FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PENDIDIKAN
A. Pendahuluan
Proses
pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen pendidikan oleh
pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Kualitas proses
pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas
pengelolaannya. Proses pendidikan digunakan evaluasi, akredetasi dan
sertifikasi untuk memantau perkem-bangan pendidikan.
Manusia
perlu dibantu agar ia berhasil menjadi manusia. Seseorang dapat dikatakan telah
menjadi manusia bila telah memiliki nilai (sifat) kemanusiaan, itu menunjukkan
bahwatidaklah mudah menjadi manusia. Karena itulah sejak dahulu banyak manusia
gagal menjadi manusia. Jadi, tujuan mendidik ialah memanusiakan manusia. Agar
tujuan itu dapat dicapaidan agar program dapat disusun maka ciri-ciri manusia
yang telah menjadi manusia itu haruslah jelas. Seperti apa kriteria manusia
yang menjadi tujuan pendidikan itu? Tentulah hal ini akan ditentukan oleh
filsafat hidup masing-masing orang. Orang-orang Yunani lama itu menentukan
syarat untuk disebut manusia. Pertama, memiliki kemampuan dalam mengendalikan
diri; kedua, cinta tanah air; dan ketiga berpengetahuan. Dalam buku ini akan
membahas tentang Faktor Eksternal dan Faktor Internal.
B. Faktor Internal
a. Pendidik
Pendidik ialah orang yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik
mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sebab itu yang bertanggung jawab
terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin, program pembelajaran,
latihan dan masyarakat/organisasi.Dalam hal ini kita dapat membedakan
pendidikan itu menjadi 2 kategori, yaitu:[1]
a. Pendidik
menurut kodrati, yaitu orang tua, dan
b. Pendidik
menurut jabatan yaitu guru.
Pendidik yang bersifat kodrati dan sebagai
orang tua wajib pertama sekali memberikan didikan kepada anaknya, selain
asuhan, kasih sayang, perhatian dan sebagainya. Sedangkan pendidikan menurut
jabatan, yaitu guru. Guru adalah sebagai pendidik yang menerima tanggung jawab
dari tiga pihak yaitu orang tua, masyarakat dan Negara. Tanggung jawab dari
orang tua diterima guru atas kepercayaan yang mampu memberikan pendidikan dan
pengajaran dan diharapkan pula dari pribadi guru dapat memancarkan sikap-sikap
yang normatif baik, sebagai kelanjutan dari sikap dan sifat orang tua pada
umumnya.
b. Peserta Didik
Secara etimologi pesrta didik adalah anak
didik yang mendapat pengajaran ilmu. secara terminology peserta didik adalah
anak didik atau individu yang mengalami perubahan, perkembangan sehingga masih
memerlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk kepribadian serta sebagai
sebagian dari structural proses pendidikan.[2]
Dengan kata lain peserta didik adalah seorang individu yang tengah mengalami
faseperkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun
pikiran.
Ciri-Ciri
Peserta Didik
1.
Kelemahan dan
takkeberdayaan
2.
Berkemauan keras untuk
berkembang
3.
Ingin menjadi diri sendiri
memperoleh kemampuan
Kriteria Peserta Didik Syamsul Nizar
mendeskripsikan enam criteria peserta didik, yaitu:[3]
1.
Peserta didik bukanlah
miniature orang dewasa tetapi meiliki dunia sendiri.
2.
Pesertadidik memiliki
periodasi perkembangan dan pertumbuhan.
3.
Peserta didik adalah
makhluk Allah yang memilik perbedaan invidu baik disebab-kan oleh faktor bawaan
maupun lingkungan dimana ia berada.
4.
Peserta didik merupakan dua
unsur utama jasmani dan rohan, unsure jasmani memiliki daya fisik, dan unsur
rohani memiliki daya akal hati nurani dan nafsu.
5.
Peserta didikadalah manusia
yang meiliki potensi atau fitrah yang dapat dikem-bangkan dan berkembang secara
dinamis.
c. Materi
Dalam sistem pendidikan persekolahan,
materi telah diramu dalam kurikulum yang akan disajikan sebagai sarana
pencapaian tujuan. Materi ini meliputi materi inti maupun muatan lokal. Materi
ini bersifat nasional yang mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa.
Sedangkan muatan lokal misinya adalah mengembangkan kebhinnekaan kekayaan
budaya sesuai dengan kondisi lingkungan. Dengan demikian jiwa dan semangat
Bhinneka Tunggal Ika dapat ditumbuhkembangkan.[4]
d. Metode Pendidikan
Metode secara etimologi, berasal dari dua
perkataan yaitu meta dan hodos. Meta be-rarti “melalui” dan hodos berarti
“jalan” atau “cara”. Menurut DR. Ahmad Husein al-liqaniy, metode adalah:”Langkah-langkah
yang diambil guru guna membantu para murid mereal-isasikan tujuan tertentu.”
Dalam bahasa arab dikenal dengan istilah
Thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang harus dipersiapkan untuk melakukan suatu
pekerjaan.bila dihubungkan dengan pendidikan maka langkah tesebut harus
diwujudkan dalam proses pen-didikan dalam rangaka pembentukan kepribadian.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa metode merupakan cara atau jalan yang
harus dilaluiuntuk mencapai suatu tujuan. [5]
Metode pendidikan Islam adalah prosedur
umum dalam penyampaian materi untuk mencapai tujuan pendidikan didasarkan atas
asumsi tertentu tentang hakikat Islam sebagai suprasistem.
e. Minat
Minat adalah suatu pemusatan perhatian
yangtidak disengaja yang tegantung dari ba-kat dan lingkungannya. Minat juga
berati kesadaran seseorang, bahwa suatu objek seseorang suatu soal atau suatu
situasi mengandung sangkut pautdengan dirinya. Minat memegang peran penting
dalam proses belajar mengajar, karena bila bahan pelajaran tidak sesuai dengan
minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Kondisi belajar
mengajar yang efektif adanya minat dan perhatiann siswa dalam belajar. Minat
merupakan suatu sifat yang relative menetap padadiri seseorang.
f. Motivasi
Siswa belajar karena didorong oleh kekutan
mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian, kemauan,atau
cita-cita. Motivasi adalah kekuatan mental yang men-dorong terjadinya suatu
motivasi sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia
termasuk perilaku belajar. Tiga komponen utama dalam belajar adalah: kebutuhan,
dorongan, dan tujuan.
Pentingnya
motivasi belajar bagi peserta didik adalah sebagai berikut:
1. menyadarkan kedudukan pada awal belajar pada proses dan hasil
akhir
2. menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar
3. mengarahkan kegiatan belajar
4. membesarkan semangat belajar
5. menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian
bekerja.
C. Faktor Eksternal
a.
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ialah segala sesuatu yang
ada dikeliling anak-anak. Beberapa ahli pendidik membagi ligkungan menjadi tiga
bagian, yaiutu: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat.ketiga lingkungan itu satu dengan yang lainnya tidak boleh
dipisahkan, harus merupakan mata rantai yang tidak boleh diputuskan. Lingkungan
mempunyai pengaruh sangat besar dalam membentuk dan menentukan perubahan sikap
dan perilaku seseorang, terutama generasi muda dan anak-anak.
b. Faktor Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) menuntut untuk selalu memperbaharui pengetahuan dan keterampilan agar
tidak kalah dengan negara maju. teknologi pendidikan mencakupsetiap kemungkinan
sarana (alat) yang dapat digunakan untuk menyajikaninformasi dalam pendidikan
latihan. Teknologi dalam pendidikan merupakan perpaduan Aspek Teoritis Dalam
Pendidikan, Aspek Perangkat Keras (komponen yang saling bergantungan tetapi
tidak berbeda satu sam lain) dan Aspek Perangkat Lunak (berkenaan dengan benda
yang dipakai pada perangkat keras).
a.
Miningkatkan produktivitas
pendidikan.
b.
Memungkinkan pendidikakn
individual.
c.
Memberikan dasar yang lebih
ilmiah terhadap pengajaran.
d.
Lebih memantapkan
pengajaran.
e.
Memungkinkan belajar
seketika.
f.
Memungkinkan penyajian
pendidikan lebih luas dan merata.
DAFTAR PUSTAKA
Ramayulis.
2015. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Rusmaini.
2014. ilmu Pendidikan. Jakarta: Grafika Telindo Press.
https:/tripariyatun.blogspot.co.id/2015/01/hakikat
tujuan dan fungsi pendidikan_21.html?m=1, di-aksespadatanggal 1 april 2016, 20:10 WIB.
http://amvanalion.blogspot.com. Amvana, Ilmu
Pendidikan, kampus UIN Raden Fatah Palembang, 15 Maret 2016, 20:08 WIB.
https://vandha.wordpress.com/2008/06/22pemanfaatan-teknologi-dalam- pendidikan, 28 April 2016, 20:08 WIB.
[5]http://amvanalion.blogspot.com. Amvana, Ilmu
Pendidikan, kampus UIN Raden Fatah Palembang, 15 Maret 2016, 20:08 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar