METODE EXPLICIT INTRUCTION (PENGAJARAN LANGSUNG) AND
COOPERATIVE INTEGRATED READING (KOOPERATIF TERPADU MEMBACA DAN MENULIS )
Makalah Ini Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam
Disusun Oleh Kelompok 8:
Anggun Violita ( 1532100085)
Apri Wibowo (1532100086)
Dewi Shintawati (1532100103)
Dosen Pembimbing:
Nurlaila, S.Ag.M.Pd.i
Nurlaila, S.Ag.M.Pd.i
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan
Uin Raden Fatah Palembang
Tahun 2016/2017
A. EXPLICIT INTRUCTION (Pengajaran Langsung )
1. Sejarah
Selain itu, rosenhina, dkk
( dikutip yasa,2012) mengemukakan bahwa explicit instruction merupakan suatu
model pembelajaran secara langsung agar siswa dapat memahami serta bener-benar
mengetahui pengetahuan secara menyeluruh dan aktif dalam suatu pembelajaran.
Arend dalam trianto
(2010:41) menjelaskan bahwa model inplincit inruction disebut juga dengan
direct instruction merupakan salah satu mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang
proses mengajar siswa yang berkaitan dengan penegtahuan producedural yang
tersruktur dengan baik yang dapat di ajakan dengan pola kegiatan yang bertahap
selangkah demi selangkah.
Kemudian anurrahman
(2009:169) mengemukakan bahwa explincit instruction atau yang dikenal dengan
pengajaran langsung merupakan sustu model kegiatan terfokus pada
aktifitas-aktifitas akademik sehingga didalam implentasi kegiatan pembelajaran
guru melakukan control yang ketat terhadap kemajuan siswa, pendayaan waktu serta
iklim kelas yang dikontor secara ketat pula.
Berdasarkan
pendapat-pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa model explincit
instruction merupakan suatu pendekatan atau model pembelajaran yang dirancang
untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedur dan pengetahuan
deklaratif sehingga siswa dapat memahami serta benar-benar mengetahui
pengtahuan secara menyeluruh dan aktif dalam suatu pembelajaran dengan pola
selangkah demi selangkah.
Tujuan model pembelajaran
explicit intruction agar siswa dapat memahami serta benar-benar mengetahui
pengetahuan secara menyeluruh dan aktif dalam suatu pembelajaran. Jadi model
pembelajaran ini sangat cocok diterapkan di kelas dalam materi tertentu yang
bersifat dalil pengetahuan agar proses berpikir siswa dapat mempunyai keterampilan
procedural.
Model pembelajaran ini pertama kali di perkenalkan
oleh prosenshine dan steven pada tahun 1986. Explincit instruction menekankan
strategi demonstrasi dari guru, strategi latihan terpadu, dan praktek mandiri atau
penerapan strategi dalam belajar.
2. Langkah-langkah Explicit Instruction ( Pengajaran Langsung ) :
a)
Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa.
b)
Mendemontrasikan
pengetahuan dan keterampilan.
c)
Membimbing pelatihan.
d)
Mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik.
e)
Memberikan kesempatan untuk
pelatihan lanjutan.
3. Kelebihan model Explicit Instruction ( Pengajaran Langsung ) :
a)
Dengan model pembelajaran
langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang di terima
oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus di capai
oleh siswa.
b)
Dapat
di terapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
c)
Dapat
digunakan untuk menekan kan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang di
hadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat di ungkapkan.
d)
Dapat
menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan factual
yan g sangat tersruktur.
e)
Merupakan
cara yang efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang
eksplesit kepada siswa yang berprestasi rendah.
f)
Dapat
menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang relative
singkat yang dapat di akses secara setara oleh seluru siswa.
g)
Memungkinkan
guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata pelajaran (melalui
prestasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan dan atusiasme siswa.
4. Kelemahan Explincit Instruction
a)
Model pembelajaran langsung
bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalaui
kegiatan mendengar, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki
keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkan nya kepada
siswa.
b)
Dalam
model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal
kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya
belajaran, atau ketertarikan siswa.
c)
Karena
siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi
siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
d)
Karena guru memainkan
peran pusat dalam model ini, kesuksesan startegi pembelajaran ini bergantung
pada imege guru. Jika guru tidak tampat siap, berpengetahuan, percaya diri,
antusias, dan tersetruktur, siswa dapat menjadi bosen, teralikan perhatiannya,
dan pembelajaran mereka akan terlambat.
e)
Terdapat
beberapa bukti penelitian bahwa tingkat sstruktur dan kendali guru yang tinggi
dalam kegiatan pembelajaran yang menjadi kerakteristik modepembelajaran
langsung,
dapat
berdampak negative bterhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian,dan
keingin tahuan siswa.
