MODEL PEMBELAJARAN INPUT OUTPUT CIRCLE DAN TEBAK KATA
A. Pendahuluan
Di zaman sekarang ini, era kekinian
membuat segala sesuatu yang dianggap penting bagi kehidupan masyarakat, bangsa
dan negara ini menjadi modern. Semuanya telah mengalami perubahan yang berdampak
positif ada juga yang berdampak negatif apabila salah dalam pengunaan yang
semestinya digunakan. Ilmu pengetahuan dan teknologi membuat kita semakin mudah
dalam mencari dan mendapatkan sesuatu yang kita inginkan. Kemajuan itu
berdampak positif bagi manusia apabila sesuai dengan fungsinya, begitu juga
seballiknya akan berdampak negatif apabila tidak digunakan sesuai dengan
fungisnya.
Sedangkan dalam dunia pendidikan,
ada sebuah alat atau cara yang modern untuk memberikan pengajaran yang efektif
dan efisien kepada peseta didik. Yang dimaksudkan adalah berbagai macam
metode-metode pembelajaran untuk peserta didik yang mudah dimengerti, dipahami,
efektif dan efisien. Metode pembelajaran sekrang banyak yang sudah
diaplikasikan oleh para guru di Indonesia dan itu berhasil, walaupun ada
kekurangannya dalam setiap metoe yang digunakan. Ada metode pembelajaran
Cooperative Scipt, Student teams achievement divisions. Mind Mapping, Debate,
Talking Stick, Cooperative learning dan lain sebagainya.
Oleh
karena itu, dalam makalah ini akan disajikan suatu metode pembelajaran
Inside-outside-circle dan tebak kata. Mudah-mudahan menambah wawasan kita
tentang metode pembelajaran dan semoga ini bisa menjadi pegangan kita untuk
mengajar dimana saja dan kapan saja.
B. Metode Pembelajaran Input-Output-Circle(Ioc)
1. Pengertian Model Pembelajaran IOC
Model
pembelajaran lingkaran dalam dan luar inside-outside-circle adalah model
pembelajaran sistim lingkaran kecil dan lingkaran besar (Spenser Kagan 1993),
dimana siswanya saling berbagi informasi pada saat bersamaan dengan pasangan
yang berbeda dengan singkat dan teratur.[1]
Menurut Anita Lie
teknik pembelajaran IOC adalah teknik pembelajaran yang dikembangkan oleh Spencer
Kagan pada tahun 1993 untuk memberikan kesempatan kepada
siswa agar sallinng berbagi iformasi pada saat yang bersamaan.[2]
Pendekatan ini
digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti ilmu pengetahuan sosial,
agama, matematika, dan bahasa. Sintaknya adalah separuh dari jumlah siswa
membentuk lingkaran kecil menghadap keluar, separuhnya lagi
membentuk lingkaran besar menghadap ke dalam, siswa yang berhadapan berbagi
informasi secara bersamaan, siswa yang berada di lingkran luar berputar
kemudian berbagi informasi kepada teman (baru) didepannya,dan seterusnya.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa metode pembelajaran inside-outside-circe ini adalah sebuah
cara seorang guru kepada anak didiknya dalam rangka memberikan mata pelajaran
dengan menggunakan teknik lingkaran kecil dan lingkaran besar, yang fungsinya
saling bertukar ilmu atau informasi kepada pasangan yang berbeda pada saat
bersamaan dengan singkat, beragam dan teratur.
2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran IOC
Menurut
Spencer Kagan, ada lima langkah utama dalam
penerapan Model IOC ini, yaitu:[3]
a.
Langkah pertama, separuh kelas
berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar.
b.
Langkah kedua, separuh kelas
lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama dan menghadap ke dalam.
c.
Langkah ketiga, kemudian dua siswa
yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran
informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan.
d.
Langkah keempat, siswa yang berada
di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran
besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam, sehingga masing-masing
siswa mendapatkan pasangan baru.
e.
Langkah terakhir, giliran siswa
yang berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya.
Diatas disebutkan
mengenai langkah-langkah dalam menjalankan metode pembelajaran lingkaran
kecil-lingkran besar. Tidak mudah bagi seorang guru dalam melaksanakan metode
ini, guru mesti semaksimal mungkin harus cerdas, cermat dan tegas kepada
siswa-siswinya dan harus mempunyai kesabaran. Karena kalau hal itu tidak
dimiliki oleh seorang guru maka dia akan merasa kesulitan dalam menjalankan
metode ini.
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran IOC
Kelebihan penggunaan Model IOC ini
adalah, siswa akan mudah mendapatkan informasi yang berbeda-beda, singkat dan
beragam dalam waktu bersamaan. Selain itu, siswa bekerja sama dalam suasana
gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengola informasi dan
menigkatkan keterampilan berkomuikasi.[4]
Sedangkan kekurangan penerapan Model IOC adalah
membutuhkan ruang kelas yang besar, terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan
disalah gunakan untuk bergurau, dan rumit untuk dilakukan.[5]
Dapat kita
ketahui bahwa setiap metode pembelajaran itu mempunyai kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Pada metode ini kita lebih dalam mendapatkan ilmu
yang berbeda-beda, singkat, beragam dalam waktu tertentu. Akan tetapi metode
ini selain mempunyai kelebihan juga mempunyai kekurangan yaitu membutuhkan
ruangan yang luas, besar dan lebar.
C. METODE PEMBELAJARAN TEBAK KATA
1. Pengertian Metode Tebak Kata
Model pembelajaran tebak kata adalah model pembelajaran
yang menggunakan media kartu teka-teki yang berpasangan dengan kartu jawaban
teka-teki.[6] Permainan tebak kata dilaksanakan dengan cara siswa
menebak kata yang dimaksud oleh kartu soal teka-teki dengan kartu jawaban yang
tepat atau dengan cara menjodohkan kartu soal teka-teki dengan kartu jawaban
yang tepat. Melalui permainan tebak kata, selain anak menjadi tertarik untuk
belajar juga memudahkan dalam menanamkan konsep pelajaran akuntansi dalam
ingatan siswa. Jadi, guru mengajak siswa untuk bermain tebak kata dengan
menggunakan media kartu dari kertas
karton dalam mata pelajaran akuntansi. Tebak kata merupakan
penyampaian materi ajar dengan menggunakan kata-kata singkat dalam bentuk kartu
permainan sehingga anak dapat menerima pesan pembelajaran melalui kartu itu.
Untuk itu, buatlah kartu yang didalamnya mengandung berbagai pertanyaan yang
membutuhkan satu karta jawaban yang dapat mewakili dari seluruh pertanyaan atau
pernyaan yang ada.
Menurut (Ginnis 2008) aplikasi permainan
yang tepat pada proses pembelajaran antara lain dapat menciptakan hubungan
belajarar yang fleksible antara siswa, memecahkan kebekuan antara siswa dan
guru sehingga para guru bisa benar-benar berperan selayaknya teman belajar, dan
melatih berbagai kecakapan berpikir tanpa mesti terbebani dan susah payah.
Tebak kata
merupakan penyampaian materi ajar dengan menggunakan kata-kata singkat dalam
bentuk kartu permainan sehingga anak dapat menerima pesan pembelajaran melalui
kartu itu.
Untuk itu,
buatlah kartu yang didalamnya mengandung berbagai pertanyaan yang membutuhkan
satu kertas jawaban yang dapat mewakili dari seluruh pertanyaan atau pernyataan
yang ada.
Jadi dapat
disimpulkan model pembelajaran tebak kata adalah salah satu model pembelajaran
Cooperative Learning dengan proses pembelajaran yang menarik agar siswa menjadi
berminat atau tertarik untuk belajar, mempermudah dalam menanamkan
konsep-konsep dalam ingatan siswa dengan menggunakan
media kartu teka-teki yang berpasangan dengan kartu jawaban teka-teki melaui
cara menebak kata jawaban atau dengan cara menjodohkan kata.
2. Langkah-langkah Metode Tebak Kata
Adapun
langkah-langkah dalam menjalankan metode pembelajaran ini ialah sebagai
berikut;[7]
a.
Guru menjelaskan kompetensi yang
ingin dicapai atau materi ± 45 menit.
b.
Guru menyuruh siswa berdiri
berpasangan di depan kelas
c.
Seorang siswa diberi kartu yang
berukuran 10×10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang
lainnya (pasangannya) diberi kartu yang berukuran 5×2 cm yang isinya tidak
boleh di baca oleh siswa yang akan menebak kata. Kartu boleh ditempelkan di
dahi atau ditempat yang tidak bisa dibaca oleh siswa yang akan menebak kata.
d.
Sementara siswa membawa kartu
10×10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya
menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10×10 cm. jawaban tepat bila sesuai
dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.
e.
Apabila jawabannya tepat (sesuai
yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu
yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan
langsung memberi jawabannya dan seterusnya.
Langkah-langkah
seperti diatas merupakan cara untuk menjalankan metode pembelajaran tebak kata.
Apabila guru menjalankan atau melaksanakan metode ini berarti siswa dan siswi
yang ada dikelas itu sudah aktif semua. Artinya siswa dan siswi itu memang
sudah otak yang cerdas, karena dalam metode ini dituntut untuk berpikir
mengenai jawaban dari soal yang akan ditebak.
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Cooperative Learning (Tebak Kata)
Adapun metode ini
tentunnya mempunyai kelebihan dan kekurangannya juga, ialah sebagai berikut;[8]
a.
Kelebihan Model Pembelajaran Tebak
Kata
1)
Adapun yang menjadi kelebihan dari
Model Pembelajaran Tebak Kata adalah sebagai berikut:
2)
Pemebelajaran yang dilakukan lebih
menarik karena menggunakan media kartu, sehingga siswa tidak jenuh atau bosan.
3)
Dapat meningkatkan daya berpikir
siswa, karena siswa dituntut untuk menjawab suatu kata yang membutuhkan pikiran
kritis peserta didik.
4)
Pembelajaran akan lebih berkesan
5)
Melatih siswa untuk menemukan
jawaban dengan menggunakan berbagai alternatif jawaban.
6)
Melibatkan seluruh anggota tubuuh
dalam proses pembelajaran, seperti berdiri, duduk, dan mencari pasangan.
b.
Kekurangan Model Pembelajaran
Tebak Kata
1)
Tidak mudah bagi guru untuk
membuat kartu-kartu yang menarik untuk diamati oleh anak didik.
2)
Tidak mudah bagi guru untuk
menyusun rangkaian kata perkata di dalam kartu sehingga membutuhkan satu kartu
sebagai jawaban hasil tebakan anak didik.
3)
Sering kali siswa beranggapan
bahwa model ini bukan untuk belajar, tetapi hanya sebagai permainan sehingga
anak didik merasa ini hanya permainan belaka. Padahal model ini dilakukan dalam rangka mengikutsertakan komponen tubuh
siswa dalam proses pembelajaran, seperti berdiri, duduk dan mencari pasangan.
D. Penutup
Metode pembelajaran
inside-outside-circe ini adalah sebuah cara seorang guru kepada anak didiknya
dalam rangka memberikan mata pelajaran dengan menggunakan teknik lingkaran
kecil dan lingkaran besar, yang fungsinya saling bertukar ilmu atau informasi
kepada pasangan yang berbeda pada saat bersamaan dengan singkat, beragam dan
teratur.
Model pembelajaran tebak kata adalah
salah satu model pembelajaran Cooperative Learning dengan proses pembelajaran
yang menarik agar siswa menjadi berminat atau tertarik untuk belajar, mempermudah
dalam menanamkan konsep-konsep dalam ingatan siswa dengan menggunakan media kartu teka-teki yang berpasangan
dengan kartu jawaban teka-teki melaui cara menebak kata jawaban atau dengan
cara menjodohkan kata
E. Daftar Pustaka
http/www.kajianpustaka.com./2013/11/metode-pembelajaran-lingkaran-dalam-dan
luar-html?m=1
http//www.scribd.com/doc/50827028/73/INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE-LINGKARAN
KECIL-LINGKARAN BESAR
http//jurnalbidandiah.blogspot.in/2011/04/medel
pembelajaan cooperative learning.htmml.?m=1
http//007inden.blogspot.in/2012/11/model-pembelajaran-tebak-kata.html?=1
[1]http/www.kajianpustaka.com./2013/11/metode-pembelajaran-lingkaran-dalam-dan
luar-html?m=1
[2]Ibid...,
[3]http//www.scribd.com/doc/50827028/73/Inside-Outside-Circle-Lingkaran-Kecil-lingkaran
Besar.
[4]http//www.scribd. Ibid..,
[5]http//www.scribd. Ibid..,
[6]http//jurnalbidandiah.blogspot.in/2011/04/medelpembelajaancooperativelearning.htmml.?m=1
[7]http//007inden.blogspot.in/2012/11/model-pembelajaran-tebak-kata.html?=1
[8]http;/007/inden. Ibid..,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar