METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH, MIND MAPPING, DAN THINK PAIR AND SHARE
A. Metode Pembelajaran Make a Match
1. Sejarah Metode Pembelajaran Make a Match
Metode pembelajaran make a match merupakan
metode yang baik di gunakan oleh para guru dalam proses pembelajaran karena
masih ada kelemahan yang berlangsung dalam proses pembelajaran di kelas,
interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa jarang
terjadi. Siswa kurang terampil dalam menjawab pertanyaan atau bertanya sehingga
evaluasi belajar siswa belum mencakup penampilan dan partisipasi siswa hingga
sulit untuk mengukur keterampilan siswa itu sendiri.
Untuk memperbaiki hal tersebut maka diperlukan
suatu pendekatan yang komperhensif untuk membuat para siswa menjadi aktif dalam
proses pembelajaran di kelas yaitu dengan menggunakan metode make a match.
Make a match adalah teknik
mengajar dengan mencari pasangan. Salah satu keunggulannya adalah siswa belajar
sambil menguasai konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan[1].
Pengembang
metode ini adalah Lorry Curran, tahun 1994. Metode make a match adalah metode
pembelajaran aktif untuk mendalami atau melatih materi yang telah dipelajari.
Setiap siswa menerima satu kartu. Kartu itu bisa berisi pertanyaan, bisa berisi
jawaban. Selanjutnya mereka mencari pasangan yang cocok sesuai dengan kartu
yang dipegang[2].
2. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Make a Match
Kelebihan
pembelajaran Make a Match antara lain adalah sebagai berikut[3]:
1)
Dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik
2)
Karena ada unsur permainan,
metode ini menyenangkan
3)
Meningkatkan pemahaman
siswa terhadapmateri yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa
4)
Efektif sebagai sarana
melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi
5)
Efektif melatih
kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar
Pembelajaran
metode Make a match mempunyai kelemahan sebagai berikut[4]:
1)
Jika stragtegi ini tidak
dipersiapkan dengan baik, akan banyak waktu yang terbuang
2)
Pada awal-awal penerapan
motode, banyak siswa yang akan malu berpasangan dengan lawan jenisnya
3)
Jika guru tidak mengarahkan
siswa dengan baik, akan banyak siswa yang kurang memperhatikan pada saat
presentasi pasangan
4)
Guru harus hati-hati dan
bijaksana saat memberi hukuman pada siswa yang tidak mendapat pasangan, karena
mereka bisa malu
5)
Menggunakan metode ini
secara terus menerus akan menimbulkan kebosanan
3. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Make a Match
Adapun
langkah-langkah pembelajaran “Make a Match” adalah sebagai berikut[5]:
1)
Bagilah siswa menjadi 2
kelompok yaitu kelompok pemegang kartu jawaban dan kelompok pemegang kartu
pertanyaan
2)
Guru menyiapkan beberapa
kartu yang berisi beberapa konsep atau topic yang cocok untuk sel review.
Sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
3)
Setiap siswa mendapat satu
buah kartu
4)
Tiap siswa memikirkan
jawaban / soal dari yang dipegang
5)
Setiap siswa mencari
pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya(soal jawaban)
6)
Setiap siswa yang dapat
mencocokan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
7)
Setelah satu babak kartu
dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
8)
Dalam waktu yang sudah
ditentukan dan siswa telah mendapat pasangan, maka kartu pertanyaan dan jawaban
ditujukkan kepada kelompok penile, kelompok penilai akan memberikan penilaian.
9)
Guru member ulasan atas
pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan melalui metode “Make a Match”
10)
Guru bersama-sama dengan
siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.
B. Metode Pembelajaran Mind Mapping
1. Sejarah Metode Pembelajaran Mind Mapping
Mind
Maping pertama kali dikembangkan oleh Tony Buzan pada tahun 1970-an, seorang
Psikolog dari Inggris. Beliau adalah penemu Mind Map (Peta Pikiran),
Ketua Yayasan Otak, pendiri Klub Pakar (Brain Trust) dan pencipta konsep
Melek Mental. Mind map diaplikasikan di bidang pendidikan, seperti teknik,
sekolah, artikel serta menghadapi ujian[6].
Peta
Pikiran adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak
informasi. Setelah selesai , catatan yang dibuat membentuk sebuah pola gagasan
yang saling berkaitan, dengan topik utama ditengah, sementara subtopik dan
perincian menjadi cabang-cabangnya[7].
Pada dasarnya metode
mencatat ini, berangkat dari hasil sebuah penelitian tentang cara otak
memproses informasi (Buzan,1993).Semula
para ilmuwan menduga bahwa otak memproses dan menyimpan informasi secara
linear, seperti metode mencatat tradisional. Namun, sekarang mereka mendapati
bahwa otak mengambil informasi secara bercampuran antara gambar, bunyi, aroma,
pikiran dan perasaan dan memisah-misahkanya ke dalam bentuk linear, misalnya
dalam bentuk orasi atau tulisan . Saat otak mengingat informasi, biasanya
dilakukan dalam bentuk gambar warna-warni, symbol, bunyi dan perasaan[8].
Menurut
Tony Buzan, Mind Maping dapat membantu kita untuk banyak hal seperti :
merencanakan, berkomunikasi, menjadi lebih kreatif, menyelesaikan masalah,
memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat
dengan baik, belajar lebih cepat dan efisien serta melatih gambar keseluruhan[9].
2. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Mind Mapping
1) Waktu terbuang untuk
menulis kata-kata yang tidak memiliki hubungan dengan ingatan.
2) Waktu terbuang untuk
membaca kembali kata-kata yang tidak perlu.
3) Waktu terbuang untuk cari
kata kunci pengingat.
4) Hubungan kata kunci
pengingat terputus oleh kata-kata yang memisahkan.
5) Kata kunci pengingat
terpisah oleh jarak.
6) Di samping kelemahan ada
juga kelebihan dari pembelajaran mind map.
1) Mudah melihat gambaran
keseluruhan
2) Membantu otak untuk:
mengatur,mengingat,membandingkan dan membuat hubungan.
3) Memudahkan penambahan
informasi baru.
4) Pengkajian ulang bisa
lebih cepat.
5) Setiap peta bersifat unik.
3. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Mind Mapping
Untuk
membuat peta pikiran, guru hendaknya menggunakan bolpoint berwarna dan memulai
dari bagian tengah kertas. Kalau bisa, guru menggunakan kertas secara melebar
untuk mendapatkan lebih banyak tempat . Lalu ikuti langkah-langkah berikut[12]:
1)
Tulis gagasan utamanya
ditengah-tengah kertas dan lingkupilah dengan lingkaran, persegi atau bentuk
lain.
2)
Tambahkan sebuah cabang
yang keluar pusatnya untuk setiap poin atau gagasan utama.jumlah cabang –cabangnya akan bervariasi, tergantung
dari jumlah gagasan dan segmen. Gunakan
warna yang berbeda untuk tiap-tiap cabang.
3)
Tulislah kata kunci atau
frase pada tiap-tiap cabang yang dikembangkanya untuk detail. Kata kunci dalah
kata-kata yang menyampaikan inti sebuah gagasan dan memicu ingatan anda dengan
mudah segera mengingat artinya selama berhari-hari atau berminggu-minggu
setelahnya.
4)
Tambahkan symbol-simbol dan
ilustrasi untuk mendapatkan ingatan yang lebih baik.
C. Metode Pembelajaran Think Pair and Share
1. Sejarah Metode Pembelajaran Think Pair and Share
Think
Pair share adalah suatu metode pembelajaran kooperatif yang memberi siswa waktu
untuk berpikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode ini
memperkenalkan ide “waktu berfikir atau waktu tunggu”yang menjadi faktor kuat
dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam
merespon pertanyaan. Pembelajaran kooperatif model Think - Pair – share ini
relatif lebih sederhana karena tidak menyita waktu yang lama untuk mengatur
tempat duduk ataupun mengelompokan siswa. Pembelajaran ini melatih siswa untuk
berani berpendapat dan menghargai pendapat teman[13].
Think
Pair share (TPS) adalah strategi diskusi kooperatif yang dikembangkan oleh
Frank Lyman dan kawan-kawanya dari universitas Maryland pada tahun 1981. TPS
mampu mengubah asumsi bahwa metode secara keseluruhan.Think Pair Share
memberikan kepada siswa waktu untuk berpikir dan merespon serta saling bantu
satu sama lain.
2. Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Think Pair and Share
Model pembelajaran dengan metode Think-Pair-Share juga memiliki kelebihan
dan kekurangan. Kelebihannya antara lain[14]:
1) Meningkatkan daya pikir
siswa.
2) Memberikan lebih banyak
waktu pada siswa untuk berfikir.
3) Mempermudah siswa dalam
memahami konsep-konsep sulit karena siswa saling membantu dalam menyelesaikan
masalah.
4) Pengawasan guru terhadap
anggota kelompok lebih mudah karena hanya terdiri dari 2 orang.
1) Jika jumlah kelas sangat
besar, maka guru akan mengalami kesulitan dalam membimbing siswa yang
membutuhkan perhatian lebih.
2) Pemahaman tentang konsep
dalam setiap pasangan akan berbeda sehingga akan dibutuhkan waktu tambahan
untuk pelurusan konsep oleh guru dengan menunjukkan jawaban yang benar.
3) Lebih banyak waktu yang
diperlukan untuk mempresentasikan hasil diskusi karena jumlah pasangan yang
sangat besar.
3. Langkah-Langkah Metod Pembelajaran Think pair and Share
1)
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
2)
Guru memberikan appersepsi
mengenai materi yang disampaikan
3)
Guru menyampaikan isi
materi
4)
Guru memberikan pertanyaan
kepada siswa kemudian siswa diberikan waktu untuk berpikir.
5)
Siswa berpikir untuk memperoleh
jawaban (waktu kurang lebih 3 menit)
6)
Siswa diminta untuk
berpasangan dengan temannya
7)
Siswa berdiskusi dengan
pasangannya untuk memecahkan pertanyaan guru.
8)
Siswa menyampaikan hasil
diskusinya di depan kelasGuru memberikan kesimpulan dan meluruskan jawaban
siswa dan menambah jawaban siswa.
D. Kesimpulan
Metode pembelajaran make a match merupakan
metode yang baik di gunakan oleh para guru dalam proses pembelajaran karena
masih ada kelemahan yang berlangsung dalam proses pembelajaran di kelas. Make a match adalah teknik
mengajar dengan mencari pasangan. Salah satu keunggulannya adalah siswa belajar
sambil menguasai konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan.
Pengembang metode make a match adalah Lorry Curran pada tahun 1994.
Mind
Maping pertama kali dikembangkan oleh Tony Buzan pada tahun 1970-an, seorang
Psikolog dari Inggris. Peta Pikiran
adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi.
Setelah selesai , catatan yang dibuat membentuk sebuah pola gagasan yang saling
berkaitan, dengan topik utama ditengah, sementara subtopik dan perincian
menjadi cabang-cabangnya. Menurut Tony Buzan, Mind Maping dapat membantu kita
untuk banyak hal seperti : merencanakan, berkomunikasi, menjadi lebih kreatif,
menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan
pikiran-pikiran, mengingat dengan baik, belajar lebih cepat dan efisien serta
melatih gambar keseluruhan.
Think
Pair share adalah suatu metode pembelajaran kooperatif yang memberi siswa waktu
untuk berpikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode ini
memperkenalkan ide “waktu berfikir atau waktu tunggu”yang menjadi faktor kuat
dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam
merespon pertanyaan. Think Pair share (TPS) adalah strategi diskusi kooperatif
yang dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawanya dari universitas Maryland
pada tahun 1981.
E. Daftar Pustaka
Ayu, Sri Putri, Dedi Rohendi dan
Waslaluddin, Penerapan Cooperative Learning Tipe
Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII dalam Pembelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi. 2010. Bandung:
Pendidikan llkom UPI
Nasih, Ahmad Munjin dan Kholidah,
Lilik Nur, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam. 2013. Bandung: PT Refika Aditama
Sa’dijah, Cholis. Penerapan
Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share TPS. 2006.
Malang: Lembaga Penelitian UM
[1]http://pendidikanmerahputih.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-model-pembelajaran-make-match.html,
tanggal 4 april 2016 jam 20:27
[2]http://s4iful4min.blogspot.co.id/2011/02/metode-make-match-tujuan-persiapan-dan.html,
tanggal 4 april 2016 jam 19.28
[5]Sri Putri Ayu. Dedi Rohendi dan
Waslaluddin, Penerapan Cooperative
Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII
dalam Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (Bandung: Pendidikan
llkom UPI,2010) hlm. 1
[6]http://www.kajianpustaka.com/2014/01/pengertian-manfaat-dan-membuat-mind.html,
tanggal 4 april 2016 jam 19:43
[7]Ahmad Munjin Nasih, Lilik Nur
Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Refika Aditama, 2013) hlm. 110-111
[8]Ibid
[9]http://www.kajianpustaka.com/2014/01/pengertian-manfaat-dan-membuat-mind.html,
tanggal 4 april 2016 jam 19:43
[10]http://model-pembelajaranku.blogspot.co.id/2014/12/manfaat-dan-kelebihan-pembelajaran-mind.html,
tanggal 4 april 2016 jam 19:50
[11]http://model-pembelajaranku.blogspot.co.id/2014/12/manfaat-dan-kelebihan-pembelajaran-mind.html,
tanggal 4 april 2016 jam 19:50
[13]Sa’dijah, Cholis. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair
Share TPS (Malang: Lembaga Penelitian UM 2006) hlm. 12
[14]http://alif-rizzzky.blogspot.co.id/2013/04/metode-think-pair-share-tps_13.html,
tanggal 4 april 2016 jam 19:54
[15]http://alif-rizzzky.blogspot.co.id/2013/04/metode-think-pair-share-tps_13.html,
tanggal 4 april 2016 jam 19:54
[16]http://www.pakmono.com/2014/09/model-pembelajaran-think-pair-share-tps.html,
tanggal 4 april 2016 jam 19:57
Tidak ada komentar:
Posting Komentar