B. COOPERATIVE INTEGRATED READING (CIRC) (KOOPERATIF TERPADU MEMBACA DAN MENULIS )
1. Sejarah
Meningkatkan prestasi
siswa sangat tergantung bagaiman proses belajar yang dilakukan oleh siswa itu
sendiri. Menurut Fontana dalam Suherman (2003;7) belajar adalah “ proses
perubahan tingkah laku individu yang relative tetap sebagai hasil dari
pengalaman”. Sedangkan menurut Sadiman, dkk (2009;2) menjelaskan bahwa” belajar
suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur
hidup, sejak dia masih bayi hingga keliang lahat nanti. Salah stu petanda bahwa
seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam
dirinya.Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat
pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (fisokomotor) maupun menyangkut nilai
dan sifat (afektif) “. Kemudian Slameto (2003;2) menerangkan pula bahwa”
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalan intraksi dengan lingkungannya’’. Lebih di pertegas
lagi oleh Gagne dalam mulyardi (2002;39)” belajar merupakan proses yang
memungkinkan manusia memodifikasi tingkah lakunya secara permanen, sedemikian
sehingga modifikasi yang sama tidak akan terjadi lagi pada situasi yang baru”.
Dari pendapat diatas dapat
kita simpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingka laku yang dilakukan
secara sadar, bersifat permanen, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
intraksi dengan lingkungannya, dengan kata lain seseorang dikatakan belajar apa
bila pada dirinya terjadi perubaha tingkah laku, pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan kearah yang lebih baik dibandingkan dengan sebelum ia mengalami
proses belajar. Jadi hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah laku.
Dalam hubungannya dalam
pembelajaran matematika menurut Nikson dalam Mulyardi (2002;3) mengemukakan
bahwa : “ pembelajaran matematika upaya membantu siswa untuk mengkontruksi
konsep atau prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses
internalisasi sehingga konsep dan prinsip itu terbangun kembali”.
Namun pada dasarnya
seseprang tidak mengetahui model pembelajaran yang coccok digunakan olehnya
ataupun digunakan untuk orang lain.
Menurut
Arends (2007) semua model pembelajaran memiliki struktur tugas, struktur
tujuan, dan struktur reward. Begitupun halnya dengan model pembelajaran
kooperatif. Sruktur tugas melibatkan cara pelajaran diorganisasiakan dan jenis
pekerjaan yang diperintahkan kepada siswa. Struktur tujuan mengacu pada
banyaknya interdependensi yang dibutuhkan dari siswa ketika mereka melaksanakan
tugasnya sedangkan struktur reward tergantung dari struktur tujuan dari
pembelajaran tersebut.
2. Langkah-langkah CIRC (Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis ) :
a)
Siswa dibentuk kelompok 4-5
orang secara heterogen.
b)
Guru
memberikan wacana atau kliping yang sesuai dangan pembelajaran.
c)
Siswa
bekerjasama saling membacakan dan menemukan jawaban atau ide pokok dari pemasalahan
yang tersedia kemudian memberikan tanggapan terhadap wacana atau kliping
tersebut dan ditulis diselembar kertas.
d)
Siswa
mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.
e)
Guru
memberikan penguatan.
f)
Guru dan siswa membuat
kesimpulan secara bersama-sama.
g)
Penutup
(Suprijono,2009:130).
3. Kelebihan CIRC
a)
Dalam proses belajar
mengajar, siswa dapat memberikan tanggapannya secara bebas.
b)
Siswa
dilatih untuk dapat berkerjasama dan menghargai pendapat orang lain.
c)
CIRC
amat tepat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal
pemecahan masalah.
d)
Dominasi guru dalam
pembelajaran berkurang.
e)
Siswa termotivasi pada
hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok.
f)
Para
siswa dapat memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya.
g)
Membantuh
siswa yang lemah.
h)
Meningkatkan
hasil belajar khususnya dalam menyalesaikan soal yang berbentuk pemecahan
masalah.
i)
Pengalaman
dan kegiatan belajar anak didik akan selalu relavan dengan tingkat perkembangan anak.
j)
Seluruh
kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak didik sehingga hasil belajar anak
didik dapat bertahan lebih lama.
k)
Membangkitkan
motivasi belajar,memperluas wawasan dan aspirasi guru dalam proses pembelajaran
(Suprijono,2009:131).
4. Kekurangan CIRC
a)
Pada saat dilakukan
persentasi terjadi kecenderungan hanya siswa pintar yang secara aktif tampil
menyampaikan dan gagasan.
b)
Siswa
yang pasif akan merasa bosan sebagai tanggu jawab bersama (Suprijono,2009:132).
c)
Dalam
model pembelajaran ini hanya dapat dipakai untuk pelajaran yang menggunakan
bahasa, sehingga model ini tidak dapat dipakai untuk mata pelajaran seperti
matemkatika dan mata pelajaran lain yang menggunakan prinsip menghitung.
d)
Tidak semua siswa bisa
mengerjakan dengan teliti.
e)
Adanya
pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang tampil, dan bnyak siswa
yang kurang aktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar