 19:41
10
[11] https://www.zenius.net/blog/6100/sejarah-islam-ilmu-pengetahuan,tanggal
6 April 2016, jam 19:41
[12] https://islamandsains.wordpress.com/2012/11/27/kemajuan-dan-kemunduran-sains-dalam-peradaban-islam/,
tanggal 10 April 2016, jam 14:22
11
[13]
https://islamandsains.wordpress.com/2012/11/27/kemajuan-dan-kemunduran-sains-dalam-peradaban-islam/,
tanggal 10 April 2016, jam 14:22
12
[14]
http://asbarsalim009.blogspot.co.id/2015/03/sebab-sebab-kemunduran-umat-islam-dalam.html,
tanggal 6 April 2016, jam 19:53
13
[15] http://asbarsalim009.blogspot.co.id/2015/03/sebab-sebab-kemunduran-umat-islam-dalam.html,
tanggal 6 April 2016, jam 19:53
14
[16] http://asbarsalim009.blogspot.co.id/2015/03/sebab-sebab-kemunduran-umat-islam-dalam.html,
tanggal 6 April 2016, jam 19:53
[17] http://asbarsalim009.blogspot.co.id/2015/03/sebab-sebab-kemunduran-umat-islam-dalam.html,
tanggal 6 April 2016, jam 19:53
15
[18] http://asbarsalim009.blogspot.co.id/2015/03/sebab-sebab-kemunduran-umat-islam-dalam.html,
tanggal 6 April 2016, jam 19:53
[19] http://asbarsalim009.blogspot.co.id/2015/03/sebab-sebab-kemunduran-umat-islam-dalam.html,
tanggal 6 April 2016, jam 19:53
17
[20] http://asbarsalim009.blogspot.co.id/2015/03/sebab-sebab-kemunduran-umat-islam-dalam.html,
tanggal 6 April 2016, jam 19:53
19
[21] http://asbarsalim009.blogspot.co.id/2015/03/sebab-sebab-kemunduran-umat-islam-dalam.html,
tanggal 6 April 2016, jam 19:53
[22] http://asbarsalim009.blogspot.co.id/2015/03/sebab-sebab-kemunduran-umat-islam-dalam.html,
tanggal 6 April 2016, jam 19:53
20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar