Kamis, 21 Juli 2016

Kel. 4 Make Macth, Mind Mapping



METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH, MIND MAPPING, DAN THINK PAIR AND SHARE

 

A.    Metode Pembelajaran Make a Match

1.      Sejarah Metode Pembelajaran Make a Match

Metode pembelajaran make a match merupakan metode yang baik di gunakan oleh para guru dalam proses pembelajaran karena masih ada kelemahan yang berlangsung dalam proses pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa jarang terjadi. Siswa kurang terampil dalam menjawab pertanyaan atau bertanya sehingga evaluasi belajar siswa belum mencakup penampilan dan partisipasi siswa hingga sulit untuk mengukur keterampilan siswa itu sendiri.
Untuk memperbaiki hal tersebut maka diperlukan suatu pendekatan yang komperhensif untuk membuat para siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran di kelas yaitu dengan menggunakan metode make a match.
Make a match  adalah teknik mengajar dengan mencari pasangan. Salah satu keunggulannya adalah siswa belajar sambil menguasai konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan[1].
Pengembang metode ini adalah Lorry Curran, tahun 1994. Metode make a match adalah metode pembelajaran aktif untuk mendalami atau melatih materi yang telah dipelajari. Setiap siswa menerima satu kartu. Kartu itu bisa berisi pertanyaan, bisa berisi jawaban. Selanjutnya mereka mencari pasangan yang cocok sesuai dengan kartu yang dipegang[2].

2.      Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Make a Match

Kelebihan pembelajaran Make a Match antara lain adalah sebagai berikut[3]:
1)      Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik
2)      Karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan
3)      Meningkatkan pemahaman siswa terhadapmateri yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
4)      Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi
5)      Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar
Pembelajaran metode Make a match mempunyai kelemahan sebagai berikut[4]:
1)      Jika stragtegi ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak waktu yang terbuang
2)      Pada awal-awal penerapan motode, banyak siswa yang akan malu berpasangan dengan lawan jenisnya
3)      Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak siswa yang kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan
4)      Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa yang tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu
5)      Menggunakan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan kebosanan

3.      Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Make a Match

Adapun langkah-langkah pembelajaran “Make a Match” adalah sebagai berikut[5]:
1)      Bagilah siswa menjadi 2 kelompok yaitu kelompok pemegang kartu jawaban dan kelompok pemegang kartu pertanyaan
2)      Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topic yang cocok untuk sel review. Sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
3)      Setiap siswa mendapat satu buah kartu
4)      Tiap siswa memikirkan jawaban / soal dari yang dipegang
5)      Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya(soal jawaban)
6)      Setiap siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
7)      Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
8)      Dalam waktu yang sudah ditentukan dan siswa telah mendapat pasangan, maka kartu pertanyaan dan jawaban ditujukkan kepada kelompok penile, kelompok penilai akan memberikan penilaian.
9)      Guru member ulasan atas pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan melalui metode “Make a Match”
10)  Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.

B.     Metode Pembelajaran Mind Mapping

1.      Sejarah Metode Pembelajaran Mind Mapping

Mind Maping pertama kali dikembangkan oleh Tony Buzan pada tahun 1970-an, seorang Psikolog dari Inggris. Beliau adalah penemu  Mind Map (Peta Pikiran), Ketua Yayasan Otak, pendiri Klub Pakar (Brain Trust) dan pencipta konsep Melek Mental. Mind map diaplikasikan di bidang pendidikan, seperti teknik, sekolah, artikel serta menghadapi ujian[6].
Peta Pikiran adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi. Setelah selesai , catatan yang dibuat membentuk sebuah pola gagasan yang saling berkaitan, dengan topik utama ditengah, sementara subtopik dan perincian menjadi cabang-cabangnya[7].
Pada dasarnya metode mencatat ini, berangkat dari hasil sebuah penelitian tentang cara otak memproses informasi (Buzan,1993).Semula para ilmuwan menduga bahwa otak memproses dan menyimpan informasi secara linear, seperti metode mencatat tradisional. Namun, sekarang mereka mendapati bahwa otak mengambil informasi secara bercampuran antara gambar, bunyi, aroma, pikiran dan perasaan dan memisah-misahkanya ke dalam bentuk linear, misalnya dalam bentuk orasi atau tulisan . Saat otak mengingat informasi, biasanya dilakukan dalam bentuk gambar warna-warni, symbol, bunyi dan perasaan[8].
Menurut Tony Buzan, Mind Maping dapat membantu kita untuk banyak hal seperti : merencanakan, berkomunikasi, menjadi lebih kreatif, menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat dengan baik, belajar lebih cepat dan efisien serta melatih gambar keseluruhan[9].

2.      Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Mind Mapping

Adapun kelemahan-kelemahan pembelajaran mind map ini adalah[10];
1)      Waktu terbuang untuk menulis kata-kata yang tidak memiliki hubungan dengan ingatan.
2)      Waktu terbuang untuk membaca kembali kata-kata yang tidak perlu.
3)      Waktu terbuang untuk cari kata kunci pengingat.
4)      Hubungan kata kunci pengingat terputus oleh kata-kata yang memisahkan.
5)      Kata kunci pengingat terpisah oleh jarak.
6)      Di samping kelemahan ada juga kelebihan dari pembelajaran mind map.
Kelebihan-kelebihannya adalah sebagai berikut[11]:
1)      Mudah melihat gambaran keseluruhan
2)      Membantu otak untuk: mengatur,mengingat,membandingkan dan membuat hubungan.
3)      Memudahkan penambahan informasi baru.
4)      Pengkajian ulang bisa lebih cepat.
5)      Setiap peta bersifat unik.

3.      Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Mind Mapping

Untuk membuat peta pikiran, guru hendaknya menggunakan bolpoint berwarna dan memulai dari bagian tengah kertas. Kalau bisa, guru menggunakan kertas secara melebar untuk mendapatkan lebih banyak tempat . Lalu ikuti langkah-langkah berikut[12]:
1)      Tulis gagasan utamanya ditengah-tengah kertas dan lingkupilah dengan lingkaran, persegi atau bentuk lain.
2)      Tambahkan sebuah cabang yang keluar pusatnya untuk setiap poin atau gagasan utama.jumlah  cabang –cabangnya akan bervariasi, tergantung dari jumlah gagasan dan segmen. Gunakan  warna yang berbeda untuk tiap-tiap cabang.
3)      Tulislah kata kunci atau frase pada tiap-tiap cabang yang dikembangkanya untuk detail. Kata kunci dalah kata-kata yang menyampaikan inti sebuah gagasan dan memicu ingatan anda dengan mudah segera mengingat artinya selama berhari-hari atau berminggu-minggu setelahnya.
4)      Tambahkan symbol-simbol dan ilustrasi untuk mendapatkan ingatan yang lebih baik.

C.    Metode Pembelajaran Think Pair and Share

1.      Sejarah Metode Pembelajaran Think Pair and  Share

Think Pair share adalah suatu metode pembelajaran kooperatif yang memberi siswa waktu untuk berpikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode ini memperkenalkan ide “waktu berfikir atau waktu tunggu”yang menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam merespon pertanyaan. Pembelajaran kooperatif model Think - Pair – share ini relatif lebih sederhana karena tidak menyita waktu yang lama untuk mengatur tempat duduk ataupun mengelompokan siswa. Pembelajaran ini melatih siswa untuk berani berpendapat dan menghargai pendapat teman[13].
Think Pair share (TPS) adalah strategi diskusi kooperatif yang dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawanya dari universitas Maryland pada tahun 1981. TPS mampu mengubah asumsi bahwa metode secara keseluruhan.Think Pair Share memberikan kepada siswa waktu untuk berpikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain.

2.      Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Think Pair and Share

Model pembelajaran dengan metode Think-Pair-Share juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain[14]:
1)      Meningkatkan daya pikir siswa.
2)      Memberikan lebih banyak waktu pada siswa untuk berfikir.
3)      Mempermudah siswa dalam memahami konsep-konsep sulit karena siswa saling membantu dalam menyelesaikan masalah.
4)      Pengawasan guru terhadap anggota kelompok lebih mudah karena hanya terdiri dari 2 orang.
Selain beberapa kelebihan di atas, metode Think-Pair-Share juga memiliki kelemahan antara lain[15]:
1)      Jika jumlah kelas sangat besar, maka guru akan mengalami kesulitan dalam membimbing siswa yang membutuhkan perhatian lebih.
2)      Pemahaman tentang konsep dalam setiap pasangan akan berbeda sehingga akan dibutuhkan waktu tambahan untuk pelurusan konsep oleh guru dengan menunjukkan jawaban yang benar.
3)      Lebih banyak waktu yang diperlukan untuk mempresentasikan hasil diskusi karena jumlah pasangan yang sangat besar.

3.      Langkah-Langkah Metod Pembelajaran Think pair and Share

Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode think pair and share adalah sebagai berikut[16]:
1)      Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
2)      Guru memberikan appersepsi mengenai materi yang disampaikan
3)      Guru menyampaikan isi materi
4)      Guru memberikan pertanyaan kepada siswa kemudian siswa diberikan waktu untuk berpikir.
5)      Siswa berpikir untuk memperoleh jawaban (waktu kurang lebih 3 menit)
6)      Siswa diminta untuk berpasangan dengan temannya
7)      Siswa berdiskusi dengan pasangannya untuk memecahkan pertanyaan guru.
8)      Siswa menyampaikan hasil diskusinya di depan kelasGuru memberikan kesimpulan dan meluruskan jawaban siswa dan menambah jawaban siswa.

D.    Kesimpulan

Metode pembelajaran make a match merupakan metode yang baik di gunakan oleh para guru dalam proses pembelajaran karena masih ada kelemahan yang berlangsung dalam proses pembelajaran di kelas. Make a match  adalah teknik mengajar dengan mencari pasangan. Salah satu keunggulannya adalah siswa belajar sambil menguasai konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Pengembang metode make a match adalah Lorry Curran pada tahun 1994.
Mind Maping pertama kali dikembangkan oleh Tony Buzan pada tahun 1970-an, seorang Psikolog dari Inggris.  Peta Pikiran adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi. Setelah selesai , catatan yang dibuat membentuk sebuah pola gagasan yang saling berkaitan, dengan topik utama ditengah, sementara subtopik dan perincian menjadi cabang-cabangnya. Menurut Tony Buzan, Mind Maping dapat membantu kita untuk banyak hal seperti : merencanakan, berkomunikasi, menjadi lebih kreatif, menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat dengan baik, belajar lebih cepat dan efisien serta melatih gambar keseluruhan.
Think Pair share adalah suatu metode pembelajaran kooperatif yang memberi siswa waktu untuk berpikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain. Metode ini memperkenalkan ide “waktu berfikir atau waktu tunggu”yang menjadi faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam merespon pertanyaan. Think Pair share (TPS) adalah strategi diskusi kooperatif yang dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawanya dari universitas Maryland pada tahun 1981.



E.     Daftar Pustaka

Ayu, Sri Putri, Dedi Rohendi dan Waslaluddin, Penerapan Cooperative Learning   Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII            dalam Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. 2010.   Bandung: Pendidikan llkom UPI
Nasih, Ahmad Munjin dan Kholidah, Lilik Nur, Metode dan Teknik Pembelajaran             Pendidikan Agama Islam. 2013. Bandung: PT Refika Aditama
Sa’dijah, Cholis. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share TPS.           2006. Malang: Lembaga Penelitian UM




[5]Sri Putri Ayu. Dedi Rohendi dan Waslaluddin, Penerapan Cooperative Learning Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII dalam Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (Bandung: Pendidikan llkom UPI,2010) hlm. 1
[7]Ahmad Munjin Nasih, Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Refika Aditama, 2013) hlm. 110-111         
[8]Ibid
[12]Ibid., 11
[13]Sa’dijah, Cholis. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share TPS (Malang: Lembaga Penelitian UM 2006) hlm. 12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar