Kamis, 21 Juli 2016

Kel. 5 Ontologi, Epitimologi, dan Aksiologi dalam Pendidikan Islam



Ontologi, Epitimologi, dan Aksiologi dalam Pendidikan Islam

A.    Pendahuluan

            Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang berlandaskan atas dasar-dasar ajaran Islam, yakni Al Qur'an dan Hadits sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat Islam. Melalui pendidikan inilah, kita dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan ketentuan Al-Qur’an dan As-sunnah. Sehubungan dengan hal tersebut, tingkat pemahaman, penghayatan, dan pengamalan kita terhadap ajaran Islam sangat tergantung pada tingkat kualitas pendidikan Islam yang kita terima.
            Pendidikan Islam di Indonesia seringkali berhadapan dengan berbagai problematika. Sebagai sebuah sistem, pendidikan Islam mengandung berbagai komponen antara satu dengan yang lain saling berkaitan. Akan tetapi, seringkali dilakukan apa adanya, tanpa perencanaan dan konsep yang matang. Sehingga mutu pendidikan Islam kurang berjalan sesuai yang diharapkan.
            Menyikapi hal itu, pendidikan Islam berupaya mengatasi masalah tersebut untuk dengan mengetahui hakikat, cara, kandungan nilai-nilai yang hendak dicapai dalam tujuan pendidikan Islam. Kajian pendidikan Islam dari segi ontologi, epistemologi, dan aksiologi memberikan manfaat besar bagi kita sebagai calon pendidik. Oleh karena itu, pada buku ini akan dibahas pendidikan Islam dalam lingkup ontologi, epistimologi, dan aksiologi.


B.     Ontologi Pendidikan Islam

            Ontologi pendidikan Islam membahas dasar atau hakikat substansi dan pola organisasi pendidikan Islam. Secara ontologis, Pendidikan Islam adalah hakikat dari kehidupan manusia sebagai makhluk berakal dan berfikir. Jika manusia bukan makluk berfikir, tidak ada pendidikan. Selanjutnya pendidikan sebagai usaha pengembangan diri manusia, dijadikan alat untuk mendidik.[1]
            Kajian ontologi ini tidak dapat dipisahkan dengan Sang Pencipta. Allah telah membekalkan beberapa potensi kepada kita untuk berfikir.
            Tiga kata kunci tentang pendidikan Islam, yaitu:[2]
1.      Ta’lim,  kata ini telah digunakan sejak periode awal pelaksanaan pendidikan Islam. Mengacu pada pengetahuan, berupa pengenalan dan pemahaman terhadap segenap nama-nama atau benda ciptaan Allah. Rasyid Ridha, mengartikan ta’lim sebagai proses transmisi berbagai Ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu.
2.      Tarbiyah, kata ini berasal dari kata Rabb, mengandung arti memelihara, membesarkan dan mendidik yang kedalamannya sudah termasuk makna mengajar.
3.      Ta’dib, Syed Muhammad Naquib al-Attas mengungkapkan istilah  yang paling tepat untuk menunjukan pendidikan Islam adalah al-Ta’dib, kata ini berarti pengenalalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia (peserta didik) tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan.
            Dari ketiga kata kunci di atas, berbagai pakar telah merumuskan tentang pendidikan Islam, sebagai berikut:[3]
1.      Ahmad. D. Marimba mengatakan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.
2.      Saefuddin Anshari mengatakan pendidikan Islam adalah proses bimbingan (pimpinan, tuntutan, susulan) oleh subjek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan dan kemauan, intuisi, dsb).
3.      M. Yusuf al Qardawi mengatakan bahwa pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya.
4.      Ahmad Tafsir mendefinisikan pendidikan Islam sebagai bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
            Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu sistem yang dapat mengarahkan kehidupan peserta didik sesuai dengan ideologi Islam.
            Ada tiga dasar yang menjadi sumber ajaran dan pendidikan dalam Islam, yaitu:[4]
1.      Al-Qur’an
            Al-Qur’an merupakan sumber kalam Allah yang telah diwahyukan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW. Untuk seluruh umat manusia. Al-Qur’an merupakan petunjuk yang lengkap, pedoman bagi manusia yang melipui segala aspek kehidupan manusia dan bersifat universal.
            Al-Qur’an merupakan kitab Allah yang lengkap bagi pengembangan kebudayaan umat manusia. Di dalam Al-Qur’an, tercermin sumber pendidikan yang lengkap, baik pendidikan kemasyarakatan, akhlak, spiritual, material, maupun alam semesta.
2.      Al-Hadits (Al-Sunnah)
            Al-Hadits merupakan jalan atau cara yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan kehidupannya melaksanakan dakwah Islam. Contoh yang diberikan oleh beliau ada tiga bagian, yakni hadits qauliyat (berisi ucapan dan pernyataaan Nabi Muhammad SAW), hadits fi’liyat (berisi tindakan dan perbuatan yang pernah dilakukan Nabi), dan hadits taqririyat (persetujuan Nabi Muhammad atas tindakan dari peristiwa yang terjadi). Jadi, hadits adalah perkataan, perbuatan dan persetujuan Nabi atas tindakan dan peristiwa yang terjadi.
            Dalam posisi dan fungs hadits sebagai sumber pendidikan Islam yang utama setelah Al-Qur’an, eksistensinya merupakan sumber inspirasi ilmu pengetahuan yang berisikan keputusan dan penjelasan Nabi dari pesan-pesan Ilahiyah yang tidak terdapat dalam Al-Qur’an, maupun sebagai rincian bagi Al-Qur’an`
3.      Ijtihad
            Ijtihad merupakan proses penggalian dan penetapan hukum syari’ah yang dilakukan oleh para mujtahid muslim, guna memberikan jawaban persoalan umat yang ketentuan hukumnya secara syari’ah tidak terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits.
            Ijtihad di bidang pendidikan harus tetap bersumber pada Al-Qur’an dan hadits., dan tidak boleh bertentangan dengan keduanya serta harus mengikuti kaidah-kaidah yang di atur oleh para mujtahid. Ijtihad harus berhubungan langsung dengan kebutuhan hidup di suatu tepat dan pada kondisi dan situas tertentu. Teori-teori pendidikan baru hasil ijtihad harus dikaitkan dengan ajaran Islam dan kebutuhan hidup manusia.
            Dengan demikian secara ontologis pemahaman terhadap pendidikan Islam tidak dapat dipisahkan dengan Allah selaku Pencipta manusia. Karena pendidikan Islam ditujukan pada terbentuknya kepribadian Muslim yang dapat memenuhi hakikat penciptaannya, yakni menjadi Pengabdi Allah dengan Al-Qur’an, Hadits, dan Ijtihad sebagai landasan atau dasarnya.

