PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MANUSIA
SERTA FUNGSI PENDIDIKAN BAGI PERKEMBANGAN MANUSIA
A. Pendahuluan
Istilah – istilah pertumbuhan dan perkembangan sering digunakan
orang secara “interchangeably”
artinya kedua istilah itu dipakai secara silih berganti dengan maksud yang
sama. Sebenarnya masing – masing istilah ini mempunyai pengertian yang berbeda,
dan perbedan ini masih jarang diperhatikan orang. Banyak hal penting yang tidak
diketahui dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia.
Sebagian bahan ilustratif untuk mengenal perbedaan pengertian pengertian tentang pertumbuhan dan
perkembangan, dibawah ini kami kemukakan suatu gambaran logis tentang manusia
sebagai makhluk yang tumbuh dan berkembang. Gambaran ilustratif dapat
memberikan keterangan bagi kita, ternyata terdapat perbedaan maksud antara
istilah pertumbuhan dan perkembangan.[1]
Dalam buku ini kami akan membahas Pertumbuhan
dan Perkembangan Manusia, serta Fungsi
Pendidikan Bagi Perkembangan Manusia.
B. Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
1. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
a. Pengertian Pertumbuhan Manusia
Pertumbuhan berasal dari kata bahasa
inggris growth yang berarti tumbuh. Dalam pertumbuhan manusia, baik yang
jasmaniah maupun yang rohaniah, terdapat dua bagian yang berbeda sebagai
kondisi yang menjadikan pribadi manusia berubah menuju kearah kesempurnaan
yaitu :
1)
Bagian
pribadi materil yang kuantitatif yaitu bagian yang mengalami pertumbuhan.
2)
Bagian pribadi
fungsional yang kualitatif yaitu bagian yang mengalami perkembangan.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai
perubahan kuantitatif pada materil sebagai akibat dari adanya pengaruh
lingkungan. [2]Menurut Rohmalina Wahab, pertumbuhan merupakan proses atau tahapan
peningkatan dan pertambahan aspek kuantitatif yang bermuara pada
perubahan-perubahan struktural manusia dalam hal jumlah, ukuran dan arti
penting lainnya, seperti dari kecil menjadi besar, dari pendek menjadi panjang
dan lainnya. [3] Jadi
dapat kita simpulkan bahwa pertumbuhan adalah proses perubahan struktural pada manusia.
b. Pengertian Perkembangan Manusia
Perkembangan merupakan suatu perubahan
dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif, melainkan kualitatif.
Perkembangan tidak ditekankan pada segi materi, melainkan pada segi fungsional.
Dari uraian ini, perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan kualitatif dari
fungsi – fungsi.[4]
Perkembangan adalah proses
atau tahapan perubahan yang meliputi aspek kualitatif dari setiap fungsi-fungsi
kejiwaan dan kepribadian ke arah yang lebih maju. Penekanan perkembangan ini
berpusat pada penyempurnaan psikologis, kejiwaan atau rohaniah yang
terrefleksikan dari tingkah laku dan perbuata.[5] Jadi dapat kita simpulkan bahwa perkembangan adalah prubahan
fungsi-fungsi pada manusia.
2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
a. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Manusia
Anak sebagai keseluruhan
tumbuh oleh kondisi dan interaksi dari setiap aspek kepribadian yang ia miliki.
Intelek anak berhubungan dengan kesehatan jasmaniahnya, kesehatan jasmani
sangat di pengaruhi oleh emosi–emosinya, sedangakan emosinya dipengaruhi oleh
keberhasilannya di sekolah. Pertumbuhan anak, baik fisik, intelektual, maupun
sosial sangat ditentukan oleh latar belakang keluarganya, pribadinya, dan
aktivitas sehari – harinya.
Umur mental anak
mempengaruhi kapasitas mentalnya. Kapasitas mental anak menentukan prestasi
belajarnya. Penelitian tentang hubungan antara prestasi belajar dengan
pertumbuhan anak pada umumnya telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan
adanya hubungan yang erat antara prestasi belajar dan pertumbuhan atau tingkat
kematangan anak.
Anak yang pertumbuhannya
cepat , lambat, atau tidak teratur sering kali menimbulkan problem pembelajaan.
Anak memiliki energi yang diperoleh dari makanan dan gizi. Energi anak
digunakan untuk aktivitas dan pertumbuhan. Jika energy banyak digunakan untuk
pertumbuhan maka aktivitas berkurang dan sebaliknya.[6]
Peristiwa yang terjadi
pada anak akibat pertumbuhan dan setelah dihadapkan dengan tantangan kultural
masyarakat terutama harapan orang tua, guru, dan teman – teman sebayanya,
tercermin di dalam penyesuaian sosialnya. Anak yang tidak menunjukan kelainan –
kelainan menonjol dalam pergaulan sosialnya, itu dapat berarti, bahwa
pertumbuhan anak itu normal. Pertumbuhan luar biasa yang dialami oleh anak
dapat menyebabkan kelainan atau kesulitan dalam menyesuaikan diri dalam
pergaulan.
b. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Manusia
Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan yang mungkin berdampak positif atau negatif terhadap masa depan
manusia tak terkecuali pada peserta didik Anda.
Nativisme (nativism) adalah sebuah
doktrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap aliran pemikiran psikologis.
Tokoh utama aliran ini bernama Arthur Schopenhauer (1788-1860) seorang filosof
Jerman. Aliran filsafat berkeyakinan, bahwa perkembangan manusia itu hanya
ditentukan oleh pembawanya, sedangkan pengaaman dan pendidikan tidak
berpengaruhapa-apa. Dalam ilmu pendidikan, pandagan seperti ini disebut “pesimisme
pedagogis”.
Namun, perhatikan contoh ini! Sepasang suami istri yang memiliki keistimewaan di
bidang musik, tentu anaknya dapat menjadi musisi. Tetapi, apabila lingkungan,
khususnya lingkungan pendidikannya tidak menunjang, misalnya karena ia memasuki
sekolah pertanian dan tidak pernah belajar musik, sudah tentu ia tidak akan
pernah menjadi musisi tetapi menjadi petani.[7]
Aliran nativisme hingga kini masih cukup
berpengaruh di kalangan sejumlah ahli, tetapi sudah tidak semutlak dulu lagi.
Di antara ahli yang dipandang sebagai nativis ialah Noam A. Chomsky kelahiran
1928, seorang ahli linguistik yang sangat terkenal hingga saat ini. Chomsky
menganggap, bahwa perkembangan penguasaan bahasa pada manusia tidak dapat di
jelaskan semata-mata oleh proses belajar, tetapi juga (yang lebih penting) oleh
adanya “biological predisposition” (kecenderungan biologis) yang dibawa
sejak lahir.
Kebalikann dari aliran nativisme adalah
aliran empirisisme dengan tokoh utama John Locke (1632-1704). Nama asli aliran
ini adalah “The School of British Empiricism” (Aliran Empirisisme
Inggris). Namun, aliran ini lebih berpengaruh terhadap para pemikir Amerika
Serikat, sehingga melahirkan sebuah aliran filsafat bernama “environmentalism”
(aliran lingkungan) dan psikologi bernama “environmental psychology” (psikologi
lingkungan) yang relatif masih baru.
Doktrin aliran empirisisme yang amat
manshyur adalah “tabula rasa”, sebuah istilah bahasa Latin yang berarti batu
tulis kosong atau lembaran kosong (blank slate/blank tablet). Doktrin
ini menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan, sehingga
perkembangan manusia pun semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman
pendidikannnya. Dalam hal ini, para penganut empirisisme menganggap setiap anak
lahir dalam keadaan kosong, tak punya kemampuan dan bakat apa-apa. Hendak
menjadi apa seorang anak kelak bergantung pada pengalaman/lingkungan yang
mendidiknya.[8]
Memang amat sukar diingkari bahwa
lingkunganmemiliki pengaruh besar terhadap proses perkembangan dan masa depan
peserta didik. Jika seorang peserta didik memeroleh kesempatan yang memadai
untuk mempelajari ilmu politik, tentu kelak ia akan menjadi seorang politisi.
Karena ia memiliki pengalaman belajar di bidang polik, ia tak akan pernah menjadi
pemusik, walaupun orangtuanya pemusik sejati.
Aliran konvergensi (covergence)
merupakan gabungan antara aliran empirisisme dengan aliran nativisme. Aliran
ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan0 dengan lingkungan sebagai
faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Tokoh utama
konvergensi bernama Louis William Stern (1871-1938), seorang filosof dan
psikolog Jerman.
Dalam menetapkan faktor yang memengaruhi
perkembangan manusia, Stern dan para ahli yang mengikutinya tidak hanya
berpegang pada lingkungan/pengalaman juga tidak berpegang pada pembawaan saja,
tetapi berpegang pada kedua faktor yang sama pentingnya itu. Faktor pembawaan
tidak tidak berarti apa-apa jika tanpa faktor pengalaman.demikian pula sebaliknya,
faktor pengalaman tanpa faktor bakat pembawaan tak akan mampu mengembangkan
manusia yang sesuai dengan harapan.
Para penganut aliran konvergensi
berkeyakinan bahwa baik faktor pembawaan maupun fator lingkungan andilnya sama
besar dalam menentukan masa depan seseorang. Jadi, seorang peserta didik yang
lahir dari keluarga santi atau kiai, umpamanya, kelak ia aka menjadi ahli agama
apabila ia dididik di lingkungan pendidikan keagamaan.[9]
3. Hukum Yang Mengatur Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
a. Hukum Yang Mengatur Pertumbuhan Manusia
Pertumbuhan
mencakup dua aspek perubahan, yaitu perubahan kuantitatif dan perubahan
kualitatif, perubahan kuantitatif mencakup “ division” dan perbanyakan
kromosom, sel – sel, penambahan jumlah seperti gigi, rambut, pembesaran materil
jasmani. Hal yang demikian bisa kita sebut sebagai “tumbuh”. Disamping itu, ada
perubahan kuantitatif yang mencakup penyempurnaan struktur fisiologis sepeti
penyiapan fungsi – fungsi pada setiap bagian tubuh dan sebagainya. Kejadian
semacam itu dapat disebut bertumbuh. Mengenai hal tumbuh sudah jelas konteksnya
yaitu materil jasmaniah, sedangkan bertumbuh disampin g aspek jasmaniah
(struktur dan fungsi ) juga dapat dihubungkan dengan aspek rohaniah
(bertambahnya kesan, ide, pengetahuan sebagai akibat dari belajar “
Antara tumbuh dan bertumbuh terdapat
perbedaan peristiwa, namun keduanya terjadi secara sambung – menyambung dan
saing menunjang. Dengan demikian dalam pertumbuhan terjadi dua proses yang
hamper berbarengan yaitu pertumbuhan dan pematangan. Pertumbuhan dapat diamati
misalnya dengan adanya penambahan besar tubuh, sedangkan pematangan ditandai
dengan adanya perubahan dalam struktur tubuh beserta fungsinya. [10]
Pertumbuhan merupakan
proses yang berkesinambungan, mulai dari keadaan sederhana sampai pada keadaan
yang kompleks. Kesinambungan pertumbuhan ini pada manusia dapat kita renungkan,
bagaimana bayi yang lemah, tergantung, tidak bercakapan secara berangsur –
angsur dapat menjadi orang yang kuat, berdiri sendiri dan bercakapan dalam
menghadapi ujian hidup.
Urutan pertumbuhan tidak
bergerak dalam waktu yang konstan. Indikator- indikator kematangan tidak muncul
dalam saat-saat yang teratur. Ada saat dimana pertumbuhan berlangsung cepat,
dan ada pula pertumbuhan yang berlangsung lambat. Selama masa bayi dan pra
sekolah, anak mengalami pertumbuhan pesat dan indikator–indikator kematangan
muncul silih berganti secara cepat. Pada masa sesudah pra sekolah hingga pada
masa sekolah, pertumbuhan anak menjadi lambat.
Tidak semua aspek
pertumbuhan seperti fungsi jasamani, bahasa dan kapasitas intelektual
berkembang dengan taraf yang sama dan waktu yang sama. Sebagai contoh, orang
tua sering khawatir berhubung anak–anaknya berumur satu tahun sudah dapat
menyebutkan tiga atau sampai tujuh kata, tetapi pada umur tiga atau empat bulan
berikutnya jarang sekali menyebutkan kata- kata baru bahkan beberapa kata yang
pernah dikuasi terlupakan.[11]
5)
Kecepatan
Serta Pola Pertumbuhan dapat Dimodifikasi oleh Kondisi– Kondisi di Dalam dan
Diluar badan
Kondisi – kondisi
internal seperti gizi, aktivitas, istirahat, tekanan kejiwaan, kesehatan
jasmani, dan sebagainya sangat menentukan kecepatan pertumbuhan serta
keterlibatan potensi–potensi pertumbuhan pada individu.
Lingkungan di mana individu hidup yang jelek dan kurang bersih akan menganggu
kesehatan, lingkungan sosial yang kacau dan kurang toleran akan menganggu
ketenangan jiwa, lingkungan yang sibuk dan menetang aktivitas akan mengurangi
istirahat. Keadaan lingkungan eksternal semacam itu sangat mempengaruhi
kecepatan dan keterlibatan potensi – potensi pertumbuhan pada individu.
Tidak semua individu
mengalami pertumbuhan dengan cara yang sama. Ini terbukti, bahwa beberapa ada
yang tinggi, pendek, gemuk dan kurus. Keunikan pertumbuhan pada masing – masing
individu antara lain disebabkan oleh :
a) Perbedaan
kondisi lingkungan internal
b) Perbedaan
kondisi lingkungan eksternal
c) Perbedaan
aktivitas
d) Perbedaan
usia
e) Perbedaan
jenis kelamin
b. Hukum Yang Mengatur Perkembangan Manusia
Perkembangan tidak mengenai materi,
melainkan mengenai fungsi. Telah dikemukakan diatas, bahwa perubahan fungsi
tidak terjadi secara kauntitatif, melainkan secara kualitatif. Dengan demikia,
perkembangan itu adalah kuantitatif. Kualitatif disini dihubungkan dengan hasil
dari perubahan yang tidak dapat dihargai secara kuantitatif.
Dengan belajar orang memperoleh
pengalaman. Pengalaman belajar meliputi aspek- aspek pengetahuan, keterampilan,
dan sikap. Belajar merupakan kegiatan yang dinamis, karena itu wajarlah bahwa
pengetahuan, keterampilan dan sikap seseorang menjadi berkembang. Perkembangan
pengetahuan, keterampilan dan sikap seseorang ini akan menentukan tingkat
kedewasaan seseorang. Tingkat – tingkat kedewasaan seseorang merupakan
indicator penting bagi perkembangan orang itu, baik secara jasmaniah maupun
rohaniah.
Dengan bertambahnya usia, maka
perkembangan seseorang bertambah langsung menuju kepada tingkat kematangan
–kematangan tertentu pada fungsi – fungsi jasmaniah. Kematangan fungsi
jasmaniah dapat mempercepat proses perkembangan, baik pada fungsi jasmaniah itu
sendiri maupun pada fungsi kejiwaan. [13]
Dalam keadaan normal, perkembangan
seseorang ebrlangsung dalam tempo tertentu yang tidak mesti sama bila
dibandingkan dengan tempo perkembangan orang lain. Tempo perkembangan pada
seorang individu cenderung menunjukan kelangsungan perkembangan secara tetap
dari bayi samapai dewasa demikian pula pada orang lain.
Faktor Heraditas dan lingkungan sma
penting bagi perkembangan individu. Heraditas mnimbulkan fungsi–fungsi dan
kapasitas, sedangkan pendidikan dan lingkungan mengembangkan fungsi–fungsi dan
kapasitas itu. Usaha- usaha melakukan pendidikan :
a)
Menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif
b)
Memotivasi
kegiatan anak untuk belajar
c)
Membimbing
perkembangan anak kearah perkembangan optimal
Penyakit, tekanna batin, kekecewaan,
keputusan, dan kemasabodohan yang diderita oleh individu dapat mnyebabkan
keterlambatan perkembangan pribadinya. Perkembangan seseorang dikatakan lambat
apabila pribadinya tidka berkembang sesuai pola perkembangannya sendiri yang
normal. Kelambatan perkembngan ini dpata dipercepat melalui kepemimpinan pengajaran yang didaktis, penciptaan lingkungan
yang kondusif di sekolah dan diluar sekolah, serta motivasi kegiatan pada nak
didik.[14]
Proses individuasi adalah proses dengan
jalan mendefinisikan gerakan- gerakan khusus secara berangsur – angsur dari
pola gerak global atau umum. Perkembangan juga merupakan proses integrasi.
Perkembangan pribadi kita terjadi dari sederhana menuju semakin kompleks.
Kecakapan – kecakapan yang bersifat komples berkembang melalui koordinasi dan
integrasi dari fungsi – fungsi yang lebih sederhana dan kecil.[15]
4. Fase Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
a. Fase Pra-Natal
Fase pranatal (sebelum lahir) mulai masa
konsepsi sampai proses kelahiran yaitu sekitar 9 bulan 20 hari. Ibnu Mas`ud
berkata bahwa Rasulullah bersabda yang artinya : “Sesungguhnya seorang baru kalian
dikumpulkan kejadiannya dalam perut ibunya selama 40 hari (asal sperma),
selanjutnya menjadi segumpal darah beku itupun selama 40 hari. Selanjutnya
Allah Swt, mengutus malaikat, maka ia pun meniupkan ruh ke dalam tubuhnya.
Malaikat ini diperintah mencatat (menetapkan) empat hal, yaitu mengenai
rezekinya, amalnya, celakanya dan bahagianya” (H.R Bukhari dan Muslim).
b. Fase Lahir
Fase lahir merupakan
permulaan atau periode awal keberadaan sebagai individu dan pada masa ini
dimulai dari kelahiran dan berakhir pada saat bayi menjelang dua minggu dan
periode ini juga bayi mulai menyesesuaikan dirinya dengan kehidupan di luar
rahim. Fase ini terbagi menjadi dua periode, yaitu :
periode pertunate (mulai kelahiran sampai antara lima belas dan tiga
puluh menit sesudah kelahiran), sedangkan periode neonate (dari
pemotongan dan pengikatan tali pusar sampai sekitar akhir minggu kedua dari
kehidupan paseamatur, yaitu lingkungan di luar tubuh ibu).
c. Fase Dua Tahun Pertama
Pada fase 2 tahun pertama ini dapat
dilihat dari khasnya yaitu anak mulai memusarkan dirinya untuk mengenal
lingkungannya, menguasai gerak-gerik fisik dan belajar. pendidikan pertama
ditanamkan kepada anak adalah meng-Esakan Allah dengan kalimat tauhid, dengan
kalimat Laa ilaha illallah (tiada tuhan selain Allah).
d. Fase Kanak-kanak
Masa kanak-kanak ini berlangsung selama
enam tahun, oleh pendidik disebut pra sekolah. Pada masa inilah anak paling
peka dan siap untuk belajar dan dapat memahami pengetahuan dan selalu ingin
bertanya dan memahami. Perkembangan kembangan kepribadian anak sangat dipengaruhi
oleh lingkungan sosial dan kognitifnya. Hal ini membentuk persepsi anak
mengenai dirinya sendiri, dalam kompetensi sosialnya, dalam peran jenis
kelaminnya, dan dalam menegakkan pendapatnya mengenai apa yang benar dan yang
salah.[16]
e. Fase Puber
Periode ini merupakan masa pertumbuhan dan
perubahan yang pesat dan masa ini terjadi pada usia yang berbeda bagi anak
laki-laki dan anak perempuan. Kriteria umum yang digunakan fase ini adalah bagi
anak laki-laki ditandai dengan mimpi basah, sedangkan pada anak perempuan
ditandai dengan masa haid pertama.[17]
Adapun periode masa puber terbagi menjadi
tiga masa, antara lain :
1)
Masa pra
pubertas : usia 12-14 tahun, masa ini merupakan peralihan dari akhir masa
kanak-kanak ke masa awal pubertas. Cirinya anak tidak suka diperlakukan seperti
anak kecil lagi dan anak mulai bersikap kritis.
2)
Masa pubertas : masa remaja awal usia 14-16 tahun. Adapun
cirinya, antara lain sebagi berikut :
a) Mulai cemas dan bingung tentang
perubahan fisiknya
b) Memperhatikan penampilan
c) Sikapnya tidak menentu
d) Suka berkelompok dengan teman sebaya
dan senasib
3)
Masa akhir pubertas : usia 17-18 tahun, masa ini meupakan
peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen. Cirinya, antara lain :
a)
Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan
psikologisnya belum tercapai sepenuhnya.
b)
Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih
awal dari remaja pria.
f. Fase Dewasa
Masa dewasa adalah pencarian kemantapan
dan masa reproduktif, yaitu suatu masa yang penuh masalah dan ketegangan
emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan masa ketergantungan,
perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesesuaian hidup yang baru.[18] Pada fase ini sebaiknya yang perlu ditanamkan pada diri
sendiri adalah menjalankan ketaatan, karena pada fase ini individu sudah
menetukan sendiri kemana mereka akan melangkah.
g. Fase Lansia
Pada fase ini memiliki ciri sebagai
berikut : periode kemunduran, perbedaan individual pada efek menua, usia tua
dinilai dengan kriteria yang berbeda. Masalah umum yang unik bagi orang-orang
yang lanjut usia ini adalah ditandai dengan keadaan fisik yang lemah dan tak
berdaya, sehingga tergantung pada orang lain.
5. Manfaaat Pengetahuan Perkembangan
a.
Memberikan
layanan bantuan dan bimbingan yang tepat kepada peserta didik, relevan dengan
tigkat perkembangannya;
b.
Mengantisipasi
kemungkinan-kemunginan timbulnya kesulitan belajar peserta didik tertentu, lalu
segera mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menanggulanginya;
c.
Mempertimbangkan
waktu yang tepat untuk memulai aktivitas proses pembelajaran bidang studi
tertentu;
d.
Menemukan
dan menetapkan tujuan-tujuan pembelajaran baik berupa kompetensi dasar (KD)
maupun kompetensi inti (KI) yang harus dicapai para peserta didik.[19]
C. Fungsi Pendidikan Bagi Perkembangan Manusia
Pendidikan merupakan sistem untuk meningkatkan
kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan. Dalam sejarah umat
manusia, hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak menggunakan pendidikan
sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya. Pendidikan dibutuhkan
untuk menyiapkan anak manusia demi menunjang perannya di masa datang. Upaya
pendidikan yang dilakukan oleh suatu bangsa memiliki hubungan yang signifikan
dengan rekayasa bangsa tersebut di masa mendatang. Dengan demikian, pendidikan
merupakan sarana terbaik untuk menciptakan suatu generasi baru pemuda-pemudi
yang tidak akan kehilangan ikatan dengan tradisi mereka sendiri tapi juga
sekaligus tidak menjadi bodoh secara intelektual atau terbelakang dalam
pendidikan mereka atau tidak menyadari adanya perkembangan-perkembangan
disetiap cabang pengetahuan manusia. Pendidikan merupakan proses budaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia yang berlangsung sepanjang hayat.
Pendidikan selalu berkembang, dan selalu dihadapkan pada perubahan zaman. Untuk
itu, mau tak mau pendidikan harus didisain mengikuti irama perubahan tersebut,
apabila pendidikan tidak didisain mengikuti irama perubahan, maka pendidikan
akan ketinggalan dengan lajunya perkembangan zaman itu sendiri.
Bagi perkembangan manusia pendidikan adalah. Pertama transformasi budaya dari generasi ke generasi, mempertahankan unsure-unsur esensi dari kebudayaan dengan membuka diri pada usur positif dari luar. Kedua Pendidikan bertanggung jawab terhadap generasi masa kini, artinya pendidikan tidak dapat pejam mata terhadap pengangguran dan harus mewujudkan kesejahteraan dalam kehidupan. Ketiga dalam tugas yang paling berat pendidikan adalah menyiapkan generasi masa depan dalam perkembangan kehidupan, yang dulu hidup dalam keadaan tradisional harus mempersiapkan generasi yang mampu menerobos kehidupan modern dan berperan aktif.[20]
Bagi perkembangan manusia pendidikan adalah. Pertama transformasi budaya dari generasi ke generasi, mempertahankan unsure-unsur esensi dari kebudayaan dengan membuka diri pada usur positif dari luar. Kedua Pendidikan bertanggung jawab terhadap generasi masa kini, artinya pendidikan tidak dapat pejam mata terhadap pengangguran dan harus mewujudkan kesejahteraan dalam kehidupan. Ketiga dalam tugas yang paling berat pendidikan adalah menyiapkan generasi masa depan dalam perkembangan kehidupan, yang dulu hidup dalam keadaan tradisional harus mempersiapkan generasi yang mampu menerobos kehidupan modern dan berperan aktif.[20]
D. Simpulan
Pertumbuhan merupakan proses atau tahapan
peningkatan dan pertambahan aspek kuantitatif yang bermuara pada
perubahan-perubahan struktural manusia dalam hal jumlah, ukuran dan arti
penting lainnya, seperti dari kecil menjadi besar, dari pendek menjadi panjang
dan lainnya. Perkembangan adalah proses atau tahapan perubahan yang meliputi
aspek kualitatif dari setiap fungsi-fungsi kejiwaan dan kepribadian ke arah
yang lebih maju. Penekanan perkembangan ini berpusat pada penyempurnaan
psikologis, kejiwaan atau rohaniah yang terrefleksikan dari tingkah laku dan perbuatan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan manusia anak sebagai
keseluruhan,umur mental anak mempengaruhi pertumbuhannya, permasalahan tingkah laku sering berhubungan
dengan pola – pola pertumbuhan, penyesuaian pribadi dan sosial mencerminkan dinamika
pertumbuhan. Faktor – faktor yang
mempengaruhi perkembangan manusia yaitu : pandangan
aliran nativisme, pandangan aliran empirisisme, pandangan aliran konvergensi hukum -hukum yang mengatur pertumbuhan manusia : pertumbuhan adalah
kuantitatif serta kualitatif, pertumbuhan mencakup dua aspek perubahan,
pertumbuhan merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan teratur, tempo
pertumbuhan adalah tidak sama, taraf perkembangan berbagai aspek pertumbuhan
adalah berbeda – beda, kecepatan serta pola pertumbuhan dapat dimodifikasi oleh
kondisi – kondisi di dalam dan diluar badan hukum
– hukum yang mengatur pekembangan manusia: perkembangan adalah kulitatif,
perkembangan sangat dipengaruhi oleh proses dan hasil dari belajar, usia itu
mempengaruhi perkembangan, masing – masing individu mempunyai tempo
perkembangan yang berbeda – beda, perkembangan di pengaruhi oleh heraditas dan
lingkungan. Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan selalu
berkembang, dan selalu dihadapkan pada perubahan zaman. Untuk itu, mau tak mau
pendidikan harus didisain mengikuti irama perubahan tersebut, apabila
pendidikan tidak didisain mengikuti irama perubahan, maka pendidikan akan
ketinggalan dengan lajunya perkembangan zaman itu sendiri.
E. Daftar Pustaka
Dalyono, M. 2012. Psikologi
pendidikan. Jakarta : Rieneka Cipta.
Djamarah Bahri, Syamsul. 2011. Psikologi
Belajar. Jakarta : Rieneka Cipta.
Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta :Kencana
Prenada Media Group
Soemanto, Wasty.2012. Psikologi
Pendidikan . Jakarta : Rieneka Cipta
Syah, Muhibbin. 2014. Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta : Raja Grafindo Persada
Wahab, Rohmalina. 2014. Psikologi Belajar. Palembang : Grafika
Telindo Press
[1]Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rieneka
Cipta, 2012), Hal. 42-43
[7]Muhibbin Syah, Telaah Singkat Perkembangan
Peserta Didik, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2014), hal.18
[16]Yudrik Jahja, Psikologi
Perkembangan, (Jakarta : Kencana
Prenada Media Group,2011), hal. 203
[18]Ibid.,
Harrah's Cherokee Casino & Hotel - MapYRO
BalasHapusHarrah's Cherokee Casino & Hotel 토토 사이트 추천 is located in Murphy at 3475 N. This property 경상북도 출장마사지 features 경산 출장샵 over 1,500 slots 서귀포 출장샵 and 21 table 삼척 출장마사지 games.