LINGKUNGAN PENDIDIKAN
A. Pendahuluan
Pendidikan
merupakan suatu upaya yang sangat mutlak dalam suatu kehidupan manusia, karena
pendidikan merupakan faktor penting dan bermanfaat bagi kehidupan dalam upaya
meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Kegiatan pendidikan di manapun
berlangsung dalam suatu lingkungan tertentu, baik lingkungan yang berhubungan
dengan ruang maupun waktu.
Lingkungan
memberikan pengaruh terhadap perkembangan peserta didik. Pengaruh yang
diberikan oleh lingkungan ada yang bersifat sengaja dan bersifat tidak sengaja.
Artinya lingkungan tidak ada kesengajaan tertentu di dalam memberikan
pengaruhnya kepada perkembangan anak didik[1]
Dalam
bab ini akan dibahas tentang pengertian lingkungan pendidikan, jenis-jenis
lingkungan pendidikan menurut tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan yang
terdiri dari tiga macam, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
juga lingkungan masyarakat, kemudian fungsi lingkungan pendidikan, pengaruh
pendidikan terhadap hasil belajar anak, serta perbedaan lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
B. Pengertian Lingkungan Pendidikan
Secara
fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah didalam
tubuh seperti gm pertumbuhan dan gizi, vitamin , air , zat asam, suhu ,sistem
saraf, perederan darah, pernapasan , pertumbuhan, dan kesehatan jasmani. Secara
psikologis, lingkungan mencakup segenap stimulasi yang diterima oleh individu
mulai sejak dalam konsesi, kelahiran sampai matinya. Stimulasi itu misalnya
berupa sifat-sifat “genes”, selera, keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat,
kebutuhan, kemauan, emosi dan kapasita intlektual[2]
Secara
sosio-kultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi, dan kondisi
dalan hubungannya dengan stimulasi, interaksi, dan kondisi dalam hubungannya
dengan perlakuan ataupun karya orang lain. Pola hidup keluarga, pergaulan
kelompok, pola hidup masyarakat,latihan, belajar , pendidikan , pengajaran,
bimbingan, dan penyuluhan, adalah termasuk sebagai lingkungan ini[3].
Lingkungan
secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala benda, daya,
keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakungya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mehluk hidup
lainnya. Lingkungan dibedakan menjadi lingkungan alam hayati, lingkungan alam
non hayati, lingkungan buatan dan lingkungan sosial.
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik scara aktif dapat mengembangkan
potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spritual keagamaan, emosional,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Jadi,
lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai berbagai faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai berbagai
lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian dari
lingkungan sosial[4].
C. Jenis-Jenis Lingkungan Pendidikan
a. Keluarga
Keluarga
adalah satu kesatuan sosial terkecil yang dimiliki manusia yang bertempat
tinggal dan ditandai oleh adanya kerjasama ekonomi, mendidik, melindungi dan
sebagainya. Penanaman nilai-nilai ilahiyah dilakukan terutama di rumah oleh
orang tua anak. Orang tua adalah pendidikan utama dan pertama. Utama karena
pengaruh mereka amat mendasar dalam perkembangan kepribadian anaknya; pertama
karena orang tua adalah orang pertama dan paling banyak melakukan kontak dengan
anaknya[5].
Keluarga,
dimana akan diasuh dan dibesarkan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan
perkembangannya. Terutama keadaan ekonomi rumah tangga, serta tingkat kemampuan
orang tua merawat juga sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan jasmani
anak. Sementara tingkat pendidikan orang tua besar pengaruhnya terhadap
perkembangan rohaniah anak terutama kepribadian dan kemajuan pendidikannya[6].
Pendidikan yang paling banyak diterima oleh
anak adalah dalam keluarga, oleh karena itu tugas utama keluarga dalam
pendidikan anak adalah peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup
keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar berasal dari pendidikan kedua
orang tuanya dan anggota keluarga yang lain (Indrakusuma, 1978). Keluarga juga
membina dan mengembangkan perasaan sosial anak, seperti rasa tenggang rasa,
suka menolong, hidup damai, kerjasama, kegotongroyongan, kepekaan, dan
sebagainya[7].
Orang
tua berkewajiban menanamkan akhlak al-karimah secara bertahap meliputi: 1)
memberinya dengan nama yang baik, 2) melaksanakan aqiqah, 3) menghitankan anak,
4) memberi pendidikan dan pengajaran, terutama pendidikan agama, 5) membiasakan
anak dengan akhlak mulia, 6) membiasakan anak mengerjakan salat sejak usia
dini, 7) menjodohkan dan mengawininya, 8) memberikan perlakuan yang baik dan adil kepada anak-anak[8].
Kesadaran akan tanggung
jawab mendidik dan membina anak secara terus menerus perlu dikembangkan kepada
setaip orang tua, sehingga pendidikan yang dilakukan tidak lagi berdasarkan
kebiasaan yang dilihat dari orang tua, tetapi telah berdasarkan teori-teori
pendidikan modern, sesuai dengan perkembangan zaman. Denga demikian tingkah
laku dan kualitas materi pendidikan yang diberikan dapat digunakan peserta
didik untuk menghadapi lingkungan yang selalu berubah. Bila hal ini dapat
dilakukan setiap orang tua, maka generasi mendatang telah mempunyai kekuatan
mental menghadapi globalisasi[9].
b.
Sekolah
Sekolah
adalah tempat anak belajar. Ia berhadapan dengan guru yang tidak dikenalnya.
Guru itu selalu berganti-ganti. Kasih guru kepada murid tidak mendalam seperti
kasih sayang orang tua kepada anaknya, sebab guru dan murid tidak terikat oleh
tali kekeluargaan[10].
Sekolah
disebut sebagai lembaga pendidikan formal karena diadakan di sekolah/tempat
tertentu, teratur, sistematis, mempunyai jenjang dan dalam kurun waktu tertentu
serta berlangsung, mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi,
berdasarkan aturan resmi yang telah ditetapkan[11].
Sekolah
bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya.
Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan,
diantaranya sebagai berikut[12];
1) Sekolah
membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang
baik.
2) Sekolah
memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak
dapat diberikan di rumah.
3) Sekolah
melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis,
berhitung, menggambar serta ilmu-ilmu lain sifatnya mengembangkan kecerdasan
dan pengetahuan.
4) Di
sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan benar atau
salah, dan sebagainya.
Sekolah
sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir anak, karena disekolah mereka
dapat belajar bermacam-macam ilmu pengetahuan. Tinggi rendahnya pendidikan dan
jenis sekolahnya turut menentukan pola pikir serta kepribadian anak[13].
Sekolah
yang demikian yang diharapkan mampu melaksanakan fungsi pendidikan secara
optimal, yakni mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan
martabat manusia dalam rangaka mewujudkan tujuan nasional[14].
D. Fungsi Lingkungan Pendidikan
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan
menurut Tirtarahardja (2000) adalah untuk membantu peserta didik dalam
berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik/sosial/budaya) dan
mengajarkan tingkah laku umum serta menyeleksi atau mempersiapkan individu
untuk peranan-peranan tertentu[15].
Secara
umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi
dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya
pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.
Antara lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain tidak mungkin untuk
berdiri sendiri. Terdapat hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antar
lingkungan pendidikan[16].
E. Pengaruh Pendidikan Terhadap Belajar Anak
Pengaruh
lingkungan terhadap prestasi/hasil belajar siswa hanya ada dua, yaitu
meningkatkan atau malah menurunkan prestasi siswa
itu sendiri. Berikut adalah beberapa contoh lingkungan dan faktor-faktornya
yang bisa memberikan pengaruh positif maupun negatif pada siswa[17].
Ø Lingkungan Keluarga
Keluarga adalah
lingkungan sosial pertama yang dikenal oleh seorang siswa. Suasana keluarga
yang kondusif bagi siswa untuk belajar, tentu bisa meningkatkan prestasi siswa
itu sendiri. Sebaliknya, bila dalam keluarga itu sendiri tercipta suasana yang
tidak mendukung siswa untuk belajar, tentu saja prestasi siswa di sekolah tidak akan bagus.
Berikut
adalah beberapa tips agar siswa semangat belajar dari segi lingkungan keluarga.
1)
Sebaiknya orang tua atau
saudara, selalu memberi semangat dan motivasi dalam
bentuk apapun agar siswa menjadi giat belajar.
2)
Kehidupan rumah tangga yang
harmonis juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Keadaan keluarga
dimana ayah dan ibu yang selalu bertengkar, akan membuat siswa menjadi malas
untuk belajar di rumah dan lebih memilih untuk keluar jalan-jalan untuk
mengusir rasa kesal.
3)
Orang tua yang menerapkan
disiplin pada siswa pasti akan sangat bermanfaat. Siswa akan tumbuh menjadi
anak yang disiplin dan tentu saja prestasi belajarnya akan meningkat.
Pengaruh
lingkungan terhadap prestasi belajar siswa dari segi keluarga adalah yang
paling besar. Jadi, hendaknya keharmonisan antar anggota keluarga bisa terjaga.
Ini sangat berpengaruh pada mental seorang siswa.
Ø Lingkungan Sekolah
Pengaruh
lingkungan ini terhadap prestasi belajar siswa cukup besar, karena sekolah adalah
lingkungan sosial kedua setelah keluarga yang akan dikenal oleh siswa. Berikut
ini adalah hal-hal yang akan mempengaruhi prestasi belajar siswa dari segi
lingkungan sekolah[18].
Fasilitas
sekolah yang lengkap akan membuat siswa termotivasi untuk belajar. Fasilitas yang
dimaksud misalnya perpustakaan dengan buku yang lengkap, laboratorium dengan
peralatan yang memadai, atau fasilitas komputer bila
perlu.
Teman-teman
siswa di sekolah yang punya sifat rajin atau telah
memiliki prestasi bagus, tentu akan mendorong siswa untuk meningkatkan
prestasinya dengan tujuan bisa setara atau bahkan melebihi teman-temannya.
Sekolah
yang baik adalah sekolah yang memiliki guru-guru yang
berkualitas. Mulai dari cara mengajarnya, cara memberi motivasi, atau cara
mereka memberi perhatian pada siswa-siswanya. Hal ini tentu memberi pengaruh
besar terhadap prestasi siswa.
Ø Lingkungan Pergaulan (Teman)
Pengaruh
lingkungan terhadap prestasi belajar memang sangat besar, apalagi bila
menyangkut lingkungan pergaulan siswa itu sendiri. Jika siswa bisa
memilih pergaulan yang tepat, tentu tidak masalah, tapi kadang siswa banyak
yang terjebak dalam pergaulan yang tidak baik, yang akhirnya berujung pada
penurunan prestasi sekolah.
Contohnya
bergaul dengan teman yang suka malas belajar, suka bermain game, teman dengan
gaya hidup mewah yang melupakan pendidikan, dan masih banyak lagi. Hal-hal negatif seperti itu
hanya akan membuat siswa menjadi lupa akan kepentingan belajar.
Untuk
menghindari hal-hal seperti ini, perhatian orang tua sebagai orang terdekat dengan siswa
sangatlah diperlukan. Perhatikan putra-putri Anda setiap saat, perhatikan
bagaimana perkembangan mereka di sekolah, perhatikan juga siapa saja
teman-temannya, apakah mereka membawa dampak baik atau buruk.
F. Perbedaan Lingkungan Keluarga, Lingkungan Sekolah dan Lingkungan Masyarakat
Supaya
dapat diinsansi betapa eratnya hubungan antar ketiga lingkungan tersebut serta
saling mempengaruhi atas pendidikan anak-anak, perlu kiranya hal itu kita
selidiki lebih lanjut yaitu sebagai berikut[19]:
Ø Perbedaan pertama ialah rumah atau lingkungan keluarga, yakni
lingkungan pendidikan yang sewajarnya.
Sudah
sewajarnya bahwa keluarga, terutama orang tua, memelihara dan mendidik
anak-anaknya dengan rasa kasih sayang. Perasaan kewajiban dan tanggung jawab
yang ada pada orang tua untuk mendidik anak-anaknya timbul dengan sendirinya,
secara alami, tidak karena dipaksa atau disuruh orang lain.
Sedangkan
sekolah adalah buatan manusia. Sekolah didirikan oleh masyarakat atau negara
untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarga yang sudah tidak mampu lagi memberi
bekal persiapan hidup bagi anak-anaknya.
Guru
sebagai pendidik adalah lain dari orang tua. Orang tau menerima tugasnya
sebagai pendidik dari tuhan atau karena kodratnya. Guru menerima tugas dan
kekuasaan sebagai pendidik dari pemerintah atau negara.
Sedangkan
masyarakat adalah bagaimana anak itu bisa mempertimbangkan pergaulannya dengan
teman yang sebaya yang tidak terlalu melampaui batas.
Ø Perbedaan kedua ialah perbedaan suasana
Kehidupan
dan pergaulan dalam lingkungan keluarga senantiasa diliputi oleh rasa kasih
sayang diantara anggota-anggotanya. Di dalamnya terdapat saling mengerti,
pesesamanya. rcaya mempercayai, bantu-membantu, dan kasih-mengasihi[20].
Sedangkan
kehidupan dan pergaulan di sekolah sifatnya lebih luas. Di sekolah harus ada
ketertiban dan peraturan-peraturan tertentu yang harus dijalankan oleh murid
dan guru. Pergaulan antara anak-anak sesamanya dan antara anak-anak dengan guru
lebih bersifat objektif dari pada pergaulan di dalam lingkungan keluarga yang
lebih diliputi oleh suasana kasih sayang yang sejati. Maka dari itu, di sekolah
anak-anak lebih tidak bebas, lebih terkekang oleh peraturan-peraturan dari pada
di dalam lingkungan keluarganya.
Ø Perbedaan ketiga ialah perbedaan tanggung jawab
Telah
dikatakan bahwa orang tua atau keluarga menerima tanggung jawab mendidik
anak-anaknya dari tuhan atau karna kodratnya. Keluarga, yaitu orang tua,
bertanggung jawab penuh atas pemeliharaan anak-anaknya sejak mereka di
lahirkan, dan bertanggung jawab penuh atas pendidikan watak anak-anaknya. Bagaimana
seharusnya anak-anak itu berbuat, bertingkah laku, berkata-kata, dan
sebagainya, terutama bergantung kepada teladan dan pendidikan yang dilakukan
oleh keluarganya.
Sedangkan
sekolah (guru-guru) lebih merasa bertanggung jawab terhadap pendidikan intelek
(menambah pengetahuan anak) serta pendidikan keterampilan (skills) yang
berhubungan dengan kebutuhan anak itu untuk hidup di dalam masyarakat nanti,
dan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat pada waktu itu.
Jelaslah
sekarang bagi kita bahwa sebenarnya tugas orang tua atau keluarga dan sekolah
hampir bersamaan: keduanya melaksanakan pendidikan keseluruhan dari anak.
Perbedaannya hanyalah yang satu lebih menitik beratkan kepada salah satu segi
pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya masing-masing.
Sedangkan
masyarakat yaitu anak harus mempertanggung jawabkannya sendiri apa yang
dilakukannya dengan tinjauan dan persetujuan dari orangtua terlebih dahulu .
Ø Kerjasama antara Keluarga dengan sekolah dan masyarakat
Keluarga
dan sekolah sama-sama mendidik anak-anak, baik jasmani maupun rohaninya,
sama-sama melakukan pendidikan keseluruhan dari anak. Dengan adanya kerja sama
itu orang tua akan dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari guru dalam
hal mendidik anak-anaknya. Sebaliknya, para guru dapat pula memperoleh
keterangan-keterangan dari orang tua tentang kehidupan dan sifat-sifat
anak-anaknya.
Keterangan-keterangan
orang tua itu sungguh besar gunanya bagi guru dalam memberikan pelajaran dan
pendidikan terhadap murid-muridnya. Juga dari keterangan-keterangan orang tua
murid, guru dapat mengetahui keadaan alam sekitar tempat murid-muridnya
dibesarkan.
Cara-cara
untuk mempererat hubungan dan kerjasama antara sekolah dan keluarga antara lain[21]:
1)
Mengadakan pertemuan dengan
orang tua pada hari penerimaan murid baru.
2)
Mengadakan surat menyurat
antara sekolah dengan keluarga.
3)
Adanya daftar nilai atau
rapor.
4)
Kunjungan guru ke rumah
orang tua murid, atau sebaliknya kunjungan orang tua murid ke sekolah.
5)
Mengadakan perayaan,
peserta sekolah atau pameran-pameran hasil karya murid-murid.
6)
Mendirikan perkumpulan orang
tua murid dan guru (POMG).
G. Kesimpulan
Lingkungan
pendidikan dapat diartikan sebagai berbagai faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap praktek pendidikan. Lingkungan pendidikan sebagai berbagai lingkungan
tempat berlangsungnya proses pendidikan, yang merupakan bagian dari lingkungan sosial.
Jenis-jenis lingkungan
pendidikan ada tiga, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat. Keluarga adalah satu kesatuan sosial terkecil yang
dimiliki manusia yang bertempat tinggal dan ditandai oleh adanya kerjasama
ekonomi, mendidik, melindungi dan sebagainya. Sekolah disebut sebagai lembaga
pendidikan formal karena diadakan di sekolah/tempat tertentu, teratur,
sistematis, mempunyai jenjang dan dalam kurun waktu tertentu serta berlangsung,
mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi, berdasarkan aturan resmi
yang telah ditetapkan. Masyarakat dari konsep sosiologi adalah sekumpulan
manusia yang bertempat tinggal dalam suatu tempat dan saling berinteraksi
sesamanya untuk mencapai suatu tujuan. Ditinjau dari konsep pendidikan,
masyarakat adalah sekumpulan banyak orang dengan berbagi ragam kualitas diri
mulai dari yang tidak berpendidikan sampai kepada yang berpendidikan tinggi.
Masyarakat terdiri atas berbagai kelompok, yang besar maupun kecil bergantung
pada jumlah anggotanya. Nasution membedakan atas kelompok primer dan kelompok
sekunder.
Secara
umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam interaksi
dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya
pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.
Antara lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain tidak mungkin untuk
berdiri sendiri. Terdapat hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antar
lingkungan pendidikan.
Pengaruh lingkungan terhadap
prestasi/hasil belajar siswa hanya ada dua, yaitu meningkatkan atau malah menurunkan
prestasi siswa
itu sendiri.
Perbedaan Lingkungan Keluarga, Lingkungan
Sekolah dan Lingkungan Masyarakat ada tiga, yaitu:
Ø Perbedaan pertama ialah
rumah atau lingkungan keluarga, yakni lingkungan pendidikan yang sewajarnya.
Ø Perbedaan kedua ialah
perbedaan suasana
Ø
Perbedaan ketiga ialah perbedaan tanggung jawab
H. Daftar Pustaka
Dalyono.
2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Rusmaini. 2014. Ilmu Pendidikan. Palembang: Grafika
Telindo Press
Sudiyono. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT
Rineka Cipta
http://masimamgun.blogspot.co.id/2012/05/lingkungan-pendidikan.html,
tanggal 2 april jam 20:51
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/pengertian-fungsi-dan- jenis-lingkungan-pendidikan/, tanggal 2 april 2016, jam 20:50
http://blogrofika.blogspot.co.id/2014/12/fungsi-dan-jenis-lingkungan- pendidikan.html, tanggal 2 april 2016 jam 20:55
[1]http://masimamgun.blogspot.co.id/2012/05/lingkungan-pendidikan.html,
tanggal 2 april jam 20:51
[2]Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2012) hlm. 129-130
[4]https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/pengertian-fungsi-dan-jenis-lingkungan-pendidikan/,
tanggal 2 april 2016, jam 20:50
[5]Rusmaini, Ilmu Pendidikan, (Palembang: Grafika Telindo Press, 2014) hlm. 43
[6]Dalyono. Op.Cit., hlm. 130
[7]http://masimamgun.blogspot.co.id/2012/05/lingkungan-pendidikan.html,
tanggal 2 april jam 20:51
[8]Rusmaini, Op.Cit., hlm. 44
[10]Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009) hlm. 160
[11]Rusmaini, Loc.Cit
[12]https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/pengertian-fungsi-dan-jenis-lingkungan-pendidikan/,
tanggal 2 april 2016, jam 20:50
[13]Dalyono, Op.Cit., hlm. 131
[14]http://blogrofika.blogspot.co.id/2014/12/fungsi-dan-jenis-lingkungan-pendidikan.html,
tanggal 2 april 2016 jam 20:55
[15]http://masimamgun.blogspot.co.id/2012/05/lingkungan-pendidikan.html,
tanggal 2 april jam 20:51
[16]http://blogrofika.blogspot.co.id/2014/12/fungsi-dan-jenis-lingkungan-pendidikan.html,
tanggal 2 april 2016 jam 20:55
[17]http://blogrofika.blogspot.co.id/2014/12/fungsi-dan-jenis-lingkungan-pendidikan.html,
tanggal 2 april 2016 jam 20:55
[18]http://blogrofika.blogspot.co.id/2014/12/fungsi-dan-jenis-lingkungan-pendidikan.html,
tanggal 2 april 2016 jam 20:55
[19]http://blogrofika.blogspot.co.id/2014/12/fungsi-dan-jenis-lingkungan-pendidikan.html,
tanggal 2 april 2016 jam 20:55
[20]http://blogrofika.blogspot.co.id/2014/12/fungsi-dan-jenis-lingkungan-pendidikan.html,
tanggal 2 april 2016 jam 20:55
[21]http://blogrofika.blogspot.co.id/2014/12/fungsi-dan-jenis-lingkungan-pendidikan.html,
tanggal 2 april 2016 jam 20:55
Tidak ada komentar:
Posting Komentar