C.    Epistemologi Pendidikan Islam

            Epistemologi pendidikan Islam membahas seluk beluk dan sumber-sumber pendidikan Islam. Dalam epistemologi ini lebih menekan kepada cara memperoleh objeknya, yaitu dengan pendekatan dan metode.
            Pendekatan dalam teori pendidikan Islam berarti suatu usaha pendidik yang dilakukan secara sistematis baik dari segi metode maupun teknik dalam menjalin hubungan dengan peserta didik, untk mencapai tujuan pendidikan Islam[5]
            Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, di antaranya:[6]
1.      Pendekatan Filosofis
            Pendekatan ini digunakan dalam konteks pandangan filsafat yang mengacu pada hakikat penciptaan manusia. Peserta didik diharapkan dapat menggunakan pemikiran seluas-luasnya, dengan tidak melupakan nilai Ilahiyah.
2.      Pendekatan Induksi
            Induksi merupakan cara berpikir di mana ditarik kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual
3.      Pendekatan Deduksi
            Deduksi adalah cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum, ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.
4.      Pendekatan sosial
            Peserta didik diharapkan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan cara menyesuikan diri dengan baik dalam lingkungannya dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Islami.
            Ada pula beberapa metode yang dapat digunakan dalam proses pendidikan Islam, di antaranya:[7]
1.      Metode Kisah (Cerita)
            Metode kisah adalah suatu cara dalam menyampaikan materi peljaran dengan menuturkan secara kronologis tentang bagaimana terjadinya suatu hal baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekan saja
2.      Metode Ceramah
            Metode ceramah berarti suatu metode pndidikan yang digunakan pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran secara lisan kepada peserta didik.
3.      Metode Tanya Jawab (Dialog)
            Metode tanya jawab adalah metode yng digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan materi pendidikan dengan melakukan suatu pertanyaan kepada peserta didik dan mereka menjawab, atau sebaliknya.
            Jadi, epistemologi Pendidikan Islam merupakan cara memperoleh objek tersebut melalui pendekatan dan metode yang digunakan oleh pendidik kepada peserta didik.

D.    Aksiologi Pendidikan Islam

            Ajaran Islam merupakan perangkat sistem nilai yaitu pedoman hidup secara Islami, sesuai dengan tuntunan Allah SWT. Aksiologi Pendidikan Islam berkaitan dengan nilai-nilai, tujuan, dan target yang akan dicapai dalam pendidikan Islam. Nilai-nilai tersebut harus dimuat dalam kurikulum pendidikan Islam, diantaranya:[8]
1.      Mengandung petunjuk Akhlak
2.      Mengandung upaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di bumi dan kebahagiaan di akhirat.
3.      Mengandung usaha keras untuk meraih kehidupan yang baik.
4.      Mengandung nilai yang dapat memadukan antara kepentingan kehidupan dunia dan akhirat.
            Menurut Abuddin Nata, tujuan pendidikan Islam, untuk mewujudkan manusia yang shaleh, taat beribadah dan gemar beramal untuk tujuan akhirat.[9]
            Muhammad Athiyah al-Abrasy mengatakan “the fist and highest goal of Islamic is moral refinment and spiritual, training” (tujuan pertama dan tertinggi dari pendidikan Islam adalah kehalusan budi pekerti dan pendidikan jiwa)”[10]
            Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.[11]
            Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Dalam surat Ad Dzariyat ayat 56: yang artinya: ”Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.
            Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan tujuan utama pendidikan Islam adalah untuk mendapatkan Ridha Allah SWT. Dengan pendidikan Islam, diharapkan lahir individu-indidivu yang baik, bermoral, berkualitas, sehingga bermanfaat bagi diri, keluaga, masyarakat, negara dan ummat manusia secara keseluruhan. Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat
            Beberapa indikator dari tercapainya tujuan pendidikan islam dapat dibagi menjadi tiga tujuan mendasar, yaitu:[12]
1.      Tercapainya anak didik yang cerdas. Ciri-cirinya adalah memiliki tingkat kecerdasan intelektualitas yang tinggi sehingga mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh dirinya sendiri maupun membantu menyelesaikan masalah orang lain yang membutuhkannya.
2.      Tercapainya anak didik yang memiliki kesabaran dan kesalehan emosional, sehingga tercermin dalam kedewasaan menghadapi masalah di kehidupannya.
3.      Tercapainya anak didik yang memiliki kesalehan spiritual, yaitu menjalankan perintah Allah dan Rasulullah SAW. Dengan melaksanakan rukun Islam yang lima dan mengejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya menjalankan shalat lima waktu, menjalankan ibadah puasa, menunaikan zakat,  dan menunaikan haji ke Baitullah.
            Aksiologi Pendidikan Islam harus mengarah kepada empat nilai, yaitu nilai kerohanian yang meliput keimanan, nilai jasmani meliputi kekuatan fisik, dan nilai emosional meliputi rasa empati, simpati, dan sebagainya, serta nilai intelektual berupa kecerdasan dan pola pikir manusia.

E.     Simpulan:

            Ontologi pendidikan Islam membahas hakekat tentang pendidikan Islam. Dirumuskan dalam tiga konsep yaitu ta’lim, tarbiyah, dan ta’dib. Pendidikan Islam merupakan suatu sistem yang dapat mengarahkan kehidupan peserta didik sesuai dengan ideologi Islam.
            Epistemologi pendidikan Islam membahas seluk beluk dan sumber-sumber pendidikan Islam. Pendidikan Islam bersumber dari Allah SWT, yaitu Al-Qur’an dan hadist sebagai landasannya.
            Aksiologi Pendidikan Islam berkaitan dengan nilai-nilai, tujuan, dan target yang akan dicapai dalam pendidikan Islam. tujuan utama pendidikan Islam adalah untuk mendapatkan Ridha Allah SWT. Dengan pendidikan Islam, diharapkan lahir individu-indidivu yang baik, bermoral, berkualitas, sehingga bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat, negara dan umat manusia secara keseluruhan. Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.


DAFTAR PUSTAKA

Basri, Hasan. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung:  Pustaka Setia.
http://jurnalpendidikan .blogspot.com.
Jalaludin. 2012. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta:  Kalam Mulia.
Nata, Abuddin. 2008. Manajemen Pendidikan. Jakata: Kencana.
Rusmaini. 2014.  Ilmu Pendidikan. Palembang: Grafika Telindo Press.


                [1]Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung:  Pustaka Setia,  2009), hlm. 18.
                [2]Jalaluddin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta:  Kalam Mulia,  2012), hlm. 124-126.
                [3]Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, (Jakata: Kencana, 2008), hlm. 43.
                [4]Rusmaini, Ilmu Pendidikan, (Palembnang: Grafika Telind Press, 2014), hlm. 18-21.
                [5]Ibid., hlm. 103.
                [6]Ibid., hlm. 104-110.
                [7]Ibid., hlm. 117-120.
                [8] Camelia Huzain, Nilai Pendidikan Islam, http://camelzain.co.id, diakses pada 7 April 2016, pukul 14.38 WIB.
                [9] Ibid., hal. 22.
                [10] Hidayatullah, Tujuan Pendidikan Islam, http://jurnalpendidikanislam.blogspot.com , diakses pada 7 April 2016, pukul 14.32 WIB.
                [11] Hidayatullah, Tujuan Pendidikan Islam, http://jurnalpendidikanislam.blogspot.com , diakses pada 7 April 2016, pukul 14.32 WIB.
                [12] Ibid., hal. 28.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar