Kamis, 21 Juli 2016

Kel. 3 Faktor Internal dan Eksternal Pendidikan Islam



FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PENDIDIKAN

 

A.    Pendahuluan

            Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya. Proses pendidikan digunakan evaluasi, akredetasi dan sertifikasi untuk memantau perkem-bangan pendidikan.
            Manusia perlu dibantu agar ia berhasil menjadi manusia. Seseorang dapat dikatakan telah menjadi manusia bila telah memiliki nilai (sifat) kemanusiaan, itu menunjukkan bahwatidaklah mudah menjadi manusia. Karena itulah sejak dahulu banyak manusia gagal menjadi manusia. Jadi, tujuan mendidik ialah memanusiakan manusia. Agar tujuan itu dapat dicapaidan agar program dapat disusun maka ciri-ciri manusia yang telah menjadi manusia itu haruslah jelas. Seperti apa kriteria manusia yang menjadi tujuan pendidikan itu? Tentulah hal ini akan ditentukan oleh filsafat hidup masing-masing orang. Orang-orang Yunani lama itu menentukan syarat untuk disebut manusia. Pertama, memiliki kemampuan dalam mengendalikan diri; kedua, cinta tanah air; dan ketiga berpengetahuan. Dalam buku ini akan membahas tentang Faktor Eksternal dan Faktor Internal.





B.     Faktor Internal

a.      Pendidik
     Pendidik ialah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin, program pembelajaran, latihan dan masyarakat/organisasi.Dalam hal ini kita dapat membedakan pendidikan itu menjadi 2 kategori, yaitu:[1]
a. Pendidik menurut kodrati, yaitu orang tua, dan
b. Pendidik menurut jabatan yaitu guru.
     Pendidik yang bersifat kodrati dan sebagai orang tua wajib pertama sekali memberikan didikan kepada anaknya, selain asuhan, kasih sayang, perhatian dan sebagainya. Sedangkan pendidikan menurut jabatan, yaitu guru. Guru adalah sebagai pendidik yang menerima tanggung jawab dari tiga pihak yaitu orang tua, masyarakat dan Negara. Tanggung jawab dari orang tua diterima guru atas kepercayaan yang mampu memberikan pendidikan dan pengajaran dan diharapkan pula dari pribadi guru dapat memancarkan sikap-sikap yang normatif baik, sebagai kelanjutan dari sikap dan sifat orang tua pada umumnya.
b.      Peserta Didik
     Secara etimologi pesrta didik adalah anak didik yang mendapat pengajaran ilmu. secara terminology peserta didik adalah anak didik atau individu yang mengalami perubahan, perkembangan sehingga masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk kepribadian serta sebagai sebagian dari structural proses pendidikan.[2] Dengan kata lain peserta didik adalah seorang individu yang tengah mengalami faseperkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun pikiran.
            Ciri-Ciri Peserta Didik
1.         Kelemahan dan takkeberdayaan
2.         Berkemauan keras untuk berkembang
3.         Ingin menjadi diri sendiri memperoleh kemampuan
     Kriteria Peserta Didik Syamsul Nizar mendeskripsikan enam criteria peserta didik, yaitu:[3]
1.         Peserta didik bukanlah miniature orang dewasa tetapi meiliki dunia sendiri.
2.         Pesertadidik memiliki periodasi perkembangan dan pertumbuhan.
3.         Peserta didik adalah makhluk Allah yang memilik perbedaan invidu baik disebab-kan oleh faktor bawaan maupun lingkungan dimana ia berada.
4.         Peserta didik merupakan dua unsur utama jasmani dan rohan, unsure jasmani memiliki daya fisik, dan unsur rohani memiliki daya akal hati nurani dan nafsu.
5.         Peserta didikadalah manusia yang meiliki potensi atau fitrah yang dapat dikem-bangkan dan berkembang secara dinamis.
c.       Materi
     Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini meliputi materi inti maupun muatan lokal. Materi ini bersifat nasional yang mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa. Sedangkan muatan lokal misinya adalah mengembangkan kebhinnekaan kekayaan budaya sesuai dengan kondisi lingkungan. Dengan demikian jiwa dan semangat Bhinneka Tunggal Ika dapat ditumbuhkembangkan.[4]
d.      Metode Pendidikan
     Metode secara etimologi, berasal dari dua perkataan yaitu meta dan hodos. Meta be-rarti “melalui” dan hodos berarti “jalan” atau “cara”. Menurut DR. Ahmad Husein al-liqaniy, metode adalah:”Langkah-langkah yang diambil guru guna membantu para murid mereal-isasikan tujuan tertentu.” Dalam bahasa arab dikenal dengan  istilah Thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang harus  dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan.bila dihubungkan dengan pendidikan maka langkah tesebut harus diwujudkan dalam proses pen-didikan dalam rangaka pembentukan kepribadian. Dengan demikian dapat dipahami bahwa metode merupakan cara atau jalan yang harus dilaluiuntuk mencapai suatu tujuan. [5]
     Metode pendidikan Islam adalah prosedur umum dalam penyampaian materi untuk mencapai tujuan pendidikan didasarkan atas asumsi tertentu tentang hakikat Islam sebagai suprasistem.
e.       Minat
     Minat adalah suatu pemusatan perhatian yangtidak disengaja yang tegantung dari ba-kat dan lingkungannya. Minat juga berati kesadaran seseorang, bahwa suatu objek seseorang suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut pautdengan dirinya. Minat memegang peran penting dalam proses belajar mengajar, karena bila bahan pelajaran tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Kondisi belajar mengajar yang efektif adanya minat dan perhatiann siswa dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relative menetap padadiri seseorang.
f.       Motivasi
     Siswa belajar karena didorong oleh kekutan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan,atau cita-cita. Motivasi adalah kekuatan mental yang men-dorong terjadinya suatu motivasi sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar. Tiga komponen utama dalam belajar adalah: kebutuhan, dorongan, dan tujuan.
Pentingnya motivasi belajar bagi peserta didik adalah sebagai berikut:
1.    menyadarkan kedudukan pada awal belajar pada proses dan hasil akhir
2.    menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar
3.    mengarahkan kegiatan belajar
4.    membesarkan semangat belajar
5.    menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja.

C.    Faktor Eksternal

a.      Faktor Lingkungan
     Faktor lingkungan ialah segala sesuatu yang ada dikeliling anak-anak. Beberapa ahli pendidik membagi ligkungan menjadi tiga bagian, yaiutu: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.ketiga lingkungan itu satu dengan yang lainnya tidak boleh dipisahkan, harus merupakan mata rantai yang tidak boleh diputuskan. Lingkungan mempunyai pengaruh sangat besar dalam membentuk dan menentukan perubahan sikap dan perilaku seseorang, terutama generasi muda dan anak-anak.
b.      Faktor Teknologi
     Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) menuntut untuk selalu memperbaharui pengetahuan dan keterampilan agar tidak kalah dengan negara maju. teknologi pendidikan mencakupsetiap kemungkinan sarana (alat) yang dapat digunakan untuk menyajikaninformasi dalam pendidikan latihan. Teknologi dalam pendidikan merupakan perpaduan Aspek Teoritis Dalam Pendidikan, Aspek Perangkat Keras (komponen yang saling bergantungan tetapi tidak berbeda satu sam lain) dan Aspek Perangkat Lunak (berkenaan dengan benda yang dipakai pada perangkat keras).
 Kegunaan teknologi dalam pendidikan dinyatakan komisi Intruksi  AS sebagai berikut:[6]
a.       Miningkatkan produktivitas pendidikan.
b.      Memungkinkan pendidikakn individual.
c.       Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran.
d.      Lebih memantapkan pengajaran.
e.       Memungkinkan belajar seketika.
f.       Memungkinkan penyajian pendidikan  lebih luas dan merata.


DAFTAR PUSTAKA


Ramayulis. 2015. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Rusmaini. 2014. ilmu Pendidikan. Jakarta: Grafika Telindo Press.

https:/tripariyatun.blogspot.co.id/2015/01/hakikat tujuan dan fungsi            pendidikan_21.html?m=1,  di-aksespadatanggal 1 april 2016, 20:10 WIB.

http://amvanalion.blogspot.com. Amvana, Ilmu Pendidikan, kampus UIN Raden    Fatah   Palembang, 15 Maret 2016, 20:08 WIB.

https://vandha.wordpress.com/2008/06/22pemanfaatan-teknologi-dalam-    pendidikan, 28 April    2016, 20:08 WIB.





                [1]https:/tripariyatun.blogspot.co.id/2015/01/hakikat tujuan dan fungsi pendidikan_21.html?m=1,  di-aksespadatanggal 1 april 2016
                [2]Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2015). Hal. 111
                [3]Rusmaini, ilmu Pendidikan, (Jakarta: Grafika Telindo Press, 2014), hlm. 11
                [4]Ibid., hlm. 9
            [5]http://amvanalion.blogspot.com. Amvana, Ilmu Pendidikan, kampus UIN Raden Fatah Palembang, 15 Maret 2016, 20:08 WIB

                [6]https://vandha.wordpress.com/2008/06/22pemanfaatan-teknologi-dalam-pendidikan, 28 April 2016, 20:08 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar